Adakah cinta pada pandangan pertama itu, benarkah itu nyata adanya? Daisy Bakery Shop membuat Ana terjebak dalam asmara yang sebenarnya Argen ciptakan sejak dari awal pertemuan mereka. Kau adalah adik dari sahabat baikku, karena itulah aku menikahimu (Argen) Aku akan diam-diam mencintainya, sampai dia tidak akan merasa aku cintai (Ana) Keduanya menyembunyikan isi hati dengan rapat, bagaimanakah kisah dua anak manusia yang sama-sama berusaha menyimpan perasaan itu jika di satukan dalam pernikahan, akankan mereka saling mengakui isi hati masing-masing. Ada banyak hal manis dan menggemaskan di sini. Selamat membaca đ
View MoreMalam semakin naik keperaduan. Hawa dingin dan angin malam yang berhembus diluar dinding apartemen seakan menerobos masuk ke dalam kamar. Membuat suasana semakin mencekam. Dosa, memang Kak Argen sudah melakukan apa pada kami. Kalau pertama kali bertemu dengan Kak Argen, itu kapan ya gumam Ana pelan. Ah, waktu sepulang sekolah dia menunggu Kak Ale, sepertinya itu pertama kalinya Ana melihat senior yang banyak dibicarakan teman-temannya. Setelahnya mereka jadi sering bertemu karena Kak Ale berteman dengannya. "Jadi Kak Argen sudah mencintaiku dari dulu?" Ana bertanya. "Ia." "Sejak aku masih bocah dulu, waktu kita pertama bertemu di depan sekolah." "Ia." Argen mengakui dengan wajah muram dan takut Ana akan marah dan mendorongnya. Bahkan saat Ana tidak mau menerima uluran tangannya hatinya sudah dipenuhi rasa takut dan amarah. Apalagi kalau sampai gadis di depannya mendorongnya. Selimut yang dipakai Ana melorot, gadis itu buru-buru menaikkannya lagi. Sambil menahan senyum. Suasana
Masih di malam yang sama. Masih di dalam kamar apartemen milik Argen. Laki-laki itu keluar dari kamar mandi. Remang lampu tidur menunjukkan wajahnya yang basah tersapu air. Dia keluar dari kamar setelah membetulkan selimut dan mengusap kepala Ana, mengambil air dingin di kulkas. Setelahnya kembali ke kamar lagi. Argen duduk di tepi jendela, membuka tirai dan menatap malam yang terus merangkak naik. Lampu-lampu kelap kelip di kejauhan terlihat cukup indah di matanya saat ini. Disentuhnya kaca, dia mengukir nama Ana disana. Apa sekarang sudah waktunya aku mengaku pada Ana. Kalau aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya. Kalau aku yang mengejar-ngejar cintanya. Walaupun defenisi mengejar cinta ala Argen berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Bukan secara terang-terangan menunjukkan rasa suka dan mengungkapkan cinta. Karena cara Argen mengejar cinta Ana adalah dengan menghalangi semua laki-laki yang berusaha mencuri perhatian Ana. Agar tidak ada laki-laki yang merebut per
"Memang kau kenapa?" Intonasi Gara meninggi. Rene malah tersenyum melihat reaksi laki-laki di depannya. Laki-laki baik hati, pria hangat yang sangat mencintai ibunya. Dia bersyukur menyukai laki-laki sebaik tuan pengawal.Setelahnya mereka canggung lagi. Pengawal yang sedari tadi melihat dan mendengar kedua orang itu ingin menjerit karena gemas sendiri.Woi, tembak woi. Bisa gila sendiri aku melihat kalian berdua! Dia bahkan gemetar karena menahan untuk tidak berteriak."Masuklah, sudah malam, aku akan pulang setelah kau masuk." Gara menunjuk pintu masuk.Rene tersenyum sambil menyentuh belakang kepalanya. "Aku senang bisa datang tiap hari dan melihat Kak Gara, besok aku juga akan datang setelah kuliah. Besoknya lagi, seterusnya juga begitu. Aku datang bukan hanya karena perintah Tuan Argen, tapi karena aku memang menyukainya dan senang melakukannya. Selamat malam Kak!" Setelah mencercau panjang lebar Rene menundukkan kepala, belum Gara menjawab, Rene sudah membalik badan dan lari ma
"Tidak! Ale tidak! Tuan Argen melakukannya karena kau adalah sahabat baiknya. Pernikahannya dengan Nona Ana, juga karena rasa cinta dan sayangnya dia pada kalian berdua. Aku mohon jangan berfikir yang tidak-tidak." Miria jadi bicara tanpa berfikir, melihat airmata yang sudah jatuh di pipi Ale. Laki-laki itu mengusap pipinya, lalu menjatuhkan kepala di bantal."Ale.""Miria, apa kau menerimaku juga karena perintah dari Argen?" Setelah pertanyaan Ale selesai, sambungan Vidio call terputus. Miria hilang. Layar hpnya menghitam. Apa itu benar? Sampai dia tidak mau menjawab.Ale menjerit dengan suara sedih dan gemetar. Semua pikirannya jadi negatif. Dia ingin marah karena merasa dikhianati oleh sahabatnya, tapi matanya malah tidak mau berhenti menangis. Hatinya lebih sakit dan kecewa, kalau ternyata pertanyaan terakhir yang tidak dijawab Miria benar adanya.Miria menerimaku karena perintah dari Argen?Saat ingatannya bertemu kebersamaan manisnya dengan Miria, hati Ale tersayat pilu. Memiki
Karena iseng melihat pemandangan sore jalanan di depan toko, telah merubah hari Aleando yang tadinya dipenuhi kebahagiaan saat melepas Ana pergi bersama Argen.Adiknya yang dulu selalu mengekor padanya, terlihat sangat bahagia saat suaminya muncul. Ale yang hanya melihat pun tahu kalau gadis itu adalah ratu di hadapan suaminya Argen. Argen sahabatnya benar-benar memenuhi janjinya, memperlakukan adiknya dengan baik. Itulah yang paling membuat kakak laki-laki itu sudah merasa sempurna menjadi kakak. Melihat adik yang dia sayangi bahagia.Seperti itulah, sebelum Ben, karyawan barunya menghancurkan sore yang sempurna Ale. Ben ragu-ragu bicara setelah Ale terlihat sangat terkejut dengan fakta toko roti disebrang adalah bagian dari Domaz Group. Namun, dia juga tidak bisa menutup informasi saat bos di depannya bertanya lebih detail tentang info yang dia berikan. Sepengetahuannya, mengenai toko roti yang ada di sebrang dia sampaikan semuanya.Terselip takut di hati Ben, apakah yang disampaik
Amira menarik tangan Ana yang sewot dan menolak ditarik turun. Tapi dasar Amira, dia memaksa juga. Gadis itu mau mengajak Ana mengintip. Mereka mengendap-endap di balik tangga. Amira menunjuk-nunjuk Dokter Wiliam."Apa sih, biasa aja, nggak ganteng banget kok." Ana bicara lagi. "Kak Argen baru tampan."Diam kamu Ana, untung sayang aku sama kamu. Amira menggerutu. Ia, ia, suamimu yang paling tampan digalaksi Bima sakti ini. "Sedang apa kalian?" Ale muncul membawa keranjang berisi roti yang sudah dibungkus. Melihat dua gadis celingukan mencurigakan di dekat tangga. "Katanya banyak tugas, naik sana kerjakan tugas kalian, nanti kakak bawakan buah ke atas." "Amira yang ngajak, mau ngintip Dokter Wiliam, kata Amira dia ganteng." Padahal biasa aja gumam Ana. Masih saja protes ada yang bilang ganteng pada laki-laki selain Kak Argen dan Kak Ale. "Ana!" Apa sih, jujur banget kalau sama Kak Ale. Ngomong difilter kek. Amira jadi malu sendiri. "Nggak Kak, ini mau ngerjain tugas kok. Kami naik y
"Rene, aku mohon. Katakan apa yang Argen suruh padamu." Ibu menyentuh tangan Rene, menganggukkan kepala. Meminta Rene menjawab pertanyaan Gara dengan jujur."Tuan Argen meminta saya memastikan kalian tetap tinggal disini dan tidak pergi." Akhirnya Rene menjawab jujur, alasan apa yang membuatnya setiap hari datang. Mengirimi ibu pesan setiap waktu.Gara menyentuh kepalanya sambil mengeram. Licik sekali cara Argen menahannya. Dan dia tahu, perintah untuk Rene juga pasti berisi ancaman. Kalau gadis itu tidak melakukan pekerjaannya dengan baik, dia harus membayar kegagalannya.Apa Argen mengancammu atau memakai adik-adikmu. Ah, maaf Rene, kau jadi terlibat dalam hubungan rumit kami. Hanya itu yang terpikirkan di kepala Gara. Kalau dia kabur, Rene yang akan menjadi tumbal.Gara meraih hpnya dan berjalan ke ruang tamu. Meninggalkan dua wanita yang saling berpegangan tangan. Dia duduk di sofa, melakukan panggilan. "Apa!" Suara ketus di hp terdengar. Sudah bisa ditebak siapa yang ditelepon
EpilogWiliam mengantar kepulangan kakek dan ibu Argen. Tidak bicara sepatah katapun, hanya berdiri di samping kakek. Lift sudah tertutup, turun menuju lantai bawah."Kau anaknya ...... " Kakek menyebut nama ayah Wiliam. Wiliam tergagap saat dia dikenali oleh kakek. Padahal dia pikir kakek tua yang sudah membuang keluarganya ini tidak akan mengingat atau tahu tentangnya."Ia Kek.""Haha, kau hebat juga bisa berhasil seperti ini." Menepuk bahu Wiliam dengan keras, membuatnya meringis. "Aku pikir keluarga kalinya cuma bisa menjilat Argen untuk bertahan hidup. Bagus. Bagus." Masih menepuk bahu dengan kuat.Sakit! Tenaganya masih mirip dengan kekuatan Argen."Aku akan mengundang orangtuamu ke acara makan malam."Tidak perlu! Aku sudah membuang Domaz Group!"Ayahmu pasti bangga padamu. Datanglah bersama mereka nanti."Tidak perlu, aku tidak Sudi!"Baik Kek, terimakasih atas undangannya. Ayah pasti senang sekali."Dasar budak kapitalis, kau bahkan tidak berani bicara di depan kakek. Kau ben
Kembali ke depan pintu, Argen bergumam dalam hati sambil menatap dinding pembatas di depannya.Baiklah, tanya kabarnya, apa masih sakit? dimana yang sakit? Kau makan dengan baik? Begitulah rencana yang Argen buat, akan dia tanyakan saat pertama kali bertemu dengan kakak laki-lakinya. Bahkan kata-kata Ana untuk menyentuh tangannya terngiang. Dia merinding membayangkan merealisasikan ucapan Ana.Sejujurnya Argen pernah memikirkannya, andai saja, andai ayahnya memiliki anak yang lain, mungkin rasa kesepiannya tidak akan seperti yang ia rasakan selama ini. Duduk di posisi tertinggi Domaz Group, kursi itu terlalu tinggi untuk disentuh orang lain, hingga dia hanya sendirian melihat keramaian di bawahnya. Dan sekarang, apa yang pernah dia bayangkan itu ada di depan mata. Tapi kenapa, kenapa harus muncul dengan cara penuh drama dan menyedihkan begini.Argen menghela nafas lagi, belum pernah dia setegang ini sebelumnya."Gen, kau mau aku ikut masuk?" Wiliam sudah meraih handle pintu.Argen m
Di sebuah restoran, dua laki-laki sedang duduk berhadapan. Menikmati hidangan yang ada di piring mereka masing-masing. Salah satu pria terlihat cukup tegang dan tidak tenang. Beberapa kali dia melirik, dari irisan daging di piringnya berpindah melihat reaksi pria yang duduk di depannya. Aleando Munaf nama laki-laki itu. Berbeda dengannya, laki-laki di depannya terlihat menikmati irisan daging yang sesuap demi sesuap masuk ke mulutnya, dengan wajah tenang. Laki-laki berwajah tenang itu adalah Argen Davino Wijaya.Aleando sekali lagi tertunduk, berusaha menimati lumernyan daging lembut di mulutnya. Namun tetap tidak terasa nikmat di lidahnya. Hari ini dengan pikiran kacau dan keraguan dia memberanikan diri untuk bertemu dengan Argen. Ah, mereka memang teman, namun selalu ada tiang tinggi menjulang yang Argen bangun di sekelilingnya. Agar tidak sembarang orang melewati batas itu.Argen adalah puncak bisnis di negri ini. Pemilik perusahaan ternama Domaz Group. Perusahaan multi nasional ya...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments