Home / Fantasi / Dalam Genggaman Sang Raja / Bab 154 Sosok Ayah Bagi Efatta

Share

Bab 154 Sosok Ayah Bagi Efatta

Author: Sunny Zylven
last update Last Updated: 2021-12-16 04:36:04
Seorang bocah lelaki berlari menuju pantai. Sinar emas matahari senja menyinari kulit cokelat terang bocah berambut merah. Dengan berurai air mata bocah lelaki itu menerjang ombak.

"Ibu!" teriakan bocah terdengar emosional dan pilu.

Berkali-kali bocah berambut merah menyebut nama ibu hingga bahunya terguncang. Yah, hari ini nenek bocah lelaki meninggal dunia. Wanita tua itu adalah satu-satunya keluarga yang dia miliki lantaran ibunya pergi untuk menikah dengan seorang pegawai kerajan.

Bocah kecil berwajah putus asa terus berada di pantai hingga matahari terbenam. Seseorang mengejutkannya. Tampak seorang pria dewasa berbadan gempal, berambut hitam menyentuh dada, di kedua sisi wajah pria itu terdapat rambut berkepang kecil-kecil. Mata hitam pria itu umpama mata seekor beruang bengis.

"Apa yang kamu lakukan, Nak? Hari sudah malam." Suara lembut pria bermata hitam membuat bocah tertegun.

"Siapa kamu? Aku tidak punya apa pun untuk kuberikan kepadamu!" ucap bocah kecil kasar. Penampilan
Sunny Zylven

Saya ucapkan 'terima kasih' sebesar-besarnya kepada para pembaca setia yang telah merelakan waktu untuk membaca buku ini. Juga, merelakan uangnya untuk beli koin buku ini, menulis komentar, review, memberikan gem/vote, mengajak orang-orang untuk membaca buku ini.šŸ˜šŸ˜šŸ˜ Thanks, I ā¤ļø U. Dukungan kalian sangat berarti buat author Sunny šŸ˜

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 155 Mata-mata Di Pulau Akrizh

    "Kapten, pulau Akrizh!" pekik Roni. Efatta bergegas menyaut teropong di tangan pria bermabut pirang. Cukup lama Efatta mengintip di balik lensa teropong. "Apakah Kapten yakin akan ke sana?" bisik Roni. Mata pria itu sesaat sempat melirik ke arah Alisya."Tentu saja. Kenapa tidak?" jawab kapten santai. Alisya yang sedari beberapa hari lalu mengamati Efatta merasa semakin penasaran. Ada hal menarik apa yang tersembunyi di pulau Akrizh hingga Efatta harus menyembunyikan sesuatu dari Alisya. Sesampainya di dermaga, mata Alisya segera mengamati skitar pelabuhan dengan seksama. Sejauh mata memandang tidak ditemukan hal aneh di pelabuhan pulau Akrizh. Sangat biasa dan nyaris tidak ada yang sepesial. Karena bersemangat Alisya berjalan dengan lebih cepat dari biasanya. Bahkan, sang putri berjalan di sisi kapten, meski keduanya tidak bergandengan tangan. Hal itu Alisaya lakukan agar dapat dengan mudah mengamati setiap gerakan wajah sang kapten. "Efatta!" nyaring teriakan seorang gadis meng

    Last Updated : 2021-12-16
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab156 Membajak Kapal Pengangkut Budak

    "Alisya, kamu melamun," tegur Efatta. Memandang kapten dengan raut wajah terkejut, Alisya melanjutkan pekerjaannya mengepang rambut pria berambut merah. Akhir-akhir ini pikiran Alisya terus dibayangi gadis cantik berabut hitam. Hitam matanya seperti mengintai. Firasat sang putri mengatakan dia bukan gadis biasa. 'Siapa dia sebenarnya? Apakah hubungan mereka sebelumnya sangat spesial?' Meski begitu, sebenarnya sang putri cukup jengkel dengan dirinya sendiri karena malu untuk mengakui kecemburuannya. "Apa yang menggangu pikiranmu?" selidik Kapten."Tidak ada.""Benarkah?""Benar, Kapten.""Kalau begitu, kenapa saat di pulau Akrizh tiba-tiba kamu ingin kembali ke kapal. Bukankah kamu yang sangat berhasrat untuk melihat daratan?" sindir Kapten."Aku tidak enak badan.""Kamu tidak bisa membohongiku, Alisya! Kamu pasti cemburu!" Sebuah seringai merekah di bibir kapten."Aku tidak cemburu!""Bagaimana jika aku benar-benar berciuman dengan gadis itu di depanmu? Apa yang akan kamu lakukan?"

    Last Updated : 2021-12-18
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 157 Menjadi Buronan Kerajaan Crysozh

    "Pergi dari sini! Aku akan membunuh kalian jika berani melangkah lagi!" ancam Alisya dengan suara bergetar. Bukannya merasa takut. Ancaman Alisya justru membuat ketiga awak kapal pengangkut budak semakin bersemangat untuk mengganggu sang putri. "Jalang kecil ini berani juga!" sinis pria bermata satu."Aku penasaran, apa yang akan kapten kapal ini lakukan jika kita bermain-main sebentar dengan mainannya?" lanjut pria bermata satu."Benar, aku juga penasaran!" saut pria dengan perut buncit. 'Ayo Alisya, berpikir! Ingat, belati beracun di tanganmu bisa membunuh hanya dengan sebuah goresan!' Suara kecil di dalam kepala sang putri membisikan mantra, membuat kepercayan diri sang putri kembali meningkat. "Tunggu dulu! Sepertinya aku mengenal wajah ini?" cegah pria berambut pirang membuat pria berperut buncit dan bermata satu menoleh bersamaan."Apa kamu mengenalnya?" selidik pria bermata satu."Tidak. Tetapi aku pernah melihat wajahnya menjadi buronan di kerajaan Crysozh." Sebuah seringa

    Last Updated : 2021-12-18
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 158 Menjadi Pemilik Aset Bajak Laut

    Kematian pria berambut pirang menjadi pertanda kemenangan telak Kapten Efatta. Menyadari dirinya selamat dari maut, Alisya terduduk lemas dengan air mata yang masih mengalir. Hal yang paling menyayat hati bukan karena sang putri hampir mati di tangan pria asing, tetapi justru karena sikap dingin kapten. Padahal belum berganti hari Alisya duduk bersama kapten, meski dalam suasana hati buruk karena cemburu dengan gadis bernama Maya. "Hari ini kemenangan kembali dapat kita raih. Dengan ini aku umumkan kapal Gerakizh telah menjadi milikku." Pidato pertama Efatta setelah kemenangan disambut sorak gembira awak kapal dan para budak."Kepada para budak, kalian boleh memilih, menjadi bajak laut bersamaku atau kembali menjadi budak?" lanjut sang kapten."Bajak laut!" seru salah seorang budak, kemudian diikuti budak-budak yang lain."Aku tidak memaksa. Pilihan itu kalian ambil secara sadar, Kan?""Aye, Kapten!" Sorak gembira bergemuruh di atas kapal Gerakizh. Mungkin hanya Alisya, satu-satunya

    Last Updated : 2021-12-21
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 159 Kematian Raja Nandri

    Senja hari yang kelabu. Suara tangis mengalun menyayat hati. Seorang wanita bermahkota ratu menutupkan kain merah bergambar cahaya matahari di wajah pria berambut merah dengan kulit pucat. "Segera umumkan kematian Raja Nandri!" perintah ratu kepada putra tertuanya yang juga menangis di dalam kamar mewah tempat beristirahat sang raja. Masih dengan mata berwarna merah, Rifian mengumumkan meninggalnya raja di hadapan para menteri. Bisik-bisik kegelisahan segera mendengung memenuhi aula kerajaan. Esok harinya upacara pemakaman segera dilakukan. Dengan hikmat upacara pemakaman raja berjalan lancar. Meski begitu, hati Rifian begitu perih menyadari ayahnya pergi setelah adik bungsunya tewas dalam perang. Selain itu mengenai Alisya, pangeran mahkota tidak tau pasti bagaimana kabarnya. Apakah putri itu dalam keadaan baik-baik saja atau sebaliknya. "Pangeran mahkota ...." Sapa Avada. Rifian hanya meliriknya sekilas."Hamba tahu, kematian raja memang sangat menyedihkan. Akan tetapi, satu fakt

    Last Updated : 2021-12-21
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 160 Karena Kutukan?

    "Ayahanda ... jangan pergi ...." Alisya melindur. Cahaya temaram rembulan menerobos jendela kabin menyinari wajah sang putri yang dihiasi bintik-bintik keringat. Untuk kesekian kalinya Aisya terlihat begitu merana saat terlelap. Padahal biasanya wajah wanita itu begitu tenang saat matanya terpejam. "Maafkan aku ...." lanjut Alisya dengan nada bicara seakan menangis di dalam mimpi. Tangan kapten mengelap bagian basah wajah sang putri dengan sapu tangan. Entah kenapa, rasanya begitu iba melihat Alisya dalam keadaan seperti itu. Apa lagi sebelumnya sang putri menyebut nama ayahanda. Pasti mimpinya tidak jauh dari konflik keluarga kerajaan. "Alisya, jangan sedih. Aku akan selalu ada untukmu." Sebuah kecupan mendarat di dahi sang putri. Tidak bisa dipungkiri, setelah pembajakan kapal pengangkut budak hubungan Alisya dan Efatta semakin membaik. Keduanya mulai belajar saling memahami satu sama lain. Meski begitu, di antara keduanya terdapat jurang pemisah yang cukup dalam. Selain Al

    Last Updated : 2021-12-23
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 161 Sayembara Bajak Laut

    "Akhirnya Paduka Raja datang menemuinya," ujar Belen ketika berdiri sejajar di samping Raja. Sebuah buket bunga diletakan Belen di sisi bunga pemberian raja. Kedua buket itu di dominasi bunga mawar merah, bunga favorit Maulvi. Belen merasa lega saat menyadari raja masih ingat bunga favorit Maulvi. "Aku turut menyesal atas kematian Maulvi yang tragis." Keduanya saling membisu cukup lama, hanyut dalam lamunan masing-masing. Pandangan raja jatuh ke tanah seolah menembus kubur Maulvi. Bibirnya terlihat melengkung ke bawah dan beraut muka sedih. "Semuanya sudah berlalu, Yang Mulia. Aku telah memaafkanmu. Aku harap Maulvi melakukan hal yang sama." Tidak disangka, Belen dengan tulus Memaafkan Raja. Sepertinya putra jenderal besar menyadari, raja tidak pernah berniat untuk menyakiti Maulvi. Lagi pula, bukankah Belen telah banyak membantu raja dalam peperangan merebut pulau Lionysozh? Totalitasnya membantu raja dalam strategi perang seharusnya itu cukup jadi bukti jika Belen telah memaafka

    Last Updated : 2022-01-05
  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 162 Menyembunyikan Kehamilan

    "Kamu bilang akan mengajakku ke markas bajak laut, Kapten?" Mata Alisya menatap lautan luas di tengah terik matahari. "Sepertinya kamu sangat tertarik dengan markas bajak laut." Kapten yang berdiri di sisi Alisya menjawab tanpa menoleh. "Aku hanya penasaran." "Apa yang membuatmu penasaran? Di sana hanya ada pria-pria kasar, pemabuk, suka berjudi, dan bermain wanita. Apa kamu tidak takut?" ucap Efatta dengan santai. "Asal ada kamu di sisiku, aku tidak takut." Alisya menoleh ke arah Efatta, menyaksikan garis wajah pria di sisinya. Dari mata, hidung, pipi dan rahangnya, pria itu terlihat seksi ketika diterpa sinar matahari yang hangat. Rasanya begitu gila, seperti terbang ke atas langit kemudian dihempaskan hingga jatuh ke inti bumi. Dalam sekejap hidup Alisya telah berubah sejak bertemu dengan Efatta. Dari seorang ratu berubah menjadi istri bajak laut kejam. Tiba-tiba Efatta membalikkan wajah, menyadari Alisya tengah menikmati lekuk wajahnya. Sebuah seringai merekah di bibir pria

    Last Updated : 2022-01-06

Latest chapter

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ā¤ļøā¤ļøā¤ļø

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang RajaĀ Ā Ā Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

DMCA.com Protection Status