Kematian pria berambut pirang menjadi pertanda kemenangan telak Kapten Efatta. Menyadari dirinya selamat dari maut, Alisya terduduk lemas dengan air mata yang masih mengalir. Hal yang paling menyayat hati bukan karena sang putri hampir mati di tangan pria asing, tetapi justru karena sikap dingin kapten. Padahal belum berganti hari Alisya duduk bersama kapten, meski dalam suasana hati buruk karena cemburu dengan gadis bernama Maya. "Hari ini kemenangan kembali dapat kita raih. Dengan ini aku umumkan kapal Gerakizh telah menjadi milikku." Pidato pertama Efatta setelah kemenangan disambut sorak gembira awak kapal dan para budak."Kepada para budak, kalian boleh memilih, menjadi bajak laut bersamaku atau kembali menjadi budak?" lanjut sang kapten."Bajak laut!" seru salah seorang budak, kemudian diikuti budak-budak yang lain."Aku tidak memaksa. Pilihan itu kalian ambil secara sadar, Kan?""Aye, Kapten!" Sorak gembira bergemuruh di atas kapal Gerakizh. Mungkin hanya Alisya, satu-satunya
Terakhir Diperbarui : 2021-12-21 Baca selengkapnya