Share

BAB 3

Penulis: LaSheira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-18 15:06:43

Wajah Aleando masih berkerut. Memikirkan tawaran Argen untuk menikah dengan adik perempuannya.

Kenangan bagaimana persahabatan Aleandro dan Argen dimulai, persahabatan mereka sudah terjalin sejak mereka di SMA. Kembali muncul dengan jelas dipikiran Aleando.

Dulu, Aleando adalah spesialisasi ketua kelas. Sebagai ketua kelas dia bersikap layaknya ketua kelas yang baik dan bertanggung jawab. Menjalankan tugas-tugas umum di kelasnya dan juga berusaha menyatukan seisi penghuni kelas. Menyapa semua penghuni kelas. Tanpa terkecuali.

Dia satu kelas dengan Argen ketika kelas 2 SMU. Sewaktu kelas satu dia pernah mendengar desas desus tentang Argen yang ramai dibicarakan. Terutama oleh siswa perempuan. Hanya sebatas itu, dia baru melihat langsung dari dekat siswa yang paling banyak dibicarakan itu.

Argen anak yang dingin dan cuek, hanya menatap tanpa ekspresi kalau disapa. Jangankan menyapa balik, membalas sapaan hanya dia lakukan sekenanya. Tidak mau berbaur dengan murid yang lainnya. Dia membuat jurang lebar bagi siapa saja yang ingin mendekatinya. Namun dengan tidak tahu malu, Aleando berusaha mendekatinya. Sebagai tanggung jawab moral menjadi ketua kelas. Dia menimbun sedikit demi sedikit jurang lebar itu dengan sapaan dan senyuman. Walaupun belum pernah berhasil menembus benteng pertahanan Argen. Namun dia tak pernah surut langkah. Pantang menyerah sebagai ketua kelas yang kompeten. Begitulah optimisnya. Berbekal pengalaman menjadi ketua kelas di kelas satu.

Namun, suatu hari. Di suatu siang sepulang sekolah. Hubungan Aleando dan Argen seperti berubah arah. Berawal hanya dari tatapan diam Argen pada Aleando.

Kejadian hari itu.

"Kakak! Kak Ale!" Seorang bocah berseragam SMP berlari menghambur dalam pelukan Ale. Dialah adik semata wayangnya. Sekolah mereka memang terdiri dari SD, SMP dan SMA. Dalam satu kompleks, namun akses setiap tingkatan dibatasi. Hingga tidak bisa berinteraksi di dalam sekolah kecuali bertemu di tempat parkir dan gerbang sekolah.

"Kau menunggu kakak?" Aleando mengusap kepala adik perempuannya. Rambut pendek adiknya bergoyang tertiup angin.

"Ia, hehe. Belikan aku es cream Kak, di toko baru di dekat toko roti." Rengekan adiknya mengudara.

"Dih, pantesan nungguin, kalau ada maunya baru nungguin kakak. Biasanya langsung kabur." Usap-usap kepala adiknya lagi penuh sayang. Diiringi gelak tawa dari gadis kecil cantik dan ceria itu. Senyumnya merekah indah, menebarkan semangat bagi orang yang melihatnya. Dia gadis kecil yang cantik. "Ayo jalan, mau rasa apa?"

"Aku mau rasa stroberi, boleh pakai toping ya Kak. Haha." Maunya nambah banyak itu adek, tahu aja kalau disayang kakaknya. "Aku mau toping buah stroberi sama coklat."

"Dasar." Aleando mencubit pipi adiknya "Apa si yang nggak buat adikku ini." Baru saja mereka melangkah menuju trotoar keluar dari gerbang sekolah. Langkah kaki keduanya terhenti, saat melihat sebuah mobil. Apalagi saat melihat seseorang yang sedang melihat interaksi adik kakak itu. "Eh. Argen! Sudah mau pulang ya?" Aleando Lagi-lagi menyapa, melakukan perannya sebagai ketua kelas dengan baik.

Sebuah mobil sedang berhenti tepat di dekat mereka. Argen sedang melihat dengan jendela kaca yang terbuka. Setelah dipanggil Argen hanya melihat tanpa memberi reaksi dengan mimik wajah, apalagi menjawab dengan mulutnya. Beberapa detik kemudian dia menutup kaca mobil tanpa sepatah kata pun.

"Dasar! kenapa si dia pelit sekali menjawab sapaan orang?" Hanya bisa memandang kesal pada mobil yang semakin menjauh. "Untung aku ketua kelas berjiwa lapang." Besok Aleando pasti akan menyapa tanpa beban seperti biasanya.

"Kak Ale kenal sama kakak yang di dalam mobil?" Adik perempuannya yang beberapa saat tadi terbengong ketika melihat Argen menarik-narik tangan kakaknya.

"Hemm, dia teman sekelas ku. Argen."

"Haaa, jadi itu Kak Argen Davino Wijaya. Wihhh ganteng banget Kak. Teman sekelas ku pada heboh membicarakannya, katanya wajahnya tampan seperti artis idola. Huaaaa, ternyata benar-benar tampan. Kak Ale temenan sama dia. Wah hebat Kak Ale teman satu kelas idola sekolah. Wahhh, akhirnya aku melihat wujud pangeran sekolah ini secara langsung." Wajah dingin yang melihat di jendela mobil terngiang-ngiang di kepala gadis kecil itu.

Aleando hanya manyun, bagaimana anak sombong itu bisa menjadi idola seisi sekolah si, dia masih tidak habis pikir.

"Cih, dasar bocah, Kak Ale lebih tampan tahu. Lihat ini." Berpose memegang dagu, bergaya seperti model, lalu pegang rambut, sentuh bibir, seperti model sedang ganti banyak gaya.

"Ih, apa si, Kak Argen lebih tampan. Week." Berlari meninggalkan kakaknya dengan gelak tawa.

"Awas ya kamu, es creamnya nggak pake toping ya." Ale menyusul diiringi gelak juga. Mereka kejar-kejaran Sambil sesekali dorong-dorongan. Ale menangkap tas yang dilempar adiknya. Sudah disuruh traktir masih dijadikan budak membawakan tas pula oleh adiknya.

Sepertinya dari sejak itulah, hubungan Aleando dan Argen mengalami peningkatan di sekolah. Walaupun sampai hari ini pun Ale masih binggung, alasan apa yang membuat Argen membuka hati padanya.

Istirahat siang di sekolah kala itu, yang membuatnya terkaget-kaget.

"Al..."

Semua orang menoleh terkejut. Aleando sedang bicara dengan anak-anak laki-laki di kelas. Melihat Argen yang untuk pertama kalinya bicara duluan padanya. Orang yang paling hanya menjawab hemm, ia atau anggukan kepala memanggil namanya. Pandangan seisi kelas langsung tertuju padanya. Kok bisa begitu pasti teriakan di hati mereka. Protes kenapa yang dipanggil Ale bukan mereka.

"Ia, kenapa Gen?"

Masih ke arah bingung dan penasaran kenapa sampai Argen bicara duluan dengan ketua kelas. Isi kepala penduduk seisi kelas sedang berfikir keras.

"Aku lapar," ujar Argen pelan, dengan wajah sedikit acuh.

Ha! Terus? Aleando yang sedang kebingungan.

"Kau mau kekantin?" Akhirnya Aleando memperjelas kebingungannya dengan bertanya. Argen masih diam tidak menjawab. "Mau ngajak makan?" Ale bertanya lagi Argen tidak menjawab juga, namun dia membalik badan reflek Ale mengejar dibelakang ya.

Dih, lagi kesambet apa si dia. Tiba-tiba ngajak orang makan di kantin.

Sepanjang perjalanan mereka ke kantin semua mata ikut memandang. Bahkan ada yang berani memanggil-manggil Argen. Namun seperti tidak mendengar, bocah itu acuh berjalan dengan percaya diri.

"Hei, gila, itu Aleando si ketua kelas kan."

"Apa mereka berteman?"

"Entahlah, biasanya Argen kan selalu sendirian. Wahhh aku juga mau menyapanya."

"Gila! Diakan anak si tukang roti itu kan, kok bisa dia dekat dengan Argen."

"Ia, aku pernah beli ditokonya, ayahnya senang banget waktu aku borong rotinya. Haha."

"Tokonya cuma toko kecil kan. Cih."

Dibalik hujatan pada Aleando, banyak yang merasa iri hati. Kenapa bukan mereka yang ada di samping Argen sekarang. Bahkan ada diantara anak-anak itu yang mendapat mandat untuk berteman dengan Argen dari para orangtua mereka. Ada yang sampai dijanjikan uang jajan berlipat ganda kalau bisa menjadi teman Argen. Mereka biasanya adalah rekan bisnis orang tua Argen. Atau anak-anak pemilik perusahaan yang ingin membuat relasi melalui anak-anak mereka. Namun jangankan berteman, sapaan mereka terkadang hanya dianggap angin lalu oleh Argen.

Seperti itulah persahabatan yang aneh antara Aleando dan Argen. Dua orang yang sangat berbeda karakter dalam semua hal. Ale pernah memikirkannya semalaman kenapa sikap Argen berubah padanya. Tapi tetap tidak menemukannya sejauh apa pun ia memikirkan. Pernah dia menanyakannya, namun hanya mendapat jawaban tatapan tidak suka Argen karena dikorek isi hatinya. Membuat Ale akhirnya bodo amat dengan alasan sebenarnya Argen.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Siti Aisa
Hmm juga ada disi......
goodnovel comment avatar
sasri
sepertinya argen jatuh cinta pada pandangan pertama sama adek aleando...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 4

    Dia hanya berkesimpulan, mungkin karena ketulusannya sebagai ketua kelas yang kompeten telah menyentuh hati Argen. Membuat laki-laki itu berubah sikap padanya.Hubungan mereka pun semakin membaik. Argen sering kali mampir ke toko roti atau ke rumah Aleando. Terkadang mereka pulang bertiga dengan adik perempuan Aleando. Naik mobil Argen tentunya.Argen diterima dengan baik oleh orangtua Aleando. Mungkin yang membuat Argen nyaman, orangtua Aleando tidak pernah menanyakan siapa Argen. Siapa keluarganya, apa pekerjaan orangtuanya. Bahkan Adiknya sudah seperti fans paling beruntung di muka bumi ini.Namun ternyata putaran nasib berkata lain. Tak selalu seindah rencana mereka. Setelah kelas tiga SMU Argen menjadi jarang datang ke sekolah. Kalaupun datang, sepulang sekolah dia akan langsung pulang tidak pernah lagi mampir ke toko ataupun rumah Aleando. Kondisi kesehatan ayahnya yang kabarnya memburuk menjadi perubahan besar dalam hubungan mereka. Argen yang harus memulai pendidikan penerus k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 5

    Aleana Munaf, begitulah gadis itu bernama. Satu-satunya keluarga Ale, yang ia sayang dan akan ia lindungi. Ana, begitulah dia dipanggil. Bola mata yang lebar dan jernih, rambut panjang sehitam langit malam. Lurus jatuh terburai di bahunya. Bulu mata lentik itu mengerjap menanti jawaban dari kakak laki-lakinya.Glek, Aleando menelan ludah panik. Mau pura-pura minum tapi botol ditangannya sudah dia remas. Akhirnya hanya berdehem pelan. Mengarang adalah hal terbaik yang bisa dia lakukan sekarang."Aku pergi kencan." Memalingkan wajah sambil mengusap-usap meja. Sedang menutupi kebohongan.Ana menggelengkan kepala sambil mengeryit."Kenapa Kak Ale nggak sekalian bilang di depan toko roti turun hujan salju, aku pasti lebih percaya itu." Sang adik yang paham betul kalau kakaknya sedang berbohong."Cih. Memangnya aku nggak boleh berkencan." Menuding kesal dengan botol yang sudah di remasnya. Ana tergelak berjalan mendekati Ale, mengacak rambut kakaknya yang sedang dia jatuhkan ke atas meja. G

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 6

    Cih, bisa-bisanya kau bilang Kak Argen aku. Gumam Ale sedikit kesal. Bisanya kan cuma dia yang menempati posisi paling besar di hati Ana, dan panggilan manis itu hanya untuknya.Kak Ale aku, Kak Ale aku. Seharusnya itukan cuma aku. "Memang Argen siapa lagi. Sudah minggir." Masih sedikit sakit hati dengan panggilan Kak Argen aku."Aku mau!" Jawaban Ana langsung membakar kewarasan Aleando seperti percikan api yang berkobar."Kau sudah gila ya." Teriakan Ale memenuhi udara di rumah kecil ini. Padahal Ana dari tadi memaki, giliran nama Argen langsung mengiyakan tanpa berfikir begitu gumam Ale."Aaaa, Kak Ale kan tahu aku dulu bahkan melamar Kak Argen untuk menikah denganku kan.""Itu kan pas kamu masih SMP bocah." Telunjuk Ale menuding kening adiknya. Dulu Ana memang mengejar-ngejar Argen seperti fans mengejar idolanya, sampai mengajak Argen untuk menikah kalau sudah dewasa.Aleana mengusap keningnya sambil tertawa. Dulu, sekarang, dan sampai kapan pun aku masih berharap bisa menikah den

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 7

    "Aku nggak papa Kak, karena aku adik Kak Ale dia akan melindungiku kan, dari kakeknya, dari ibunya kalau tidak merestui. Pokoknya aku aman kan, karena aku adik Kak Ale."Sebenarnya kenyataan itu getir rasanya, namun itu sudah cukup bagi Ana. Karena kalau dia bukan adik Kak Ale, dia tidak akan punya kesempatan untuk sekedar bicara dengan Kak Argen."Bukankah ini kesempatan baik Kak, kita bisa menyelamatkan toko roti, aku menikah dengan laki-laki keren.""Ana!" Gusar sendiri Ale, karena adiknya masih berfikir seperti bocah."Hehe, ya Kak, bilang pada Kak Argen." Tawa Aleana merekah bak kelopak bunga. Ia tersenyum karena sekilas wajah Argen muncul di kepalanya. "Lagian toko roti yang di dekat tempat kita itu nggak enak juga tahu. Ihhhh aku sebel sama mereka kenapa buka di dekat tempat kita. Sudah tokonya besar, iklan dan promosinya kencang, harganya separuh dari harga kita lagi. Huaaaaa, mereka dapat bahan baku gratisan apa." Tiba-tiba menyulut murka teringat alasan toko roti keluarganya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 8

    Kampus Aleana setelah gadis itu berhasil meyakinkan hati dan tidur dengan lelap semalam."Hei, jangan ganggu temanku!" Aleana menjejakkan kaki dengan keras di atas trotoar yang sedang dia pijak. Membuat suara marah untuk mengintimidasi.Dua laki-laki yang sedang berdiri mengapit seorang wanita menoleh berbarengan. Mereka terlihat panik saat melihat siapa yang baru bicara. Apalagi saat gadis itu menjejakkan kaki dengan suara yang lebih keras. Sebagai isyarat pengusiran."Ana! kami hanya menemani Amira, mengganggu apa. Ia kan Amira." Gadis yang diajak bicara hanya menggigit bibir lalu menjauh dengan cepat mendekat ke samping Ana. "Amira, kalau kau begitu kau bisa membuat Ana salah paham." Gadis bernama Amira tidak menjawab, menarik tangan Ana untuk menjauhi mereka tanpa sepatah kata pun terucap.Huaaaa, untung saja Ana datang. Dalam hati gadis itu menjerit senang."Awas ya, kalau aku liat kalian lagi. Hihhh." Gerakan meninju udara ditujukan untuk dua laki-laki itu, sambil berjalan mengi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 9

    Dia adalah Argen Davino Wijaya, Presdir utama Domaz Group. Secara hukum dia tercatat sebagai ahli waris utama dari semua kekayaan yang dimiliki Domaz Group. Dia pun satu-satunya cucu yang dibanggakan kakeknya, Presdir pertama, pendiri Domaz Group.Hah! Argen mendesah di kursi mobil belakang. Menyandarkan kepala sambil melihat jendela kaca, pepohonan berlarian dengan cepat seirama laju mobil. Dia menghela nafas lagi.Dia memang cucu yang terlihat paling berharga dan disayangi kakeknya, orang lain yang melihat tampak luar tanpa menguliti rahasia terdalam Domaz Group pasti berfikir begitu. Namun, kakek bukanlah laki-laki yang setia hanya pada nenek saja. Entah bagaimana dia menghabiskan masa mudanya, namun dia memiliki beberapa istri simpanan yang juga melahirkan anak. Nenek Argen hanya memiliki satu anak laki-laki yaitu ayah Argen. Namun di luar sana, ada anak-anak kakek yang lainnya. Para paman yang selalu berusaha mencari kelemahan Argen jika ada sedikit saja kesempatan.Argen sudah b

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 10

    "Anda sudah datang Tuan Muda, silahkan masuk, Tuan sudah menunggu." Seorang laki-laki yang biasa dipanggil paman oleh Argen membukakan pintu. Di ruang kerja yang hanya bisa dimasuki penerus Domaz Group.Seorang laki-laki tua sedang duduk di sofa. Tubuh tinggi dan gagahnya sudah termakan usia. Namun, pancaran wibawa masa muda masih menyisa. Dia pasti tampan diusia mudanya."Anda terlihat sehat, saya datang untuk memberi salam."Kakek tua itu bergantian melihat Argen dan pengawal pribadinya. Terlihat dia tersenyum setelah melihat keduanya."Duduklah,""Terimakasih Kek."Argen mengambil duduk di depan sofa kakeknya, sementara pengawal pribadinya berdiri tiga langkah di belakang sofa."Apa dia masih berguna? Kalau kau tidak puas dengan pekerjaannya kau bisa membuangnya." Kata menyakitkan itu ditujukan untuk pengawal Argen. Argen terlihat menekan kuku jarinya ke tangan. Menahan geram.Padahal dia anjingmu.Kakek menghargai orang berdasarkan status sosial dan juga hasil pekerjaan mereka. Se

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25
  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 11

    Yang terjadi selama makan malam keluarga seperti apa yang tersusun dalam rencana Argen. Laki-laki itu menikmati keterkejutan semua orang. Sambil memperhatikan setiap perubahan mata orang yang melihatnya. Dia makan hidangan yang ada di piring di depannya.Kenapa melihatku begitu, kalau mau protes, pergi dan temui kakek sana. Ia, kalau kalian punya keberanian.Kakek yang mengumumkan pernikahan Argen secara langsung. Wajah -wajah tidak percaya itu menatap Argen penuh selidik. Mencoba mengulik rencana apa yang disimpan Argen. Tidak ada informasi apa pun yang mereka dengar sebelumnya. Baik dari informan, atau pun para pelayan sekali pun. Sekarang, tiba-tiba kakek mengumumkan pernikahan. Sudah seperti menangkap bom waktu di tangan mereka.Suara bising terdengar di pojokan menebak suasana hati kakek. Mereka baru terdiam saat kekek membuat dentingan keras dengan sendoknya."Semuanya harus hadir saat pernikahan Argen." Ini perintah tanpa terkecuali."Baik." Semua menjawab."Bantu Argen untuk m

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-25

Bab terbaru

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 199 (Final Episode 4)

    Meja mereka memang tidak memiliki nomor, namun diatur berdasarkan nama keluarga. Kakek berjalan menuju mejanya, Ana tersenyum hangat saat kakek mendekat. Gadis itu dan Argen duduk di meja kakek. Ale dan Miria bergabung bersama Gara dan ibunya.Saat kakek menggerakkan tangannya mereka semua duduk dengan teratur. Setelah semua orang duduk, kakek mengambil sendok dan membenturkannya ke gelas. Suara dentingan itu membuat suasana senyap."Apa kalian menyukai suasana baru makan malam kali ini?"Hening, tidak ada yang berani menjawab. "Kalian pasti merasa aneh, apalagi saat melihat banyak sekali yang hadir di acara makan malam kali ini. Kalian semua adalah anak-anak dan cucu-cucuku, aku mengundang kalian semua tanpa terlewat satupun." Kakek mengedarkan pandangan. "Kedepannya aku akan mengundang kalian semua juga."Hening... Hati semua orang berdebar."Jadi, jangan saling bertengkar dan menjatuhkan. Dukung Argen membangun Domaz Group dan mempertahankan kejayaan Domaz Group. Jangan ada dari k

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 198 (Final Episode 3)

    Perjamuan makan malam bulan ini di rumah vila tepi pantai, akan sangat berbeda dengan perjamuan bulan yang lalu atau bulan-bulan sebelumya. Karena bulan ini bertepatan dengan ulang tahun kakek. Perayaan ulang tahun kakek disiapkan bibi dengan sepenuh hati. Wanita itu bahkan menawarkan apakah tuan besar juga ingin membuat pesta kembang api seperti kejutan yang diberikan Tuan muda. Kakek menghardik bibi dengan marah."Maaf Tuan, karena saya melihat Anda menyukainya jadi saya pikir Anda ingin melakukannya. Apa Anda menyukainya karena itu kejutan dari tuan muda?" Kakek tidak mau menjawabnya. Tapi terlihat sekali, kalau dia menikmati kembang api yang diberikan cucu kepada cucu menantunya.Perjamuan makan malam seperti apa yang disiapkan bibi untuk merayakan ulang tahun kakek?Mari kita lihat, sedikit persiapan yang dilakukan orang-orang yang akan datang ke perjamuan makan malam. Rumah Gara.Pengantin baru itu terlihat kaget saat menerima undangan yang dikirimkan seorang pengawal ke rumah

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 197 (Final Episode 2)

    Gadis di depan Gara tersenyum malu. Mereka tidak saling memberi tahu isi dari janji pernikahan, bukan untuk kejutan, namun karena mereka ingin menunjukkan ketulusan. Bahwa janji pernikahan yang mereka buat bukan sekedar membaca tulisan, namun memang curahan isi hati terdalam mereka."Rene, terimakasih sudah melihatku dengan cara yang berbeda saat pertama kali kita bertemu. Aku bukan siapa-siapa saat pertama kali melihatmu. Tapi entah kenapa, kau bahkan sudah tersenyum padaku saat itu." Tangan keduanya semakin tergenggam dengar erat. "Semakin aku mengenalmu, semakin aku tahu, kau gadis yang luar biasa. Tanpa ayah dan ibu, kau membesarkan adik-adikmu dengan penuh cinta. Bagiku kau adalah berlian terindah Rene, terimakasih sudah menerima sebongkah batu tak berharga ini dalam hidupmu. Aku mencintaimu Rene dengan sepenuh hatiku. Aku akan membahagiakanmu dan melindungimu." Kecupan manis mengakhiri janji pernikahan Gara.Airmata menetes membasahi pipi Rene. Saat mic yang dipegang Gara tersod

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 196 (Final Episode 1)

    Dan akhirnya, hari yang sudah dinantikan oleh semua orang. Mereka sudah duduk ditempat yang telah disediakan. Deretan kursi sudah ditempati para tamu. Musik dengan tim yang di bawa WO dari ibu kota. Para pelayan yang merapikan hidangan serta mengecek semua kelengkapan untuk terakhir kali.Sepupu Miria menggangkat tangannya, sebagai isyarat acara dimulai.Acara pernikahan Gara dan Rene pun dimulai.Ruben maju ke atas podium, dia ditunjuk sebagai MC acara. Ya, kemampuan bicaranya memang cukup baik. Dia pun mengajukan diri saat WO bertanya apakah dari pihak keluarga yang menentukan MC acara. Sebenarnya dalam hati kecilnya, dia ingin terlihat di antara banyaknya orang. Terlihat oleh kakek.Ruben mengetuk mik di depannya. Menyapukan pandangan pada orang-orang yang ada di depannya. Dia mencari sosok seseorang. Apa kakek tidak ada gumamnya, melihat lagi memastikan. Sekilas tertangkap rasa kecewa di matanya, namun buru-buru dia tersenyum. Karena tugasnya jauh lebih penting sekarang. Ternyata

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 195

    Hari pernikahan Gara dan Rene.Untuk sampai pada hari ini, seorang laki-laki bernama Anggara, telah melewati banyak hal, jalan yang tidak mudah. Namun, seperti janji Tuhan, Dia menjawab setiap usaha dan doa manusia, hari ini laki-laki itu merasakan kebahagiaan yang teramat sangat. Memetik buah dari usahanya selama ini.Ibu yang ia sayangi, telah masuk ke dalam keluarga Domaz Group, bukan hanya sebagai wanita pelayan yang menggoda majikan, namun sebagai ibu dari cucu sang pendiri Domaz Group.Adik laki-laki yang dulu dia panggil tuan muda, dengan manisnya memanggilnya kakak. Itu adalah buah dari kesabaran seorang laki-laki bernama Anggara. Membayar semua pengorbanan yang sudah dia lakukan.Kesibukan pagi sudah dimulai sejak sebelum matahari terbit, memperbaiki dekorasi yang kurang atau kelengkapan yang lainnya dilakukan oleh para panitia WO. Waktu bergerak perlahan, ditengah semua orang bersiap.Langit hari ini berwarna biru, secerah hati calon mempelai yang akan mengikat janji. Mataha

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 194

    Siang hari kesibukan di halaman vila mulai terlihat untuk persiapan acara besok. WO acara saudara Miria sudah datang. Mereka dengan cekatan menata setiap sudut taman menjadi sangat indah. Para karyawan toko Daisy sudah datang juga. Amira juga ikut. Dokter William akan menyusul dan sampai malam hari, karena masih ada pekerjaan yang tidak bisa dia wakilkan. Semoga dia bisa menemani Amira saat pesta kembang api nanti malam. Setelah meletakan barang masing-masing, mereka terlihat membantu ini dan itu. Ada yang menata bunga-bunga, ada yang memberi pita pada kursi. Setelah selesai membantu dekorasi mereka lari ke pantai, bermain di laut dan menikmati liburan gratis yang diberikan Kak Ale, memakai uang Argen tentunya. Semua orang bahagia, pesta pernikahan sederhana Gara dan Rene memberi kebahagiaan pada semua orang. Bahkan Ben menyapa takut-takut menyapa kakek, dengan perantara Argen. Kakek tidak bereaksi, namun dia menanyakan kepada bibi siapa nama orangtua Ben.Begitulah hari ini berlal

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 193

    Bibi sempat menolak, tapi bukan Ana kalau tidak bisa memohon cenderung memaksa. Kalau nanti bibi dimarahi, biar aku gantikan dimarahi kakek. Begitulah, akhirnya Ana dan Rene bisa masuk ke kamar kakek."Pasti dia acuh dan bilang tidak perlu berterimakasih, karena dia sebenarnya mau membuang perhiasan itu." Argen yang menyahut, sekarang ana yang terkejut. Walaupun tidak sama persis seperti yang Kak Argen katakan tapi memang yang kakek ucapkan agak mirip seperti itu.Kakek merestui Kak Rene tapi tidak ingin terlalu terlihat kalau di memperdulikan dan menantikan pernikahan Kak Rene dan Kak Gara. Begitu yang ditangkap Ana dari sikap acuh kakek."Kakek kan suka menyebalkan kalau bicara." Argen mengangkat bahu sambil mengejek."Gen...""Kak..."Gara dan Ana bersamaan bicara."Ia, ia, aku nggak boleh bilang begitu. Dia kakekku. Cih. Kalian ini kompak sekali." Ana mangut-mangut mengusap pipi suaminya.Argen menatap Gara, tatapannya artinya pengusiran, menyuruh kakaknya keluar dari kamar. Yang

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 192

    Masih di hari yang sama dengan waktu kedatangan mereka ke vila, tempat berlangsungnya pernikahan Gara dan Rene.Malam hari setelah makan malam. Dua kakak beradik sedang ada di dalam kamar, sedangkan Ana tertahan menemani kakek selepas makan malam.Argen duduk dengan mengangkat kakinya ke pijakan meja, dari mulutnya terdengar dia mengomel yang entah ditujukan untuk siapa. Mungkin pada alam yang tidak bersahabat dengan rencananya, atau kecewa pada Gara yang tidak bisa mewujudkan keinginannya. Masih terdengar dia mengomel sambil menyandarkan kepala malas.Wajah muram Argen melihat kakaknya yang sedang berdiri di dekat jendela.Gara menghela nafas perlahan, dia menyibak tirai dengan tangan kiri, berharap cuaca akan segera berganti. Tapi hujan yang jatuh dari langit selepas senja telah menghancurkan rencana malam ini. Sekarang saja masih gerimis. Tangannya mengusap jendela, masih terasa dingin. Uap air memang tidak merembes ke telapak tangannya, tapi dia bisa memprediksi hujan belum akan

  • Terjebak Asmara Tuan Argen    BAB 191

    "Suruh mereka kesini, dan berangkat bersama kita." Kakek menjawab singkat, lalu berlalu, senyum bahagia tertangkap sekilas dibibirnya.Dasar, sesenang itu kau mendengar Ale mau mempunyai anak. Kalau Ana sampai hamil, bisa-bisa kau menari dengan bibi di teras rumah. Argen melihat punggung kakek yang berjalan menuju pesawat. Pilot dan pramugari menundukkan kepala saat kakek berjalan mendekat.Kakek bahkan menelepon dokter pribadinya, untuk datang dan ikut dalam penerbangan.Kabar kehamilan Miria memang sungguh diluar dugaan, bahkan gadis itu tidak merasakan keanehan dalam tubuhnya. Sehari setelah kecurigaan Ale dia membeli alat tes kehamilan, saat dia menunjukkan garis dua di alat tes itu Ale memegangnya dengan tangan gemetar. Airmata kebahagiaan langsung bercucuran. Calon ayah itu sangat berbahagia.Ale menelepon Ana sambil menangis, saking kagetnya Ana dia berlari masuk lift turun ke lantai bawah, tanpa mendengar penjelasan Ale berikutnya. Gadis itu yang awalnya ketakutan karena mend

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status