Share

Bab 153

Saking lelahnya, akhirnya Fery terlelap juga di kamarnya. Meski tadi pikirannya tetap tertuju pada Amanda yang menasihatinya secara gamblang tentang pilihannya menikahi Yuni. Namun, tubuhnya tetap saja butuh istirahat.

Cukup lama dia tertidur, karena semalam dia sama sekali tidak tidur. Hingga hampir magrib dia baru bangun. Itu pun karena mendengar keributan dari luar. Yuni pulang sambil marah-marah karena di jalan tadi ada yang menyerempetnya.

“Memangnya kamu dari mana?” tanya Fery dengan wajah yang masih terlihat ngantuk. Yuni masih menggerutu sambil merengek karena tangannya terluka.

“Aku habis jalan-jalan nyari baju buat kuliah nanti. Eh, di jalan ada ibu-ibu yang nyalip. Dasar emak-emak!” umpat Yuni dengan bibir mencucu.

Fery menggelengkan kepalanya. Dia akhirnya meminta Suci untuk mengambilkan air hangat juga obat merah untuk mengobati istrinya.

Saat membersihkan luka itu, Fery kembali teringat dengan kata-kata Amanda, jika dia sendiri yang memilih Yuni untuk menjadi istrinya. K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status