Terlahir Kembali di Rahim Perundung

Terlahir Kembali di Rahim Perundung

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Oleh:  Natasha  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
645Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Setelah dirundung sampai mati, aku terlahir kembali menjadi bayi. Ternyata ibuku adalah orang yang merundungku. Dia malah memanggilku anak baik. Anak baik? Aku langsung meronta-ronta dan menangis di pelukannya. Aku menjulurkan tangan untuk menusuk matanya! Mulai hari ini, anak baik akan membalas dendam!

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Bab 1

"Ah!"Sakit .... Solana menyiramku dengan air mendidih. Aku membelalak dan berteriak kesakitan."Solana, tolong lepaskan aku .... Kumohon ...."Aku ingin melawan, tetapi ditahan oleh orang di belakangku. Aku hanya bisa menatap gaunku yang merah dan memohon dengan pasrah.Solana tertawa jahat. "Kamu cuma wanita murahan yang dibenci semua orang. Kamu nggak pantas dibandingkan denganku."Solana memberi perintah. Air panas itu disiram ke wajahku lagi."Kak Solana, lihat wajahnya. Macam udang rebus."Terdengar ejekan antek Solana, lalu diikuti suara Solana yang penuh kebencian."Bianca, kamu seharusnya berterima kasih padaku. Wanita murahan sepertimu nggak seharusnya punya wajah seperti ini."Usai berbicara, Solana mengeluarkan pisau dan menggores wajahku. Entah bagaimana, mungkin karena keinginan untuk hidup atau mungkin karena rasa sakit, aku tiba-tiba terlepas dari kekangan.Aku melarikan diri dengan panik. Solana membawa anteknya mengejar dari belakang. Pada akhirnya, aku menghentikan l

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
16 Bab

Bab 1

"Ah!"Sakit .... Solana menyiramku dengan air mendidih. Aku membelalak dan berteriak kesakitan."Solana, tolong lepaskan aku .... Kumohon ...."Aku ingin melawan, tetapi ditahan oleh orang di belakangku. Aku hanya bisa menatap gaunku yang merah dan memohon dengan pasrah.Solana tertawa jahat. "Kamu cuma wanita murahan yang dibenci semua orang. Kamu nggak pantas dibandingkan denganku."Solana memberi perintah. Air panas itu disiram ke wajahku lagi."Kak Solana, lihat wajahnya. Macam udang rebus."Terdengar ejekan antek Solana, lalu diikuti suara Solana yang penuh kebencian."Bianca, kamu seharusnya berterima kasih padaku. Wanita murahan sepertimu nggak seharusnya punya wajah seperti ini."Usai berbicara, Solana mengeluarkan pisau dan menggores wajahku. Entah bagaimana, mungkin karena keinginan untuk hidup atau mungkin karena rasa sakit, aku tiba-tiba terlepas dari kekangan.Aku melarikan diri dengan panik. Solana membawa anteknya mengejar dari belakang. Pada akhirnya, aku menghentikan l
Baca selengkapnya

Bab 2

Ketika kembali membuka mataku, aku sudah berada di pelukan hangat. Apa aku melakukan perjalanan melintasi waktu?Sambil berpikir begitu, aku tiba-tiba melihat tatapan yang dipenuhi kehangatan dan kelembutan. Solana?Meskipun terlihat sangat lelah, Solana dipenuhi cinta kasih ibu. Hanya saja, itu adalah wajah Solana yang bengis seperti siluman!"Anakku, kamu kesayangan Ibu."Aku menatap Solana dengan mata terbelalak. Ucapannya dipenuhi kasih sayang, tetapi aku malah merasa putus asa. Seketika, berbagai adegan saat dia menindasku di kampus membanjiri benakku.Aku meronta-ronta di pelukan Solana. Aku menjulurkan kedua tanganku untuk menusuk matanya, tetapi tanganku terlalu pendek untuk menjangkau.Solana terkejut melihatku melawan. "Eh! Jangan takut, Sayang."Setelah mendengar suara familier Solana, aku akhirnya memastikan sesuatu. Aku terlahir kembali, bahkan menjadi putri Solana!
Baca selengkapnya

Bab 3

"Popok anak kita basah nggak?" tanya seorang pria.Wajah Solana sontak tersipu. "Coba kulihat."Solana membuka popokku untuk memeriksa. "Nggak kok, dia nggak pipis.""Ah!" teriak Solana tiba-tiba. Kemudian, dia melemparkanku ke ranjang rumah sakit.Aku sontak menangis. Pria itu segera mendekat dan menggendongku, lalu menghibur, "Jangan takut. Ada Ayah di sini."Kemudian, pria itu menoleh dan membentak Solana, "Gimana saja kamu ini? Masa melempar anak sendiri?"Solana buru-buru menunjuk wajahnya dan berujar, "Dia pipis di wajahku.""Bayi kecil seperti ini memang nggak bisa mengontrol diri. Masa kamu juga nggak bisa? Gimana kamu jadi ibu kalau begini? Gimana kalau anak kita terluka? Aku nggak tenang kalau kamu yang jaga anak!" hardik pria itu.Ekspresi Solana sontak dipenuhi kesedihan dan kekesalan. "Aku juga nggak sengaja."Wajah pria itu menjadi masam. Dia berucap dengan dingin, "Mulai hari ini, aku blokir kartumu. Kamu harus belajar cara menjaga anak. Kamu nggak boleh ke mana-mana. Ja
Baca selengkapnya

Bab 4

Sejak saat itu, Solana melewati kehidupan "indah" dengan menjagaku 24 jam sehari. Setiap kali Solana ingin tidur, aku akan menangis. Dia akan menenangkanku selama satu jam, lalu aku akan menangis lagi.Ketika Solana menyusuiku, aku akan menyemburkan susu ke wajahnya. Setiap kali ada kesempatan, aku akan menarik rambutnya dan memainkan wajahnya.Solana hampir gila dibuatku. Dia awalnya masih memikirkan cara untuk mendapat kartu banknya kembali dan pergi foya-foya, tetapi akhirnya menyerahkanku kepada pengasuh.Begitu digendong pengasuh, aku langsung menangis sekuat tenaga. Tangisanku yang histeris pun membuat seluruh orang di vila merasa kasihan padaku.Ibu mertua Solana, nenekku, langsung memelototinya sambil membentak, "Solana, kamu ini ibu macam apa! Kamu nggak mau jaga anak ya? Keluar saja dari rumah ini!""Dasar sampah nggak berguna!" gerutu nenekku sambil membujukku. Aku pun tidak menangis lagi untuk menghargai nenekku.Kemudian, aku menatap Solana sambil tersenyum bangga. Solana
Baca selengkapnya

Bab 5

Ketika Pedro pulang dan baru selesai mengganti sepatu, nenekku langsung menceritakan semua ketidakpuasannya terhadap Solana.Begitu mendengar Solana mengataiku monster, wajah Pedro langsung muram. Dia menggertakkan giginya dengan kesal, lalu naik ke lantai atas. "Wanita ini benar-benar ...."Aku merasa agak kecewa karena tidak bisa melihat adegan selanjutnya. Namun, nenekku tiba-tiba menggendongku ke lantai atas, bahkan memanas-manasi suasana. Nenekku memang hebat!Ketika Pedro menendang pintu, Solana sedang berdandan. Dia terkejut mendengar suara benturan kuat itu.Kemudian, dengan mata berkaca-kaca, Solana memanggil dengan manja, "Sayang, kamu sudah pulang."Suaranya sangat manja, tidak cocok dengan bekas tamparan di wajahnya. Dalam hatiku, aku merasa takjub dengan tamparan kuat nenekku.Tiba-tiba, nenekku membentak dengan murka, "Dasar jalang! Kamu ingin mencelakaiku ya!"Pedro yang awalnya merasa kasihan pada Solana pun berubah ekspresinya. Sementara itu, nenekku menyerbu ke depan
Baca selengkapnya

Bab 6

Terlihat telapak tangan nenekku dipenuhi riasan merah. Pedro pun terkejut. Dia menatap wajah Solana yang berwarna merah sekaligus putih. Penampilan seperti ini sungguh berantakan.Aku mengamati perubahan pada ekspresi Pedro. Sepertinya, kualitas produk kosmetik Solana kurang baik.Nenek menggosok tangannya dan berkata dengan tidak acuh, "Kamu mau pakai metode rendahan seperti ini untuk melawanku? Becermin dulu lain kali!""Solana!" Pedro mendekati dengan murka. Dia awalnya merasa bersalah, tetapi sekarang tidak lagi. Dia sontak menjambak rambut Solana dan memperingatkan, "Mulai sekarang, jaga anak kita dengan baik dan jangan buat masalah!""Kalau nggak, aku bakal menceraikanmu dan kamu harus mengembalikan semua uangku yang telah kamu hamburkan! Paham?"Solana hanya bisa mengangguk dengan kaku. Kemudian, Pedro mengambilku dari pelukan nenekku. Aku bersandar di bahunya, lalu menatap Solana sambil tersenyum mengejek.Kebetulan, Solana mendongak dan melihatku. Dia ketakutan hingga gemetara
Baca selengkapnya

Bab 7

Beberapa bulan kemudian, aku akhirnya bisa berjalan, bahkan mulai bicara dan mengenal tulisan. Seluruh keluarga mengira aku anak genius.Namun, aku tidak pernah memanggil Solana mama. Ketika tidak ada siapa pun, aku bahkan memanggil Solana jalang dan murahan.Suatu kali, Solana yang terprovokasi mencoba melemparkanku dari lantai atas. Namun, pengasuh langsung menghentikannya.Pedro pun yakin Solana sudah gila. Bagaimanapun, aku terlihat sangat akur dengan para pengasuh.Nenekku memanggil tiga psikiater kemari untuk memeriksa Solana. Karena takut Solana melukaiku, mereka mengurung Solana di lantai atas.Mental Solana makin hancur. Aku sering mendengar teriakan dan makiannya.Pada akhirnya, ketika aku berusia 1 tahun, Solana diizinkan keluar. Pedro berpesan banyak hal dan Solana hanya bisa menyetujuinya.Meskipun begitu, aku bisa melihat kekejaman pada tatapannya. Wanita ini pasti ingin mencari cara untuk membalas dendam!
Baca selengkapnya

Bab 8

Keluarga Wiguna bukan keluarga terhebat di Kota Malim. Namun, perkembangan mereka sangat pesat. Makanya, banyak orang yang datang ke pesta ulang tahunku yang pertama.Pedro dan Solana dijodohkan. Jadi, Keluarga Hutani datang sangat awal. Yang memimpin Keluarga Hutani adalah seorang pemuda. Wajahnya agak mesum.Setelah menyapa Pedro, pemuda itu membungkuk untuk mengelusku. Aku langsung memeluk leher Pedro dan memalingkan wajah sebagai bentuk penolakan."Anak ini memang penakut." Pedro tersenyum.Pemuda itu juga tersenyum dan tidak keberatan. Dia berkata dengan lirih, "Lain kali kita harus lebih sering ketemu ya."Suara ini .... Aku memeluk Pedro dengan makin erat. Pedro menepuk punggungku, tetapi aku terlalu takut.Di sebuah kamar mandi yang gelap gulita, tangan pemuda itu pernah menyentuh punggungku dan mencubit dagingku. Dia berbisik di samping telingaku, "Kamu cantik sekali."Ternyata dia, kakak Solana! Mereka sekeluarga memang jahat!"Sayang, kamu kenapa?" tanya Pedro dengan lembut.
Baca selengkapnya

Bab 9

Setelah makin banyak tamu yang datang, Solana berdiri di samping Pedro dengan mata memerah.Mengejutkannya, aku bisa merasakan sepasang mata sedang mengawasiku. Begitu melihat, ternyata itu adalah Fredy.Aku sontak terkesiap, seolah-olah diincar oleh harimau ganas. Aku menggigit lidahku, lalu berpura-pura polos saat memalingkan wajah.Solana pasti menceritakan keanehanku kepada Fredy. Pedro tidak mungkin berpihak pada Solana karena aku putrinya. Tidak ada ayah yang tidak mencintai putri sendiri. Apalagi, sandiwaraku sangat bagus.Namun, Fredy tidak akan seperti itu. Bagaimanapun, dia dan Solana adalah saudara. Sepertinya, aku tidak boleh terburu-buru.Segera, waktunya aku memilih barang. Aku berpura-pura merangkak tanpa tujuan. Semua orang menyaksikanku dari samping. Mereka membujukku untuk mengambil barang ini dan itu.Sebenarnya aku sudah tahu apa yang ingin kuambil. Itu adalah sebuah kotak hadiah di samping ikat pinggang.Aku mengambilnya, lalu memeluknya. Orang-orang menyuruhku mem
Baca selengkapnya

Bab 10

Di kehidupan lampau, Solana dan anteknya pernah menyeretku dari gerbang kampus ke sebuah mobil. Dia membawaku ke rumahnya."Solana, kumohon, tolong lepaskan aku. Aku pasti akan menuruti ucapanmu." Tanpa memedulikan permohonanku, Solana mendorongku masuk ke sebuah ruangan."Bianca, bukannya kamu suka merayu pria? Sekarang prianya sudah datang. Kamu bisa bersenang-senang." Solana menutup pintu dengan kesal. Seketika, ruangan menjadi gelap gulita.Tidak peduli bagaimana aku berteriak, tidak ada yang membantu. Ketika aku merasa putus asa, tiba-tiba pintu terbuka.Cahaya bulan menyinari sosok pria itu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku selanjutnya. Pria itu seperti sedang mengamatiku. Aku merasa tidak nyaman, hanya bisa memohon untuk dilepaskan.Namun, pria itu terkekeh-kekeh dan terus mendekat. Jantungku berdetak kencang. Aku mundur beberapa langkah.Setelah mengamatiku sesaat, pria itu tiba-tiba melepas ikat pinggangnya. Aku terus meronta-ronta, tetapi tenaganya lebih besar dari
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status