Share

BAB 129

Penulis: LaSheira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-14 20:51:35
Masih di malam yang sama. Masih di dalam kamar apartemen milik Argen. Laki-laki itu keluar dari kamar mandi. Remang lampu tidur menunjukkan wajahnya yang basah tersapu air. Dia keluar dari kamar setelah membetulkan selimut dan mengusap kepala Ana, mengambil air dingin di kulkas. Setelahnya kembali ke kamar lagi.

Argen duduk di tepi jendela, membuka tirai dan menatap malam yang terus merangkak naik. Lampu-lampu kelap kelip di kejauhan terlihat cukup indah di matanya saat ini. Disentuhnya kaca, dia mengukir nama Ana disana.

Apa sekarang sudah waktunya aku mengaku pada Ana. Kalau aku jatuh cinta padanya sejak pertama kali melihatnya. Kalau aku yang mengejar-ngejar cintanya.

Walaupun defenisi mengejar cinta ala Argen berbeda dengan laki-laki pada umumnya. Bukan secara terang-terangan menunjukkan rasa suka dan mengungkapkan cinta. Karena cara Argen mengejar cinta Ana adalah dengan menghalangi semua laki-laki yang berusaha mencuri perhatian Ana. Agar tidak ada laki-laki yang merebut per
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 130

    Malam semakin naik keperaduan. Hawa dingin dan angin malam yang berhembus diluar dinding apartemen seakan menerobos masuk ke dalam kamar. Membuat suasana semakin mencekam. Dosa, memang Kak Argen sudah melakukan apa pada kami. Kalau pertama kali bertemu dengan Kak Argen, itu kapan ya gumam Ana pelan. Ah, waktu sepulang sekolah dia menunggu Kak Ale, sepertinya itu pertama kalinya Ana melihat senior yang banyak dibicarakan teman-temannya. Setelahnya mereka jadi sering bertemu karena Kak Ale berteman dengannya. "Jadi Kak Argen sudah mencintaiku dari dulu?" Ana bertanya. "Ia." "Sejak aku masih bocah dulu, waktu kita pertama bertemu di depan sekolah." "Ia." Argen mengakui dengan wajah muram dan takut Ana akan marah dan mendorongnya. Bahkan saat Ana tidak mau menerima uluran tangannya hatinya sudah dipenuhi rasa takut dan amarah. Apalagi kalau sampai gadis di depannya mendorongnya. Selimut yang dipakai Ana melorot, gadis itu buru-buru menaikkannya lagi. Sambil menahan senyum. Suasana

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-14
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 131

    Habislah sudah kau Kak! Paling tidak kau akan menerima beberapa pukulan dari Kak Ale. Ana menjerit sendiri mendengar semua pengakuan dosa Argen."Kakak sudah gila ya! Kakak kan tinggal mengakui perasaan Kakak padaku!" Selimut melorot lagi saat Ana berapi-api. Mengguncang bahu Argen. Gadis itu sudah tidak perduli. Dia pukul-pukul lengan kokoh dan berotot milik suaminya."Kenapa Kakak malah melakukan hal begituan! Kakak bodoh ya! Dimana pikiran Kakak, sepertinya aku juga tidak bisa melindungi Kakak dari kemarahan Kak Ale. Kenapa Kakak bodoh begitu si!" Ana frustasi memegang kepalanya."Maaf, aku memang bodoh." Mengaku pasrah. "Karena aku yang bodoh ini mencintaimu." Sedih."Siapa yang bodoh! Kakak tidak bodoh!" Ana labil kalau orang tampan mengaku cinta."Maafkan aku Ana, aku melakukannya karena mencintaimu. Aku tidak mau terlihat mencintaimu di depan orang-orang untuk menjaga keselamatanmu." Tangan mereka sudah terpaut. "Kau lihat kan waktu itu, Ada orang-orang jahat yang mau menabrak

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 132

    Pagi hari yang cerah.Di depan kantor pusat Domaz Group. Miria dan beberapa orang sudah berdiri di depan gedung. Menyambut kedatangan Argen. Saat sebuah mobil berhenti tepat di pintu masuk gadis itu mendekat dan menundukkan kepala. Orang-orang yang bersama Miria juga menundukkan kepala saat Argen keluar dari mobil. Selepas Argen dan Miria masuk ke dalam lift, semua kembali pada aktifitas masing-masing.Lift naik menuju lantai ruang kerja Argen."Apa yang mau kau laporkan semalam?" Suara Argen menyebar dalam ruangan lift yang sempit.Deg, jantung Miria langsung berdetak lebih keras, ingatan kejadian semalam langsung berkelebat. Saat Argen menunggu jawaban Miria. Pintu lift terbuka, mereka keluar dari lift dan berjalan cepat masuk ke dalam ruangan Presdir. Miria belum bicara apa pun."Apa kakakku berulah?" Sepertinya belenggu yang sudah kupasang dikakinya tidak akan bisa dengan mudah ia lepas. Sekarang semua pegawai Domaz Group sudah mengenalinya. Terserah dengan kakek yang tidak meng

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 133

    Dalam perjalanan menuju toko Daisy Miria menjelaskan apa saja yang sudah dia ceritakan pada Ale semalam. Apa saja jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan Ale padanya. Semuanya, tanpa ia tutupi sedikitpun ia sampaikan pada Argen, berharap penjelasannya akan membantu nanti. Hanya cerita dia menangis tersedu-sedu dan kecupan Ale di kepalanya yang tidak dia ceritakan."Cari tahu tentangnya, aku mau tahu alasan mulutnya bicara tentang toko roti itu. Seret dia kedepanku kalau kau tidak bisa mengorek apa pun darinya. Biar aku yang bertanya langsung padanya.""Baik Tuan."Ruben ya, namanya Ruben gumam Miria. Karyawan laki-laki di toko Daisy, gadis itu juga penasaran, alasan apa yang membuat kali-laki itu mengatakan tentang rahasia Tuan Argen. Apa dia sengaja, kalau laki-laki itu sengaja melakukannya untuk merusak hubungan Ale dan Tuan Argen, Miria meremas jemarinya di kursi depan. Tidak tahu apa yang akan dilakukan Tuan Argen untuk membalas Ruben.Ah, Ale, aku merindukanmu. Miria menyentuh k

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 134

    Argen bergumam kesal. Dia menjatuhkan kepala di bantal yang dilempar Ale."Aku muak dengan toko ini. Karena toko sialan ini kau selalu menolak tawaranku untuk bergabung dengan Domaz Group." Kali ini Argen meluapkan isi hatinya. "Seharusnya kau tahu perasaanku, kau teman baikku, tapi bagaimana bisa teman baikku mengubur potensinya dan malah terkubur dalam tumpukan tepung setiap hari di toko kecil begini. Jadi aku mau menghancurkan toko sialan ini!"Apa! Kau mau memukulku! Sini, kalau kau punya nyali. Argen tersenyum sinis, saat melihat kepala Ale rasanya sudah menguap karena marah."Aku mau kau menyerah pada toko ini dan bergabung bersamaku di Domaz Group."Itulah alasan awal Argen membuka toko saingan di depan toko Daisy. Dia ingin Ale menyerah atas nasib toko yang hampir bangkrut ini. Kalau Ale menyerah, dia akan membawa Ale ke sampingnya, masuk ke Domaz Group.Namun, alih-alih menyerah dan menutup toko yang hampir bangkrut, Ale malah memohon pada Argen menyelamatkan toko. Dan inilah

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 135

    Ditengah drama yang terjadi di lantai dua toko Daisy, ada situasi yang jauh lebih menegangkan di taman samping. Ben sudah duduk, begitu pula Miria yang mengambil duduk di depannya. Ben sudah terlihat menciut karena terintimidasi posisi duduknya. Dia salah mengambil posisi, mau pindah duduk sekarang, jadi terlihat sekali kalau dia menghindari tatapan langsung Miria."Bisa berikan tanda pengenal Anda?" Suara memecah praduga di kepala Ben, yang sedang berkelana mencari alasan kenapa dia harus bicara dengan Miria. Toko roti sebrang jalan, hanya itu yang terpikirkan di kepala Ben.Untuk apa kau minta tanda pengenalku!Ben belum bicara atau bergerak, dia mengumpulkan keberanian untuk menatap Miria. Wanita dingin itu tidak bergeming dan balik menatapnya tajam."Mari kita lakukan ini dengan cepat, semakin Anda bekerja sama, semakin cepat Anda bisa pergi dari hadapan saya."Kalau ingat pertengkaran ku dengan Ale semalam gara-gara bocah ini, aku juga ingin menghajarnya. Ya minimal sekali saja m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 136

    Tangan Ben terlihat terkepal geram di atas meja. Menatap benci pada Miria. Bagaimana gadis dingin ini bisa menjadi kekasih bos Ale, dia tidak habis pikir dan merasa tidak terima, laki-laki selembut Ale bisa jatuh dalam pelukan serigala berbulu domba di depannya ini."Kalau Anda tidak menjawabnya, bersiaplah untuk menjawab dihadapan Tuan Argen." Suara Miria lugas, pasti membuat Ben goyah."Wahh, Miria, apa kau benar-benar tidak punya hati, kenapa kau bisa mengarang cerita seperti itu. Mana kutahu kalau ini toko temannya Argen, aku juga kaget waktu pertama kali aku melihatmu dan Argen di toko ini. Sialan! Aku mendaftar di toko ini karena aku melihat perkembangan pesat toko ini, yang bisa bersaing dengan waralba seperti toko disebrang. Itu saja nona sekretaris, aku hanya butuh uang, untuk bertahan hidup, dan toko ini menawarkan gaji yang lumayan untukku." Ben mencercau dengan jawabannya. Dia merasa difitnah oleh Miria.Aku jadi menunjukkan betapa menyedihkannya hidupku. Benar-benar deh,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 137

    "Ah, maaf Bos, apa aku boleh bawa pulang roti beruang?" Malah entah apa yang dia bicarakan."Apa sih, bawa saja." Aku pikir dia mau bicara apa gumam Ale. "Sudah ya, aku mau mencari Miria."Ben melambaikan tangan tidak rela melepas Ale, apalagi saat Ale memanggil nama Miria.Dasar serigala berbulu domba, geram dia memaki Miria.***Miria sedang tertunduk membaca ulang laporan tentang Ruben saat terdengar panggilan Ale. Dia menutup hpnya dan langsung bangun."Kau sudah turun? Apa sudah selesai bicara dengan Tuan Argen." Miria meraih tangan Ale. Membawanya duduk di kursi taman. "Kau tidak apa-apa kan?" Tangan Miria terulur memeriksa wajah, semua aman gumamnya tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik atau apa pun."Argen licik sekali, dia memanggil Ana, padahal aku belum selesai memarahinya." Ale mulai mengadu tentang apa yang terjadi di lantai atas.Hah! Apa! Aku tidak akan pernah bilang, kalau aku yang sebenarnya memanggil Ana. Sepertinya kedatangan Ana benar-benar berhasil memecahkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-16

Bab terbaru

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 161

    "Ana aku datang! Penggangu sudah pergi!" Suaranya berubah riang dan jenaka.Padahal orang yang dikatai penggangu masih berdiri di ruang tamu. Melihatnya menghilang di balik pintu.Bagaimana bisa aku tidak menyayangimu Gen, walaupun aku pernah membenci dan iri padamu, tapi, setelah aku mengenalmu, hanya ada rasa sayang pada seorang adik yang tertinggal sekarang. Karena kau memang sebaik ini.Gara keluar dari rumah Argen. 🍓🍓🍓Makam yang selama ini mereka kunjungi diam-diam. Tanpa buket bunga, karena tidak ingin meninggalkan jejak apa pun. Sekarang, ibu dan anak itu membawa bunga dan buket bunga dalam pelukan mereka masing-masing. Membersihkan dedaunan pohon yang gugur dan jatuh di pusara. Menebarkan kelopak bunga di atas pusara."Ayah, ibu datang hari ini, sebagai istrimu dan menantu Domaz Group." Airmata ibu menetes jatuh ke pusara. Wanita itu mengusap ujung matanya yang sudah berair bahkan saat mobil memasuki gerbang pemakaman. Saat kakinya berjalan mendekat tetesan airmata itu

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 160

    Pertama orang-orang yang mendukung Argen dan tunduk padanya karena tahu, posisi Argen sudah tidak bisa digeser siapa pun. Kedua, orang-orang yang menundukkan kepala, namun tidak menyerahkan kepatuhan sepenuhnya pada Argen. Bagi mereka, keputusan kakek masih menjadi yang utama. Ketiga, orang-orang bermuka dua, yang paling menunggu kehancuran Argen. Mereka ingin merebut posisi tertinggi di Domaz Group. Entah itu dipicu rasa iri atau murni ingin kekuasaan dan harta yang berlimpah."Mungkin saja akan ada yang mendekatimu, bagaimana pun, darah nyonya besar ada dalam tubuhmu." Will menunjuk dada Gara. "Kakek mengundangmu, terlepas apa alasannya, bagi mereka menjadi angin segar. Mungkin mereka akan berusaha menghasutmu untuk merebut milik Argen.""Anda tahu kan saya tidak akan melakukannya." Gara menyambar cepat. Dia tahu apa maksud pembicaraan William. "Tentu, karena kalau kau berani memikirkannya saja, aku yang akan menghancurkanmu. Kau masih ingat kan yang aku katakan."Gara menepuk tang

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 159

    Banyak hal yang terjadi dalam beberapa hari ini. Miria dan keluarga mulai sibuk mempersiapkan pernikahan. Ale dan Ana juga demikian. Mengabarkan pada keluarga mereka tentang kabar baik ini. Serta membuat daftar barang-barang yang akan dibawa Ale untuk hadiah pernikahan."Nak Ale, nggak usah repot-repot, kamu menikahi anak kami Miria saja sudah menjadi hadiah terbesar dan kebahagiaan untuk kami selalu orangtua Miria. Tenang saja, kami yang akan mempersiapkan pernikahan kalian." Suatu sore ibu Miria bicara dengan Ale di telepon.Begitulah pasangan itu mempersiapkan hari bahagia mereka.Sementara di tempat lain.Gara datang ke RS untuk melakukan cek up, hanya bersama sopir yang merangkap pengawalnya. Satuan keamanan Domaz Group. Ibu yang harus menemani adik-adik tidak bisa ikut. Seperti yang pernah dikatakan Dokter William, kalau yang terjadi padanya adalah keajaiban. Begitu pula proses penyembuhan lengannya. Gara merasa beruntung, fisik tubuhnya yang memang kuat, membantu proses pem

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 158

    "Aku tahu kau tidak akan menyakiti Rene."Kau kan begitu, hatimu kan sebenarnya baik."Coba saja, kau pernah melihatku marah kan, coba saja buat aku marah dan lihat apa yang terjadi."Dasar gila!"Gen, kau tidak boleh mengancam kakakmu.""Kalau begitu, lakukan sesuai perintahku!" Menyalak marah dalam hitungan detik. "Jadilah kakakku." Suara Argen melunak dalam hitungan detik juga. "Berdirilah di sampingku sebagai kakakku, bukan pengawalku. Kau bisa kan?" Hati siapa yang tidak terhenyak. Laki-laki angkuh di depan Gara saat ini sedang memohon."Aku mohon, jangan berfikir untuk pergi menghilang.""Gen."Rasa haru menyeruak. Argen bangun dari duduk."Keluar sana!" Menguap sudah keharuan di ujung mata Gara setelah diusir. Laki-laki itu tertawa. Ya, beginilah Argen yang ia tahu. "Baiklah, aku pergi. Maaf sudah menggangu mu. Tidurlah sana." Gara beranjak dari duduk, melihat punggung Argen yang sudah berjalan ke kamarnya.Laki-laki itu berhenti di depan pintu, melihat ke arah kakaknya."Ak

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 157

    Argen membuka pintu rumahnya dengan menunjukkan wajah masam. Pintu cuma sedikit terbuka. Yang berdiri di depan pintu langsung tahu kalau dia sudah mengganggu."Maaf, kau sudah tidur ya? Kalau begitu aku akan datang lagi besok." Gara sudah mau menarik handle pintu lagi. Menutupnya dengan tenang dan menghilang dari hadapan Argen."Masuk!" Setelah bicara begitu, Argen berbalik, langsung menjatuhkan tubuh di sofa. Gara juga ikut duduk, laki-laki itu terlihat ragu dan gamang mau bicara. Karena dia tahu, apa yang akan dia bicarakan ini pasti menyulut kemarahan Argen."Kenapa?" Argen yang akhirnya bicara duluan saat melihat Gara maju mundur. "Awas saja kalau kau bicara aneh-aneh, sudah menggangu malam-malam begini."Mendengar ancaman nyali Gara sudah menciut. Tapi dia tetap harus bicara demi Rene. Di depan Rene saja dia bisa seyakin itu tadi."Biar aku yang bicara dengan Argen!" Dia sudah sok di depan Rene, ibu dan adik-adik. Tapi, sudah ada di depan Argen seperti kekuatan yang dia bawa dar

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 156

    Di sebuah apartemen. Malam ini setelah makan malam selesai, Rene dan Gara masih tertinggal, duduk di meja makan. Sementara adik-adik Rene dan bibi sudah pindah ke ruangan lain.Dua orang itu duduk bersebelahan. Kalau dilihat-lihat, situasi mereka masih terlihat canggung. Walaupun sudah tinggal selama beberapa hari dalam satu rumah. Rene menarik nafas dalam. Dia sudah menyusun kalimat dengan runut di dalam kamarnya tadi berlatih. Sebelum bicara berdua seperti sekarang ini. Gadis itu menyelipkan rambut ke belakang telinga."Kak, apa aku dan adik-adik sudah boleh pulang ke rumah kami?" Apartemen ini sangat bangus dan nyaman, namun karena adanya di lantai atas membuat adik-adik sedikit tidak nyaman. Mereka yang biasanya berkeliaran di halaman rumah hanya terkurung di dalam rumah membuat mereka protes. "Kak Gara dan bibi tidak ada niat untuk kabur dari Tuan Argen lagi kan?"Kalau begitu, tugasku mengawasi Kak Gara seharusnya selesai sampai di sini kan. Begitulah yang dipikirkan Rene. Se

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 155

    Dosen mengucapkan salam.Akhirnya kelas terakhir haru ini selesai juga. Ana masih duduk sudah memasukan buku ke dalam tas, dia menjatuhkan kepala lemas di meja. Nyengir pada Rene yang masih terlihat bersemangat seperti biasanya."Kak, kamu sudah mengerjakan tugas ya?"Rene menjawab dengan senyum, itu artinya tugasnya sudah beres."Apa Anda mau melihat?"Bola mata Ana berbinar, liat sedikit untuk menambah semangatnya mengerjakan, boleh kan. Di kelas ini masih banyak anak yang bergerombol, sepertinya mereka juga belum selesai mengerjakan tugas."Eh, kemana Amira Kak?""Ke toilet sama yang lain." Menggeser buku-buku milik mereka yang ditinggal di meja Kak Rena. "Mau mengerjakan di perpustakaan apa ke toko lagi?""Enak di toko, tapi tugas kali ini disuruh banyak referensi bukunya kan, jadi ke perpus saja deh." Ana duduk dengan tegak, menggeliat sambil menguap. Saat tubuhnya masih meliuk, dia melihat Amira lari-lari dari kejauhan. Saking akrabnya dia dengan Amira sampai bisa mengenali Amir

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 154

    Tapi, tapi, dia kan tidak boleh melakukan itu. Hiks, kalau nanti Kak Argen dibawa-bawa bagaimana, nama baik Domaz Group juga. Ana takut hubungan baiknya dengan kakek juga akan rusak, kalau dia sembarangan mempublikasikan pernikahannya."Ana, bisa-bisanya kau menikah tidak memberi tahu kami!" Mereka merasa terkhianati. "Kau tidak menikah dengan bapak-bapak pejabat kan?" Amira yang turun tangan mencekik temannya yang bicara itu. Saat Ana mau mulai menjelaskan dosen masuk ke dalam kelas. Membuat suara berisik langsung lenyap. Selama satu jam Ana mendengarkan penjelasan dosen dengan pikiran kacau. Sementara di samping Ana, Rene menatap Ana dengan khawatir. Rentetan pesan sudah dia sampaikan pada sekretaris Miria. Karena dia tidak tahu bagaimana harus menyelesaikan gosip yang menyebar di fakultas ini.🍓🍓🍓Ana membawa teman-temannya ke toko Daisy. Mumpung ada jeda kuliah. Sebenarnya karena tidak ada tempat yang streril juga di kampus untuk mereka bicara dengan nyaman. Tatapan mahasisw

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 153

    Gerimis turun di pagi hari, namun tidak membuat aktivitas manusia berhenti. Yang harus bekerja tetap berangkat bekerja, yang harus sekolah tidak punya pilihan selain menerobos gerimis. Terlihat orang-orang berlarian atau berjalan dengan cepat agar segera sampai ke tujuan. Walaupun tidak deras, namun baju juga bisa agak basah kalau nekat menerobos gerimis. Beberapa orang juga terlihat memakai payung, atau menutupi kepala dengan tas, sambil berjalan setengah berlari.Pagi ini Ana pun harus pergi kuliah. Setelah menguping pertengkaran Kak Argen dengan kakek semalam, gadis itu mulai bisa menerka akar permasalahan hubungan kakek, Kak Gara dan Kak Argen. Berkat penjelasan Kak Ale juga.Semalam dia bertingkah agak liar 🤣Demi menenangkan Kak Argen yang masuk ke dalam rumah masih menyisakan kepulan amarah di kepalanya.Pagi ini setelah tidur, dia cukup berenergi, tapi karena gerimis membuat badannya refleks ikut tidak bersemangat seperti kalau hari cerah.Sudah di dalam mobil."Kak, aku kan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status