Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa

Suamiku Bukan Tukang Bakso Biasa

last updateLast Updated : 2025-03-26
By:  YL WanodyaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
98Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Annindita Rani mendapati calon suaminya sedang bercumbu dengan adik tirinya. Untuk menutupi skandal itu, ia justru harus menikah dengan seorang penjual bakso keliling. Tapi, siapa sangka kejadian malang itu membawanya ke kehidupan yang penuh dengan plot twist? Suaminya ternyata bukan tukang bakso biasa! Lantas, bagaimana nasib Ann setelahnya? Apakah ia akan dimanjakan atau justru dikecewakan oleh suaminya itu?

View More

Chapter 1

Bab 1

“Ahh…, Mas,”

Desahan lirih yang terdengar dengan jelas ditelinga Ann siang itu. Entah angin dari mana hingga ia kepikiran untuk datang ke kantor calon suaminya.

Dengan emosi yang sudah meluap dalam kepalanya, ia membuka paksa pintu ruangan yang tidak dikunci.

“Oh, ternyata begini kelakuan kalian di belakangku?” tanya Ann dengan suara keras dan sarkas.

Dua orang yang sibuk bergumul di atas sofa tanpa sehelai benang itu terkesiap, dengan tatapan kaget penuh kepanikan. Pria yang kini segera berlari mengambil celana dan kemejanya.

“Ann, i-ini tidak sama dengan apa yang kamu pikirkan!” ucapnya dengan terbata.

Ann menghela nafas panjang sebelum meluapkan semua unek-uneknya. Dilihatnya seorang wanita ini berjalan mendekati dirinya dengan gontai. Rambutnya terbilang acak-acakan seperti gembel.

“Kak, lihatlah calon suamimu sangat … perkasa di atasku,” ujarnya tanpa rasa malu.

“Tutup mulutmu, Dewi!” pekik Rafael dengan keras.

Dengan senyuman miring di bibir tipisnya, “Kalian itu sama-sama murah ternyata, gak ada harga dirinya!” ujar Ann.

“Sayang, ini tidak sama dengan apa yang kamu lihat. Dewi menggodaku, lagi pula … laki-laki mana yang tidak tergoda jika-” ucapannya terhenti.

Ann hanya mengangkat satu tangannya, melambaikan tangan tanpa banyak bicara.

“Katakan pada orang tuamu, pernikahan kita dibatalkan!” tegasnya.

Pintu ruangan Rafael kembali tertutup rapat, sorot mata beberapa karyawan menghiasi langkah Ann menuju lift untuk keluar.

“Sialan!” umpat Ann dalam batinnya.

Dengan gontai ia berjalan menuju lobi setelah lift berhenti di lantai paling dasar. Nasib apa yang sedang ia hadapi, amarah besar rasanya tidak akan menyelesaikan semuanya.

“Ann, aku mohon!” pinta Rafael dengan berlari tergopoh-gopoh.

Ann hanya membalikkan badan lantas tersenyum, “Aku sudah muak, Raf. Silakan menikah dengan adik tiriku, bagaimana rasanya bercinta dengannya? Em… katanya kau sangat perkasa bukan?” dengan terbahak Ann meninggalkan Rafael.

Beberapa tatapan nyalang dan tajam mengarah padanya.

“Kenapa kalian diam? Pergi bekerja, sialan!” pekik Rafael keras.

Sepanjang perjalanan pulang, Ann menahan emosinya. Air matanya seolah enggan tumpah, bukan karena tidak ingin akan tetapi sudah habis. Hubungan tiga tahun yang berakhir dengan mudah dan singkat.

“Tega sekali kamu, Raf! Aku menjaga kesucianku malah kau balas dengan tidur bersama adik tiriku,” gumam Ann.

Dering telepon membuyarkan lamunan Ann, nama Adi terpampang nyata di sana.

“Halo, Ayah.”

“Kenapa kamu membatalkan pernikahan dengan Rafael secara sepihak, kau sudah gila?” hardik Adi di seberang.

“Ayah, tunggu aku di rumah. Aku ingin menjelaskan sesuatu,” ucap Ann. Setelahnya ia memilih memutuskan sambungan telepon.

30 menit berlalu, tibalah Ann pada sebuah rumah dengan cat putih gading. Pintu mobil yang terbuka bersambut dengan tatapan Adi yang tajam.

“Jelaskan pada ayah, Ann!” tegasnya.

“Rafael bercinta dengan Dewi, anak istri ke dua ayah di kantornya. Lalu, apa ayah akan memaksaku untuk menikah dengan pria yang sudah melakukan hubungan suami istri dengan wanita lain?” papar Ann dengan menatap nyalang ke arrah wanita yang baru saja keluar.

“Kamu berbohong, Ann. Mana mungkin Dewi dan Rafael melakukan hal seperti itu!” elaknya.

Ann hanya menaikkan bahu, tidak lama dari itu terlihat sebuah mobil Rafael terparkir.

“Om, ijinkan saya mengobrol dengan Ann,” pintanya tergopoh-gopoh.

“Nah, ayah bisa tanya sendiri mumpung dia ada di sini. Ann ijin masuk,” pamitnya.

Langkah kaki yang terburu-buru, tidak tahan melihat sandiwara mantan calon suaminya. Setelah bercinta dengan Dewi, kenapa dia harus datang? Tidak cukupkah membuat hati Ann sakit.

“Hidup cuma sekali, mau nikah ditikung adik tiri!” gerutu Ann.

Tok tok tok!

Suara ketukan pintu membuat Ann mendongak, malas berbicara dengan siapa pun. Keadaan dirinya yang kurang baik.

“Ann, ayah ingin bicara!” tegas Adi dengan suara beratnya.

“Masuk saja, Ayah!” seru Ann.

Tidak lama berselang, pintu terbuka lebar. Ann menatap Adi yang terlihat murung, sudah bisa ditebak arah pembicaraan yang akan Adi diskusikan.

“Pernikahanmu harus tetap berjalan, Ann. Undangan sudah disebar, jika ini batal ayah yang sangat malu,” lirihnya.

Ann menghela nafas panjang, “Lalu, Ann harus menikah dengan pria yang sudah menikmati tubuh Dewi?” tanyanya.

Adi menggeleng, hal itu membuat Ann bertanya-tanya. Jika bukan dengan Rafael, dengan siapa Ann akan menikah?

“Ayah punya calon untukmu, turunlah, temui calonmu!” titahnya.

Masih dengan mengernyitkan alisnya, Ann masih bertanya-tanya atas ucapan ayahnya.

“Ayah pasti bercanda, ini bukan masanya anak gadis dijodohkan! Aku bisa mencari calon suami sendiri, yah!” tegas Ann.

Tapi, adi menggeleng. Dengan tegas ia membawa Ann turun ke ruang keluarga. Di sana seorang pria dengan kaos oblong duduk menunduk. Tubuhnya jangkung dengan beberapa otot menonjol pada lengannya.

“Ann, duduk! Dia Antasena, penjual bakso keliling di komplek, dari segi penampilan dia sederhana tapi wajahnya rupawan. Ini suami pengganti rafael, bagaimana menurutmu, Ann?” papar Ratih, ibu tiri Ann.

“Ayah serius?” tanya Ann.

Adi hanya mengangguk, tidak lama dari itu Dewi tersenyum menatap Ann.

“Makanya, kalau punya calon suami dijaga, masa kegoda sama adik sendiri,” celetuk Dewi tanpa tahu malu.

“Wanita sampah layak bersanding dengan pria sampah juga,” timpal Ann tanpa ragu.

“Jaga mulutmu, Ann!” pekik Adi keras.

Ann hanya diam, akan tetapi pria yang sedari tadi hanya menundu kini membuka suara. Tatapannya teduh nan menenangkan. Sorot mata yang tegas dan berkilauan, membuat Ann sempat terpaku.

“Maaf, Pak Adi. Jangan membentak calon istri saya!” tegasnya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
YL Wanodya
Hai, Besti YL. Welcome back di buku terbaruku, semoga kalian suka ya. Jangan lupa baca, vote dan berikan komentar terbaik kalian. Salam hangat dan cinta sekebon, YL WANODYA. 🤍🫶 Jangan lupa kepoin juga IG @Yl_wanodya
2024-09-05 17:14:12
0
98 Chapters
Bab 1
“Ahh…, Mas,” Desahan lirih yang terdengar dengan jelas ditelinga Ann siang itu. Entah angin dari mana hingga ia kepikiran untuk datang ke kantor calon suaminya. Dengan emosi yang sudah meluap dalam kepalanya, ia membuka paksa pintu ruangan yang tidak dikunci. “Oh, ternyata begini kelakuan kalian di belakangku?” tanya Ann dengan suara keras dan sarkas. Dua orang yang sibuk bergumul di atas sofa tanpa sehelai benang itu terkesiap, dengan tatapan kaget penuh kepanikan. Pria yang kini segera berlari mengambil celana dan kemejanya. “Ann, i-ini tidak sama dengan apa yang kamu pikirkan!” ucapnya dengan terbata. Ann menghela nafas panjang sebelum meluapkan semua unek-uneknya. Dilihatnya seorang wanita ini berjalan mendekati dirinya dengan gontai. Rambutnya terbilang acak-acakan seperti gembel. “Kak, lihatlah calon suamimu sangat … perkasa di atasku,” ujarnya tanpa rasa malu. “Tutup mulutmu, Dewi!” pekik Rafael dengan keras. Dengan senyuman miring di bibir tipisnya, “Kalian itu sama-
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
Bab 2
“Calon istri?” Ann ternganga mendengar ucapan pria bernama Antasena itu. “Saya ijin mengobrol berdua dengan Nona Annindita, Pak Adi,” pinta Sena dengan lembut dan sopan. Adi hanya mengangguk setuju, entah angina apa yang membuat pria paruh baya itu sangat mempercayai Sena. “Berbicaralah berdua, kami akan pergi dari ruangan ini,” pamit Adi. Dengan membawa Dewi dan Ratih, hanya tersisa dua orang di sana. Ann dan Sena, canggung yang membelenggu keduanya. 15 menit berlalu, ke duanya hanya saling diam tanpa sepatah kata. “Kenapa kamu mau menikah denganku, Sena?” tanya Ann mengintimidasi. “Saya hanya menerima tawaran Pak Adi, kebetulan saya ada rencana menikah tapi … saya belum memiliki calon,” jawabnya dengan rinci. Ann menghela nafasanya panjang. Jawaban yang tidak masuk akal baginya, mana ada orang merencanakan pernikahan saat belum memiliki calon? “Oke, Sena. Aku tidak ingin banyak basa-basi denganmu,kau tau aku terpaksa menikah denganmu kan. Aku ingin kau membuat kesepa
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
Bab 3
Setelah perdebatan besar itu, tibalah hari dimana Rafael dan Dewi menikah. Sebuah resepsi dilaksanakan dengan meriah. “Sangat cantik ya anak Pak Adi ini,” bisik seseorang. “Iya, sangat berbeda dengan anak sulungnya yang sangat sombong itu!” timpalnya. Ann hanya berjalan dengan Sena di sampingnya, ingin sekali menjambak rambut dua tetangga nyinyir itu. akan tetapi, sebuah masalah besar akan terjadi jika ia melakukan hal itu. Kini ia harus lebih sabar, karena setiap ucapan itu akan tertutupi dengan kenyataan bahwa Dewi telah hamil. “Ann, biarkan saja,” bisik Sena lirih. Sepanjang acara berlangsung, Ann memilih duduk di kursi ditemani Sena. Meski sesekali pria itu sibuk mmebantu pelayan, atas permintaan Ratih. ‘Dia ini bodoh atau tidak tahu diri sih?’ gumam Ann dengan menggerutu. Ia sangat kesal dengan tingkah suaminya itu, terlalu tenang sampai Ann yang geram sendiri. Sudah beberapa kali ia mengingatkan, namun seperti radio rusak. “Sena, stop! itu bukan tugasmu, kau ini
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
Bab 4
Manik mata coklat perlahan mengerjap, tatapan asing pada sebuah kamar dengan aroma teh yang menguar. “Di mana aku sekarang?” tanya Ann lirih. Di sampingnya, Sena terlelap dengan menunduk, selang infus yang melekat pada sebelah tangannya. Ann menatap sekeliling, terlihat ruangan vvip, siapa yang membayar biaya rumah sakitnya? Hanya itu yang ada dibenak Ann. “Sena,” lirih Ann memanggil suaminya. Perlahan tubuh jangkung itu mendongak, matanya yang masih setengah terpejam menatap Ann ragu. “Kamu gimana? Sudah mendingan,” tanya Sena cemas. “Ya, aku baik-baik saja, Sena. Kenapa aku ada di sini?” Ann membalikkan tanya pada Sena. Sena menarik garis lengkung dari bibirnya, ulasan manis yang membuat Ann terdiam sejenak. “Tadi kamu pingsan, Ann,” jawab Sena. “Tapi, kata dokter setelah siuman sudah boleh pulang,” tambah Sena. Ann hanya mengangguk paham, tapi dalam pikirannya ia masih bertanya-tanya keras. Siapa yang akan membayar tagihan rumah sakit ini? meski tidak lama tetap s
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
Bab 5
Ann beranjak dari duduknya, manik mata yang menusuk ke Rafael dan Dewi secara bergantian. Jika ke duanya lengah, seolah sabitan pisau sudah menggores kulit ke duanya. “Ann!” seru Adi. “Maaf atas sikap kurang sopan Ann, saya akan menyusulnya,” Sena berdiri dari kursi meja makannya. Suara langkah kaki yang terdengar cepat namun pasti, ia masih menahan diri atas apa yang terjadi beberapa hari ini. “Ann, buka pintunya!” seru Sena. “Aku sedang tidak ingin diganggu, pergilah!” pekik Ann, suaranya sayu terdengar penuh kesenduan. Dengan menghela nafas panjang, Sena masih terdiam di depan pintu. Memunggungi daun pintu yang masih tertutup rapat. “Ann, apa kamu mau ikut pulang denganku?” sebuah pertanyaan yang akhirnya keluar dari mulut Sena. Perlahan daun pintu terbuka dengan sendirinya, manik mata yang penuh dengan peluh menatap Sena lekat. Diam! Ke duanya terjebak pada keheningan, ada kebingungan yang tercetak dari tatapan Ann. “Kamu mau bawa aku pulang ke mana, Sena?” tanya
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
Bab 6
“Ann…, jangan menangis lagi!” seru Sena, reflek ia menarik tubuh Ann dalam dekapannya. Tanpa pemberontakan Ann hanya menerima dekapan Sena hingga terlelap. Tanpa sadar ke duanya telah tiba di sebuah rumah megah. “Tuan muda, mari saya bantu,” ucap Adit. Sena menggeleng, “Kamarku sudah siap?” tanya Sena. “Sudah, Tuan.” Setelahnya, Sena menggendong tubuh Ann yang sangat ringan baginya. Membawanya pada sebuah kamar yang luas dan sangat lengkap fasilitasnya. Setelah membaringkan tubuh Ann, Sena merogoh saku celananya. “Buat perusahaan Adi bangkrut perlahan!” ucap Sena dalam sebuah sambungan telepon. Dengan guratan tipis membentuk bulan sabit di wajahnya, ia merasa harus membalaskan apa yang diperbuat oleh ayah mertuanya. “Kamu akan hancur perlahan, Adi. Terlebih kamu melukai orang yang sangat aku cintai sejak lama,” gumam Sena. Sena mendudukan dirinya di tepi ranjang, tangan besar nan jari panjangnya mengusap kening Ann. Manik mata yang sedari tadi tiada henti me
last updateLast Updated : 2024-08-12
Read more
Bab 7
"E... Ada apa, Sena?" tanya Ann terbata. Langkahnya tercekat, ia bahkan enggan menikah pada sumber suara. Dadanya bergemuruh dengan degup jantung yang kencang. 'Ada apa dengan semua ini,' batinnya. "Aku akan memaafkanmu, asalkan berikan aku malam pertamamu untukku," bisik Sena dengan suara yang sangat dekat dengan telinganya. Deg! Nafas hangat Sena yang terasa ditengkuk Ann, membuatnya terdiam. Tangan Sena yang mulai melingkari pinggang, membuat Ann semakin menegang. "Sena, stop!" pekiknya keras. "Ma-maaf, aku tidak bisa melakukan hal yang melanggar kontrak," tegas Ann. Dengan keras ia menarik tubuhnya dari tangan Sena, susah payah ia berusaha namun nihil. "Mau ke mana, Ann? aku belum menjawab ucapanmu," bisik Sena lembut. Dengan satu gerakan Sena mengubah tubuh Ann menghadap dirinya, dengan keterkejutan Ann melingkarkan dua tangannya pada leher Sena. "Sena!" teriak Ann. Wajah Sena kian mendekat, hanya beberapa centimeter dari wajah Ann. Dengan jara
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more
Bab 8
[Ann, pulanglah ke rumah, Nak. Ayah tidak ingin kamu hidup susah dengan Sena.] Ayah. Ann hanya membaca sekilas pesan dari Adi, di perjalanan pulang yang melelahkan ini. Ia tidak ingin terganggu dengan pesan atau panggilan menyebalkan. Tubuhnya lelah, meeting kali ini menguras energinya sangat banyak. Terlebih pertanyaan-pertanyaan menyebalkan yang terlontar dari beberapa pihak. [Ann, apa kamu sudah selesai? Aku jemput ya.] Antasena. "Huh, apa dia tidak sedang berjualan? Kenapa dia berinisiatif menjemputku?" gumam Ann. [Tidak perlu, Sena. Aku sudah ada di taxi menuju rumah.] Setelah membalas pesan itu, Ann terlelap tanpa sengaja. Akibat tubuhnya yang kelelahan, ia terlelap dengan pulas. Setibanya di rumah, sopir itu tidak membangunkan Ann. Melainkan Sena yang menggendong tubuh istrinya itu masuk. "Terima kasih banyak, Pak," ucap Sena. Dengan senyum yang mengembang di wajahnya, menatap Ann saat terlelap adalah hobi barunya. "Cantik," ucap Sena lirih. Lama Sena menatap wajah
last updateLast Updated : 2024-08-29
Read more
Bab 9
"Ann, kamu belum tidur?" tanya Sena. Pembawaannya tenang tatkala manik matanya mendapati istrinya masih terjaga. Tatapan Ann tertuju pada satu titik fokus. "Kamu menyembunyikan apa di belakangku, Sena?" Ann melontarkan tanya, sepasang mata itu menatap lekat tanpa celah. Dengan helaan nafas gusar yang terlihat jelas di wajah Sena. Apa yang harus ia ucapkan pada Ann kali ini? "Aku? menyembunyikan apa, Ann?" Sena membalikkan tanya. "E ... Maaf, aku tidak sengaja mendengar percakapan mu. Proyek besar apa yang harus kamu menangkan?" terang Ann dengan kilat tanya yang menguar. "Oh, ahahaha. Itu, temanku baru saja mengabari ada pesanan catering cukup banyak untuk pernikahan. Tapi, ada saja orang yang iri dan berusaha merebut alih pemesanannya, rugi besar kalau itu gagal," jelas Sena dengan kebohongan yang dibalut rapi. Ann hanya mengangguk paham, meski ia masih menyimpan tanya besar atas apa yang dijelaskan Sena. Seperti ada hal lain yang disembunyikan suaminya itu. "
last updateLast Updated : 2024-08-30
Read more
Bab 10
"Ann!" seru Lena sembari berlari. "Hai, kamu juga baru sampai?" tanya Ann. Ke duanya masuk ke area kantor dengan berbincang. "Tadi siapa, Ann? Tumben sekali gak naik taxi," secara tidak sengaja ia melihat sosok pria di dalam mobil. "Iya, dia suamiku. Hari ini dia sedang senggang tidak ada jadwal jualan, jadi dia menyempatkan mengantarku," terang Ann. "Wah, pria yang sangat menyayangi istrinya. Aku berharap kamu bahagia, Ann. Setelah mendengar cerita dibalik gagalnya pernikahanmu dengan Rafa, rasanya aku sangat kesal!" Lena menggerutu dengan ekspresi yang sangat menjiwai. "Sudahlah, Lena. Aku sudah menerima kenyataan ini, " ulasan senyum merekah di bibir Ann. Baginya, mau menikah dengan Rafael atau dengan Sena. Semuanya sudah menjadi takdir baginya, tidak ada yang perlu disesali. "Aku bangga sama kamu, Ann. Kamu lebih tegar sekarang," ucap Lena dengan ulasan senyum di wajahnya. Hanya senyuman yang diberikan Ann, hari itu berlalu dengan banyaknya hiruk pikuk p
last updateLast Updated : 2024-08-30
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status