Olla Yukito bekerja sebagai pembantu di rumah keluarga kaya raya. Belum genap sebulan bekerja kejadian tidak diduga terjadi. Dia harus menikah dengan anak keluarga kaya bernama Rafly Julio Alexander karena kesuciannya direbut oleh Rafly. Kehidupan rumah tangga Olla dan Rafly jauh dari kata bahagia. Hinaan demi hinaan dia dapatkan dari Sang mertua dan Rafly bersikap dingin dengan Olla. Terlebih lagi Olla mengetahui siapa Rafly sebenarnya. Bagaimana kisah Olla dan Rafly selanjutnya? Mampukah Olla mempertahankan pernikahannya?
View MoreNiken ikut terkejut mendengar suara barito yang menanyakan ada apa dan sudah bisa dia tebak itu suara siapa. Tuan Mathias geram dengan apa yang dia lihat saat ini. Niken sebenarnya kesal karena dia gagal merayu Rafly padahal tinggal sedikit lagi. Itu, dikarenakan kedatangannya Tuan Mathias. Tuan Mathias lah yang menggagalkan semuanya dan awalnya senang karena Olla yang muncul, tapi tiba-tiba Tuan Mathias. "Aku tanya kenapa ini? Kenapa wanita ini ada di sini?" tanya Tuan Mathias yang suaranya sudah menggelegar dan raut wajahnya mulai terlihat merah padam. Tuan Abraham dan Nyonya Megumi yang dikamar terkejut keduanya langsung keluar dari kamar. Nyonya Megumi sebenarnya ingin menunggu di luar tapi, dia memilih masuk kamar dikarenakan suaminya pulang. Jadi, dia mau melayani suaminya dulu dan menurut dirinya rencana dia akan berhasil tapi setelah mendengar suara teriakkan yang cukup kencang tentu saja membuat dirinya ketakutan. "Kenapa Daddy?" tanya Tuan Abraham. Nyonya Megumi berusa
Sejak kejadian Rafly yang salah bicara, Rafly semakin banyak diam dan mengabaikan Olla. Olla mendapatkan benda yang jatuh itu. Berupa coklat yang berbentuk telur. Dan coklat itu di simpan oleh Olla di dalam tas lusuhnya. "Niken, kamu ada perlu apa ke sini?" tanya Tuan Mathias ke Niken yang duduk di kursi bersama mereka dan posisinya dekat dengan Rafly. Mereka saat ini berada di meja makan. Dan Niken duduk tepat di samping Rafly sedangkan Olla duduk di sebelah Nyonya Megumi. "Tidak apa, biarkan dia duduk di situ, Dad. Lagipula, mau duduk di mana saja Olla tidak kelaparan dan bisa makan juga. Apa harus duduk di sebelah anakku, kalau dia makan? Jangan berlebihan, Dad," sahut Nyonya Megumi. Hempasan meja membuat mereka semuanya terdiam. Nyonya Megumi menelan salivanya karena mendapati mertuanya marah padanya. Dia mulai ketakutan. Tuan Abraham melirik ke arah istrinya, dia sudah berulang kali katakan jangan bawa Niken ke sini, tapi istrinya tetap membawanya. Dan yang lebih parahnya, d
Rafly segera masuk ke dalam kamar. Dirinya tidak ingin mendengar ocehan ibunya yang saat ini berteriak memanggil dirinya karena dia berkata seperti itu ke Niken. "Rafly... Rafly! Mommy belum selesai bicara padamu. Rafly!" teriak Nyonya Megumi dengan kencang tapi tetap tidak dipedulikan oleh Rafly. Nyonya Megumi hanya bisa menatap anaknya yang terus jalan tanpa sedikitpun berhenti. "Anak itu, benar-benar sudah membuatku emosi."Niken geram dan emosi karena Rafly mengusirnya dan yang lebih parahnya dia mengatakan kalau dirinya jangan ke sini jika tidak ada urusan. Apa-apaan ini, dia ada urusan karena dirinya. Kalau tidak, mungkin dia memilih keluar negeri. "Aunty, aku bagaimana? Apa aku harus pulang?" tanya Niken merengek ke Nyonya Megumi sembari memegang tangan Nyonya Megumi dan menggoyangkannya. Nyonya Megumi mendengar rengekkan Niken geram tapi dia berusaha tenang dan sabar. "Niken, kamu pulang saja. Besok ke sini lagi, Aunty ada sesuatu yang harus kamu kerjakan. Aunty harap kam
Rafly mengambil botol dot yang entah kenapa dia bisa ambil itu. Melihat barang yang dia ambil salah, wajah Rafly langsung memerah dirinya tidak tahu harus berkata apa saat ini. Malu dan bodoh itu beda tipis. "Akibat durhaka dengan istri, ya begini. Tobat sebelum kamu menyesalinya. Jangan sampai terlambat takutnya, kalau terlambat bisa-bisa hidupmu akan menderita dan dia bahagia, bro," ujar Edgar meninggalkan Rafly seorang diri yang masih terdiam. Dion hanya bisa diam, dia tidak angkat bicara bahaya jika dia ikut menimpali apa yang dikatakan oleh sahabat tuannya. Rafly menatap ke arah Dion yang diam dan tidak meninggalkan dia. "Kenapa kamu tidak ikut mereka?" tanya Rafly dengan suara dingin. "Ah, itu anu begini, Tuan. Saya mau ambil itu juga. Tapi, warna pink untuk Bella. Sepertinya, dia tidak mau minum susu dari mangkuk. Jadi, saya mau beli untuk Bella, siapa tahu dia mau minum dari dot ini," jawab Dion segera mengambil dot besar berwarna pink dan satu lagi biru setelah itu Dion
Niken yang baru saja pulang mencari keberadaan Olla. Tujuannya satu, dia ingin memberikan kejutan yaitu paper bag yang berisi barang mewah dari Nyonya Megumi. "Aku harus temui pelayan miskin itu, aku akan tunjukkan semua belanjaan ini kepadanya. Aku yakin dia akan iri dan merengek hebat karena aku diberikan ini. 'Nyonya aku ini menantumu' . Memangnya kalau menantu kenapa? Menantu tidak disukai, buat apa," ucap Niken yang ke sana kemari mencari keberadaan dari Olla. Saat ini pelayan di rumah melihat Niken yang sibuk sendiri menenteng paper bagnya dan mereka tidak sudi untuk membantu. "Lihat itu, sebenarnya dia yang miskin, malah dia mengatakan Nona Olla. Dasar tidak tahu malu," ucap Susan yang enek melihat kelakuan dari tamunya Nyonya mereka. Saat dirinya kesulitan membawa paper bag Niken tanpa sengaja melihat Olla yang berada di belakang. Dengan antusias dia ke belakang akan tetapi dia melihat keberadaan dari Tuan Mathias yang tertawa dan keduanya terlihat akrab. "Pak tua itu den
Tuan Mathias muncul di belakang mereka. Bibi Ann segera berdiri dan menundukkan kepala ke arah Tuan Mathias. Olla yang masih nemegang piring juga ikut berdiri. Piringnya diletakkan terlebih dahulu baru dirinya ikut menundukkan kepala. "Sudah, kalian jangan seperti itu. Olla, kamu sedang apa, nak?" tanya Tuan Mathias. "Saya, sedang makan sembari mencari angin. Kakek, kenapa sudah pulang? Apa kakek sehat-sehat saja?" tanya Olla yang khawatir dengan kondisi Tuan Mathias. Tuan Mathias tersenyum melihat kekhawatiran cucu menantunya. Tidak salah dirinya memilih Olla. Baik, perhatian, ramah, adabnya juga bisa dikatakan luar biasa hormat kepada orang yang lebih tua juga terlihat. Walaupun tidak berpendidikan tapi dia mempunyai semua itu yang belum tentu dimiliki orang yang berpendidikan. Contohnya, anak, menantu, cucu dan wanita yang baru-baru ini muncul mengacaukan rumah mereka. "Makan apa, nak. Ayo kita makan sama-sama, Ann bawakan saya makanan ke sini. Tadi saya ada bawa ayam bakar,
Rafly dan rombongan akhirnya pulang kembali mereka tidak ada jalan-jalan ke mana -mana. Dan tidak ada percakapan membeli oleh-oleh. Karena para sahabat Rafly sudah enggan untuk menasehati Rafly. Sudah ranah pribadi jadi biarkan saja pikirnya. "Tuan, apa Tuan akan langsung pulang ke rumah atau ke kantor dulu?" tanya Dion. "Ke kantor," jawab Rafly. Dion hanya menganggukkan kepala dan tidak lagi bertanya ini dan itu. Perjalanan dari France ke Italia tidak membuat Rafly lelah. Rafly dan para sahabat tiba di bandara mereka berpisah dan masuk ke mobil masing-masing. "Apa ada meeting hari ini?" tanya Rafly singkat. "Tidak ada, hanya memeriksa data keuangan dan ada beberapa kerja sama yang belum Anda sepakati saja setelah itu tidak ada. Dan satu lagi laporan dari Mollusca mengenai produk senjata api yang kita kirimkan itu ada cacatnya, dia minta kita cek dibagian produksi, apakah kesalahan dari kita atau ada sabotase, Tuan," ucap Dion. "Sabotase senjata api yang diproduksi di bagian Bar
"Lihat saja, Anda semua pasti suka," jawab Dion dengan tenang. Ketiganya hanya bisa diam dan tidak berkata apapun. Mereka benar-benar tidak percaya Dion bisa seperti itu. Apalagi Rafly yang tenang dan wajah pembunuhnya sudah terlihat. "Mimpi apa aku semalam punya teman datar gitu wajahnya," gumam Edgar. Mereka menuju ke tempat yang dikatakan oleh Dion. Tempat yang sangat jauh dari keramaian dan tentu saja mereka saat ini belum tahu apa yang akan dilakukan oleh Rafly. Sesampainya, mereka di tempat tujuan Rafly turun di susul dengan yang lainnya. Anak buah Rafly menundukkan kepala dan mempersilahkan Rafly masuk. "Mereka aman, Tuan," jawab anak buah Rafly tanpa menunggu apa yang akan ditanyakan oleh sang Tuan. "Aman apanya?" tanya Farrel. "Kamu culik orang? Atas dasar apa?" tanya Edgar. "Pengkhianat," jawab Rafly singkat. Ketiganya lagi- lagi hanya bisa diam dan tidak banyak komentar karena mereka benar-benar ingin tahu pengkhianatan seperti apa. Rafly melihat anak buahnya meme
Olla segera masuk ke dalam kamar. Dia benar-benar terluka hati. Entah kenapa saat ini Olla ingin sekali meninggalkan rumah tersebut. Namun di dalam perjanjian antara dirinya dan Rafly, Olla tidak boleh meninggalkan rumah tersebut tanpa perintah dari Rafly. Olla langsung terduduk di lantai, dia menangis dan memeluk kakinya yang dia lipat ke arah depan dan dia menyembunyikan wajahnya diantara kedua lutut yang ada di depannya."Kenapa mereka begitu kejam denganku Kenapa mereka memperlakukanku seperti ini, aku tidak pernah menginginkan semua ini. Untuk menikahi Rafly saja aku tidak berpikiran sama sekali, aku ke sini hanya ingin bekerja, mengubah nasibku dan aku ingin menjadi orang yang lebih sukses dari sebelumnya, tapi kenapa aku diperlakukan seperti ini. Kenapa! Mereka begitu jahat denganku, mereka tidak punya hati. Aku benci dengan dia!" teriak Olla dengan cukup kencang sambil memukul-mukul dadanya yang terasa sesak. Olla mengangkat kepala dan memandang foto yang ada di atas tem
"Olla! Mana si babu ini. Kenapa dia tidak pernah sigap jika aku memanggilnya. Olla! Kemana kamu!" pekik seorang wanita muda memanggil wanita yang bernama Olla Yukito.Olla yang berada di belakang rumah terkejut mendengar suara teriakan kencang dari dalam rumah. Sampai di dalam rumah satu lemparan mengenai pelipisnya.“Iya, Ma, ada apa?” tanya Olla dengan suara tercekat sambil menahan sakit.“Dari mana kamu, apa kamu tahu jam berapa ini?” tanya Nyonya Megumi dengan nada datar. "Ada apa ini, Megumi. Kenapa pagi-pagi kamu sudah marah-marah. Ingat, darah tinggimu itu akan naik jika marah. Kamu pergi sana,” usir Tuan Abraham Alexander mertua Olla.Olla menganggukkan kepalanya, mengiyakan apa yang dikatakan mertuanya.Olla yang baru bekerja harus menerima kenyataan yang pahit, dipaksa menikah dengan pria yang sudah merebut kesuciannya. Pihak keluarga sang pria, khususnya kedua orang tua si pria melakukan penolakan keras terhadap pernikahan anaknya dan Olla walaupun sang anak bersalah sekal...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments