Share

Bab 158

Penulis: Lia M Sampurno
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Apa? Yuni hamil? sejak kapan?” Fery tersentak kaget. sebenci-bencinya dia pada Yuni, tapi Fery tak akan menelantarkan seorang anak.

“Oh … jadi kamu belum bilang sama suami kamu, Yun?” Narsih menoleh pada anaknya dan mengedip-ngedipkan matanya.

Yuni melotot. Dia tak menyangka jika sang ibu bisa mencetuskan ide konyol itu. bagaimana jika sang suami meminta untuk mengetesnya. Namun, Narsih lagi-lagi mengedipkan mata memberikan isyarat agar Yuni ikut bersandiwara. Dia juga mencubit kaki Yuni agar otaknya mulai berpikir.

“Oh, iya. aku memang belum bilang, soalnya Mas Fery terlalu sibuk sama Mbak Manda, Bu.”

“Jadi … kamu beneran hamil, Yun?” tanya Fery mendekati istrinya.

“I-iya, Mas,” jawab Yuni gugup, karena dia sendiri belum tau apakah sudah hamil atau belum.

Fery menelan salivanya yang mendadak pahit. Rencananya untuk segera bercerai dengan Yuni justru akan terhambat. Dia mengingat-ngingat kapan terakhir kali berhubungan dengan istri keduanya itu. Rasanya sudah lama sekali dia tak meny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 159

    “Hei, siapa itu?” Narsih gegas ke luar untuk melihat siapa yang barusan menjatuhkan benda. Namun nihil tak ada siapapun di sana.“Apa mungkin Mas Fery, Bu?” tanya Yuni yang celingukan ke sekelilingnya. Namun, tak terlihat siapapun.“Nggak tau juga. Tapi kalau Fery, mungkin dia sudah melabrak kita kalau beneran dia dengar percakapan kita.”“Iya, lagian Mas Fery kayaknya udah ke kamar.”Keduanya saling tatap dengan beribu dugaan.“Suci?” keduanya menyebut nama itu berbarengan. Mereka kemudian berlari ke arah kamar Suci dan menggedornya.“Suci, Suci! Buka!” teriak Yuni.Di dalam sana, gadis yang tadi menguping itu sedang gemetar ketakutan. Dia benar-benar tak menyangka jika Yuni dan Narsih bisa sejahat itu.Untungnya tadi dia langsung lari saat menyenggol vas bunga yang terbuat dari kayu. Kemudian dia menutup diri dengan selimut.“Dobrak aja,” ucap Narsih. Namun, pada saat Yuni memutar handelnya, ternyata pintu itu tidak dikunci, karena Suci memang tak sempat menguncinya.“Nggak dikunci,

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 160

    “Siapa yang bilang?” tanya Fery dengan mata sesekali menoleh kea rah kamar Yuni dengan ibunya.“Mmh, Bu Narsih sama Mbak Yuni sendiri yang bilang, dan saya nggak sengaja mendengar percakapan mereka. Katanya kehamilan itu ….” Belum sempat Suci menyelesaikan kalimatnya, Yuni keburu keluar dari kamarnya dengan penampilan yang biasa. Suci pun langsung menutup mulutnya karena Fery memberi isyarat agar dia diam.“Kamu seperti yang nggak mandi, Yun?” Fery menilik Yuni dari atas sampai bawah yang terlihat tak segar. Apalagi dia semalam sudah bergumul dengan Yadi, lalu pagi ini mendadak rasanya malas mandi. Saat menyentuh air perutnya langsung mual. Sangat aneh, padahal kehamilan itu baru diketahuinya semalam.“Iya, aku males banget, Mas. Nyentuh air langsung mual. Lagian kita kan, Cuma ke rumah sakit kamu, nggak jauh dari sini. Bukan mau ke mall yang bakalan ketemu banyak orang.” Yuni terlihat malas-malasan.Fery mendengkus. Jika saja dia tak memahami ibu-ibu hamil, mungkin dia sudah mengump

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 161

    Yadi menunduk dalam. Hatinya hancur berkeping dengan semua hinaan Yuni barusan. Dulu, alasan Yuni memutuskannya karena hal yang sama. Wanita itu ingin mencari lelaki mapan, katanya. Tak ingin melanjutkan hubungan dengan lelaki tanpa masa depan.Yadi sebetulnya lelaki yang manis. Apalagi jika sedikit dipoles dengan skin care dan pakaian yang bagus. Sayangnya pekerjaan kasar membuatnya menjadi kumal.“Dengar! Aku tidak mau kalau sampai di sini ada yang tau kalau kita pernah ada hubungan. Ingat, kamu bukan siapa-siapa aku.” Yuni kembali mengancam Yadi sebelum akhirnya pergi dengan pongahnya.Wanita itu tersenyum bangga saat melihat ruang klinik tempat suaminya praktek. Dia sempat membayangkan bagaimana jika dirinya benar-benar menjadi istri dari Yadi dan hidup susah di kontrakan sepetak. Yuni memutar bola matanya.“Jangan pernah bermimpi, kamu, Yadi,” gumamnya lalu berdecih kesal. Tangan lentiknya kemudian membuka pintu klinik tanpa mengetuknya.Fery menoleh ke arah pintu, lalu meminta

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 162

    “Terima kasih banyak, Yadi. Kamu sudah menolong saya membongkar kebusukan Yuni. Eh, maaf, bukan maksud saya menghinanya.” Fery tampak salah tingkah karena telah menghina Yuni di depan lelaki yang sangat mencintai wanita itu.Yadi menggeleng pelan. “Tidak apa-apa, Pak Dokter. Semua itu memang benar. Rencana Yuni memang busuk dan saya juga tidak mendukungnya,” jawabnya tulus.“Lalu, rencana kamu ke depannya apa? apa kamu masih mau bekerja di sini?” tanya Fery.Yadi tampak bingung untuk menjawab. Dia merasa serba salah dan tak enak hati pada Fery.“Kalau kamu masih mau bekerja di sini, saya akan dukung kamu. saya juga akan menaikan gaji kamu dari yang tercantum di perjanjian kontrak. Tapi, jika kamu berencana mencari kerja lain, saya pun tak akan memaksa. Itu adalah hak kamu untuk memilih,” lanjut lelaki bersneli putih itu.“Saya juga bingung, Pak Dokter. Saya butuh pekerjaan ini.” Yadi masih terlihat bingung.“Kalau begitu, teruslah bekerja di sini, saya tidak akan melarang kamu. dan so

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 163

    Fery terbahak mendengar permintaan Yuni yang tak masuk akal itu. Dia tahu jika saat ini, mantan istrinya itu sedang memanfaatkan situasi untuk memerasnya. Namun, Fery tidak akan kalah langkah dengan kepicikan Yuni.“Boleh saja kamu menuntut rumah dan uang, tapi kita berperang di pengadilan. Kamu silakan menuntut apapun dariku. Kalau kamu bisa memenangkannya di pengadilan, aku akan berikan apapun yang kamu minta. Tapi selama kamu hanya mennggertakku dengan ancaman, jangan harap kamu bisa mendapatkan rumah ataupun uang dariku.”Fery berucap dengan tegas. Tatapannya nyalang tanpa rasa takut sedikit pun.Yuni gentar. Hatinya mulai ketar-ketir.“Kalau begitu, aku akan sebarluaskan gosip kalau kamu menikahi aku hanya karena ingin lepas dari si Tonggos itu. Aku juga mau nyebarin kalau kamu sering jahatin aku, nggak peduli sama aku, sampai aku harus mencari pelarian pada lelaki lain.”Fery kembali terbahak mendengnar ancaman Yuni itu.“Boleh. Sebarkan saja. Aku tidak takut.” Fery balik menanta

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 164

    Radit selesai melaksanakan salat, lalu melipat sajadahnya saat ponselnya bordering nyaring. Dia menautkan alisnya saat melihat di layar nama Fery terpampang.“Ada apa Fery nelpon jam segini?” gumamnya. Namun, tak urung diangkatnya juga.“Halo, Fer. Ada apa elu nelpon jam segini?” tanya Radit.“Sorry gue ganggu waktu istirahat elu, Dit. Gue cuman mau bilang kalau tadi gue usir Yuni dan ibunya dari sini. dan kemarin malam gue udah jatuhin talak sama dia.” Kalimat Fery terjeda.“Hah? Kok bisa?” Radit terperanjat kaget.“Iya, Dit. Tadi siang gue tau rahasia besar. Kebusukan Yuni yang sudah nggak bisa lagi gue tolerir. Yuni selingkuh dengan lelaki lain sampe hamil. Tapi dia mau menuduhkan kehamilan itu sebagai anak gue,” jelas Fery.“Lho, lho, gimana ceritanya ini? kalian, kan, suami istri. Ya mungkin saja kalau janin itu memang anak lu, Fer.” Radit terdnengar heran dengan penjelasan sahabatnya itu.“Ya, elu emang wajar berkata seperti itu, Dit. Tapi … gue udah lama nggak nyentuh dia. Se

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 165

    “Kalian tolong kasihani kami. Harus pergi ke mana kami mala mini?” Yuni yang tadi berdiri, langsing luruh berlutut di depan Radit juga Bu Wati sambil menangis.Melihat itu, Narsih pun melakukan hal yang sama. Dia langsung berlutut di samping Yuni sambil memohon untuk dikasihani.“Tolong kasihani kami, Nak Radit, juga Bu Wati. Ini sudah malam. kami berdua ini perempuan, bagaimana kalau nanti ada yang berbuat jahat pada kami?” Narsih merengek sambil menangkupkan kedua tangannya.Di saat memohon seperti itu, keduanya sempat saling meilirik dan mengulas senyum culas. Mereka berdua yakin jika kedua orang di hadapannya akan luluh dengan sandiwara tangisan bombay mereka.“Maaf, Bu Narsih dan juga Yuni. Kami tetap tak bisa menerima kalian di sini. kalau kalian mencari tempat berteduh, mungkin sebaiknya cari saja lelaki yang sudah menghamili Yuni. Saya yakin jika dia pasti akan menerima kedatangan kalian,” jawab Radit yang langsung membuat Yuni naik darah.Dia mendongakan wajahnya. Matanya mem

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 166

    Suci gegas ke depan saat mendengar deru mesin mobil di depan rumah. Amanda membunyikan klakson dan Suci pun melambaikan tangan.“Sebentar, Bu, Suci bukakan dulu gerbangnya,” ujar gadis berambut panjang itu lantas mengambil paying yang ada di tempatnya di sudut teras.Gadis ayu itu berlari menembus hujan dan membukakan gerbang untuk Amanda. Istri Fery itu pun lalu memasukan mobil dan memarkirnya di garasi yang memang luas, bisa untuk memarkir empat mobil.“Bu Manda,” pekik Suci yang bahagia melihat wanita yang selama ini membelanya itu datang. Dia gegas meraih tangan Amanda dan menciumnya. Amanda pun menepuk pundak Suci pelan.“Apa kabar, Bu?” tanya Suci dengan binar bahagia.“Baik, Ci. Kamu sendiri bagaimana? setelah saya pergi, mereka nggak pernah nyakitin kamu lagi, kan?” Amanda balik bertanya.“Nggak, Bu. mereka nggak berani, karena takut sama Ibu,” jawab Suci terdengar riang, bagai seorang bocah yang melihat ibunya pulang.“Baguslah. Fery ada?” tanya Amanda kemudian.“Ada, Bu. ka

Bab terbaru

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Akhir

    “Tak perlu basa basi,” jawab ibunya Hanif terlihat emosi. Dia sangat kesal karena melihat Maria yang terlihat mewah. Sementara dirinya justru terlihat kumal.“Baiklah kalau tidak boleh berbasa basi. Sepertinya kalian tetap saja sial walaupun sudah mengusir Maria.” Denis tersenyum miring.Mata Hanif langsung melotot, begitu juga dengan ibunya.“Enak aja kamu bilang kami sial. Hanif ini sekarang bekerja di perusahaan bonafid. Dia ini jadi manager,” balas ibunya Hanif dengan mata melotot.Denis tersenyum miring. “Oh ya? Benarkah? Anak Ibu bilang jadi manager?” tanyanya dengan nada mencibir.“Ya, tentu saja. Bukan begitu, Hanif?” ujar wanita paruh baya itu dengan dagu yang mendongak.“I-iya, tentu saja,” jawab Hanif tergagap.“Oh begitu. Baguslah kalau memang dia sudah jadi manager. Permisi, kami mau mencari peralatan bayi,” pamit Denis yang lalu menuntun Maria untuk memasuki toko.Istrinya Hanif pun ikut mengekor sambil menarik Hanif untuk segera masuk ke dalam toko. Namun, lelaki itu me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 262 Bertemu Hanif

    Maria tersipu malu saat bangun keesokan harinya. Dia merasa berbunga-bunga karena telah menjadi seorang istri yang utuh bagi Denis. Dia menutupi tubuhnya yang polos dengan handuk yang terserak di lantai.“Mbak, Mbak Maria.” Terdengar panggilang dari Bi Noneng.“I-iya, Bi?” Maria gegas membuka pintu itu sedikit. Ternyata wanita itu tengah menggendong Amanda yang habis menangis.“Astagfirullah, Sayang maafin Mama,” ujar Maria yang langsung membuka pintu dan mengambil Amanda dari tangan Bi Noneng.Wanita paruh baya itu tak sengaja melihat ke dalam kamar di mana ada Denis yang masih terlelap di atas kasur milik Maria.“Eh.” Maria tampak malu karena kepergok telah sekamar.Bi Noneng malah tersenyum dan mengelus pundak Maria. “Sudah sewajarnya, toh? Pak Denis itu suamimu, Mbak. Dia seperti orang gila sewaktu Mbak Maria pergi dari rumah. Dia sering melamun dan gelisah,” ucapnya.“Kalian berhak bahagia. Saya ikut senang, Mbak,” pungkasnya sebelum beranjak pergi.Maria masih terpaku setelah me

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 261 Aku Cinta Kamu

    Maria gegas menyilangkan kedua tangan pada dua area sensitifnya. Dia begitu malu dengan perlakuan Denis padanya. Maria hendak jongkok untuk mengambil lagi handuknya, tetapi tangan Denis lekas menahannya.Maria mendongak melihat pada lelaki yang menggelengkan kepalanya. Denis lalu menarik Maria agar kembali tegak berdiri.“Ba-pak, saya ….” Wajah Maria sudah merah saking malunya.“Ini bukan pertama kali kamu melakukannya, bukan? Seharusnya aku yang mesti malu, karena ini adalah hal yang pertama buatku,” ucap Denis yang semakin membuat Maria tersipu malu. Wanita itu menunduk dalam.“Saya … rasanya tidak pantas untuk Bapak. Saya ini hanya perempuan miskin pembawa sial,” ucap Maria dengan suara tercekat. Namun, Denis justru menarik dagu Maria agar kembali menatapnya.“Aku akan buktikan jika kamu adalah wanita yang penuh keberuntungan,” balas Denis dengan tatapan lekat. Dia berusaha memupuk cinta itu agar semakin subur. Maria bukan wanita yang sulit untuk dicintai. Wanita itu begitu tulus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 260 Suapi Aku

    Maria hanya diam selama perjalanan. Dengan hati terpaksa Maria ikut pulang dengan Denis. Mau bagaimana lagi, Amanda tak bisa lepas darinya. Anak itu menangis keras saat Maria menyerahkan pada Denis.Entah apa yang akan terjadi nanti, mungkin Maria akan minta Denis untuk mencarikan baby sitter baru, lalu dirinya akan meminta cerai dan pergi.Denis sesekali melirik ke samping kirinya dan melihat Maria yang memangku Amanda yang tertidur lelap.“Kamu sudah makan?” tanya Denis yang merasa kasihan sekali melihat istrinya itu begitu kurus.Maria mengangguk pelan.“Makan apa?” telisik Denis penasaran.Maria terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab, “Aku makan bubur sisa Amanda tadi.”Denis memejamkan matanyanya sejenak dan menggeleng. Pantas saja wanita itu begitu kurus, karena hanya makan makanan sisa anaknya. Lelaki itu beristigfar dalam hatinya.Benar kata Amanda, jika Maria adalah wanita terbaik yang bisa menggantikannya.“Kita makan dulu,” ujar Denis lalu membelokan mobilnya menuju sebu

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 259 Akhir Pencarian Denis

    Fery segera membuat pengumuman orang hilang dan menyebarnya di berbagai media sosial. Dia yakin cara itu akan jauh lebih mudah dilihat orang-orang saat ini.Dia juga menjanjikan akan memberi imbalan yang besar bagi yang memberikan kabar tentang keberadaan Maria seperti dulu.Fery sangat khawatir dengan nasib Amanda juga pengasuhnya itu.Maria hanya wanita lemah yang membawa seorang bayi. Dia yakin akan susah untuk mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan.Saat ini Maria sedang menyetrika di sebuah rumah. Sementara Amanda duduk sambil memainkan boneka usang yang ditemukan Maria di tempat sampah. Boneka monyet yang dia ambil dan dicuci sampai bersih, lalu dia berikan untuk mainannya Amanda.Beruntung anak itu sangat baik dan tak banyak rewel. Asal sudah kenyang maka tak akan ada lagi rengekan.Setiap hari Maria mengutamakan perutnya Amanda sebelum dia yang makan. Asalkan Amanda sudah kenyang, maka dia akan memakan sisanya, walaupun itu hanya bubur nasi.Tubuh Maria semakin kurus

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 258

    Mobil Denis meluncur cepat menuju kontrakan Fany. Dia merasa yakin jika Maria akan pergi dan menginap di sana.Denis memukuli handel stirnya saking tak sabar. Jalanan dipadati kendaraan, sehingga macet.“Sial! Kenapa malah macet segala!” rutuk Denis sangat kesal. Berulang kali dia melirik pada jam yang melingkar di tangannya, sudah hampir jam 9 malam.“Mudah-mudahan saja Maria benar ke rumahnya Fany. Kalau tidak ….” Denis bahkan tak mampu melanjutkan kalimatnya sendiri. Dia khawatir jika terjadi apa-apa pada Maria juga Amanda.Mobilnya perlahan melaju, hingga akhirnya menemukan persimpangan, Denis memilih jalan lain yang tidak macet walaupun lebih jauh.“Huuft!” Dia mengembus napas kasar. Kemacetan telah membuatnya hampir kehilangan akal sehat.“Jakarta semakin hari semakin macet aja. Mengerikan!” umpatnya kesal. Namun, sekarang mobil itu sudah melaju kencang menuju kontrakan Fany yang jaraknya tak jauh lagi.Denis memarkir mobil sembarangan. Dia membanting pintu dan melangkah cepat

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 257 Kepergian Maria

    “Bagaimana kamu bisa ada di sini?” tanya Denis terperanjat turun dari tempat tidurnya.“Aahh, semalam, kan, aku anter kamu pulang ke sini. kenapa kamu lupa?” Irene malah menguap.“Sial!’ umpat Denis yang langsung pergi ke kamar mandi.“Kamu cepat pakai baju dan pulang!” usir Denis sambil membanting pintu kamar mandinya.Irene justru semakin berleha-leha di atas tempat tidur. Namun, rasa haus menyiksa tenggorokannya. Dia lalu bangkit dan turun. Sambil celingak-celinguk dia mencari dapur. Lalu, matanya menangkap sosok Maria yang sedang menyiapkan sarapan.“Hei, kamu pembantu di sini?” tanya Irene sambil memainkan rambutnya. Maria meliriknya dengan hati yang teramat sakit. Irene hanya mengenakan pakaian seadanya.“Iya, Mbak. Mau sesuatu?” tanya Maria dengan sopan.“Aku haus,” jawab Irene yang kemudian duduk di kursi makan.“Tunggu sebentar, saya ambilkan air,” kata Maria yang berbalik menuju dapur dan tak lama kembali dengan segelas air putih.“Silakan diminum, Mbak,” ucap Maria sambil m

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 256 Mimpi

    Meski tahu jika Denis sama sekali tak menganggapnya seorang istri, tetapi bagi Maria sikap Denis yang seperti itu tetap saja keterlaluan dan melukai harga dirinya sebagai istri. Apalagi sekarang Denis sudah berani membawa wanita lain ke rumah mereka.Maria tak bisa memejamkan matanya. Hatinya gelisah memikirkan apa yang tengah dilakukan dua insan berlainan jenis itu di kamar suaminya.Amanda sudah tidur sejak tadi setelah kenyang menyusu, tetapi Maria tak bisa ikut terlelap padahal badannya sangat lelah.Maria menatap sendu pada Amanda. Jika bukan karena rasa sayangnya pada anak itu, mungkin dia sudah memilih untuk kembali melarikan diri dan menghilang saja.Maria keluar dari kamarnya dan mengendap mendekat ke kamar Denis. Ingin rasanya mendobrak pintu kamar itu dan menyuruh wanita yang datang bersama Denis itu untuk pergi. Namun, hatinya masih tak berani melakukannya.Rasa pedih dan tak berdaya membuatnya luruh dan bersimpuh di lantai dingin itu dengan air mata yang berderai.Kemudia

  • DITALAK SUAMI GARA-GARA MAKE UP PUCAT   Bab 255 Denis Berulah

    Pagi-pagi Denis seperti biasanya hendak sarapan setelah bersiap dengan setelan kerjanya. Maria sengaja menyiapkan sendiri sarapan untuk lelaki yang kini menjadi suaminya. Walaupun dia tahu jika Denis tak akan pernah menganggapnya sebagai seorang istri, tetapi bagi Maria kewajiban tetaplah kewajiban.“Ke mana Bibi? Kenapa kamu yang nyiapin sarapan?” tanya Denis sambil menarik kursi.“Mmh, ada. Bibi lagi beresin perabotan bekas masak,” jawab Maria ragu-ragu.“Lain kali biar si Bibi aja yang nyiapin sarapan. Kamu urus Amanda saja,” kata Denis.Maria mengangguk pelan tak bisa mendebat.“Ingat, pernikahan ini hanya status saja, Maria. Jangan kamu anggap serius. Tidak perlu kamu melayani aku seperti seorang istri. Mengerti?” Denis kembali mengingatkan.“Iya, pak. Saya mengerti. Tapi maaf, saya di sini hanya sebagai pelayan, karena itu saya juga berkewajiban melakukan apapun sebagai pelayan,” sahut Maria dengan suara yang parau.“Hmm, baiklah. Tapi … saya harap kamu tidak melalaikan tugas

DMCA.com Protection Status