Suamiku Jadul

Suamiku Jadul

last updateLast Updated : 2023-05-29
By:  Bintang KejoraCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.8
172 ratings. 172 reviews
528Chapters
571.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Nia dijodohkan orang tuanya dengan pria desa, dia mau saja karena percaya pada orang tuanya. Ternyata pria tersebut sangat kuno. Tidak punya media sosial. Rambutnya pun model tahun delapan puluhan. Akan tetapi ternyata pria yang bernama Parlin itu sangat kaya, pemilik peternakan dan perkebunan kelapa sawit. Parlin menyimpan masa lalu yang manis bersama Rara, gadis yang telah banyak membantunya. Nia harus menyesuaikan diri dengan gaya hidup Parlin. Berbagai cobaan datang, dituduh pelihara babi ngepet, dituduh pesugihan dan lain sebagainya. Tokoh utama Parlin. Nia-istri Parlin. Rara-mantan Parlin Rapi-teman Nia

View More

Chapter 1

Dijodohkan

Suamiku Jadul

Namamya kuno, Parlindungan, biasa dipanggil Parlin. Tak punya akun F*, apalagi I*. Nomor kontak di HP-nya hanya lima belas, semuanya keluarga. Itulah suamiku. Kakakku menyebutnya suami jadul yang hidup di tahun delapan puluhan.

"Enak juga punya suami jadul ya, orang sibuk dengan HP-nya masing-masing, dia justru cabut rumput," kata kakakku seraya menunjuk suamiku yang lagi cabut rumput. Perkataan kakakku itu justru seperti hinaan untukku. 

Saat itu kami seperti biasa berkumpul, semacam arisan tak resmi, kami satu keluarga selalu berkumpul setiap bulan di rumah orang tua. Ya, memang begitu, ketika semua orang sibuk dengan hp-nya, suamiku justru membersihkan halaman rumah orang tua. Kadang aku malu juga, entah apa kelebihan suamiku ini, sehingga ayah dulu ngotot menjodohkan kami.

"Maklumi aja, orang kampung memang keahliannya cabut rumput," kata kakak iparku seraya tertawa. 

Kami keluarga besar berjumlah enam orang, aku nomor tiga, akan tetapi akulah yang terakhir menikah. Ketika adik paling bungsu sudah punya anak, aku baru dapat jodoh, itupun dijodohkan ayah. Orang kampung, pengangguran pula. Aku bilang pengangguran karena memang dia tak kerja, seharian hanya di rumah. Akan tetapi dia rutin kasih uang belanja. Entah dia dapat dari mana aku tak tahu. Kami baru tiga bulan menikah. Aku bahkan belum tahu dia kerja apa? 

Penampilannya juga memang kuno, masih setia dengan rambut gobel, masih setia dengan celana keeper. Di rumah seharian justru hanya pakai sarung. 

"Gaul dikit napa, Bang?" kataku pada suami, ketika dia lagi sibuk membersihkan halaman. Kudatangi dia, karena tak tahan cibiran saudaraku sendiri. 

"Gak percaya diri abang, Dek, cerita mereka urusan kantor terus, aku hanya tau rumput," jawab suami seraya terus mencabuti rumput. 

"Udah kalau gitu aku ikut cabuti rumput," jawabku seraya duduk dan mulai kerja. 

Perkenalan kami dulu sangat singkat sebelum menikah, hanya kenalan sepuluh hari baru akad nikah.

"Kau percaya pada Ayah, Nia?" begitu kata Ayah sewaktu mengenalkan kami. 

"Tentu saja percaya, Ayah," jawabku. 

"Menikahlah dengannya," kata Ayah lagi, seraya menunjuk pria jadul itu. 

Saat itu aku hanya diberi waktu berpikir satu hari, kuterima dengan pertimbangan umur yang sudah kepala tiga, karena aku juga percaya pada Ayah, tak mungkin dia menjerumuskan putrinya sendiri. Kami menikah sepuluh hari kemudian. Aku bahkan belum pernah dibawa ke rumah mertua. Kenal mertua hanya ketika resepsi saja. Aneh kan? akan tetapi itulah hidupku. 

Kami kumpul ketika makan siang, enam anak dan enam menantu semua berkumpul di meja makan. Ayah mulai bicara. 

"Ayah berencana mau umroh, tapi uangnya tak ada, bersediakah kalian membantu Ayah?" tanya Ayah. 

Semua kami terdiam dan saling berpandangan, belum pernah Ayah minta bantuan begini, selama ini beliaulah yang membantu kami, hampir semua anaknya diberi modal untuk usaha sendiri. 

"Ayah tahu usaha lagi sepi, tapi kubantu juga satu juta," kata abangku yang tertua. 

Satu juta? dia yang paling lumayan hidupnya hanya bantu satu juta, bagaimana yang lain. 

"Aku juga satu juta," kata kakak yang nomor dua. Dan disambung saudara yang lain hanya bisa bantu lima ratus ribu. 

Tinggal aku, kulihat suamiku yang seperti biasanya hanya diam saja. 

"Batalkan saja, Ayah, hanya dapat empat juta, biaya umroh dah berapa?" kata abangku yang tertua. 

"Sisanya aku yang talangi," kata suami tiba-tiba. 

Semua mata mengarah ke suami, aku juga ikut melihat suamiku itu, bagaimana dia bisa bicara begitu, sedangkan rumah kami saja masih ngontrak, beli HP saja dia tak mampu? 

"Bang?" kataku pada suami lebih tepatnya bertanya, ingin melihat kesungguhan. 

"Iya, aku bayar semua," kata suami, nada suaranya kedengeran yakin sekali. 

Ayah menutup pembicaraan dengan mengucapkan "Alhamdulillah" lalu beliau masuk kee kamarnya. 

"Aku yakin Ayah prank ini," kata adik bungsuku. 

"Kok kau bilang gitu?"

"Dia hanya menguji kita, aku yakin sekali, makanya si Parlin berani talangi semua, pasti ayah sudah bicara duluan dengan Parlin, Ayah kan akrab sama dia," kata abangku yang tertua. 

"Beli bedakmu saja dia gak mampu, mau berangkatkan Ayah umroh lagi?" sambung kakakku yang nomor dua. 

Kulirik suami, dia hanya diam seperti biasa. Ini suami macam apa, orang membicarakan dia di dekatnya sendiri dia diam. 

"Andaipun benar, aku yakin itu uang ayah juga, pengangguran gitu dari mana dapat uang banyak?" sambung Adikku. 

Segera kutarik tangan suami dari orang ramai, kuajak dia bicara berdua. Aku tak habis pikir, HP-nya saja masih HP Nokia jadul. 

"Bang, apa benar?" tanyaku setelah kami berduaan. 

"Iya, Dek, benar."

"Bang, kalau memang ada uang abang segitu, lebih baik beli motor baru, HP baru aja," kataku lagi. 

"Lo, kok adek gitu? itu orang tuamu, Dek, mungkin ini keinginan terakhirnya."

"Baik, dari mana Abang ambil uang segitu?"

"Itu hanya satu sapi, Dek," 

"Satu sapi?"

"Iya, Dek, hanya seharga satu sapi."

Expand
Next Chapter
Download

Book Review

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
98%(169)
9
0%(0)
8
1%(1)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
1%(2)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.8 / 10.0
172 ratings · 172 reviews
Write a review
user avatar
Acmad Masduqi
jos banget
2024-10-31 14:52:11
0
default avatar
Ella Moechtar
Dibikin sinetron bagus bgt ga bakal bosen nontonnya cerita tdk membosankan lucu dan ga sabar terus buat baca lanjutannya.........
2024-09-04 05:27:22
0
user avatar
Susy Arfianti
sumpah...ini cerita bagus bangetttt
2024-08-02 11:20:46
0
user avatar
Koko
gk ada smbungab lagi kh?
2024-04-12 07:38:19
1
default avatar
Kedai Wak Djo
ceritanya seru, lebih seru mungkin jika dalam sinetron
2024-04-08 07:29:40
0
user avatar
Edhy nazry Silalahy
ceritanya menarik... banyak dr cerita ini bisa kita cintih
2024-02-15 13:20:38
0
user avatar
Edhy nazry Silalahy
ceritanya menarik...
2024-01-08 17:43:28
0
default avatar
Edhy nazry Silalahy
ceritanya menarik... lucu minum konflik...
2023-12-28 20:57:48
0
user avatar
N’dank Widianing
Luar biasa novel nya
2023-12-24 17:33:15
0
user avatar
Skholifatum
bagus banget terharuu sama ceritanya
2023-12-15 22:14:14
0
user avatar
sukangarang
Suamiku jadul kalo cetak buku, jangan lupa kabari aku kak. mau order
2023-07-27 16:44:05
4
user avatar
Agus Irawan
hai kak Mampir juga ke Novelku. judul" Kembang Desa Sang Miliarder" pena" Agus Irawan
2023-06-06 03:49:01
1
user avatar
Hana Asmita
selalu kutunggu, meski episodenya terpanjang
2023-05-31 19:37:25
1
user avatar
Jhonny Suhendar
updatenya yg banyak bab nya donk biar gak nanggung bacanya
2023-04-28 19:42:03
0
user avatar
Leni Yauw
terakhir baca dikira udah tamat . ternyata maaih ada kelanjutannya. tertinggal jauh nih thor. anyway , ceritanya very good dan keren . saya suka... menghibur , lucu , asyik
2023-04-25 10:54:16
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 12
528 Chapters
Dijodohkan
Suamiku JadulNamamya kuno, Parlindungan, biasa dipanggil Parlin. Tak punya akun FB, apalagi IG. Nomor kontak di HP-nya hanya lima belas, semuanya keluarga. Itulah suamiku. Kakakku menyebutnya suami jadul yang hidup di tahun delapan puluhan. "Enak juga punya suami jadul ya, orang sibuk dengan HP-nya masing-masing, dia justru cabut rumput," kata kakakku seraya menunjuk suamiku yang lagi cabut rumput. Perkataan kakakku itu justru seperti hinaan untukku. Saat itu kami seperti biasa berkumpul, semacam arisan tak resmi, kami satu keluarga selalu berkumpul setiap bulan di rumah orang tua. Ya, memang begitu, ketika semua orang sibuk dengan hp-nya, suamiku justru membersihkan halaman rumah orang tua. Kadang aku malu juga, entah apa kelebihan suamiku ini, sehingga ayah dulu ngotot menjodohkan kami."Maklumi aja, orang kampung memang keahliannya cabut rumput," kata kakak iparku seraya tertawa. Kami keluarga besar berjumlah enam orang, aku nomor tiga, akan tetapi akulah yang terakhir menikah.
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more
Juragan Sapi
Suamiku Jadul"Emang Abang mau jual sapi siapa?" tanyaku seraya menatap matanya penuh selidik. "Ya, sapi kita, Dek?""Memang Abang punya sapi?""Iya, Dek, hanya usaha sampingan."Sampingan? Wah, usaha sampingan saja sudah bisa memberangkatkan orang tua ke Mekkah. Berarti usaha pokoknya lebih lagi. Apakah suamiku juragan sapi? Ayah dulu bilang, Bang Parlindungan itu petani, waktu itu aku tak tanya lagi petani apa, yang kupikirkan saat itu aku menikah dengan pilihan orang tua, karena sudah lelah disebut perawan tua. Ditambah lagi wajah suamiku ini teduh, mirip Rano Karno jaman dahulu. Bila kulihat suami, aku selalu teringat sinetron kesukaanku waktu kecil dulu. Si Doel Anak Sekolahan. "Kenapa Abang gak pernah bilang punya sapi?""Lo, adek kan gak pernah tanya.""Hmmm, masa sama istri sembunyikan usaha.""Bukan maksud mau sembunyikan, Dek, memang gitu, gak usah pamer ya, Dek, gak usah bilang-bilang," kata suami lagi. Suami benar-benar memberikan uang dua puluh dua juta ke orang tuaku.
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more
Tak Terima Jika Istri Dihina
Suamiku JadulMotor matic Mio punyaku akhirnya kukeluarkan kami akan pergi jalan-jalan. Kartu ATM beserta pin-nya sudah ada di tangan. Aku ingin merubah penampilan suami yang kuno itu. Yang pertama kami datangi adalah salon pria. "Mau ngapain kita di sini, Dek?" tanya suamiku begitu kami sampai di salon. "Dipermak dulu Abang," kataku kemudian. 'Permak bagaimana?""Ini, Bang, potong dulu ini, kek orang dari tahun delapan puluhan aja," kataku seraya meremas rambutnya. Rambutnya memang model kuno, ya, kuno sekali, rambut seperti itu hanya pernah kulihat di TV, film jadul tahun delapan puluhan. Rambut seperti kuncir kuda, bagian belakang lebih panjang dari bagian depan. "Jangan, Dek, rambutku sudah begini sejak dua puluh tahun lalu," kata suami. Dia tak juga mau masuk ke salon pria tersebut."Biar rapi, Bang, biar gak kuno gitu," kataku lagi seraya menarik tangannya masuk salon. Akhirnya aku berhasil menyeret suami masuk salon, suami langsung duduk di kursi salon. "Rapikan pinggirny
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more
Dituduh Ngepet
Suamiku JadulKeesokan harinya kami ke bank, suami mau mencairkan uang lima puluh juta, katanya mau beli motor baru untukku. Tentu saja aku senang sekali. Motor Mio-ku sudah benar-benar buluk Umurnya sudah lebih sepuluh tahun. Akan tetapi aku heran, kenapa suami tak punya kenderaan? Tak inginkah dia punya motor atau mobil? Setelah uangnya kami ambil, langsung kami ke showroom motor. Suami suruh aku milih-milih, sedangkan dia hanya duduk. Sebenarnya aku ingin motor matic besar keluaran terbaru. Jika bertemu si Rapi lagi aku bisa membusungkan dada. Akan tetapi teringat perkataan suami untuk beli yang dibutuhkan saja, bukan yang diinginkan. Akhirnya aku pilih yang standar saja yang harganya dua puluhan juta. "Ini depenya tiga jutaan, kreditnya sejutaan perbulan," kata seorang penjaga toko. "Kami mau beli kontan," jawab suami. Wanita penjaga toko itu justru melihat suami dengan pandangan aneh, mungkin dia tak menyangka suamiku bisa beli tunai. Melihat penampilan suami yang seperti t
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more
Saudara Yang Menghina
Suamiku JadulKetika mengantar Ayah ke bandara, ayah memeluk kami satu persatu, beliau menangis seperti mau pisah selamanya saja, padahal hanya mau umroh. "Tugas Ayah selesai, kalian semua sudah berumah tangga, yang rukun ya, Anak-anakku jangan saling iri," kata Ayah. Memang ketika aku belum menikah Ayah seperti merasa masih ada beban, setiap jumpa selalu ditanya kapan nikah. Aku memang terlambat nikah, bukan karena gak laku, tapi memang gak ada yang mau, entah kenapa setiap aku menjalin hubungan dengan seseorang itu selalu kandas sebelum ke pelaminan sampai akhirnya aku lelah sendiri, pasrah menunggu nasib. Siapa sangka di usia tiga puluh dua tahun bertemu jodoh usia tiga puluh enam tahun, tajir pula. Setelah Ayah berangkat kami semua kembali ke rumah masing-masing, tinggal adikku yang paling bungsu tinggal di rumah orang tua. Kami enam bersaudara, tiga laki-laki dan tiga perempuan. Anak pertama laki-laki, baru yang kedua perempuan, baru aku, dan tiga adikku dua laki-laki dan satu
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more
Cowboy Padang Lawas
Suamiku JadulDalam hati aku bersorak, mulut nyinyir saudara akan kubungkam, rumah besar akan kubeli, mobil pun akan kubeli. Akan tetapi bila kulakukan itu apa bedanya aku dengan mereka? mereka rela terjebak riba demi terlihat wah. Lagi-lagi aku teringat perkataan suami, beli yang dibutuhkan saja, bukan yang diinginkan. Kami baru berdua, anak pun belum ada, rumah besar rasanya belum butuh, rumah yang kami tempati saja kamarnya sudah dua. Terus mobil? Apakah memang aku butuh? Bawa mobil saja aku tak pandai, entah dengan suami. "Udah, Bang, gak usah lagi, yang kita butuhkan hanya tempat berteduh, rumah ini sudah cukup," kataku pada suami. "Benar, Dek? Abang gak terima bila adek dihina," kata suami lagi. "Benar, Bang, gak usah," kataku kemudian. Ada notifikasi dari WA lagi, kakak iparku kembali kirim pesan. (Pilih-pilih tebu, akhirnya terpilih yang busuk) Ini untukku lagi, dia pasti sindir aku yang menurut mereka terlalu pemilih dalam hal jodoh, akhirnya dapat orang kampung. Cob
last updateLast Updated : 2022-05-19
Read more
Beli Emas Karena Dihina
Suamiku JadulPart 7Bang Parlin lalu menyerahkan kembali seruling tersebut, sementara para temanku masih melongo. "Kau dapat di mana tu laki? manis sekali," kata teman yang duduk di sampingku seraya menyenggol bahu ini. "Aku merantau ke Amerika, pulangnya bawa laki," jawabku sekenanya, karena begitu temanku ini tadi berkata. Bang Parlin turun dari panggung, masih disambut antusias oleh pengunjung pesta. Mereka berteriak "Tambah, tambah," tapi suamiku tetap turun seraya melambaikan tangan. Ah, gayanya, bak penyanyi terkenal saja. Pembawa acara mengambil alih mikrofon."Sekedar informasi, lagu yang baru kita dengarkan tersebut adalah ungut-ungut, kesenian khas Tapanuli Selatan. Biasanya dinyanyikan orang ketika menggembala ternak atau menidurkan bayi. Saya cukup terkejut masih ada orang yang bisa menyanyi begitu, karena kesenian itu hampir punah, terakhir saya mendengar orang menyanyikan lagu tersebut dua puluh tahun lalu," kata pembawa acara tersebut. Semua mata memandang suami y
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more
Nunung Ternyata?
Suamiku JadulPart 8Perasaanku tak tenang, aku terus berpikir siapa itu Nunung? Aku menikah dengannya memang bagaikan membeli kucing dalam karung, hanya karena percaya pada Ayah aku terima lamaran mereka. Tak tahu dia bagaimana, bagaimana sifatnya, adakah mantannya? Bahkan aku tak kenal saudaranya, aku hanya tahu mereka empat orang bersaudara. Laki-laki semua, akan tetapi tak pernah kenal dengan saudaranya itu katanya jauh. Kuletakkan HP itu di tempat semula, ketika suami datang dari kamar mandi, dia bukannya lihat HP-nya, dia justru ke belakang lihat ayam jagonya. Kuikuti dia dari belakang. "Apa, Dek?" tanyanya ketika aku terus memgukutinya. "Apa gunanya HP kalau gak dilihat?" tanyaku. "Siapa pula mau nelepon Abang, Dek, di tempat kami gak ada sinyal, kalau mau nelepon jalan dulu dulu puluh kilometer," kata suami. "Entah si Nunung misalnya," kataku seraya memperhatikan reaksi lewat wajah suami. "Kenapa si Nunung?" suami seketika serius, wajahnya kelihatan tegang. "Makanya kubi
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more
Sapi Pun Bisa Cemburu
Suamiku JadulPart 9Ternyata biarpun banyak kotoran sapi tapi di tempat ini tidak bau-bau amat, ada pekerja yang khusus mengumpulkan kotoran tersebut, diolah jadi pupuk. Sapi tak boleh keluar dari lahan, kecuali dibawa pekerja. Sekeliling kebun dipagar dengan kawat berduri. Penasaran juga aku seperti apa si Nunung ini, tapi kata Mertua sapinya cemburuan, baru kali ini kudengar ada sapinya yang bisa cemburu. "Bang, aku mau lihat si Nunung," kataku pada suami. "Jangan dekat-dekat ya, dari jauh bolehlah," jawab suami. Kami akhirnya pergi, kandangnya tidak jauh dari rumah utama. Aku terkejut dan terpana ketika melihat sapi yang sangat besar. Baru kali ini kulihat sapi sebesar ini, ini mungkin si Nunung. "Ini si Nunung?" tanyaku kemudian. "Bukan, itu Jokowi, anaknya si Nunung, si Nunung sapi betina.""Ya, Allah, Abang menamai sapi dengan nama Presiden, gak boleh itu, Bang,""Bukan Abang, Dek, tapi orang yang bilang begitu, kalau kubawa sapi ini jalan, dibilang orang sapi jokowi, yang
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more
Bercanda Dalam Hinaan
Suamiku JadulPart 10Kenapa pilihan sulit begini datang padaku? Aku tak ingin kehilangan suami juga tak ingin kehilangan saudara. Ini hanya salah paham. Akan tetapi para saudaraku sepertinya sudah emosi. Bang Parlin pun untuk pertama kali kulihat dia emosi. "Ayo, Dek!" kata suami lagi, tangannya masih terulur. "Maafkan aku, Kak, Bang, adikku semua, aku pergi," kataku akhirnya. Kuraih tangan Bang Parlin, kami pun pergi. "Aku merasa bersalah, Dek, ayo kita kembali, biar kujelaskan semua," kata suami ketika kami sudah di atas motor. "Percuma Bang, mereka memang benci Abang," kataku kemudian. "Kok benci Abang, emang Abang salah apa?""Pas kita dijodohkan pun abang dan kakakku gak setuju.""Biar Abang minta maaf sama mereka, Dek,""Lo, Abang kan gak salah?""Minta maaf demi keutuhan keluarga, Dek,""Udah, gak usah, Bang, nanti mereka makin melanjuk, Adek juga gak tega kalau Abang terus dihina," kataku kemudian. Kami pun pulang ... Kami tetap datang tahlilan, aku antar suami malam h
last updateLast Updated : 2022-05-23
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status