⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku

⁠Kakak Tiriku Jadi Pacarku

By:   Ayara  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
1 rating. 1 review
100Chapters
6.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Dia menggunakan kartu kreditku sejak tahun ketiga kuliah hingga dia melanjutkan studi pascasarjana. Aku berusaha sekuat tenaga untuk mendukungnya selama lima tahun. Dia juga selalu berpura-pura menjadi pacar yang sempurna. Sampai aku mendengar sendiri percakapannya dengan temannya, aku baru tahu bahwa dia sebenarnya adalah pewaris Keluarga Permono. Di matanya, aku hanyalah alat hiburan belaka. Aku memutuskan untuk berpisah dengannya. Saat berbalik, aku jatuh ke pelukan pria lain. Awalnya aku mengira pria aneh dan dingin itu akan mendorongku tanpa ragu. Namun, siapa sangka dia malah mengusap rambutku dan berkata, "Kubawa kamu pulang."

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1

Pacarku berasal dari keluarga miskin. Sejak tahun ketiganya di universitas hingga dia melanjutkan studi pascasarjana, aku hidup hemat dan melakukan banyak pekerjaan paruh waktu hanya untuk membiayai pendidikannya. Seperti yang dia janjikan, agar suatu hari dia bisa memberiku sebuah rumah.Sampai aku mendengar percakapannya dengan teman-temannya saat aku bekerja paruh waktu sebagai petugas kebersihan di sebuah bar, barulah aku tahu dia sebenarnya adalah pewaris Keluarga Permono. Dia berpacaran denganku hanya karena dia kalah dalam permainan "jujur atau tantangan".Rowan rela menghabiskan uang tanpa pikir panjang untuk gadis pujaannya. Namun untukku, dia hanya memberiku semangkuk bubur putih. Di matanya, aku hanyalah hiburan semata dan alat untuk menguji sifat manusia. Hubungan kami selama lima tahun juga hanya karena aturan permainan melarangnya untuk memutuskanku.Setelah mengetahui kebenaran itu, aku memilih untuk pergi. Aku hanya menganggap ketulusanku disia-siakan. Namun, dia terus-...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
qistina m jafar
bagussss, seru jugak sih
2025-02-18 17:48:08
0
100 Chapters
Bab 1
Pacarku berasal dari keluarga miskin. Sejak tahun ketiganya di universitas hingga dia melanjutkan studi pascasarjana, aku hidup hemat dan melakukan banyak pekerjaan paruh waktu hanya untuk membiayai pendidikannya. Seperti yang dia janjikan, agar suatu hari dia bisa memberiku sebuah rumah.Sampai aku mendengar percakapannya dengan teman-temannya saat aku bekerja paruh waktu sebagai petugas kebersihan di sebuah bar, barulah aku tahu dia sebenarnya adalah pewaris Keluarga Permono. Dia berpacaran denganku hanya karena dia kalah dalam permainan "jujur atau tantangan".Rowan rela menghabiskan uang tanpa pikir panjang untuk gadis pujaannya. Namun untukku, dia hanya memberiku semangkuk bubur putih. Di matanya, aku hanyalah hiburan semata dan alat untuk menguji sifat manusia. Hubungan kami selama lima tahun juga hanya karena aturan permainan melarangnya untuk memutuskanku.Setelah mengetahui kebenaran itu, aku memilih untuk pergi. Aku hanya menganggap ketulusanku disia-siakan. Namun, dia terus-
Read more
Bab 2
Rowan memberiku setumpuk uang yang tebal. Dilihat sekilas saja, nilainya lebih dari empat juta. Aku menggenggam sapu erat-erat hingga kuku-kuku jariku menusuk ke kulit.Murah hati sekali. Beli segelas teh susu saja bisa dapat uang sebanyak ini.Namun, jika aku tidak salah lihat, beberapa lembar uang di atasnya masih ada noda darah yang telah mengering. Itu adalah uang yang kutinggalkan untuk Rowan tadi malam sebelum aku pergi bekerja, uang hasil kerjaku di restoran barbeku.Saat menerima gaji, tanganku tidak sengaja terluka karena terkena pecahan botol. Darahku mengalir deras hingga membasahi sebagian uang. Namun, supaya Rowan tidak khawatir, aku hanya membalut luka itu seadanya dengan beberapa plester luka, mengenakan sarung tangan, dan langsung pulang.Rowan tidak menyadari apa pun. Dia hanya menikmati makan malam ulang tahunnya, lalu dengan santai mengatakan bahwa dia kehabisan biaya hidup.Aku tidak pernah menyangka, uang itu justru menjadi "imbalan" untukku membeli teh susu bagi p
Read more
Bab 3
Aiden terkekeh sejenak, nada bicaranya menyiratkan ejekan, "Orang seperti itu saja bisa menarik perhatianmu? Benar-benar nggak punya otak. Di luar sana selama ini, kamu cuma bergaul sama orang-orang nggak jelas, sampai dipermainkan begini?"Mendengar ucapannya, kepalaku berdengung seolah-olah akan meledak. Aiden ... sudah lama tahu tentang hubunganku dengan Rowan?Kalau dipikir-pikir, memang masuk akal. Mereka berdua berasal dari lingkaran sosial yang sama, jadi tidak mengherankan jika Aiden bisa tahu.Jadi, selama ini dia hanya diam dan menyaksikan dari jauh? Aku menatap matanya yang dingin dan tajam, hatiku terasa lebih dingin daripada sebelumnya.Melihat keadaanku yang menyedihkan seperti ini, Aiden pasti merasa sangat puas, bukan?Di matanya, aku mungkin sama seperti ibuku. Perempuan matre yang mencoba meraih status lebih tinggi. Dia bahkan mungkin berpikir aku akan tetap bersama Rowan karena mengetahui identitasnya dan menjadi seseorang yang terus-menerus memohon perhatiannya.Tub
Read more
Bab 4
"Kalian ini sebenarnya ngapain?" Suara sopir taksi yang terdengar kesal menarikku keluar dari lamunanku. Aku mengerutkan kening menatap Rowan."Pak, kami nggak jadi pergi," kata Rowan sambil melambaikan tangan kepada sopir. Dengan santainya, dia mengeluarkan dua lembar uang seratus ribuan dan menyerahkannya kepada sopir, lalu menyuruhnya pergi."Apa maumu sebenarnya?" Aku menghela napas panjang. "Rowan, permainan ini sudah selesai.""Inez, aku ...." Rowan menatapku dengan mata yang sedikit memerah. Setelah lama terdiam dan tampak ragu, dia akhirnya berbicara dengan suara yang hampir tak terdengar, "Maaf. Aku nggak seharusnya mempermainkanmu begini. Aku cuma ... awalnya merasa ini menyenangkan. Aku tahu aku salah, tolong maafkan aku."Aku memandang wajahnya dengan saksama, mencoba menilai seberapa tulus ucapannya itu."Aku ngomong jujur," katanya seolah-olah tahu aku sedang meragukannya.Rowan mengira aku masih marah, sehingga dia langsung berbicara lebih serius. "Jangan pergi. Besok ak
Read more
Bab 5
"Kenapa! Kenapa aku harus diperlakukan seperti ini?" Aku membiarkan hujan deras mengguyur tubuhku, seolah-olah ingin melampiaskan semua kekesalan yang terpendam di hatiku dan memberikan diriku kebebasan untuk sekali ini saja.Besok, setelah bangun, aku harus menjadi Inez yang baru.Setelah puas meluapkan emosi, pakaianku sudah basah kuyup dan kepalaku mulai terasa pusing. Aku mengusap air mata dari wajahku, lalu mengambil koperku dan bersiap mencari tempat untuk sementara waktu.Namun, saat aku berbalik, aku melihat sosok yang tidak asing berdiri tidak jauh dariku. Seorang pria dengan payung di tangannya menatapku dengan mata dingin.Orang itu adalah Aiden.Ditemukan dalam kondisi selemah ini oleh Aiden membuatku merasa malu sekaligus rendah diri. Aku mengambil koperku dan menundukkan kepala untuk berpura-pura tidak melihatnya.Jika Aiden tahu situasi, dia seharusnya membiarkanku lewat tanpa berkomentar apa pun. Namun, Aiden bukan tipe orang yang memahami situasi. Ketika aku melewatiny
Read more
Bab 6
Rowan berucap dengan serius, "Jalan-jalan cuma habisin uang, mending nggak usah. Hemat sedikit deh, soalnya beberapa hari lagi aku mau beli sepatu baru."Di dalam hatiku, aku merasa getir dan konyol. Rowan sepertinya melihatku. Dia ragu sejenak, lalu akhirnya mendekatiku.Kini, aku merasa sial setiap kali melihatnya. Jadi, aku sama sekali tidak ingin menghiraukan Rowan dan langsung berjalan ke toko reparasi jam yang ada di samping.Aku mengeluarkan jam tanganku dan menyerahkannya kepada pemilik toko. "Halo, tolong perbaiki jam ini."Pemilik toko melihat jam itu, lalu tatapannya berubah menjadi lebih hormat. "Jam ini keluaran lama, jadi perlu suku cadang khusus untuk diperbaiki. Tunggu sebentar ya."Aku tidak menyangka reparasi jam saja bisa begitu rumit. Aku pun duduk di kursi empuk yang ada di samping. Begitu duduk, berbagai camilan dan buah dihidangkan di depanku. "Silakan, Bu."Aku hendak mengucapkan terima kasih, tetapi Rowan tiba-tiba datang dengan marah. "Inez!"Aku merasa heran
Read more
Bab 7
Namun, saat itu aku telah dibutakan oleh cinta sehingga mengabaikan nasihat Evelyn. Sekarang setelah dipikirkan kembali, kata-kata Evelyn ternyata benar. Rowan memang bajingan dan aku merasa sangat menyesal.Setelah tatapan Evelyn tidak begitu tajam lagi, aku meletakkan koperku dan duduk di ranjang. "Evelyn, yang kamu bilang benar. Rowan memang bajingan."Saat teringat pada semua pengorbananku untuk Rowan, hatiku terasa getir. Evelyn termangu sesaat melihat kesedihanku. Kemudian, dia segera turun dari ranjang dan menghampiri. "Ada apa?"Tatapannya dipenuhi kecemasan, membuat hatiku menghangat. Seketika, emosi yang kupendam akhirnya membeludak. Aku memberi tahu Evelyn semuanya."Rowan memang berengsek." Usai mendengar ceritaku, Evelyn menyeka air mataku. Sambil menahan amarah pada tatapannya, dia meneruskan, "Dia kira dia sudah hebat karena punya uang? Ayo, kita kasih dia pelajaran!"Aku segera menahan Evelyn dan berkata dengan terisak, "Evelyn, sekarang aku cuma ingin menjaga jarak dar
Read more
Bab 8
Aku mendengar suara yang sangat familier, lalu tanpa sadar menoleh. Itu adalah Aiden.Hari ini, Aiden mengenakan pakaian kasual yang jarang terlihat. Namun, karismanya tetap sangat kuat. Kepercayaan diri dan ketenangan yang dimilikinya membuat semua orang di sekitar terdiam.Aiden berjalan ke sisiku dengan perlahan. Saat melihat kalung di tangan Rowan, dia mengernyit dan mencela, "Keluarga Permono di Kota Shaka ... sudah jatuh miskin ya?"Kalimat yang dilontarkan dengan santai itu sontak membuat ekspresi Rowan berubah drastis.Di kampus, Rowan suka merendah tentang kekayaannya. Dia tidak pernah membahas latar belakang keluarganya, tetapi selalu mengenakan pakaian bermerek. Teman-teman bersimpati padanya juga karena tidak tahu siapa dia sebenarnya.Mendengar ucapan Aiden, beberapa teman yang merupakan penduduk asli Kota Shaka langsung mengernyit. "Keluarga Permono? Yang berkecimpung di industri elektronik itu, 'kan?"Wajah Rowan semakin pucat. Jika kalung ini dibawa oleh mahasiswa biasa
Read more
Bab 9
"Kamu ngapain? Aku masih harus kuliah!" Aku mengernyit.Di depan gerbang sekolah, terparkir sebuah mobil Bentley hitam dengan nomor plat mobil yang tampak sangat mencolok. Jelas sekali, itu adalah mobil Aiden.Aiden menarikku ke depan mobil, lalu berhenti dan menatapku dengan tatapan heran. "Dulu demi bocah Keluarga Permono itu, kamu sampai bolos dan bekerja paruh waktu. Saat itu kamu nggak merasa kuliah penting. Kenapa sekarang saat aku mencarimu, tiba-tiba kuliahmu jadi sangat penting?"Aiden membuka aibku dan membuatku semakin kesal."Masuk mobil dulu." Aiden tidak memberi kesempatan untuk menolak. Dia membuka pintu mobil dan menekan kepalaku, menyuruhku masuk ke kursi penumpang depan.Aku semakin gusar."Hm." Aiden membuka pintu pengemudi dan masuk, lalu melihatku yang cemberut. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengernyit. "Kamu marah karena aku mengganggu pengakuan cinta bocah itu?"Aku menarik napas dalam-dalam, agar tidak terlalu kesal terhadap Aiden."Kenapa kamu harus .
Read more
Bab 10
Saat lampu lalu lintas berwarna merah, Aiden berhenti dan menatapku. "Bukan pergi ke rumah Keluarga Faslim, tapi pulang. Aku nggak akan kasih tahu kamu. Kamu harus lihat sendiri."Jika Aiden sudah membuat keputusan, tidak ada yang bisa mengubahnya. Dari kecil, dia memang seperti itu. Jadi, aku hanya bisa diam.Mobil berhenti di depan vila Keluarga Faslim, tetapi hatiku sangat menolak untuk turun, apalagi memasuki vila ini."Dulu, kita paling suka bermain di halaman rumput ini," kata Aiden tiba-tiba.Aku menatap halaman rumput di depan vila. Ayah Aiden, ayah tiriku, sangat memperhatikan halaman ini. Halaman ini selalu dirawat oleh staf profesional. Karena sekarang musim panas, halaman ini tampak sangat subur.Melalui jendela mobil, aku seperti bisa melihat dua anak kecil di halaman rumput itu. Anak laki-laki itu adalah Aiden yang selalu bersikap nakal, sedangkan anak perempuan itu adalah aku yang selalu mengikuti Aiden.Mengingat masa-masa itu, sudut bibirku tak kuasa tersungging. Aku p
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status