Semua Bab DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT: Bab 151 - Bab 160

263 Bab

Bab 151

Fery kembali ke Suniagara keesokan harinya. Meski lelah dia paksakan juga karena Amanda tak mau kehadirannya di sana. lelaki itu memilih untuk beristirahat di rest area sembari menuju perjalanan pulang. Meski sakit, dia harus menerima keputusan Amanda yang bersikukuh ingin bercerai.Awalnya memang susah untuk Fery memejamkan matanya. Namun, karena saking lelahnya akhirnya dia terlelap juga saat istirahat di rest area. Jika dia memaksakan untuk melanjutkan perjalanan, Fery takut justru akan membahayakan keselamatannya.Amanda hadir dalam mimpinya. Wanita itu pergi dengan lelaki bernama Denis saat putusan pengadilan diputuskan. Amanda tertawa renyah, begitupun dengan Denis yang menertawakannya seolah mengejek.“Mandaaa!” Fery meneriakan nama sang istri dalam tidurnya hingga dia terbangun dengan peluh yang membasahi wajah. Napasnya tersengal. Rasanya begitu sakit saat mengingat mimpi tadi. Mimpi yang serasa nyata.“Oh my God. Amanda, kenapa harus semenyakitkan ini saat aku kehilanganmu,”
Baca selengkapnya

Bab 152

Yuni pergi ke kota diam-diam dengan sepeda motornya. Dia janjian dengan lelaki itu di sebuah kafe.Saat tiba di tempat yang dijanjikan, Yuni melihat motor yang dulu sering mengatar jemputnya. Motor yang sejujurnya sudah jelek dan karena kemiskinan lelaki itu Yuni meninggalkannya.Yuni celingak celinguk mencari keberadaan Yadi. Lalu, di pojokan sana dia melihat lelaki tinggi kurus dengan hoodie hitam sedang duduk sambil memainkan ponselnya.“Ah, itu dia,” gumam Yuni lantas menghampiri sang mantan kekasih.“Hai,” sapa Yuni saat sudah berada dekat dengan meja di mana Yadi berada. Lelaki itu sontak mengangkat wajahnya dan tersenyum semringah.“Hai, Yuni,” katanya sambil berdiri dan mengulurkan tangan. Yuni pun mmebalasnya. Mereka kemudian duduk kembali dan Yadi menawarkan sesuatu untuk dipesan.“Hmmm ….” Yuni membolak balik buku menu untuk melihat makanan apa yang kira-kira cocok di lidahnya. Sementara itu sang lelaki memperhatikan dengan rasa khawatir jika Yuni memesan sesuatu yang mahal
Baca selengkapnya

Bab 153

Saking lelahnya, akhirnya Fery terlelap juga di kamarnya. Meski tadi pikirannya tetap tertuju pada Amanda yang menasihatinya secara gamblang tentang pilihannya menikahi Yuni. Namun, tubuhnya tetap saja butuh istirahat.Cukup lama dia tertidur, karena semalam dia sama sekali tidak tidur. Hingga hampir magrib dia baru bangun. Itu pun karena mendengar keributan dari luar. Yuni pulang sambil marah-marah karena di jalan tadi ada yang menyerempetnya.“Memangnya kamu dari mana?” tanya Fery dengan wajah yang masih terlihat ngantuk. Yuni masih menggerutu sambil merengek karena tangannya terluka.“Aku habis jalan-jalan nyari baju buat kuliah nanti. Eh, di jalan ada ibu-ibu yang nyalip. Dasar emak-emak!” umpat Yuni dengan bibir mencucu.Fery menggelengkan kepalanya. Dia akhirnya meminta Suci untuk mengambilkan air hangat juga obat merah untuk mengobati istrinya.Saat membersihkan luka itu, Fery kembali teringat dengan kata-kata Amanda, jika dia sendiri yang memilih Yuni untuk menjadi istrinya. K
Baca selengkapnya

Bab 154

Yuni berulang kali bertemu dengan Yadi hanya untuk melakukan hal tak senonoh itu. Dia sengaja agar bisa segera hamil dan membuat Fery menerima dirinya dan melepaskan Amanda. Mereka bahkan bisa bertemu dan berhubungan badan seminggu dua kali.Yadi mulai mencari tahu alamat baru Yuni yang sekarang. Dia sengaja mengikuti Yuni saat wanita itu pulang dari kontrakannya. Yadi sangat penasaran tentang pekerjaan Yuni sekarang, karena wanita yang kini kembali menjadi pacarnya itu punya banyak uang.Dia kaget saat melihat dari kejauhan, jika Yuni masuk ke sebuah rumah bagus dan besar. Dia memicingkan matanya berusaha mencari tahu apa yang dilakukan Yuni di sana. Yadi mengira jika pacarnya itu mungkin saja bertamu ke rumah seseorang, tetapi saat melihat Yuni masuk tanpa mengetuk pintu, Yadi merasa yakin jika itu adalah rumah Yuni.“Lihat-lihat apa, Kang?” tanya seseorang yang kebetulan lewat dan melihat Yadi memperhatikan rumah Fery dari kejauhan.“Eh, i-itu, Pak, saya lagi ngeliatin pacar saya,”
Baca selengkapnya

Bab 155

Yadi menyungging senyum bahagia karena dia djanjikan diterima kerja di rumah sakit, tinggal mengumpulkan persyaratan. Surat lamaran juga CV dan yang lainnya. Rumah sakit itu memang sedang membutuhkan bagian cleaning serivice, karena beberapa orang mengundurkan diri. Yadi bahkan diminta untuk memulai bekerja di esok hari sebagai percobaan selama satu minggu.“Aku akan mencari tahu kenapa kamu melakukan ini, Yun. Aku tidak mau sampai dua kali kehilanganmu,” gumam Yadi lalu kembali pulang ke kontrakannya. Dia harus segera menyiapkan persyaratan untuk dibawa esok hari sambil masuk kerja.Sementara itu Yuni yang melihat suaminya pulang untuk makan siang, dia begitu bahagia. Setelah Suci kembali bekerja, rumah memang menjadi bersih, rapih dan selalu ada makanan enak. Walaupun Suci diperintahkan Amanda untuk mengurusi Fery saja, tetapi gadis itu tak bisa membiarkan Yuni dan Narsih kelaparan.“Kamu mau makan sekarang, Mas? Atau … mau sesuatu yang lain dulu?” tanya Yuni dengan delikan manja. D
Baca selengkapnya

Bab 156

Yadi masuk kerja pagi-pagi sekali. Dia langsung menyerahkan surat lamaran beserta persyaratan lainnya pada kepala GA. Di hari pertamanya dia langsung mengikuti salah satu cleaning service lain untuk belajar. Sebagai orang yang sudah terbiasa bekerja kasar, tidak sulit bagi Yadi untuk mengerjakannya. Di hari pertama juga dia sudah bisa mengikuti semua tugas yang diberikan.“Kerja kamu bagus, Yad. Pak Gondo pasti nerima kamu. Nggak cuman percobaan,” ujar salah satu cleaning service yang dari pagi mengajarinya.“Syukurlah kalau begitu. Aku seneng bisa bekerja di sini,” jawab Yadi dengan senyum bahagia. Jika benar dia diperpanjang untuk bekerja di sini, misinya untuk mengetahui soal Yuni akan tercapai.“Iya, aku juga betah, karena yang punya rumah sakit ini baik banget. Dokter Radit dan Dokter Fery, keduanya suka ngasih uang atau makanan kalau nggak sengaja lewat dan melihat kami bekerja.”“Oh, jadi Dokter Fery itu yang punya rumah sakit ini ya, To?” tanya Yadi begitu penasaran. Semakin
Baca selengkapnya

Bab 157

Sesuai dugaannya, Yuni memang sudah menunggu di depan kontrakan kecil dan kumuh itu dengan muka masam.“Udah lama, Yun?” Yadi berpura-pura tidak tahu.“Lumayan. Kamu dari mana dulu?” Yuni balik bertanya.“Ini, aku beli nasi goreng dulu.” Yadi menunjukan bungkusan kantong keresek yang dia bawa. “Kita makan dulu, yuk,” ajaknya, lalu membuka pintu kontrakan.Yuni pun ikut masuk dan duduk di karpet plastik, menunggu Yadi membawakan piring. Mereka lalu makan bersama. Entah kenapa, rasanya jauh lebih nikmat ketimbang makan di rumah dengan melihat wajah Fery yang tak bersahabat.Yadi sesekali mencuri pandang, memperhatikan Yuni yang makan dengan lahap. Padahal Yadi yakin jika di rumah suaminya, Yuni bisa makan yang jauh lebih baik.Tak perlu waktu lama, mereka menghabiskan sebungkus nasi goreng itu hingga tandas tak bersisa. Sayang, Yadi memang hanya membeli satu bungkus saja. Memang itu yang mampu dia beli saat ini.“Kamu masih laper, ya, Yun?” tanya Yadi. Walaupun benar, tetapi Yuni tak me
Baca selengkapnya

Bab 158

“Apa? Yuni hamil? sejak kapan?” Fery tersentak kaget. sebenci-bencinya dia pada Yuni, tapi Fery tak akan menelantarkan seorang anak.“Oh … jadi kamu belum bilang sama suami kamu, Yun?” Narsih menoleh pada anaknya dan mengedip-ngedipkan matanya.Yuni melotot. Dia tak menyangka jika sang ibu bisa mencetuskan ide konyol itu. bagaimana jika sang suami meminta untuk mengetesnya. Namun, Narsih lagi-lagi mengedipkan mata memberikan isyarat agar Yuni ikut bersandiwara. Dia juga mencubit kaki Yuni agar otaknya mulai berpikir.“Oh, iya. aku memang belum bilang, soalnya Mas Fery terlalu sibuk sama Mbak Manda, Bu.”“Jadi … kamu beneran hamil, Yun?” tanya Fery mendekati istrinya.“I-iya, Mas,” jawab Yuni gugup, karena dia sendiri belum tau apakah sudah hamil atau belum.Fery menelan salivanya yang mendadak pahit. Rencananya untuk segera bercerai dengan Yuni justru akan terhambat. Dia mengingat-ngingat kapan terakhir kali berhubungan dengan istri keduanya itu. Rasanya sudah lama sekali dia tak meny
Baca selengkapnya

Bab 159

“Hei, siapa itu?” Narsih gegas ke luar untuk melihat siapa yang barusan menjatuhkan benda. Namun nihil tak ada siapapun di sana.“Apa mungkin Mas Fery, Bu?” tanya Yuni yang celingukan ke sekelilingnya. Namun, tak terlihat siapapun.“Nggak tau juga. Tapi kalau Fery, mungkin dia sudah melabrak kita kalau beneran dia dengar percakapan kita.”“Iya, lagian Mas Fery kayaknya udah ke kamar.”Keduanya saling tatap dengan beribu dugaan.“Suci?” keduanya menyebut nama itu berbarengan. Mereka kemudian berlari ke arah kamar Suci dan menggedornya.“Suci, Suci! Buka!” teriak Yuni.Di dalam sana, gadis yang tadi menguping itu sedang gemetar ketakutan. Dia benar-benar tak menyangka jika Yuni dan Narsih bisa sejahat itu.Untungnya tadi dia langsung lari saat menyenggol vas bunga yang terbuat dari kayu. Kemudian dia menutup diri dengan selimut.“Dobrak aja,” ucap Narsih. Namun, pada saat Yuni memutar handelnya, ternyata pintu itu tidak dikunci, karena Suci memang tak sempat menguncinya.“Nggak dikunci,
Baca selengkapnya

Bab 160

“Siapa yang bilang?” tanya Fery dengan mata sesekali menoleh kea rah kamar Yuni dengan ibunya.“Mmh, Bu Narsih sama Mbak Yuni sendiri yang bilang, dan saya nggak sengaja mendengar percakapan mereka. Katanya kehamilan itu ….” Belum sempat Suci menyelesaikan kalimatnya, Yuni keburu keluar dari kamarnya dengan penampilan yang biasa. Suci pun langsung menutup mulutnya karena Fery memberi isyarat agar dia diam.“Kamu seperti yang nggak mandi, Yun?” Fery menilik Yuni dari atas sampai bawah yang terlihat tak segar. Apalagi dia semalam sudah bergumul dengan Yadi, lalu pagi ini mendadak rasanya malas mandi. Saat menyentuh air perutnya langsung mual. Sangat aneh, padahal kehamilan itu baru diketahuinya semalam.“Iya, aku males banget, Mas. Nyentuh air langsung mual. Lagian kita kan, Cuma ke rumah sakit kamu, nggak jauh dari sini. Bukan mau ke mall yang bakalan ketemu banyak orang.” Yuni terlihat malas-malasan.Fery mendengkus. Jika saja dia tak memahami ibu-ibu hamil, mungkin dia sudah mengump
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1415161718
...
27
DMCA.com Protection Status