Share

Bab 2. Orang Asing

Author: ZeeHyung
last update Last Updated: 2024-11-16 10:20:11

"Siapa yang mau dibunuh? Apakah aku? Tidak-tidak, aku tidak salah, jadi mereka eh maksudnya orang tadi, tidak bisa membunuhku tanpa alasan," ucapnya meyakinkan diri jika dia bukan target dari orang yang tadi dia dengar pembicaraan dan orang itu adalah suaminya sendiri.

Olla mendengar percakapan antara suaminya dengan seseorang, dia tidak percaya jika suaminya sangat kejam. Olla mengusap keringat yang mulai muncul di pori-pori keningnya dengan tangan gemetar.

Olla yang masih melamun, dibuat terkejut karena pintu kamarnya terbuka hingga kepalanya terbentur di pintu. Olla meringis kesakitan saat pintu mengenai belakang kepalanya. Rafly masuk ke dalam kamar kembali dan menatap ke arah Olla. Olla terkejut melihat Rafly masuk kembali ke kamar dan pria itu melihat Olla mengusap belakang kepalanya.

"Apa yang kamu lakukan di bawah, Olla? Bangun, cepat!" bentak Rafly dengan suara datar dan dingin.

Rafly tidak tahu kenapa Olla duduk dibawah, Rafly mulai curiga kepada Olla, apakah Olla mendengarnya. 

Langkah kaki Olla terhenti sesaat karena mendengar Rafly memanggilnya. Olla mulai gugup, dia takut jika suaminya ini menanyakan kembali apa yang dia lakukan tadi.

"Ada apa, Tuan?" tanya Olla dengan tenang.

Rafly mendekati Olla dan dia berdiri tepat di depan Olla. Tubuh yang jangkung membuat Olla hanya bisa melihat dada bidang Rafly.

"Pandang aku, jika aku bicara. Aku tidak suka jika lawan bicaraku menundukkan kepala. Mengerti!" Rafly sedikit memberikan tekanan kepada Olla kalau dia bicara harus face to face.

Olla menelan salivanya dengan kasar, dia merasa kalau saat ini dia seperti menelan kawat berduri. Olla mulai berpikiran negatif ke Rafly, perlahan Olla mengangkat kepala dan memandang ke arah Rafly, pria yang banyak dipuji dan dikagumi semua wanita.

Kenapa dia meminta untuk memandang ke arahnya, bukankah dia melarangnya untuk tidak memandang dia jika keduanya berdekatan. Tapi, kenapa dia memintanya, bukankah itu aneh?

Olla mengangkat kepalanya perlahan, terlihatlah olehnya raut wajah Rafly seperti ingin menerkam musuhnya. Olla berusaha tenang dan dia tidak gugup.

"Iya, Tuan. Ada apa? Apa, Tuan butuh sesuatu. Nanti saya carikan atau ambilkan." Olla berpura-pura menanyakan apakah pria arogan dan kejam ini membutuhkan sesuatu atau tidak.

Rafly makin mendekati Olla dan jaraknya sangat dekat hampir dekat dan napas mint Rafly saja bisa dia rasakan. Olla masih melihat Rafly, dia tidak mau membuat Rafly marah padanya.

"Apa kamu dengar sesuatu?" tanya Rafly masih menatap bola mata Olla untuk mencari tau apakah Olla berbohong atau tidak.

"Dengar apa, Tuan. Saya tidak dengar apapun dan saya juga tidak tahu maksud yang Anda katakan ini. Saya, duduk karena pusing, mungkin saya lapar jadi sedikit terhuyung dan jatuh ke bawah, maafkan saya," jawab Olla mencoba meyakinkan Rafly kalau dia tidak mendengar apapun yang Rafli katakan. Dan beralasan kenapa dia duduk di lantai.

Rafly melihat sorot mata Olla dan benar, tidak ada kebohongan apapun dan tentu saja itu membuat Rafly sedikit lega.

"Pergi sana," usir Rafly dengan mengibaskan tangannya.

Olla yang diusir segera pergi, dia berlari menuruni anak tangga. Dia benar-benar takut melihat Rafli, dirinya tidak menyangka kalau dirinya menikah dengan gangster. Di dalam pikirannya, gangster itu kejam, suka membunuh dan banyak lagi, seperti di film-film yang pernah ditonton, seperti itulah gangster di benaknya.

Sampai di ruang makan, Olla bertemu dengan anggota keluarga Rafly. Olla menundukkan kepala ke arah pria sepuh yang saat ini menatapnya dengan senyuman.

"Maaf, semuanya saya terlambat. Kakek, maaf sudah lama menunggu," ucap Olla merasa bersalah dan langsung meminta maaf kepada pria sepuh yang tersenyum kepadanya.

"Tidak apa, duduklah. Mana Rafly?" tanya pria sepuh tersebut.

"Di ...." Olla menghentikan ucapannya karena pria yang dimaksud sudah muncul dan menyapa semuanya kecuali dirinya.

"Pagi semua, maaf aku terlambat, tadi ada orang asing masuk ke kamarku," sapa Rafly kepada semuanya.

Akan tetapi perkataan terakhirnya membuat Olla menoleh ke arahnya.

Mendengar perkataan Rafly, kedua orang tua Rafly tertawa kecil sambil menutup mulut, tapi tidak dengan pria sepuh dan Olla.

Pria sepuh yang juga kakek dari Rafly menghentakkan meja dengan cukup kencang hingga membuat kedua orang itu terdiam karena mendengar suara hentakan meja.

"Keterlaluan kamu! Kalian juga. Mana akal pikiran kalian, hahh! Mana! Dan kamu, Rafly, jaga ucapanmu, jika kamu masih berkata seperti itu lagi, maka aku akan menghapusmu dari warisanku. Ingat! Yang kamu katakan orang asing itu istrimu, jadi hargai dia, kalian juga!" bentak Tuan Mathias Alexander dengan aura menyeramkan.

Tuan Mathias tidak menyangka, cucunya mengatakan itu. Entah itu, bercanda atau sungguhan dia tidak tahu. Tapi, tetap saja dirinya tidak suka karena yang dia katakan orang asing itu, istrinya sendiri.

Rafly terdiam, dia segera duduk setelah mendengar ultimatum dari Kakeknya. Ayahnya saja tidak berkutik bila kakeknya sudah berkata seperti itu.

Olla hanya bisa tertunduk kembali. Dia tidak menyangka jika pria ini terlambat karena kamarnya masuk orang asing, hatinya sakit mendengar perkataan dari suaminya itu.

"Olla, duduk dan sarapan," pinta Tuan Mathias dengan suara lembut dan tegas. 

Olla duduk dan dia membuka piringnya dengan perlahan. Olla berniat untuk membuka piring Rafly akan tetapi, tangan Rafly dinaikkan ke atas, dia enggan Olla melayani dirinya.

Melihat Rafly menolak apa yang akan dia lakukan, Olla pun mengurungkan niatnya. Dia makan seperti biasanya. Makanan yang sudah diberitahukan oleh ibu mertuanya. Nasi dan ayam goreng saja jika dia ambil yang lain, maka dia akan dihukum setelahnya.

"Olla, kenapa dari kemarin kamu makan itu saja, ambil sayurnya juga. Ayo cepat, kamu butuh makan sayur agar sehat dan bisa mengandung," ucap Tuan Mathias.

Perkataan Tuan Mathias membuat mereka semua melotot termasuk Olla yang tersedak makanan sendiri. Olla segera minum air untuk mengurangi rasa sakit di tenggorokannya.

Rafly menatap kakeknya dengan tajam, dia tidak suka dengan perkataan kakeknya. Tapi, dia tidak bisa protes sama sekali.

Mereka kembali makan dengan tenang, setelah sedikit ada drama pagi. Olla akhirnya makan dengan sayur atas permintaan dari kakek mertuanya. 

Dia senang dan beruntung bisa kenal dengan Tuan Mathias yang baik, berbeda dengan anggota yang lainnya. Mereka semua memusuhi dirinya. 

Padahal, bukan ingin dia menjadi istri dari pria dingin, kejam dan arogan yang ada di sampingnya ini. Semua terjadi karena ulah Rafly.

"Aku akan pulang telat, ada pekerjaan. Kalian jangan menunggu aku," ucap Rafly yang segera berdiri dan dirinya berpamitan dengan semua orang, namun tidak dengan Olla.

"Istrimu," sahut Tuan Mathias dengan suara datar mengingatkan Rafly untuk pamit dengan istrinya seperti yang dia lakukan kepada ibunya.

Rafly menatap istrinya dengan sinis dan tajam. Rafly enggan melakukannya tapi karena Tuan Mathias, kakeknya itu memberikan kode keras, akhirnya dia mendekati Olla. 

Rafly mengecup pucuk kepala Olla dan setelah itu dirinya pergi bersama dengan asistennya yang sudah menunggu dirinya.

Olla yang dikecup oleh Rafly gemetar dan ketakutan dengan apa yang dilakukan oleh suaminya itu.

Ibu kandung Rafly menatap sinis ke arah Olla, dia tidak suka jika Olla diperlakukan seperti itu oleh anaknya.

Di luar rumah, Rafly segera masuk ke dalam mobil. Asisten Rafly memberikan amplop coklat kepadanya.

“Tuan, ini yang Anda minta,” ucap asisten Rafly kepadanya. 

Rafly menganggukkan kepala mengiyakan apa yang asistennya katakan dan menyimpannya. 

Related chapters

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 3. Apa Ini?

    Olla, hanya melihat kepergian dari Rafly tanpa ada sepatah kata pun yang diucapkan ke Rafly. Olla segera merapikan meja makan akan tetapi dicegah oleh Tuan Mathias. “Jangan kamu kerjakan itu, di rumah ini ada pelayan. Kamu istirahat saja. Oh, ya Olla, kakek mau keluar, kamu mau titip sesuatu?” Tanya Tuan Mathias. Olla menggelengkan kepala ke arah Tuan Mathias dan langsung menjawabnya. “Tidak, kakek,” jawab Olla singkat sembari tersenyum. Olla takut untuk meminta kepada pria sepuh itu karena mertuanya memandangnya tajam. Tuan Mathias pun tersenyum dan pergi dengan anaknya. Nyonya Monalisa mengantar suami dan mertuanya itu ke depan. Baru setelah itu dia kembali dan dia mendekati Olla. “Kamu, bersihkan rumah ini jangan ada yang kotor. Pulang nanti, saya akan periksa. Dan, kalian semua jangan ada yang membantunya, ingat itu!” tegas Nyonya Megumi. “Baik, Nyonya,” jawab Olla singkat. Olla mengiyakan perintah mertuanya dan para pelayan tidak ada yang berani membantu Olla. Nyony

    Last Updated : 2024-11-16
  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 4. Takdir Tuhan

    Olla menggelengkan kepala, dia tidak terima diperlakukan seperti itu. Poin itu membuat hatinya terluka. Kenapa melarang dia hamil. Sebenci itukah pria yang di depannya ini kepadanya? Dia yang sudah membuat dirinya seperti ini, tapi kenapa dia yang marah. Seharusnya, dialah yang marah kepada pria tidak punya hati ini. “Aku tidak akan tanda tangan. Ini sama saja, Anda kejam dan benar-benar tidak punya hati. Tapi, Anda jangan khawatir, saya tidak akan merayu Anda dan menggoda Anda, dan saya juga tidak akan berdekatan dengan Anda, apalagi jatuh cinta dengan Anda. Saya akan jaga jarak dengan Anda agar saya tidak hamil. Dan untuk harta, saya tidak akan sudi menerima satu sen pun dari Anda karena saya bukan pengemis. Saya akan pergi setelah Anda mendapatkan harta dari kakek. Jika tidak ada yang ingin Anda katakan, saya permisi,” ucap Olla yang segera pergi. Rafly yang melihat Olla pergi semakin murka. Dia tidak suka dibantah oleh siapapun. “Olla, dengar baik-baik. Saya tidak akan perna

    Last Updated : 2024-11-16
  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 5. Tidak Punya Hati

    Rafly menunjukkan amplop coklat yang tadi siang dia minta kepada Olla untuk tanda tangan. Olla memandang ke arah amplop coklat yang membuat dia mengingat kembali apa isi dari amplop tersebut. "Anda benar-benar tidak punya hati, Tuan Rafly. Anda kejam, tidak bisakah Anda menghapus perjanjian itu?" tanya Olla kembali. Rafly hanya diam dan menggelengkan kepala. Rafly tidak memperdulikan dengan penolakan Olla. Rafly tetap memberikannya dan melemparkan amplop tersebut hingga jatuh ke bawah. Rafly perlahan mendekati Olla. Rafly menatap Olla lekat tanpa rasa bersalah. Rafly bisa lihat dari sorot mata Olla ada rasa amarah, putus asa dan semua rasa bisa dia lihat di mata Olla, terlebih lagi rasa bencinya kepadanya, tapi Rafly tidak peduli sama sekali. "Tanda tangan," jawab Rafly singkat. Setelah mengucapkan itu, Rafly segera meninggalkan Olla. Dia keluar dari kamar dan tidak peduli dengan kondisi Olla saat ini.Olla masih berdiri di depan pintu, dia terpaku mendengar jawaban Rafly yang si

    Last Updated : 2024-11-17
  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 6. Masih Sama

    Olla menundukkan kepala saat ibu mertuanya menatap dirinya dengan tatapan mengintimidasi akan tetapi, Olla berusaha untuk tenang dan tersenyum. "Tidak perlu, kakek. Olla ingin di rumah saja. Lagipula, lagi Olla tidak terbiasa dengan perawatan yang seperti itu," jawab Olla yang akhirnya menjawab apa yang ditanyakan oleh Tuan Mathias. Tuan Mathias menoleh ke arah menantunya, dia ingin tahu apakah menantunya yang mengintimidasi cucunya itu itu. Nyonya Megumi tidak menyadari jika mertuanya menatap dirinya. Dia masih terus mengintimidasi Olla dan mendengar jawaban dari Olla dia senang dan tersenyum puas dengan jawaban Olla. Nyonya Megumi menoleh ke arah Tuan Mathias, karena dia ingin memberitahukan kalau Olla menolaknya bukan karena dia. Akan tetapi, saat Nyonya Megumi menoleh ke mertuanya, alangkah terkejutnya dia melihat sorot mata Tuan Mathias. Hingga dirinya, gugup dan jadi salah tingkah. "Ada apa, Daddy?" tanya Nyonya Molen yang raut wajahnya ketakutan. "Kenapa kamu tersenyum?

    Last Updated : 2024-12-06
  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 7. Maafkan Saya

    "Rafly, kenapa kamu tidak mengundang aku saat menikah? Apa kamu melupakan aku? Aku temanmu, tapi kamu melupakan aku. Jika bukan karena kakek, aku tidak akan tahu kamu menikah," ucap seseorang yang berjalan ke arah Rafly dan duduk telat di depannya. Edgar Emiliano, seorang pengusaha hotel dan dia juga teman masa kecil Rafly dan Edgar sama seperti Rafly, dia memiliki klan mafia yang sangat terkenal kejam. "Jangan dengarkan dia. Aku tidak pernah menikah. Kenapa kamu ke sini? Apa tidak dikejar FBI?" tanya Rafly menatap Edgar yang tersenyum mengejek ke arahnya.. "FBI? Mereka yang takut denganku. Lagipula, aku hanya ingin bertemu denganmu. Siapa yang kamu bunuh, Rafly?" tanya Edgar dengan serius. Rafly menaikkan alisnya, dia tidak tahu kemana arah pembicaraan sahabatnya ini. "Apa maksudmu?" tanya Rafly. Edgar men ondongkan tubuhnya ke Rafly dan dia tersenyum menyeringai ke Rafly hingga membuat Rafly kesal dengan Edgar. Rafly segera berdiri dari kursinya dan mengabaikan pertanyaan dar

    Last Updated : 2024-12-07
  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 8. Kenapa Marah

    Olla melihat kedatangan dari suaminya. Dia tidak menyangka kalau Rafly ada di sini. Olla gugup dan takut karena Rafly menatapnya dengan cukup tajam dan Olla juga melihat ada Dion serta satu pria yang Olla tidak tahu siapa. "Kalian siapa? Apa kalian kenal dia? Kalau kenal bagus, jadi saya minta ganti rugi dengan kalian. Lihat, dia sudah mengotori pakaianku. Lebih tepatnya mereka berdua yang membuat pakaianku seperti ini," jawab wanita tersebut menuju ke arah Olla dan juga pelayan yang saat ini menundukkan kepala.Keduanya tidak berani untuk menatap ke arah Rafly dan yang lainnya. Akan tetapi, pelayan yang menumpahkan makanan ke pakaian wanita itu angkat bicara. "Maaf, Tuan. Sebenarnya, saya yang salah. Saya tidak melihat Nona ini berdiri saya tidak sengaja menyenggol lengannya sehingga Nona ini terkejut hingga membuat nampan yang saya pegang jatuh, sekali lagi maaf," jawab pelayan tersebut mengakui kalau kesalahannya ada pada dia. Wanita tersebut tidak terima, baginya Olla juga sal

    Last Updated : 2024-12-07
  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 9. Dilema

    Dion segera membawa Olla pergi, dia tidak ingin menjadi tumbal dari tuannya. Jika tuannya itu marah maka dia harus tidur dengan si Bella, pelihara milik tuannya, walaupun si Bella tersebut jinak dengannya, tapi tetap saja semalaman tidur dengan si Bella akan membuat dia frustasi."Ayo, kakak kita lari. Sekarang, kita dalam bahaya kalau sampai suamimu marah, maka aku akan tidur dengan si Bella, bisa-bisa aku akan begadang selamanya eh semalaman," jawab Dion yang berlari mengejar Rafly yang sudah jauh meninggalkan mereka. Olla yang mendengarnya langsung terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Dion. Olla langsung bertanya ke Dion maksud dari perkataan Dion. "Apa maksudmu, Tuan, apa kamu tidak punya rumah, makanya tidur dengan Bella. Dan Bella itu siapa?" tanya Olla yang membuat Dion melotot."Apa maksudmu aku tidak punya rumah,kakak ipar? Aku punya rumah, siapa yang mengatakan aku tidak punya rumah? Suamimu itu tidak akan maafkan aku dan dia akan marah kepadaku karena kejadian ini. Apa

    Last Updated : 2024-12-07
  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 10. Tamu Tak Diundang

    Nyonya Megumi terkejut melihat siapa yang datang. Dia langsung mendekati tamunya. Semua orang yang mengetahui siapa tamu dari Nyonya Megumi terkejut tapi mereka tidak bisa berkata-kata. "Aunty, apa kabar?" tanya seorang wanita yang merentangkan tangannya ke arah Nyonya Megumi untuk memeluk wanita paruh baya yang masih cantik itu. "Sayang, Aunty. Menantu Aunty yang paling cantik, apa kabar, Sayang?" tanya Nyonya Megumi dengan senyum bahagia melihat siapa yang datang ke rumahnya. Niken Wilona muncul di depannya. Wanita yang anggun, cantik dan dia juga seorang model papan atas. Siapa yang tidak mengenal Niken Wilona. "Aunty bisa saja. Oh, ya, dimana Rafly? Apa dia belum pulang. Aku sudah mengirim dia pesan untuk menjemput aku. Tapi, you now lah, Aunty bagaimana Rafly, dia sama sekali tidak membalas pesanku. Aku sedih sekali dengan sikap Aldrich padaku, Aunty," adu Niken dengan wajah sendu. Nyonya Megumi menghela napas. Dia tidak mengerti dengan sikap Rafly saat ini. Dia jug

    Last Updated : 2024-12-08

Latest chapter

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 104. Menemui Mala

    "Adrian, kamu di mana?" tanya Niken kepada Adrian yang saat ini sedang mencari keberadaan teman Olla yang membantunya waktu di rumah sakit tempo hari. Adrian yang mendapat telpon dari Niken kesal, karena disaat dia ingin mencari tahu keberadaan teman Olla, Niken menghubungi dirinya. "Ada apa? Kenapa kamu menghubungi aku? Apa yang kamu inginkan? Katakan padaku, cepat!" ketus Adrian yang posisinya mengintai perusahaan Rafly. Sudah beberapa hari ini diaa terus mengintai ke perusahaan milik Rafly dan tentu saja yang di lakukan Adrian untuk mengikuti Dion. Karena dia tahu saat di rumah sakit, sahabat Olla bersama dengan Dion. Mendengar suara ketus Adrian tentu saja membuat Niken kesal dan dia segera mengakhiri panggilan telpon dengan Adrian. Adrian yang panggilan telponnya terputus menyerngitkan kening, dia heran karena telepon dari Niken terputus. "Kenapa dengannya? Apa yang terjadi. Dia sudah menghubungiku, tapi dia mengakhirinya. Dasar wanita tidak jelas. Ini kenapa asisten dari R

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 103. Rafly Kembali

    "Jelas itu penghianatan, tapi aku tidak peduli aku memang sengaja menjebaknya. Dia yang mengambilnya, aku yang mencurinya. Jika aku yang mengambilnya, sudah dipasti aku tidak bisa melawan mereka, strategi dari Rafly bagus, dia terlalu pintar makanya dia dijuluki sebagai King Dragon," jawab Marcel yang dianggukan oleh Simon. Dia tahu betul Rafly itu tidak ada tandingannya, benar-benar seperti seekor naga yang jika didekati akan menyemburkan api. Rafly seorang pria yang mempunyai sosok yang lebih kejam dia seperti malaikat pencabut nyawa, sudah banyak yang dia bunuh. Orang-orang itu adalah orang-orang yang berkhianat dengannya. "jadi sementara waktu apakah kita harus menyerahkan nuklir itu kepada orang lain? Menurut aku, kita jual saja sebelum meledakkannya bagaimana?" tanya Simon. "Jangan diserahkan atau dijual, kita ancam saja negara dan kita ambil uang sebanyak mungkin jika negara mengatakan jangan diledakkan kita akan katakan iya, tapi setelah mendapatkan uang dari mereka baru le

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 102. Pengkhianatan Lebih Dari Pengkhianatan

    Olla terbangun karena mendengar si kembar bangun tepatnya anaknya yang nomor satu. Terdengar suara Delon yang merengek hingga Olla segera bangun dan mendekati anak pertamanya itu. Olla melihat Delon memandang ke arahnya dan memperlihatkan wajah memelas seperti ingin digendong.Olla pun segera mengambil si kembar dengan sangat hati-hati karena kedua anaknya yang lain masih tertidur. Olla tersenyum ke arah Delon. "Ada apa, Sayang. Kenapa kamu menangis apa kamu merindukan Daddy? Sabar ya. Daddy, lagi kerja nanti kalau Daddy sudah pulang kamu boleh bermain dengan daddy, oke. Sekarang, tidurlah," ucap Olla yang menina bobokan Delon. Karena saat ini, Delon masih sangat rewel. Dia tidak ingin mengganggu mertuanya tidur dan dua si kembar lainnya. Olla menggerakkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan sambil terus bersenandung kecil. Olla mendengar suara ponselnya berdering dengan segera dia mendekati meja yang di samping tempat tidurnya. Olla melihat ID penelpon dan wajahnya tersenyum karena tel

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 101. Sadar

    Rafly membuka matanya dan dia menatap ke arah sekeliling. Dia mencoba untuk mengingat dan setelah ingat, barulah dia sadar kalau dia tertembak di dada dan sampai di sini. Rafly melihat teman-temannya yang tertidur dan dia hanya bisa melihat tanpa memanggil mereka karena dia tidak mau diganggu. "Olla, bagaimana dengan Olla. Apakah dia merisaukan aku saat ini? Aku benar-benar sedih karena Olla pasti memikirkan keberadaan aku. Aku tidak memberikan kabar dan si kembar juga. Maafkan aku, Sayang. Aku tidak bisa menghubungi kamu karena kondisi aku seperti ini. Aku tidak mau kamu memikirkan aku dan aku tidak mau kamu kecewa, aku lakukan ini untuk kamu, aku mau lindungi kamu," ucap Rafly yang tiba-tiba saja dia melow dan meneteskan air mata mengingat banyaknya orang yang ingin memisahkan dia dan dia juga tahu kalau Adrian dan Niken juga melakukan hal yang dia pikirkan. Dion menggerakkan tubuhnya yang kedinginan, mereka tidur di bawah dengan alas yang seadanya. Dion mendengar suara orang mena

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 100. Mimpi Buruk

    Rafly masih dirawat di rumah sakit dia belum sadarkan diri. Dion dan para sahabat menemani Rafly di ruang inap. Mereka tidak meninggalkan Rafly sama sekali. "Kapan dia bangun, i tidak tahu kalau nanti bertemu Olla, apa lagi yang harus i jawab. Apa tidak sebaiknya you katakan saja pada keluarga dia. Kasihan, kalau dia tidak ada yang menemani, kalau terjadi sesuatu setelah ini, kita akan dituduh. You tahu sendiri ibunya seperti apa, i tidak sanggup untuk melihat semua ini," jawab Nancy yang menyarankan kepada sahabat Rafly yang lain untuk memberitahukan kepada keluarga Rafly. "Kamu tenang saja, dokter mengatakan kalau Rafly akan baik, itu artinya dia akan baik. Jadi, biarkan Rafly sendiri ya mengatakannya kepada keluarganya sendiri, karena ini masalah dia dan keluarganya, kita jangan ikut campur," jawab Edgar yang diganggukan oleh Ferrel dan juga Keano. Dion setuju dengan sahabat tuannya ini, dia juga tidak berhak untuk memberitahukan orang tuanya tuannya itu, karena itu ranah pribad

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 99. Rafly Bukan Mafia

    "Kita harus mengeceknya dulu baru kita tahu apakah itu benar-benar milik Marcel dan bukan Malik, kamu ini asal sebut nama. Siapa Malik itu?" tanya Edgar. Ferrel mendengar perkataan dari Edgar tersipu malu. Ferrel salah menyebut nama, dia katakan Malik dan harusnya Marcel. Tentu saja itu membuat Edgar dan juga Keano menggelengkan kepala karena sahabatnya itu benar-benar salah dalam menafsir siapa orang yang sudah mereka tuduh sebagai penghianat. "Maaflah aku, bro. Aku lupa nama dia. Pantes saja kok namanya tidak familiar untukku, ternyata salah orang," jawab Ferrel sembari tertawa dan dirinya meminta maaf kepada teman-temannya kalau dia salah menyebutkan nama. "Oh, ya aku rasa lebih baik kamu beritahukan segera kepada Olla, Dion. Katakan kalau kalian sedang berada di luar negeri. Katakan Rafly ada urusan pekerjaan karena aku yakin saat ini dia sedang mengkhawatirkan Rafly, terlebih lagi tadi kita mendengarkan kalau si kembar sedang nangis dan aku yakin saat ini Olla pasti memikirkan

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 98. Selamat

    Saat ini Rafly dibawa ke rumah sakit dan dia mendapatkan pertolongan pertama. Dada Rafly ditembak oleh musuhnya. "Aduh, bahaya ini. Bagaimana caranya kita beritahukan ke kekeluargaan dia? Apa yang akan kita katakan nanti, aku tidak berani untuk mengatakannya," ungkap Edgar yang takut untuk memberitahu kepada keluarga Rafly apa yang terjadi dengan Rafly. "Sabar, kita akan beritahukan semuanya nanti, kita lihat kondisi Rafly semoga dia baik. Jangan ada yang beritahukan dulu, karena aku yakin saat ini Rafly akan selamat dan pelurunya tidak mengenai sesuatu yang vital dari tubuhnya." Ferrel menenangkan sahabatnya dan yang lainnya kalau Rafly akan baik saja. Mendengar apa yang dikatakan oleh Ferrel tentu saja Edgar dan yang lainnya menganggukkan kepala mereka yakin kalau Rafli tidak akan mendapatkan masalah yang berarti dalam artian pelurunya tidak mengenai jantung atau apapun itu. Dokter yang biasa menangani Rafli dan sahabatnya saat ini sangat hati-hati untuk melakukan operasi terhad

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 97. Tertembak

    Rafly masih menunggu kondisi aman dan dia tidak mau sampai ada yang mengetahui kedatangannya ke tempat ini. Dan tentu saja itu membuat Rafly harus bisa atur strategi. Sedangkan di dalam markas tersebut, Marcel dan Simon masih duduk dan berdiskusi. "Kapan kita culik mereka? Apakah kalian semua sudah ada ide bagaimana caranya menculik wanita dari Rafly?" tanya Marcel kepada Simon. "Aku rasa ideku hanya satu langsung ke tempat di mana mereka berada. Maksudnya, tempat tinggalnya kita datangi dan dengan begitu kita bisa menculik mereka. Karena kalau kita tunggu mereka keluar tidak mungkin apa lagi kalau menunggu kedua orang itu. Rencana mereka tidak akan bisa digunakan," jawab Simon. "Maksudnya kamu mereka siapa? Niken dan Adrian ya? Kenapa tidak minta tolong mereka. Bukannya, salah satu dari mereka bisa mendekati wanita itu. Kalau tidak salah si Adrian. Dia bisa melakukan itu, kita tidak perlu repot untuk mengejar sampai di rumah." Marcel menyarankan Adrian untuk menjadi tumbal mereka

  • Terperangkap Hasrat: Mengandung Bayi Triplet Sang Mafia!    Bab 96. Mencari Fakta

    Rafly pun segera melakukan apa yang sudah dia rencanakan. Dia akan pergi ke tempat di mana Niken dan Adrian saat itu datangi, saat ini Raffi bergerak menuju ke tempat tersebut. Dia berharap bisa bertemu dengan dua orang yang menjadi musuhnya dan dia akan memperlakukan musuh-musuhnya itu dengan cukup baik dalam artian melenyapkannya.Sedangkan Olla yang berada di rumah saat ini tengah bersama dengan si kembar. Dia melihat si kembar sudah wangi, bersih dan saat ini memandang ke arah ketiganya. Mereka sudah diberikan susu namun belum juga tidur. "Kalian kenapa belum tidur, apa kalian ingin sesuatu?" tanya Olla kepada ketiga putranya yang masih memandang ke arahnya dan tersenyum. Tidak ada yang membuat kebahagiaan di hati Olla saat ini. Olla terus tersenyum dan bermain dengan ketiganya. Pintu kamar Olla terbuka terlihat sang mertua datang mendekati Olla dan juga si kembar. "Mereka belum tidur, ya? Wah, lihat ini. Cucu nenek cakep sekali. Mereka bertiga sangat tampan sekali, ya. Kamu s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status