Demi menyelamatkan suaminya dari jeruji besi, Sasha terpaksa tidur dengan bos suaminya untuk menciptakan skandal. Sasha pikir, semua akan berhenti dalam satu malam. Namun, Kevin—bos suaminya—marah besar saat mengetahui bahwa ia telah dijebak hingga tidur bersama istri dari pria yang melakukan penggelapan dana di perusahaannya. Kevin bermaksud membalas apa yang telah dilakukan oleh Sasha dan suaminya. Akan tetapi, pembalasan itu justru membawa mereka ke dalam hubungan penuh tantangan yang menegangkan dan gairah yang membara. Mampukah mereka menghadapi segala risiko yang ada?
View MoreSontak saja Sasha membelalakkan mata menatap tidak percaya Kevin. “Kamu terlalu percaya diri. Apa kamu pikir aku sekarang masih menyukaimu? Tentu saja tidak! Aku membencimu dan tidak ingin melihat wajahmu lagi.”Kevin menyunggingkan senyum yang terlihat misterius. Ia berjalan mendekati Sasha berhenti tepat di hadapan wanita itu. Di mana jarak antara keduanya begitu rapat. Hembusan nafas hangat Kevin menerpa wajah Sasha.Membuat wanita itu tanpa sadar memejamkan mata meresapi aroma parfum yang dipakai Kevin. Ia terhanyut dengan kenangan akan parfum tersebut. Hal yang seharusnya ia lupakan, karena hanya membuat terluka saja.Suasana intim itu terganggu dengan perut Sasha yang berbunyi nyaring. Membuat Kevin tertawa dengan keras, sementara Sasha menjadi malu dengan wajah bersemu merah.Kevin menangkap tangan Sasha yang memukul dadanya. Ia menarik tangan itu, hingga Sasha jatuh ke dalam pelukannya.“Aku lebih suka kau yang marah seperti ini, dibandingkan dengan dirimu yang bermuram durja.
‘Brensek! Kau harus menemukan keberadaan Lukman jangan sampai ia menghilang begitu saja. Kau melapor, kalau sudah menemukan keberadaan pria itu dan kekasihnya!’ bentak Kevin, melalui sambungan telepon.Suasana hati Keviin menjadi semakin buruk saja. Ia mengerang dengan nyaring melampiaskan rasa marahnya. Dengan cepat ia mengambil keputusan, kalau dirinya harus mendatangi Sasha. Tidak peduli wanita itu akan menolak kedatangannya.Disambarnya jaket yang tergantung di dinding dengan langkah cepat ia berjalan keluar kamar, sambil memasang jaketnya.Sopir Kevin yang baru saja membaringkan badan di sofa menjadi terkejut melihat kehadiran Kevin. “Apakah kita akan pergi, Pak?”“Tidak! Kita tidur,” ketus Kevin.Bergegas sopir itu bangun dari berbaringnya, sambil menguap. Pada saat ia berjalan menuju pintu Kevin menegurnya galak.“Saya tidak mau mendapat celaka dengan kamu yang mengemudi dalam keadaan mabuk! Cuci mukamu dahulu baru kita berangkat,” tegur Kevin galak.Sopir Kevin mengangguk, ia
Lukman membungkukkan badan, hingga wajahnya sejajar dengan wajah Devinna. “Apa maksudmu berkata seperti itu?”Devinna mengacungkan ponselnya yang memperlihatkan tayangan beriita online, di mana terlihat Sasha sedang berbicara.Lukman mengambil ponsel itu untuk memastikan lebih jelas, jika yang berbicara memang istrinya. “Sialan, wanita itu! Mengapa ia membuat pengakuan kepada pihak yang berwajib? Polisi pasti sekarang bergerak dan kita berdua dalam posisi yang tidak aman.”Devinna meraih jemari Lukman, menggenggamnya dengan erat. “Kita tidak bisa tetap berada di sana. Aku tidak mau masuk penjara.”Lukman meletakkan ponsel Devinna di atas meja. Ia memijat keningnya yang mendadak menjadi pusing. “Tentu saja kita berdua tidak akan masuk penjara. Ayo, kemasi barang-barangmu kita pergi dari sini!”Bergegas Devinna memasukkan barang-barang pribadinya yang tak seberapa ke tas kerjanya. Setelah beres ia dan Lukman berjalan menuju lift. Yang akan membawa mereka menuju lantai satu.Keduanya tid
Kevin langsung berteriak dengan keras, “Sasha!”Ia berjalan dengan cepat menyingkirkan orang-orang yang menghalangi langkahnya mendekati Sasha. Setelah berada dekat ia mencegah pria yang hendak membopong Sasha.“Biar saya saja!” tegas Kevin.Dibopongnya Sasha menuju mobilnya. Ia akan membawa Sasha pulang menjauh dari kerumunan wartawan. Melalui tatapan matanya Kevin memerintahkan kepada pengacaranya untuk berlalu dari kantor polisi.Sopir pribadi Kevin bergegas membukakan pintu, agar Kevin masuk mobil dengan mudah. Kevin membaringkan Sasha di kursi penumpang. Dengan berbantalkan paha Kevin. Mobil pun meluncur menuju apartemen mewah milik Kevin.Begitu sampai di parkiran bersamaan dengan Sasha yang tersadar dari pingsannya. Wanita itu mengerjapkan mata untuk menyesuaikan diri dengan cahaya yang mengenai matanya.“Apa yang terjadi? Kenapa aku bisa berada dalam mobilmu?” Sasha beringsut bangun dari atas paha Kevin.Dengan sigap tangan Kevin terulur hendak membantu Sasha, tetapi langsung
Mata Sasha tetbelalak tidak percaya mendengar kalimat yang keluar dari mulut Kevin, “Baiklah! Saya akan datang ke kantor polisi untuk membuat pernyataan dan membersihkan nama Anda, Tuan!”Dengan cepat Sasha membalikkan badan berlari keluar dari basement apartemen mewah tersebut. Basement itu terasa sunyi dengan pencahayaan yang remang-remang. Ia beruntung tidak berpapasan dengan mobil atau pun orang lain. Di saat dirinya berlari, sambil menangis.Tak dihiraukannya seruan Kevin, agar ia berhenti. Namun, Ia juga tidak berrani menoleh ke belakang takut pria itu berhasil menyusulnya.Ketika didengarnya langkah kaki Kevin dan sopirnya semakin mendekat, Sasha memutuskan untuk berlindung di balik pilar. Ia mencoba deru nafasnya yang terdengar menderu nyaring.‘Kevin dan orangnya tidak boleh menemukanku! Aku akan membereskan kekacauan di mana aku turut terlibat di dalamnya. Aku tidak mau permasalahan ini terus berlarut dan diriku juga ingin tetbebas dari rasa bersalah,’ batin Sasha.Jantung S
Langkah kaki Sasha menjadi goyah, ia hampir saja jatuh tersandung kakinya sendiri, kalau Kevin tidak dengan cepat menolong dirinya. “Ke-kevin mereka mengenali kita.”Kevin menahan pinggang Sasha menggunakan tangannya yang kuat dan kokoh. Mencegah wanita itu untuk terjatuh ke lantai.Jantung Sasha rasanya hendak copot ketika didengarnya langkah kaki yang berlari menuju ke tempat mereka berada. Lututnya goyah seolah tidak sanggup menopang tubuhnya. Akan tetapi, ternyata para wartawan itu terus berlari mengejar dua orang pria dan wanita yang memakai topi, serta jaket.“Ssst! Tenanglah! Aku sudah memperkirakan semuanya, agar kita bisa lolos dari kejaran wartawan,” bisik Kevin tepat di telinga Sasha.Digenggamnya dengan erat tangan wanita itu yang begitu dingin dalam genggamannya. Ia hendak memberikan kekuatan kepada Sasha, melalui genggaman hangat jemarinya yang besar.Kelegaan menghinggapi hati keduanya, saat mereka sudah sampai di mobil milik Kevin. Yang langsung saja menyalakan mesin m
Natasya menatap Kevin bingung, karena ia tidak mengetahui sama sekali apa maksud dari ucapan wanita yang menatap ke arah mereka curiga.Kevin bangkit dari duduknya, ia meraih jemari Sasha membawanya menjauh dari tempat itu. Mereka terus berjalan dengan langkah cepat menuju salah satu toko yang ada di dalam bandara tersebut.Sasha menyimpan rasa penasarannya dalam hati, karena ia merasa heran dengan apa yang sedang terjadi. Kenapa Kevin bermain rahasia kepadanya.Sesampainya mereka di toko yang menjual berbagai macam pernak-pernik, ternyata Kevin membeli masker dan dua buah topi, serta kaca mata hitam. Hal itu semakin membuat Sasha menjadi penasaran saja.Selesai membayar barang-barang yang dibelinya, Kevin menyerahkan masker untuk dipakai Sasha. Yang langsung Sasha terima dengan satu alis terangkat.“Sebenarnya ada apa ini? Kenapa membeli semua ini? Untuk apa?” ucap Sasha dengan suara pelan.“Nanti! Aku akan menceritakan semuanya kepadamu,” sahut Kevin singkat.Dengan memakai topi, ma
Kevin menyipitkan mata menatap Lukman, rahangnya mengetat dengan wajah tanpa ekspresi. “Apakah kau mengetahui sesuatu yang membuatmu berkata seperti itu.”“Maaf, Pak! Sepertinya bukan hanya saya saja yang mengetahui apa yang sedang terjadi kepada Anda. Beritanya sudah ramai tersebar. Saya sendiri pada awalnya tidak mengetahui, kalau salah seorang pegawai Anda juga bercerita,” sahut Lukman.Lukman memperlihatkan ponselnya di mana ia mendapatkan pesan dari salah seorang rekan kerjanya, berita tentang Kevin yang viral.Kevin hanya diam saja, kemudian lanjut berjalan menuju kursi yang telah dipersiapkan untuknya. Selama menunggu acara dimulai wajah Kevin terlihat menjadi semakin dingin. Ia sudah mematikan ponselnya, karena tidak ingin mendapatkan gangguan. Untuk masalah legal ia sudah menyerahkan sepenuhnya kepada tim lawyernya.Begitu acara dimulai di mana setelah memberikan sambutan, akan dilanjutkan dengan acara pemotongan pita. Ia bangkit dari duduk berjalan dengan gagah menuju panggu
Kevin menyipitkan mata, ia bangkit dari duduk dengan tatapan mencari keberadaan Lukman. Dilihatnya pria itu tengah berbicara dengan Devinna. Ia mengalihkan perhatiannya kepada anak buahnya, “Kita bicara di luar!”Setelah berpamitan dengan rekan bisnisnya Kevin keluar dari ballroom tersebut. Sesampai di luar dengan mata yang menyala, karena emosi Kevin berkata, “Laporkan akun yang menyebarkan foto itu dan aku akan meminta kepada pengacaraku untuk membuat laporan kepada pihak yang berwajib.”Tak terasa berjalan keduanya sampai juga di suit room yang merupakan tempat tinggal Kevin. SelamaBerada di tempat itu. Mereka duduk di sofa berhadapan dan saling diam untuk beberapa saat.“Apakah Tuan bisa menebak siapa yang sudah melakukannya? Dari informasi yang saya dapat bukan Lukman atau Devinna yang melakukannya,” lapor orang kepercayaan Kevin.Suara tawa sinis terbit di bibir Kevin. “Kau naif, kalau mengira Lukman atau Devinna hanya mempunyai satu ponsel saja.”Orang kepercayaan Kevin menepu
“Kamu harus tidur dengan bosku agar aku tidak masuk penjara, Sha!” Sasha tersentak, sepasang mata indahnya membelalak dengan bibir terbuka mendengar ucapan suaminya.Sontak ia mendorong Lukman menjauh sambil menggelengkan kepala. “Apa kamu sudah gila, Mas? Bagaimana mungkin kamu meminta istrimu sendiri untuk tidur dengan pria lain?!” sentak Sasha dengan suara bergetar. “Apa kamu tidak memikirkan perasaanku? Aku tidak mau melakukannya!”Lukman berjalan mendekati Sasha, lalu memeluk istrinya dengan erat. “Sayang, apa kamu pikir hatiku tidak hancur dengan permohonanku ini?” tanyanya. “Tapi kita tidak punya pilihan lain, Sha. Apa kamu tega membiarkanku masuk penjara?”Sejenak, Sasha tidak mengatakan apapun. Air mata jatuh membasahi pipinya. “Lalu kamu tega menjadikanku tumbal?”Lukman melepas pelukannya dan menatap istrinya dengan lembut. “Tidak begitu, Sayang. Aku tahu kamu mencintaiku begitu besar. Begitupun dengan diriku.”“Lantas kenapa kamu memintaku untuk tidur dengan bosmu?”“Sha...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments