Share

BAB 5

Author: LaSheira
last update Last Updated: 2025-03-21 11:57:06

Aleana Munaf, begitulah gadis itu bernama. Satu-satunya keluarga Ale, yang ia sayang dan akan ia lindungi. Ana, begitulah dia dipanggil. Bola mata yang lebar dan jernih, rambut panjang sehitam langit malam. Lurus jatuh terburai di bahunya. Bulu mata lentik itu mengerjap menanti jawaban dari kakak laki-lakinya.

Glek, Aleando menelan ludah panik. Mau pura-pura minum tapi botol ditangannya sudah dia remas. Akhirnya hanya berdehem pelan. Mengarang adalah hal terbaik yang bisa dia lakukan sekarang.

"Aku pergi kencan." Memalingkan wajah sambil mengusap-usap meja. Sedang menutupi kebohongan.

Ana menggelengkan kepala sambil mengeryit.

"Kenapa Kak Ale nggak sekalian bilang di depan toko roti turun hujan salju, aku pasti lebih percaya itu." Sang adik yang paham betul kalau kakaknya sedang berbohong.

"Cih. Memangnya aku nggak boleh berkencan." Menuding kesal dengan botol yang sudah di remasnya. Ana tergelak berjalan mendekati Ale, mengacak rambut kakaknya yang sedang dia jatuhkan ke atas meja. Gadis itu berjalan menuju kulkas, melihat Ale dengan ekor matanya. Kak Ale adakah kakak yang menggemaskan, baik hati tapi tidak punya pacar. Terakhir dia pacaran dulu, sewaktu kuliah. Selepas itu Ale sama sekali tidak pernah membicarakan tentang pacar. Karena waktunya ia habiskan untuk adik dan toko roti. Karena itu, dia pergi berkencan adalah kebohongan paling besar di muka bumi ini yang dipercayai Ana.

"Aku malah senang kalau Kak Ale kencan tahu, biar aku segera punya kakak ipar." Membuka kulkas, ada buah stroberi, dia ambil dan dibawanya duduk. "Apa ada masalah di toko Kak?" Mendelik saat Ale sudah membuat gerakan tangan sebagai isyarat kalau semua baik-baik saja. "Jangan mencoba menutupinya, Kak Ale sudah janji kan kita tidak akan punya rahasia."

Hembusan nafas berat terdengar. Aleando belum sanggup untuk mengatakan, apalagi perihal pertemuannya dengan Argen. Namun, dia pun paling tidak bisa menyembunyikan apa pun dari adiknya.

"Sebulan ini pemasukan toko semakin menurun. Kakak bahkan harus memakai tabungan pribadi untuk membayar pinjaman bank." Suara Aleando getir terdengar. Masih tiga tahun lagi, pinjaman bank yang dulu dipakai untuk pembelian bangunan toko roti. "Belum lagi gaji karyawan, rasanya." Bahkan tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut Ana bisa merasakan beratnya beban di pundak kakak ya.

"Maaf ya Kak, gara-gara aku yang minta Kak Ale mempertahankan toko ayah dan ibu." Ana meletakkan lagi stroberi yang sudah ada di tangannya. "Padahal Kak Ale bisa bekerja di perusahaan besar sekelas Domaz Group, tapi malah."

Aleana memang memiliki peran besar dalam keputusan Aleando. Selain janji pada ayah dan ibunya, gadis kecil itu memohon pada kakaknya agar jangan menyerah dengan toko roti. Berjuta kenangan manis ada di sana, hingga dia tidak rela tempat itu menghilang tanpa jejak.

"Kau ini bilang apa si." Menggoyangkan tangan di kepala adiknya. "Kakak kan memang yang mau melakukan itu karena janji kakak pada ayah."

Keduanya sejenak terdiam. Bayangan ayah dan ibu yang sedang bekerja di toko roti terbias nyata dalam ingatan mereka masing-masing. Semua membahagiakan, hanya ada senyum, hanya ada cerita dan tawa.

"Apa aku cuti kuliah dan membantu Kak Ale?" Ana tiba-tiba bersuara.

"Jangan macam-macam kamu ya." Langsung menghardik adiknya.

"Apa aku kerja paruh waktu sepulang kuliah Kak?" Mencari alternatif lain.

"Mau aku gaji berapa perjam?"

Wajah Aleana manyun, Kak Ale memang melarangnya kerja paruh waktu. Semakin fokus kuliah, semakin cepat lulus, itu jauh lebih membantu katanya. Kalau mau bekerja, lakukan setelah lulus kuliah. Mereka sudah sangat bersyukur tidak harus memikirkan biaya kuliah karena Ana mendapatkan beasiswa. Perkataan Ale akhirnya membuat Ana pun urung mencari kerja paruh waktu.

"An..." Panggilan Ale menggantung. Dia ragu mengatakannya. Ana menanti lagi-lagi dengan mata mengerjap, antusias. Kali ini sudah makan lagi stroberi yang ada di depannya. "Kalau ada yang mau membantu dana untuk toko, tapi memberi syarat pernikahan bagaimana menurutmu."

"Dasar gila!" Menyalak marah.

"Hei, kau tidak boleh memaki orang." Padahal Ale sendiri sudah beberapa kali memaki Argen gila, walaupun cuma dalam hati.

"Dia mau menukar Kak Ale untuk perjanjian bisnis! Siapa orang gila itu Kak?" Berapi-api marah. Kak Ale adalah laki-laki luar biasa bagi Ana, siapa yang berani mengajukan syarat semacam itu pada orang sebaik Kak Ale pikir Ana.

Pasti dia orangtua kejam yang memandang rendah Kak Ale kan. Padahal kakakku itu orang paling hebat di bumi ini.

Ya, ya, terserah kamulah An. Wkwkwk. Salah paham Ana berfikir kalau tawaran pernikahan itu untuk kakaknya.

"Benar, pasti gila kan, gila, kalau aku setuju itu lebih gila lagi." Sudahlah, Aleando akan mencari cara lain, walaupun itu akan menguras isi tabungannya sekalipun. Itu jauh lebih baik daripada tawaran Argen.

Pinjaman bank, mungkin itu yang paling memberatkan. Beban paling besar pengeluaran setiap bulan toko. Tabungan yang mereka miliki masih bisa dipakai menutupi sampai beberapa bulan ke depan. Tapi kalau omset toko semakin anjlok seperti ini. Entah bagaimana nasib toko selanjutnya.

Ale bahkan takut untuk sekedar membayangkan.

Suara Ana memecah lamunan Ale.

"Apa Kak Ale mengenal wanita itu? Dia baik? Dia cantik?" Walaupun tidak suka, namun Ana penasaran seperti apa wanita yang ingin dinikahkan dengan kakaknya.

Hah! Aku belum bilang ya kalau tawaran menikah itu bukan untukku. Aleando semakin terlihat muram.

"Kenapa Kak?"

"Bukan aku."

Ana menaikkan alis mata, berfikir, kalau bukan Kak Ale, berarti. Deg, hatinya langsung berdegup. Berarti tawaran pernikahan untukku kan gumamnya.

Dasar gila! Ini lebih gila lagi. Memang siapa yang mau menikah. Aku kan masih sekolah juga.

Entah kenapa wajah Ana menjadi lebih muram, karena rasanya beban itu berpindah ke pundaknya.

"Sudahlah, jangan dipikirkan, Kakak akan mencari cara yang lain. Maaf, malah menambah beban pikiranmu An, fokus pada kuliahmu saja jangan pikirkan toko roti." Aleando bangun, mendorong kursinya. Dia mau menyudahi semuanya. Mengubur tawaran tidak masuk akal Argen. Baru saja berjalan dua langkah, Ana juga ikut berdiri mengikutinya.

"Siapa dia Kak, orang yang mau membantu toko roti dengan syarat menikah denganku." Padahal Ana juga takut mendengarnya, tapi kepalang basah, pikirannya dihantui penasaran. Kenapa ada orang segila itu. "Kak."

"Sudahlah, istirahatlah." Ana berlari mendahului kakaknya, merentangkan tangan menjadi pembatas di pintu kamar kakaknya. "Jawab dulu Kak, siapa dia?"

Apa aku kenal dia, apa aku perlu memohon padanya, kalau jangan menikah dulu, bertunangan saja cukup. Pikiran Ana jadi berjalan kemana-mana, karena dia yang jadi tokoh utamanya sekarang.

Haduh, anak ini ya. Kalau sudah penasaran.

"Argen." Akhirnya menjawab, biar penasaran adiknya terpuaskan. Selesai sudah pikirnya. "Sudahlah jangan dipikirkan." Sudah menyentuh bahu Ana untuk menyuruhnya minggir. "Aku akan bilang padanya kalau ini bukan ide yang baik."

"Kak Argen, Kak Argen sahabat kakak? Kak Argen aku."

Bersambung

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
sasri
diterima ana nggak yaaaa. ana sepertinya juga suka tuh sm argen...
goodnovel comment avatar
Siti Aisa
makin penasaran ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 6

    Cih, bisa-bisanya kau bilang Kak Argen aku. Gumam Ale sedikit kesal. Bisanya kan cuma dia yang menempati posisi paling besar di hati Ana, dan panggilan manis itu hanya untuknya.Kak Ale aku, Kak Ale aku. Seharusnya itukan cuma aku. "Memang Argen siapa lagi. Sudah minggir." Masih sedikit sakit hati dengan panggilan Kak Argen aku."Aku mau!" Jawaban Ana langsung membakar kewarasan Aleando seperti percikan api yang berkobar."Kau sudah gila ya." Teriakan Ale memenuhi udara di rumah kecil ini. Padahal Ana dari tadi memaki, giliran nama Argen langsung mengiyakan tanpa berfikir begitu gumam Ale."Aaaa, Kak Ale kan tahu aku dulu bahkan melamar Kak Argen untuk menikah denganku kan.""Itu kan pas kamu masih SMP bocah." Telunjuk Ale menuding kening adiknya. Dulu Ana memang mengejar-ngejar Argen seperti fans mengejar idolanya, sampai mengajak Argen untuk menikah kalau sudah dewasa.Aleana mengusap keningnya sambil tertawa. Dulu, sekarang, dan sampai kapan pun aku masih berharap bisa menikah den

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 7

    "Aku nggak papa Kak, karena aku adik Kak Ale dia akan melindungiku kan, dari kakeknya, dari ibunya kalau tidak merestui. Pokoknya aku aman kan, karena aku adik Kak Ale."Sebenarnya kenyataan itu getir rasanya, namun itu sudah cukup bagi Ana. Karena kalau dia bukan adik Kak Ale, dia tidak akan punya kesempatan untuk sekedar bicara dengan Kak Argen."Bukankah ini kesempatan baik Kak, kita bisa menyelamatkan toko roti, aku menikah dengan laki-laki keren.""Ana!" Gusar sendiri Ale, karena adiknya masih berfikir seperti bocah."Hehe, ya Kak, bilang pada Kak Argen." Tawa Aleana merekah bak kelopak bunga. Ia tersenyum karena sekilas wajah Argen muncul di kepalanya. "Lagian toko roti yang di dekat tempat kita itu nggak enak juga tahu. Ihhhh aku sebel sama mereka kenapa buka di dekat tempat kita. Sudah tokonya besar, iklan dan promosinya kencang, harganya separuh dari harga kita lagi. Huaaaaa, mereka dapat bahan baku gratisan apa." Tiba-tiba menyulut murka teringat alasan toko roti keluarganya

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 8

    Kampus Aleana setelah gadis itu berhasil meyakinkan hati dan tidur dengan lelap semalam."Hei, jangan ganggu temanku!" Aleana menjejakkan kaki dengan keras di atas trotoar yang sedang dia pijak. Membuat suara marah untuk mengintimidasi.Dua laki-laki yang sedang berdiri mengapit seorang wanita menoleh berbarengan. Mereka terlihat panik saat melihat siapa yang baru bicara. Apalagi saat gadis itu menjejakkan kaki dengan suara yang lebih keras. Sebagai isyarat pengusiran."Ana! kami hanya menemani Amira, mengganggu apa. Ia kan Amira." Gadis yang diajak bicara hanya menggigit bibir lalu menjauh dengan cepat mendekat ke samping Ana. "Amira, kalau kau begitu kau bisa membuat Ana salah paham." Gadis bernama Amira tidak menjawab, menarik tangan Ana untuk menjauhi mereka tanpa sepatah kata pun terucap.Huaaaa, untung saja Ana datang. Dalam hati gadis itu menjerit senang."Awas ya, kalau aku liat kalian lagi. Hihhh." Gerakan meninju udara ditujukan untuk dua laki-laki itu, sambil berjalan mengi

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 9

    Dia adalah Argen Davino Wijaya, Presdir utama Domaz Group. Secara hukum dia tercatat sebagai ahli waris utama dari semua kekayaan yang dimiliki Domaz Group. Dia pun satu-satunya cucu yang dibanggakan kakeknya, Presdir pertama, pendiri Domaz Group.Hah! Argen mendesah di kursi mobil belakang. Menyandarkan kepala sambil melihat jendela kaca, pepohonan berlarian dengan cepat seirama laju mobil. Dia menghela nafas lagi.Dia memang cucu yang terlihat paling berharga dan disayangi kakeknya, orang lain yang melihat tampak luar tanpa menguliti rahasia terdalam Domaz Group pasti berfikir begitu. Namun, kakek bukanlah laki-laki yang setia hanya pada nenek saja. Entah bagaimana dia menghabiskan masa mudanya, namun dia memiliki beberapa istri simpanan yang juga melahirkan anak. Nenek Argen hanya memiliki satu anak laki-laki yaitu ayah Argen. Namun di luar sana, ada anak-anak kakek yang lainnya. Para paman yang selalu berusaha mencari kelemahan Argen jika ada sedikit saja kesempatan.Argen sudah b

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 10

    "Anda sudah datang Tuan Muda, silahkan masuk, Tuan sudah menunggu." Seorang laki-laki yang biasa dipanggil paman oleh Argen membukakan pintu. Di ruang kerja yang hanya bisa dimasuki penerus Domaz Group.Seorang laki-laki tua sedang duduk di sofa. Tubuh tinggi dan gagahnya sudah termakan usia. Namun, pancaran wibawa masa muda masih menyisa. Dia pasti tampan diusia mudanya."Anda terlihat sehat, saya datang untuk memberi salam."Kakek tua itu bergantian melihat Argen dan pengawal pribadinya. Terlihat dia tersenyum setelah melihat keduanya."Duduklah,""Terimakasih Kek."Argen mengambil duduk di depan sofa kakeknya, sementara pengawal pribadinya berdiri tiga langkah di belakang sofa."Apa dia masih berguna? Kalau kau tidak puas dengan pekerjaannya kau bisa membuangnya." Kata menyakitkan itu ditujukan untuk pengawal Argen. Argen terlihat menekan kuku jarinya ke tangan. Menahan geram.Padahal dia anjingmu.Kakek menghargai orang berdasarkan status sosial dan juga hasil pekerjaan mereka. Se

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 11

    Yang terjadi selama makan malam keluarga seperti apa yang tersusun dalam rencana Argen. Laki-laki itu menikmati keterkejutan semua orang. Sambil memperhatikan setiap perubahan mata orang yang melihatnya. Dia makan hidangan yang ada di piring di depannya.Kenapa melihatku begitu, kalau mau protes, pergi dan temui kakek sana. Ia, kalau kalian punya keberanian.Kakek yang mengumumkan pernikahan Argen secara langsung. Wajah -wajah tidak percaya itu menatap Argen penuh selidik. Mencoba mengulik rencana apa yang disimpan Argen. Tidak ada informasi apa pun yang mereka dengar sebelumnya. Baik dari informan, atau pun para pelayan sekali pun. Sekarang, tiba-tiba kakek mengumumkan pernikahan. Sudah seperti menangkap bom waktu di tangan mereka.Suara bising terdengar di pojokan menebak suasana hati kakek. Mereka baru terdiam saat kekek membuat dentingan keras dengan sendoknya."Semuanya harus hadir saat pernikahan Argen." Ini perintah tanpa terkecuali."Baik." Semua menjawab."Bantu Argen untuk m

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 12

    "Jangan kembali sebelum 30 menit, kau tidak mendengar." Semakin ketus nada suara Argen memenuhi udara di dalam mobil."Baik. Maafkan saya." Pintu tertutup pelan. Laki-laki itu berjalan cepat menuju restoran 24 jam. Argen masih melihatnya sampai dia menghilang di balik pintu. Cahaya terang restoran membuat Argen bisa melihat apa yang dilakukan pengawalnya. Dia membuang muka memilih melihat ke arah lain. Tidak perduli apa yang dilakukan pengawalnya.Cih, ini bukan karena aku menyukaimu, apalagi karena aku merasa bersalah. Aku hanya muak pada kakek yang sudah memukulmu dan membiarkanmu kelaparan bahkan sampai tengah malam begini.Ketukan di kaca mobil membuat Argen terlonjak."Sudah kubilang jangan kembali sebelum 30 menit!" Argen berteriak marah sambil menurunkan kaca mobil. "Memang kau sudah selesai makan?"Sialan kenapa aku malah bertanya lagi. Aku kan tidak perduli kau sudah makan atau belum.Pengawal Argen menundukkan kepala. Sekilas dia mengulum senyum. Lalu menyodorkan gelas denga

    Last Updated : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 13

    Setelah terjaga dari mimpi sesaat, Argen jadi nostalgia dengan kenangan masa SMU. Sepanjang dia melangkah menaiki lift untuk sampai ke apartemennya. Ingatan itu semakin bermunculan.Lampu di rumahnya sudah menyala. Pengawalnya menundukkan kepala untuk berpamitan."Selamat istirahat Tuan Muda, sampai jumpa besok.""Tunggu!"Langkah kaki pengawal itu terhenti. Dia berbalik, memperhatikan apa yang dilakukan tuannya. Argen membuka lemari mencari-cari sesuatu. Meraih sebuah kotak putih. Berjalan menuju pengawalnya, menyodorkan kotak dengan acuh ke pelukan pengawalnya dengan mendorongnya sambil membuang muka."Obati lukamu."Ini bukan karena aku merasa bersalah denganmu ya. Hatinya sedang menyangkal.Wajah pengawal itu terlihat terkejut, namun segera tersenyum."Terimakasih Tuan Muda.""Pergi setelah kau selesai."Tidak perlu berpamitan dan menunjukkan wajah penuh terimakasih, aku tidak berduli padamu. Argen meninggalkan pengawalnya masuk ke dalam kamar.Sudah hampir jam tiga pagi, dia mel

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 199 (Final Episode 4)

    Meja mereka memang tidak memiliki nomor, namun diatur berdasarkan nama keluarga. Kakek berjalan menuju mejanya, Ana tersenyum hangat saat kakek mendekat. Gadis itu dan Argen duduk di meja kakek. Ale dan Miria bergabung bersama Gara dan ibunya.Saat kakek menggerakkan tangannya mereka semua duduk dengan teratur. Setelah semua orang duduk, kakek mengambil sendok dan membenturkannya ke gelas. Suara dentingan itu membuat suasana senyap."Apa kalian menyukai suasana baru makan malam kali ini?"Hening, tidak ada yang berani menjawab. "Kalian pasti merasa aneh, apalagi saat melihat banyak sekali yang hadir di acara makan malam kali ini. Kalian semua adalah anak-anak dan cucu-cucuku, aku mengundang kalian semua tanpa terlewat satupun." Kakek mengedarkan pandangan. "Kedepannya aku akan mengundang kalian semua juga."Hening... Hati semua orang berdebar."Jadi, jangan saling bertengkar dan menjatuhkan. Dukung Argen membangun Domaz Group dan mempertahankan kejayaan Domaz Group. Jangan ada dari k

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 198 (Final Episode 3)

    Perjamuan makan malam bulan ini di rumah vila tepi pantai, akan sangat berbeda dengan perjamuan bulan yang lalu atau bulan-bulan sebelumya. Karena bulan ini bertepatan dengan ulang tahun kakek. Perayaan ulang tahun kakek disiapkan bibi dengan sepenuh hati. Wanita itu bahkan menawarkan apakah tuan besar juga ingin membuat pesta kembang api seperti kejutan yang diberikan Tuan muda. Kakek menghardik bibi dengan marah."Maaf Tuan, karena saya melihat Anda menyukainya jadi saya pikir Anda ingin melakukannya. Apa Anda menyukainya karena itu kejutan dari tuan muda?" Kakek tidak mau menjawabnya. Tapi terlihat sekali, kalau dia menikmati kembang api yang diberikan cucu kepada cucu menantunya.Perjamuan makan malam seperti apa yang disiapkan bibi untuk merayakan ulang tahun kakek?Mari kita lihat, sedikit persiapan yang dilakukan orang-orang yang akan datang ke perjamuan makan malam. Rumah Gara.Pengantin baru itu terlihat kaget saat menerima undangan yang dikirimkan seorang pengawal ke rumah

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 197 (Final Episode 2)

    Gadis di depan Gara tersenyum malu. Mereka tidak saling memberi tahu isi dari janji pernikahan, bukan untuk kejutan, namun karena mereka ingin menunjukkan ketulusan. Bahwa janji pernikahan yang mereka buat bukan sekedar membaca tulisan, namun memang curahan isi hati terdalam mereka."Rene, terimakasih sudah melihatku dengan cara yang berbeda saat pertama kali kita bertemu. Aku bukan siapa-siapa saat pertama kali melihatmu. Tapi entah kenapa, kau bahkan sudah tersenyum padaku saat itu." Tangan keduanya semakin tergenggam dengar erat. "Semakin aku mengenalmu, semakin aku tahu, kau gadis yang luar biasa. Tanpa ayah dan ibu, kau membesarkan adik-adikmu dengan penuh cinta. Bagiku kau adalah berlian terindah Rene, terimakasih sudah menerima sebongkah batu tak berharga ini dalam hidupmu. Aku mencintaimu Rene dengan sepenuh hatiku. Aku akan membahagiakanmu dan melindungimu." Kecupan manis mengakhiri janji pernikahan Gara.Airmata menetes membasahi pipi Rene. Saat mic yang dipegang Gara tersod

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 196 (Final Episode 1)

    Dan akhirnya, hari yang sudah dinantikan oleh semua orang. Mereka sudah duduk ditempat yang telah disediakan. Deretan kursi sudah ditempati para tamu. Musik dengan tim yang di bawa WO dari ibu kota. Para pelayan yang merapikan hidangan serta mengecek semua kelengkapan untuk terakhir kali.Sepupu Miria menggangkat tangannya, sebagai isyarat acara dimulai.Acara pernikahan Gara dan Rene pun dimulai.Ruben maju ke atas podium, dia ditunjuk sebagai MC acara. Ya, kemampuan bicaranya memang cukup baik. Dia pun mengajukan diri saat WO bertanya apakah dari pihak keluarga yang menentukan MC acara. Sebenarnya dalam hati kecilnya, dia ingin terlihat di antara banyaknya orang. Terlihat oleh kakek.Ruben mengetuk mik di depannya. Menyapukan pandangan pada orang-orang yang ada di depannya. Dia mencari sosok seseorang. Apa kakek tidak ada gumamnya, melihat lagi memastikan. Sekilas tertangkap rasa kecewa di matanya, namun buru-buru dia tersenyum. Karena tugasnya jauh lebih penting sekarang. Ternyata

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 195

    Hari pernikahan Gara dan Rene.Untuk sampai pada hari ini, seorang laki-laki bernama Anggara, telah melewati banyak hal, jalan yang tidak mudah. Namun, seperti janji Tuhan, Dia menjawab setiap usaha dan doa manusia, hari ini laki-laki itu merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Memetik buah dari usahanya selama ini.Ibu yang ia sayangi, telah masuk ke dalam keluarga Domaz Group, bukan hanya sebagai wanita pelayan yang menggoda majikan, namun sebagai ibu dari cucu sang pendiri Domaz Group.Adik laki-laki yang dulu dia panggil tuan muda, dengan manisnya memanggilnya kakak. Itu adalah buah dari kesabaran seorang laki-laki bernama Anggara. Membayar semua pengorbanan yang sudah dia lakukan.Kesibukan pagi sudah dimulai sejak sebelum matahari terbit, memperbaiki dekorasi yang kurang atau kelengkapan yang lainnya dilakukan oleh para panitia WO. Waktu bergerak perlahan, ditengah semua orang bersiap.Langit hari ini berwarna biru, secerah hati calon mempelai yang akan mengikat janji. Mataha

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 194

    Siang hari kesibukan di halaman vila mulai terlihat untuk persiapan acara besok. WO acara saudara Miria sudah datang. Mereka dengan cekatan menata setiap sudut taman menjadi sangat indah. Para karyawan toko Daisy sudah datang juga. Amira juga ikut. Dokter William akan menyusul dan sampai malam hari, karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa dia wakilkan. Semoga dia bisa menemani Amira saat pesta kembang api nanti malam. Setelah meletakan barang masing-masing, mereka terlihat membantu ini dan itu. Ada yang menata bunga-bunga, ada yang memberi pita pada kursi. Setelah selesai membantu dekorasi mereka lari ke pantai, bermain di laut dan menikmati liburan gratis yang diberikan Kak Ale, memakai uang Argen tentunya. Semua orang bahagia, pesta pernikahan sederhana Gara dan Rene memberi kebahagiaan pada semua orang. Bahkan Ben menyapa takut-takut menyapa kakek, dengan perantara Argen. Kakek tidak bereaksi, namun dia menanyakan kepada bibi siapa nama orangtua Ben.Begitulah hari ini berlal

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 193

    Bibi sempat menolak, tapi bukan Ana kalau tidak bisa memohon cenderung memaksa. Kalau nanti bibi dimarahi, biar aku gantikan dimarahi kakek. Begitulah, akhirnya Ana dan Rene bisa masuk ke kamar kakek."Pasti dia acuh dan bilang tidak perlu berterimakasih, karena dia sebenarnya mau membuang perhiasan itu." Argen yang menyahut, sekarang ana yang terkejut. Walaupun tidak sama persis seperti yang Kak Argen katakan tapi memang yang kakek ucapkan agak mirip seperti itu.Kakek merestui Kak Rene tapi tidak ingin terlalu terlihat kalau di memperdulikan dan menantikan pernikahan Kak Rene dan Kak Gara. Begitu yang ditangkap Ana dari sikap acuh kakek."Kakek kan suka menyebalkan kalau bicara." Argen mengangkat bahu sambil mengejek."Gen...""Kak..."Gara dan Ana bersamaan bicara."Ia, ia, aku nggak boleh bilang begitu. Dia kakekku. Cih. Kalian ini kompak sekali." Ana mangut-mangut mengusap pipi suaminya.Argen menatap Gara, tatapannya artinya pengusiran, menyuruh kakaknya keluar dari kamar. Yang

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 192

    Masih di hari yang sama dengan waktu kedatangan mereka ke vila, tempat berlangsungnya pernikahan Gara dan Rene.Malam hari setelah makan malam. Dua kakak beradik sedang ada di dalam kamar, sedangkan Ana tertahan menemani kakek selepas makan malam.Argen duduk dengan mengangkat kakinya ke pijakan meja, dari mulutnya terdengar dia mengomel yang entah ditujukan untuk siapa. Mungkin pada alam yang tidak bersahabat dengan rencananya, atau kecewa pada Gara yang tidak bisa mewujudkan keinginannya. Masih terdengar dia mengomel sambil menyandarkan kepala malas.Wajah muram Argen melihat kakaknya yang sedang berdiri di dekat jendela.Gara menghela nafas perlahan, dia menyibak tirai dengan tangan kiri, berharap cuaca akan segera berganti. Tapi hujan yang jatuh dari langit selepas senja telah menghancurkan rencana malam ini. Sekarang saja masih gerimis. Tangannya mengusap jendela, masih terasa dingin. Uap air memang tidak merembes ke telapak tangannya, tapi dia bisa memprediksi hujan belum akan

  • Terjebak Asmara Tuan Argen Ā Ā Ā BAB 191

    "Suruh mereka kesini, dan berangkat bersama kita." Kakek menjawab singkat, lalu berlalu, senyum bahagia tertangkap sekilas dibibirnya.Dasar, sesenang itu kau mendengar Ale mau mempunyai anak. Kalau Ana sampai hamil, bisa-bisa kau menari dengan bibi di teras rumah. Argen melihat punggung kakek yang berjalan menuju pesawat. Pilot dan pramugari menundukkan kepala saat kakek berjalan mendekat.Kakek bahkan menelepon dokter pribadinya, untuk datang dan ikut dalam penerbangan.Kabar kehamilan Miria memang sungguh diluar dugaan, bahkan gadis itu tidak merasakan keanehan dalam tubuhnya. Sehari setelah kecurigaan Ale dia membeli alat tes kehamilan, saat dia menunjukkan garis dua di alat tes itu Ale memegangnya dengan tangan gemetar. Airmata kebahagiaan langsung bercucuran. Calon ayah itu sangat berbahagia.Ale menelepon Ana sambil menangis, saking kagetnya Ana dia berlari masuk lift turun ke lantai bawah, tanpa mendengar penjelasan Ale berikutnya. Gadis itu yang awalnya ketakutan karena mend

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status