Share

Terlahir Kembali di Rahim Perundung
Terlahir Kembali di Rahim Perundung
Author: Natasha

Bab 1

Author: Natasha
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
"Ah!"

Sakit .... Solana menyiramku dengan air mendidih. Aku membelalak dan berteriak kesakitan.

"Solana, tolong lepaskan aku .... Kumohon ...."

Aku ingin melawan, tetapi ditahan oleh orang di belakangku. Aku hanya bisa menatap gaunku yang merah dan memohon dengan pasrah.

Solana tertawa jahat. "Kamu cuma wanita murahan yang dibenci semua orang. Kamu nggak pantas dibandingkan denganku."

Solana memberi perintah. Air panas itu disiram ke wajahku lagi.

"Kak Solana, lihat wajahnya. Macam udang rebus."

Terdengar ejekan antek Solana, lalu diikuti suara Solana yang penuh kebencian.

"Bianca, kamu seharusnya berterima kasih padaku. Wanita murahan sepertimu nggak seharusnya punya wajah seperti ini."

Usai berbicara, Solana mengeluarkan pisau dan menggores wajahku. Entah bagaimana, mungkin karena keinginan untuk hidup atau mungkin karena rasa sakit, aku tiba-tiba terlepas dari kekangan.

Aku melarikan diri dengan panik. Solana membawa anteknya mengejar dari belakang. Pada akhirnya, aku menghentikan langkah kakiku di pinggir lubang air besar yang baru digali pihak kampusku.

Ketika melihat ini, Solana terkekeh-kekeh. "Bianca, kamu nggak mungkin mau bunuh diri, 'kan?"

Solana mendekat dengan perlahan. Sepatu hak tingginya seolah-olah menginjak hatiku, membuatku makin tegang.

"Kalau berani, lompat saja. Ayahmu petani, ibumu petugas kebersihan. Kalau orang sepertimu mati, nggak bakal ada yang peduli! Sekarang wajahmu saja sudah hancur. Gimana kamu bisa merayu pria lagi?" hina Solana.

Antek-anteknya pun turut bersuara.

"Bianca, kamu nggak bisa merayu pria lagi. Cepat lompat sana!"

"Ayo, cepat sedikit! Tempat ini punya fengsui yang bagus lho!"

Nyawaku menjadi bahan bercandaan mereka. Keluargaku memang miskin. Ayahku hanya petani, sedangkan ibuku hanya petugas kebersihan.

Aku tidak punya apa-apa. Selain prestasi yang cukup bagus, aku cuma punya wajah yang bisa dibilang cantik. Makanya, aku sering mendapat surat cinta.

Inilah alasan Solana menyerangku. Aku jelas-jelas tidak melakukan apa-apa, tetapi malah dibilang murahan. Semua perundungan ini hanya permainan kecil bagi Solana.

Setiap hari, aku hidup dalam ketakutan. Aku terus berpikir bagaimana Solana akan menyiksaku. Dengan tamparan, serangga, atau cambukan?

Berbagai adegan menyakitkan muncul di benakku. Aku seolah-olah adalah mainan Solana. Jadi, apa gunanya aku hidup?

Aku melihat refleksiku di air. Darah mengalir di wajahku. Sepertinya hari-hariku hanya akan terasa makin berat.

Aku memaksakan senyuman, lalu melirik Solana yang sedang memotret dan mengejekku. "Solana, kutunggu kamu di neraka!"

Di bawah tatapan mencela mereka, aku melompat ke lubang air sedalam 10 meter. Seketika, darah menghiasi air.

Pada saat yang sama, ejekan mereka berubah menjadi keterkejutan, ketakutan, dan kepanikan. Akan tetapi, aku tidak bisa melihatnya lagi.

Related chapters

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 2

    Ketika kembali membuka mataku, aku sudah berada di pelukan hangat. Apa aku melakukan perjalanan melintasi waktu?Sambil berpikir begitu, aku tiba-tiba melihat tatapan yang dipenuhi kehangatan dan kelembutan. Solana?Meskipun terlihat sangat lelah, Solana dipenuhi cinta kasih ibu. Hanya saja, itu adalah wajah Solana yang bengis seperti siluman!"Anakku, kamu kesayangan Ibu."Aku menatap Solana dengan mata terbelalak. Ucapannya dipenuhi kasih sayang, tetapi aku malah merasa putus asa. Seketika, berbagai adegan saat dia menindasku di kampus membanjiri benakku.Aku meronta-ronta di pelukan Solana. Aku menjulurkan kedua tanganku untuk menusuk matanya, tetapi tanganku terlalu pendek untuk menjangkau.Solana terkejut melihatku melawan. "Eh! Jangan takut, Sayang."Setelah mendengar suara familier Solana, aku akhirnya memastikan sesuatu. Aku terlahir kembali, bahkan menjadi putri Solana!

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 3

    "Popok anak kita basah nggak?" tanya seorang pria.Wajah Solana sontak tersipu. "Coba kulihat."Solana membuka popokku untuk memeriksa. "Nggak kok, dia nggak pipis.""Ah!" teriak Solana tiba-tiba. Kemudian, dia melemparkanku ke ranjang rumah sakit.Aku sontak menangis. Pria itu segera mendekat dan menggendongku, lalu menghibur, "Jangan takut. Ada Ayah di sini."Kemudian, pria itu menoleh dan membentak Solana, "Gimana saja kamu ini? Masa melempar anak sendiri?"Solana buru-buru menunjuk wajahnya dan berujar, "Dia pipis di wajahku.""Bayi kecil seperti ini memang nggak bisa mengontrol diri. Masa kamu juga nggak bisa? Gimana kamu jadi ibu kalau begini? Gimana kalau anak kita terluka? Aku nggak tenang kalau kamu yang jaga anak!" hardik pria itu.Ekspresi Solana sontak dipenuhi kesedihan dan kekesalan. "Aku juga nggak sengaja."Wajah pria itu menjadi masam. Dia berucap dengan dingin, "Mulai hari ini, aku blokir kartumu. Kamu harus belajar cara menjaga anak. Kamu nggak boleh ke mana-mana. Ja

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 4

    Sejak saat itu, Solana melewati kehidupan "indah" dengan menjagaku 24 jam sehari. Setiap kali Solana ingin tidur, aku akan menangis. Dia akan menenangkanku selama satu jam, lalu aku akan menangis lagi.Ketika Solana menyusuiku, aku akan menyemburkan susu ke wajahnya. Setiap kali ada kesempatan, aku akan menarik rambutnya dan memainkan wajahnya.Solana hampir gila dibuatku. Dia awalnya masih memikirkan cara untuk mendapat kartu banknya kembali dan pergi foya-foya, tetapi akhirnya menyerahkanku kepada pengasuh.Begitu digendong pengasuh, aku langsung menangis sekuat tenaga. Tangisanku yang histeris pun membuat seluruh orang di vila merasa kasihan padaku.Ibu mertua Solana, nenekku, langsung memelototinya sambil membentak, "Solana, kamu ini ibu macam apa! Kamu nggak mau jaga anak ya? Keluar saja dari rumah ini!""Dasar sampah nggak berguna!" gerutu nenekku sambil membujukku. Aku pun tidak menangis lagi untuk menghargai nenekku.Kemudian, aku menatap Solana sambil tersenyum bangga. Solana

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 5

    Ketika Pedro pulang dan baru selesai mengganti sepatu, nenekku langsung menceritakan semua ketidakpuasannya terhadap Solana.Begitu mendengar Solana mengataiku monster, wajah Pedro langsung muram. Dia menggertakkan giginya dengan kesal, lalu naik ke lantai atas. "Wanita ini benar-benar ...."Aku merasa agak kecewa karena tidak bisa melihat adegan selanjutnya. Namun, nenekku tiba-tiba menggendongku ke lantai atas, bahkan memanas-manasi suasana. Nenekku memang hebat!Ketika Pedro menendang pintu, Solana sedang berdandan. Dia terkejut mendengar suara benturan kuat itu.Kemudian, dengan mata berkaca-kaca, Solana memanggil dengan manja, "Sayang, kamu sudah pulang."Suaranya sangat manja, tidak cocok dengan bekas tamparan di wajahnya. Dalam hatiku, aku merasa takjub dengan tamparan kuat nenekku.Tiba-tiba, nenekku membentak dengan murka, "Dasar jalang! Kamu ingin mencelakaiku ya!"Pedro yang awalnya merasa kasihan pada Solana pun berubah ekspresinya. Sementara itu, nenekku menyerbu ke depan

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 6

    Terlihat telapak tangan nenekku dipenuhi riasan merah. Pedro pun terkejut. Dia menatap wajah Solana yang berwarna merah sekaligus putih. Penampilan seperti ini sungguh berantakan.Aku mengamati perubahan pada ekspresi Pedro. Sepertinya, kualitas produk kosmetik Solana kurang baik.Nenek menggosok tangannya dan berkata dengan tidak acuh, "Kamu mau pakai metode rendahan seperti ini untuk melawanku? Becermin dulu lain kali!""Solana!" Pedro mendekati dengan murka. Dia awalnya merasa bersalah, tetapi sekarang tidak lagi. Dia sontak menjambak rambut Solana dan memperingatkan, "Mulai sekarang, jaga anak kita dengan baik dan jangan buat masalah!""Kalau nggak, aku bakal menceraikanmu dan kamu harus mengembalikan semua uangku yang telah kamu hamburkan! Paham?"Solana hanya bisa mengangguk dengan kaku. Kemudian, Pedro mengambilku dari pelukan nenekku. Aku bersandar di bahunya, lalu menatap Solana sambil tersenyum mengejek.Kebetulan, Solana mendongak dan melihatku. Dia ketakutan hingga gemetara

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 7

    Beberapa bulan kemudian, aku akhirnya bisa berjalan, bahkan mulai bicara dan mengenal tulisan. Seluruh keluarga mengira aku anak genius.Namun, aku tidak pernah memanggil Solana mama. Ketika tidak ada siapa pun, aku bahkan memanggil Solana jalang dan murahan.Suatu kali, Solana yang terprovokasi mencoba melemparkanku dari lantai atas. Namun, pengasuh langsung menghentikannya.Pedro pun yakin Solana sudah gila. Bagaimanapun, aku terlihat sangat akur dengan para pengasuh.Nenekku memanggil tiga psikiater kemari untuk memeriksa Solana. Karena takut Solana melukaiku, mereka mengurung Solana di lantai atas.Mental Solana makin hancur. Aku sering mendengar teriakan dan makiannya.Pada akhirnya, ketika aku berusia 1 tahun, Solana diizinkan keluar. Pedro berpesan banyak hal dan Solana hanya bisa menyetujuinya.Meskipun begitu, aku bisa melihat kekejaman pada tatapannya. Wanita ini pasti ingin mencari cara untuk membalas dendam!

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 8

    Keluarga Wiguna bukan keluarga terhebat di Kota Malim. Namun, perkembangan mereka sangat pesat. Makanya, banyak orang yang datang ke pesta ulang tahunku yang pertama.Pedro dan Solana dijodohkan. Jadi, Keluarga Hutani datang sangat awal. Yang memimpin Keluarga Hutani adalah seorang pemuda. Wajahnya agak mesum.Setelah menyapa Pedro, pemuda itu membungkuk untuk mengelusku. Aku langsung memeluk leher Pedro dan memalingkan wajah sebagai bentuk penolakan."Anak ini memang penakut." Pedro tersenyum.Pemuda itu juga tersenyum dan tidak keberatan. Dia berkata dengan lirih, "Lain kali kita harus lebih sering ketemu ya."Suara ini .... Aku memeluk Pedro dengan makin erat. Pedro menepuk punggungku, tetapi aku terlalu takut.Di sebuah kamar mandi yang gelap gulita, tangan pemuda itu pernah menyentuh punggungku dan mencubit dagingku. Dia berbisik di samping telingaku, "Kamu cantik sekali."Ternyata dia, kakak Solana! Mereka sekeluarga memang jahat!"Sayang, kamu kenapa?" tanya Pedro dengan lembut.

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 9

    Setelah makin banyak tamu yang datang, Solana berdiri di samping Pedro dengan mata memerah.Mengejutkannya, aku bisa merasakan sepasang mata sedang mengawasiku. Begitu melihat, ternyata itu adalah Fredy.Aku sontak terkesiap, seolah-olah diincar oleh harimau ganas. Aku menggigit lidahku, lalu berpura-pura polos saat memalingkan wajah.Solana pasti menceritakan keanehanku kepada Fredy. Pedro tidak mungkin berpihak pada Solana karena aku putrinya. Tidak ada ayah yang tidak mencintai putri sendiri. Apalagi, sandiwaraku sangat bagus.Namun, Fredy tidak akan seperti itu. Bagaimanapun, dia dan Solana adalah saudara. Sepertinya, aku tidak boleh terburu-buru.Segera, waktunya aku memilih barang. Aku berpura-pura merangkak tanpa tujuan. Semua orang menyaksikanku dari samping. Mereka membujukku untuk mengambil barang ini dan itu.Sebenarnya aku sudah tahu apa yang ingin kuambil. Itu adalah sebuah kotak hadiah di samping ikat pinggang.Aku mengambilnya, lalu memeluknya. Orang-orang menyuruhku mem

Latest chapter

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 16

    Ketika membuka mataku kembali, aku mencium bau disinfektan. Aku menggerakkan tubuhku dengan tidak nyaman.Sepertinya gerakanku membangunkan Pedro. Dia membuka matanya yang merah. Ketika melihatku bangun, Pedro langsung menekan bel untuk memanggil dokter. "Kamu baik-baik saja?"Aku menggeleng, mencoba untuk menyingkirkan rasa pusing di kepala. "Aku baik-baik saja. Gimana Fredy? Apa dia dipenjara? Gimana Solana?""Solana terluka parah dan lumpuh. Fredy menabrak jembatan. Tangannya terluka. Dia sudah dibawa ke kantor polisi. Dia memelukmu dengan erat, makanya kamu nggak cedera. Kamu cuma mengalami syok dan terluka sedikit," jelas Pedro.Aku agak terkejut mendengarnya. Aku tidak menduga Fredy akan menabrak jembatan untuk bunuh diri. Untungnya, dia masih hidup dan bisa menerima hukumannya.Sebenarnya aku sudah membuat persiapan untuk mati. Namun, bagaimana dengan Fredy? Pria ini terus mengira dirinya mencintaiku, tetapi tindakannya malah bertolak belakang. Mungkin di momen genting itu, dia

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 15

    Mobil melaju di jalan tol. Aku duduk di pangkuan Fredy, sedangkan Solana duduk di samping kursi pengemudi.Aku berusaha keras mengulur waktu. Pada akhirnya, mobil polisi datang. Aku yang melapor polisi setelah melihat ada yang aneh dengan rute yang diambil Rudy.Lantaran panik, Fredy langsung memukul Pedro hingga jatuh pingsan, lalu membawaku dan Solana masuk ke mobil.Di tengah kegelapan, Fredy terkekeh-kekeh dan berucap, "Solana, kamu kejam sekali. Kuberi kamu begitu banyak kesempatan, tapi kamu malah begini. Hebat sekali."Sekujur tubuh Solana bergetar. "Kak, aku sudah sangat patuh. Aku membawanya keluar sesuai yang kamu instruksi. Tolong jangan menyulitkanku lagi."Fredy tertawa dan berujar dengan suara rendah, "Kamu memang nggak bisa apa-apa. Aku juga nggak bakal menyulitkanmu lagi."Sesaat kemudian, aku tiba-tiba mendengar seruan dan merasakan angin kencang berembus masuk. Ketika membuka mata, aku melihat Solana didorong dari mobil!"Ah!" teriakku terkejut. Aku tahu Fredy ini gil

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 14

    Orang-orang yang sibuk menyanjung Pedro pun mundur. Mereka berdiri di sekitar dan tersenyum menatap Fredy seperti menatap badut.Pedro terkekeh-kekeh. "Jangan sembarangan bicara kalau nggak ada bukti. Aku pengusaha jujur."Fredy makin murka. "Berhenti berakting! Kamu jelas-jelas tahu ada makam besar di bawah tanah itu! Kamu malah menawar supaya aku bangkrut!"Pedro tersenyum mencela. "Kenapa memangnya kalau aku tahu ada makam besar di bawah sana?""Cih! Kamu tunggu saja pembalasanku! Aku bakal membuatmu setengah mati!" ancam Fredy.Setelah keributan ini berakhir, menurut rencana kami, Solana akan menyerahkanku kepada Fredy. Solana tiba-tiba merasa cemas. "Nggak bakal ada masalah yang terjadi, 'kan?""Semua bakal baik-baik saja," jawabku dengan tenang.Segera, aku diserahkan ke pelukan seseorang. Aku tahu orang ini adalah Fredy, tetapi tetap berpura-pura tidur."Solana, permainan apa yang kamu mainkan?" tanya Fredy yang terus menatapku, seolah-olah ingin membongkar semua rahasia. Sekuju

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 13

    Solana menanggung penyiksaan setiap hari. Tanpa disadari, aku sudah berulang tahun tiga kali. Sekarang usiaku sudah 3 tahun.Pada musim dingin, aku mengambil permen dan bersandar di pinggir jendela sambil menikmati pemandangan di luar.Solana mengenakan piama tipis dan sandal. Di tengah angin dingin, dia mencuci pakaian dan menggosok sepatu dengan tubuh gemetaran.Penampilannya ini terlihat sungguh menyedihkan, persis saat dia menggunting selimutku dan menyuruhku bersujud padanya di tengah salju dengan tubuh telanjang.Tentunya, aku sudah memberi pelajaran kepada para anteknya. Ada yang bangkrut, ada yang dipecat. Hasil ini membuat kebencianku mereda.Namun, Fredy masih seperti bom waktu yang bisa meledakkanku kapan saja.Suatu hari, Keluarga Wiguna mendapat pesta undangan. Pedro berpesan kepada Solana, "Kamu ibu Lucia. Kamu harus menjaganya."Solana bertatapan denganku. Terlihat kebencian dan ambisi pada tatapan kami, serta tekad kuat. Ini karena kami sudah mencapai kesepakatan. Asalk

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 12

    Di ruang kerja, Fredy tersenyum tipis sambil menatap. "Bianca, jangan bersandiwara lagi."Aku pura-pura meringkuk dengan polos dan ketakutan. "Papa, aku takut."Pedro mengernyit dengan wajah murung. Dia menegur, "Apa maksudmu?"Fredy tergelak sebelum berkata, "Pedro, kamu sangat cerdas. Kamu nggak merasa putrimu dirasuki roh?""Apa yang kamu katakan? Langsung saja ke intinya." Ekspresi Pedro tetap terlihat tenang."Solana bilang ada roh lain di tubuh putrimu. Itu adalah wanita penggoda yang bereinkarnasi," jelas Fredy."Omong kosong apa yang kamu katakan? Sekarang sudah zaman apa, masa masih percaya hantu. Kenapa kamu nggak bilang adikmu yang kerasukan?" cela Pedro setelah terkekeh-kekeh."Putriku mewarisi kecerdasanku. Ini wajar. Sementara itu, adikmu seperti orang gila setiap hari. Aku seharusnya membawanya ke rumah sakit jiwa sejak awal."Fredy seperti tidak mendengar ucapan Pedro. Dia menjadi makin berminat. Sambil menatapku, dia berucap, "Kamu benaran cuma anak kecil biasa? Kamu B

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 11

    "Hantu! Hantu!" Solana memelotot sambil mundur dan akhirnya menabrak kue delapan tingkat yang disiapkan Pedro untukku.Solana duduk di atas kue. Tiba-tiba, dia memegang pisau kue. Dia menyeka krim di wajahnya, lalu menatapku dengan terkekeh-kekeh dan hendak menikamku.Semua orang terperanjat melihat adegan ini. Ketika pisau itu sudah dekat denganku, Pedro sontak melindungiku di pelukannya. Punggung Pedro pun tergores dan berdarah."Papa. Huhuhu ...." Setelah memanggil dengan ringan, aku menangis tersedu-sedu.Nenekku menendang Solana, lalu ikut menangis. Tangisanku ditambah tangisan Nenek, membuat seluruh vila menjadi sangat kacau.Pedro merasa lega melihatku baik-baik saja. Tanpa peduli pada rasa sakit di tubuhnya, dia langsung menggendongku dan menoleh memelototi Solana.Saat berikutnya, Pedro berucap dengan lantang, "Solana, kita bakal cerai! Beraninya kamu melukai putriku!"Solana sontak menangis. Dia menjelaskan dengan panik, "Sayang, aku nggak sengaja. Tolong percaya padaku. A ..

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 10

    Di kehidupan lampau, Solana dan anteknya pernah menyeretku dari gerbang kampus ke sebuah mobil. Dia membawaku ke rumahnya."Solana, kumohon, tolong lepaskan aku. Aku pasti akan menuruti ucapanmu." Tanpa memedulikan permohonanku, Solana mendorongku masuk ke sebuah ruangan."Bianca, bukannya kamu suka merayu pria? Sekarang prianya sudah datang. Kamu bisa bersenang-senang." Solana menutup pintu dengan kesal. Seketika, ruangan menjadi gelap gulita.Tidak peduli bagaimana aku berteriak, tidak ada yang membantu. Ketika aku merasa putus asa, tiba-tiba pintu terbuka.Cahaya bulan menyinari sosok pria itu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku selanjutnya. Pria itu seperti sedang mengamatiku. Aku merasa tidak nyaman, hanya bisa memohon untuk dilepaskan.Namun, pria itu terkekeh-kekeh dan terus mendekat. Jantungku berdetak kencang. Aku mundur beberapa langkah.Setelah mengamatiku sesaat, pria itu tiba-tiba melepas ikat pinggangnya. Aku terus meronta-ronta, tetapi tenaganya lebih besar dari

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 9

    Setelah makin banyak tamu yang datang, Solana berdiri di samping Pedro dengan mata memerah.Mengejutkannya, aku bisa merasakan sepasang mata sedang mengawasiku. Begitu melihat, ternyata itu adalah Fredy.Aku sontak terkesiap, seolah-olah diincar oleh harimau ganas. Aku menggigit lidahku, lalu berpura-pura polos saat memalingkan wajah.Solana pasti menceritakan keanehanku kepada Fredy. Pedro tidak mungkin berpihak pada Solana karena aku putrinya. Tidak ada ayah yang tidak mencintai putri sendiri. Apalagi, sandiwaraku sangat bagus.Namun, Fredy tidak akan seperti itu. Bagaimanapun, dia dan Solana adalah saudara. Sepertinya, aku tidak boleh terburu-buru.Segera, waktunya aku memilih barang. Aku berpura-pura merangkak tanpa tujuan. Semua orang menyaksikanku dari samping. Mereka membujukku untuk mengambil barang ini dan itu.Sebenarnya aku sudah tahu apa yang ingin kuambil. Itu adalah sebuah kotak hadiah di samping ikat pinggang.Aku mengambilnya, lalu memeluknya. Orang-orang menyuruhku mem

  • Terlahir Kembali di Rahim Perundung   Bab 8

    Keluarga Wiguna bukan keluarga terhebat di Kota Malim. Namun, perkembangan mereka sangat pesat. Makanya, banyak orang yang datang ke pesta ulang tahunku yang pertama.Pedro dan Solana dijodohkan. Jadi, Keluarga Hutani datang sangat awal. Yang memimpin Keluarga Hutani adalah seorang pemuda. Wajahnya agak mesum.Setelah menyapa Pedro, pemuda itu membungkuk untuk mengelusku. Aku langsung memeluk leher Pedro dan memalingkan wajah sebagai bentuk penolakan."Anak ini memang penakut." Pedro tersenyum.Pemuda itu juga tersenyum dan tidak keberatan. Dia berkata dengan lirih, "Lain kali kita harus lebih sering ketemu ya."Suara ini .... Aku memeluk Pedro dengan makin erat. Pedro menepuk punggungku, tetapi aku terlalu takut.Di sebuah kamar mandi yang gelap gulita, tangan pemuda itu pernah menyentuh punggungku dan mencubit dagingku. Dia berbisik di samping telingaku, "Kamu cantik sekali."Ternyata dia, kakak Solana! Mereka sekeluarga memang jahat!"Sayang, kamu kenapa?" tanya Pedro dengan lembut.

DMCA.com Protection Status