Home / Romansa / Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku / Negoisasi Antara Kevin dan Lukman

Share

Negoisasi Antara Kevin dan Lukman

Author: Sigma Rain
last update Last Updated: 2025-01-04 11:26:50

Tiba-tiba saja, pintu ruang kerjanya terbuka. Suara tepuk tangan terdengar menggema di ruangan itu. Kevin menolehkan kepala untuk melihat siapa yang datang.

“Wow! Apakah ada sesuatu yang membuatmu menjadi tersengat, Bos?” sindir Lukman.

Kevin bangkit dari duduknya, secepat kilat ia berjalan ke arah Lukman. Ditariknya kerah kemeja pria itu lalu ia dorong dengan kasar hingga punggungnya menempel pada dinding.

“Kau pikir aku orang yang bodoh dengan mudahnya bersedia menuruti perintah penjahat sepertimu?” tanyanya dengan nada tajam. “Kau salah besar! Aku akan melaporkan hal ini dan kupastikan hukuman untukmu menjadi bertambah. Tidak hanya melakukan pencurian di perusahaanku, tetapi kau juga melakukan usaha pemerasan!”

Lukman tidak tampak takut, ia malah terkekeh. “Silakan saja, Bos. Dijamin citramu di mata semua rekan kerja akan menjadi buruk. Kau juga akan kehilangan beberapa kontrak penting akibat skandal yang kau ciptakan. Kurasa nilainya akan sepadan dengan hukuman yang akan diberikan kepadaku. Terlebih lagi, ibumu pasti akan langsung terkena serangan jantung begitu skandalmu terbongkar.” 

Lukman menyentak tangan Kevin hingga terlepas, lalu berjalan menuju sofa yang berada di ruang kerja tersebut.

Ia mengeluarkan sebatang rokok dari saku kemeja berikut pemantik untuk menyalakannya. Dihisapnya dalam-dalam rokok tersebut, kemudian ia hembuskan asapnya dengan nikmat.

“Setelah dipikir-pikir, sepertinya aku tidak perlu memberikan waktu selama itu untukmu, Bos! Bagaimana kalau … tiga puluh menit?” Lukman tertawa dengan ucapannya sendiri.

Rahang Kevin mengetat, kedua tangannya mengepal di samping tubuh. Ia melayangkan senyum sinis yang terbit di sudut bibir. Ia menatap dingin Lukman dengan tatapan yang tidak dapat dibaca.

“Keluarlah! Aku tidak takut dengan ancamanmu!” tegas Kevin.

Lukman bangkit dari duduk, lalu mengeluarkan ponsel dari saku jas yang dipakainya. Terlihat ia menekan tombol pada ponsel.

“Lakukan sekarang juga. Kirimkan rekaman video dan foto itu kepada orang tua Kevin. Dan pastikan mereka menonton hingga selesai. Kau dapat mengirimkan rekaman video kejadian di sana kepadaku, bahkan melakukan siaran langsung sekalipun aku tidak peduli.” 

Lukman terkekeh kepada seseorang di ujung sambungan telepon.

Kevin bangkit dari duduknya berjalan mendekati Lukman dan berhenti tepat di hadapannya. 

“Jangan mengusik kedua orang tuaku!” sentaknya kesal.

“Whoho, tidak semudah itu, Bos. Kau harus menutup kasusku terlebih dahulu. Lalu tandatangani kesepakatan untuk memberikan pesangon yang besar untukku.” 

Lukman meraih tas yang tadi dibawanya. Ia membuka tas tersebut lalu mengeluarkan sebuah map batik. Ia sodorkan kepada Kevin. 

“Silakan Anda tanda tangani dokumen tersebut.”

Kevin membaca dokumen yang disodorkan Lukman. Ekspresi dinginnya tidak menunjukan apa yang dirasakan oleh pria itu. Selesai membacanya, ia menutup kembali tanpa menandatangani dokumen tersebut.

‘Biarlah untuk sementara ini ia berpikir dirinya menang dan berada di atas angin,’ batin Kevin.

Ia lantas bersedekap dan menatap Lukman dengan tenang. “Aku tidak akan menandatangani dokumen ini tanpa ada surat pernyataan darimu, yang menyatakan kalau kau tidak akan melakukan pemerasan lagi kepadaku. Aku akan menambahkan catatan pada dokumen itu.” 

Kevin membuka kembali map tadi kemudian menuliskan beberapa kalimat.

Setelah selesai, ia menandatangani dokumen berikut salinannya yang baru saja ia ubah. 

“Sekarang, perjanjian ini baru tepat untuk kita berdua.”

Lukman mengambil bagian dokumen yang asli, matanya langsung mencari catatan yang baru saja dibuat Kevin. Ia mengepalkan kedua tangan dan matanya menyorot marah setelah membacanya.

“Kenapa kau terlihat marah? Bukankah kau hanya ingin diriku membebaskanmu dari tuntutan hukum atas penggelapan yang kau lakukan? Aku sudah melakukannya sesuai keinginanmu. Dan perjanjian itu jelas menguntungkan kita berdua,” ucap Kevin santai.

“Hah! Baiklah yang penting diriku bebas dan memperoleh pesangon. Walaupun tidak sebesar yang kuharapkan!” 

Lukman mengambil map berisi dokumen asli, sementara salinannya untuk Kevin.

Ia berjalan menuju pintu hendak keluar dari ruangan tersebut. Dirinya tidak ingin berlama-lama melihat senyum kemenangan Kevin yang membuatnya hanya menerima setengah dari uang yang ia inginkan sebagai pesangon.

“Sebelum kau keluar dari ruanganku, serahkan semua flashdisk dan salinan yang kau miliki. Orang pilihanku juga akan menemanimu untuk mengambil laptop atau komputer tempat kau membuat video itu.” 

Wajah Lukman tampak mengeras mendengarnya. “Kau tidak perlu menyiksaku. Aku akan memberikan semuanya padamu.”

Lukman mengeluarkan bungkusan kecil dari bagian dalam jasnya. Ia kemudian menyodorkan ke tangan Kevin. “Itu adalah rekaman asli dan aku tidak memiliki salinannya lagi.”

Kevin berjalan menuju meja kerjanya ia akan memastikan flashdisk yang baru saja diberikan Lukman. Memang berisi rekaman yang sama seperti apa yang tadi ia lihat. 

Setelah memastikan isinya sama, Kevin memberi kode kepada petugas keamanannya untuk membawa Lukman pergi.

Begitu pintu ruang kerjanya sudah tertutup, Kevin menekan tombol intercom untuk menghubungi tim IT yang bekerja di perusahaan miliknya. Ia ingin memastikan apakah itu adalah rekaman asli. Ia juga ingin mencari tahu siapa wanita di dalam rekaman itu.

Setelahnya, Kevin menghubungi seseorang. “Kau masih mengikuti Lukman? Pastikan ia tidak menyadari kehadiranmu.”

***

Lukman menyadari sesuatu yang aneh. Sesekali matanya melirik pada kaca spion. Senyum mencemooh terbit di sudut bibirnya. 

“Kau pikir aku bodoh dengan tidak mengetahui kau menyuruh seseorang untuk menguntitku?”

Mobil yang dikemudikan Lukman berhenti di halaman rumah. Ia lalu turun dan berjalan memasuki rumah. 

Dinaikinya tangga menuju lantai dua di mana kamarnya dan Sasha terletak. Begitu dibukanya pintu, ia melihat Sasha yang sedang terbaring dengan nyamannya. 

Wajah Lukman menjadi gusar melihatnya, ia mengguncang dengan kasar badan istrinya itu. 

“Kenapa malah tidur?! Bukankah aku meminta kepadamu untuk membersihkan diri!?”

Sasha bangun dari tidur sambil memegang kepala yang berdenyut nyeri. “Aku ketiduran, Mas,” sahutnya dengan suara serak. 

Lukman memberikan senyum mencemooh. “Hah! Dasar istri tidak berguna. Buatkan kopi untukku!”

Sasha menghela nafas, menahan lidah untuk tidak membantah ucapan dari suaminya. Iaa tidak mau bertengkar. Dirinya sudah lelah secara fisik dan emosi.

Perlahan, ia berjalan keluar kamar menuruni tangga menuju dapur. Sesampai di sana, ia merebus air untuk membuatkan kopi kesukaan suaminya. Setelah selesai ia keluar dari dapur dengan membawa cangkir berisi kopi panas.

Dilihatnya Lukman berjalan tergesa menuruni tangga. Membuat Sasha menjadi heran. 

“Mau ke mana, Mas? Bukankah tadi kamu minta dibuatkan kopi?”

Lukman berhenti tepat di hadapan Sasha, ia memberikan tatapan dingin, “Aku tidak menginginkannya lagi. Kau minum saja sendiri!”

Pria itu kemudian berlalu pergi meninggalkan Sasha yang terpaku di tempatnya berdiri. 

“Aku sudah menuruti permintaanmu untuk tidur dengan bosmu. Tapi sekarang kamu bahkan tidak mau bersikap ramah padaku. Tidakkah kamu sadar kalau aku merasa tertekan dengan apa yang sudah terjadi, Mas?”

Lukman berhenti berjalan, ia memutar badan menatap lekat mata Sasha. 

“Mengapa aku harus bersikap manis kepada istri yang sudah tidur dengan pria lain?” tudingnya, membuat Sasha terdiam seribu bahasa. 

“Apa kamu bilang?” tanyanya tak percaya. “Kamu yang memaksa aku tidur dengannya!” 

Lukman mendengus. “Tidakkah terbesit di pikiranmu kalau aku memintamu melakukannya hanya untuk menguji kesetiaanmu?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Terbongkarnya Identitas Sasha

    Mulut Sasha terbuka dengan mata menatap tidak percaya Lukman. “Tega sekali kamu, Mas! Menimpakan semua kesalahan kepadaku. Aku sudah mengorbankan harga diriku demi memenuhi permintaanmu. Yang ternyata hanyalah kau anggap permainan belaka.”Air mata Sasha jatuh berlinang, ia tidak bisa memahami jalan pikiran suaminya. “Apakah kau yang akan masuk penjara itu hanyalah kebohongan semata?”Lukman menghentikan langkah, ia membalikan badan. Dilayangkannya tatapan dingin kepada Sasha. “Tuntutan itu memang benar adanya!” Usai mengatakan hal itu Lukman berlalu pergi. Diabaikannya seruan kemarahan Sasha. Sasha menatap punggung Lukman dengan wajah penuh emosi. Ia merasa hancur pengorbananan yang dilakukanya sama sekali tidak dihargai oleh suaminya itu.Tiba-tiba saja raut wajah Sasha menjadi panik. Ia memegang perutnya yang masih rata. “Ya, Tuhan! Bagaimana kalau aku hamil anak pria itu? Kami sama sekali tidak memakai pengaman pada saat bercinta.”Ia terduduk di lantai dengan tatapan menerawang.

    Last Updated : 2025-01-17
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Tawaran Mendadak Kevin

    “Apa! Hmm, ini sungguh di luar dugaanku. Namun, sekarang aku mengerti apa yang terjadi di sini. Lukman, sepertinya ingin bermain-main denganku,” Kevin menatap Deviana curiga, karena wanita itu terlihat gelisah di tempatnya duduk.“Ada apa denganmu? Kenapa kamu terlihat seperti kepanasan, padahal ruangan ini dingin,” tanya Kevin.Deviana menjadi semakin gugup di bawah tatapan curiga dan menyelidik Kevin. “Oh! Sa-saya hanya terkejut saja. Mendengar Anda tidur dengan istri dari pegawai Anda sendiri.”“Angkat kepalamu saat berbicara dengan saya! Kamu boleh keluar dari ruangan saya dan ingat kalau ada berita yang tersebar. Maka dapat dipastikan kamulah pelakunya,” peringat Kevin.Deviana menarik nafas lega, bergegas ia bangkit dari duduknya. “Saya berjanji akan tutup mulut, Tuan! Permisi.”Setelah sekretarisnya keluar dari ruang kerja tersebut, Kevin memerintahkan kepada ahli ITnya untuk melanjutkan memberikan informasi apa yang ia ketahui.“Saya berhasil mendapatkan rekaman kamera pengama

    Last Updated : 2025-01-17
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Kevin dan Rencananya

    "Apa?" seru Lukman.Tanpa sadar ia berteriak dirinya tidak bisa membayangkan. Kalau Kevin bermesraan dengan sekretarisnya.Kevin menyipitkan mata, ia menjadi semakin curiga dengan sikap Lukman. "Kenapa kau terlihat terganggu mendengar aku akan bersama dengan sekretarisku? Kau tidak memiliki hubungan dengannya, bukan?"Lukman tertawa kecil, sambil batuk. "Tidak! Tentu saja tidak karena saya adalah suami yang setia. Dan saya sangat mencintai istri saya."Senyum sinis terbit di sudut bibir Kevin. Ia harus mengakui Lukman ini pandai sekali main sandiwara. Mungkin ia belum sadar atau memang tidak tahu kalau istrinya sudah tidur dengannya 'Apakah mungkin wanita itu dengan sengaja tidur denganku. Demi membebaskan suaminya dari jeratan hukum tanpa sepengetauan suaminya? Kemarahan dan rasa cemburu Lukman saat itu terlihat begitu natural,' batin Kevin.Keheningan yang sempat tercipta selama beberapa saat dipecahkan oleh Lukman. "Saya tidak bisa membawa istri saya ikut proyek itu. Ia memiliki k

    Last Updated : 2025-01-18
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Permintaan Lukman

    Sontak saja Sasha menjadi terkejut, cangkiri berisi kopi panas yang dibawanya menjadi tumpah ke lantai. Ia memekik karena terkena percikan air kopi yang masih panas.“Dasar ceroboh! Kau tidak boleh bertingkah seperti itu di sana nanti. Aku tidak mau kau membuatku menjadi malu. Ini kesempatan besar bagiku untuk bisa berkarir di perusahaan lain dengan nama yang tidak tercoreng,” omel Lukman.Sasha membungkukan badan memunguti pecahan cangkir dengan hati-hati. Ia hanya diam saja mendengarkan apa yang dikatakan oleh Lukman.Selesai memunguti pecahan cangkir tersebut, Sasha kembali membuatkan kopi hitam yang baru untuk Lukman. Ia pun duduk di samping suaminya lagi.“Aku tidak mau ikut denganmu! Aku tidak ingin bertemu dengan bosmu itu lagi,” tegas Sasha.Lukman memukul meja bar dengan keras, hingga air yang ada dalam cangkir menjadi tumpah isinya. Matanya menyorot tajam Sasha menyiratkan kemarahan yang tidak dapat ditahannya.Sasha mengangkat dagunya, walaupun ada rasa takut melihat api am

    Last Updated : 2025-01-19
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Kesedihan Sasha

    Badan Sasha bergetar jantungnya seolah-olah berlarian dengan cepat. Dilepaskannya tangan Lukman dengan kasar. Entah kenapa kata hamil diucapkan tepat di depan matanya membuat ia menjadi semakin takut.“Aku tidak berpikir akan bersedia dengan suka rela hamil anak dari pria lain. Dalam mimpiku yang terburuk sekalipun tidak pernah terbayang hal itu. Aku hanya menginginkan anak dari suamiku sendiri. Jangan pernah kau katakan lagi hal itu!” Sasha mengusap air matanya yang turun.Ia berjalan menuju wastafel membawa sayuran di tangan. Ia akan menyibukan diri dengan membuat makan malam daripada mendengarkan ucapan Lukman.Dengan suara lemah ia berkata, “Kumohon, jangan ingatkan diriku lagi tentang apa yang telah terjadi pada malam itu. Bantu aku untuk mengusir kenangan yang membuatku merasa malu dan kotor.”Lukman menyisir rambutnya dengan jemari, hingga menjadi berantakan. Ia memang masih mencintai Sasha, walaupun secara diam-diam dirinya memiliki kekasih di belakang istrinya.Ia berjalan me

    Last Updated : 2025-01-19
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Pertemuan Lukman dengan Devinna

    “Sialan! Mau pergi kemana kau?” teriak Lukman kepada pria yang tadi meabraknya.Ia bergegas bangun dari terjatuhnya lalu berusaha mengejar pria yang tdi menabraknya. Namun, ia kehilangan jejak pria itu, ia menghilang di antara bangunan yang berjejer di dekat kelab malam yang didatanginya.Lukman membalikan badan berjalan memasuki kelab malam dengan wajah marah. Ia menuju ruang vip yang ada di ruangan tersebut, di mana kekasihnya menunggu.“Halo, Sayang! Kenapa wajahmu terlihat gusar?” tanya Devianna.Lukman menghenyakkan badan di atas sofa ganda tepat di samping kekasihnya itu. Ia melirik Devinna yang menatapnya dengan kening dikerutkan.“Aku tadi ditabrak seseorang dan sialnya, aku tidak berhasil mengejar pria itu,” ketus Lukman.Ia merogoh saku jaket yang dipakainya dan langsung menegakkan badan. “Astaga! Pria itu berhasil mengambil ponselku. Akan tetapi, ia tidak berhasil mengambil dompet milikku.”Devinna melihat Lukman dengan mimik wajah serius. Ia mengatakan kepada Lukman apa mu

    Last Updated : 2025-01-20
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Lukman, Devinna dan Sasha

    Lukman tertegun sejenak. Ia dengan cepat memeluk kekasihnya itu. “Sayang! Aku tentu saja mencintaimu. Kamu tahu tidak, pak Kevin bilang kalau ia akan membawamu serta ke sana. Biar dirinya tidak sendirian. Kamu harus percaya kalau aku pasti akan menikahmu.”Devinna melepaskan pelukan Lukman. ia menatap pria itu dengan wajah cemberut. “Aku akan menagih janjimu untuk menikahiku.”Lukman menganggukkan kepala, ia bangkit dari duduknya. “Kita tidak bisa lama-lama terlihat bersama. Aku khawatir ada orang kepercayaan pak Kevin yang diminta untuk mengawasi kita.”Devinna bangkit dari duduknya juga. Ia berjalan berdampingan dengan Lukman keluar dari kelab malam tersebut. Lukman mengatarkan Devinna sampai ke mobilnya. Setelahnya barulah ia memasuki mobilnya sendiri.Beberapa jam berrselang, Lukman sudah sampai di rumahnya. Saat ia hendak menaiki tangga menuju kamar tidur. Dilihatnya lampu santai menyala. Ia pun berbalik menuju ruangan tersebut.“Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu untuk tidak

    Last Updated : 2025-01-21
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Argumentasi Kevin dan Lukman

    Lukman menjadi beran, ia memutar kasar badan Sasha, hingga mereka berhadapan. Dicekaunya dagu istrinya itu dengan kasar. “Sekaran apakah kau masih mengangapku pak Kevin? Apakah saat kita bercinta nanti yang ada di kepala dan hatimu pria itu?”Badan Sasha bergetar, ia membekap mulutnya meredam isak yang hendak keluar. Ia menepis dengan kasar lengan Lukman yang mencekau dagunya. Jarak tercipta beberapa inchi di antara keduanya. Sasha melihat Lukman dengan kabut air mata yang menggenang di pelupuk mata. “Apakah kau tidak mendengar ucapan penolakan dariku tadi? Betapa takutnya aku akan sentuhan itu? Tidakkah kau dapat merasakan penderitaanku?” Senyum sinis tersungging di bibir Lukman, ia menyisir rambutnya menggunakan jari. Hingga menjadi berantakan. Tidak mengucapkan sepatah kata pun pria itu membalikkan badan keluar dari balkon.Sasha memandangi punggung Lukman yang menghilang di balik pintu. Ia jatuh merosot terduduk ke lantai dengan air mata yang mengalir deras.‘Dan kau sekarang me

    Last Updated : 2025-01-23

Latest chapter

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Drama Dimulai

    Kevin tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih. Ia menatap Mona dan meraih jemari wanita itu ke bibirnya. “Seperti yang kau lihat sekarang ini Mona memakai cincin yang baru saja kupasangkan ke jarinya. Silakan.Mona menyunggingkan senyum mengejek kepada Sasha, ia dengan sombongnya mengangkat jarinya yang telah tersemat cincin dari Kevin. “Cincin ini cantik sekali dan aku sangat menyukai. Apa yang diberikan Kevin kepadaku.”Sasha mengulas senyum, walaupun harus dipaksakannya. Ia tidak mau Mona melihat hal itu, ia membenci wanita itu.“Indahnya sesuatu berbeda tiap orang, bagimu indah. Akan tetapi ….” Sasha tidak meneruskan ucapannya. Ia membiarkan wanita itu menyimpulkan sendiri. Dirinya mengangkat pundak, dengan senyuman di bibir.“Selamat untuk pertunangan kalian! Permisi, kami tidak mau mengganggu lebih lama lagi.” Lukman menggandeng Sasha menjauh dari meja tersebut.Ia sengaja membawa Sasha menuju meja yang jaraknya lumayan jauh dari meja Kevin dan Sasha. Se

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Tidak Beruntung

    Lukman tidak terlihat merasa bersalah sama sekali, wajahnya terlihat jengkel. “Mobil sialan! Mobil ini juga sering dipakai oleh pegawai lainnya. Dan aku tidak tahu siapa yang sudah meninggalkan jejak memalukan, seperti itu.”Sasha mengerutkan kening, ia mencoba mengingat sesuatu. Kemudian, ia teringat, kalau Lukman beberapa hari yang lalu pulang ke rumah hanya diantar saja. Tadinya ia mengira mobil suaminya itu masuk bengkel.Lukman menyalakan mesin mobil melajukannya meninggalkan areal pantai tersebut. Dalam perjalanan, Lukman mencoba untuk memecah keheningan dengan mengajak Sasha bercakap-cakap. Namun, istrinya itu bergeming. Ia tetap diam dengan tangan terlipat di atas pangkuan.“Mas, kita mau kemana?” tanya Sasha, setelah dilihatnya, kalau mobil yang dikemudikan Lukman tidak melalui jalan menuju rumah mereka.“Sekarang kau mau juga bicara denganku,” ketus Lukman.Sasha mengerutkan bibir, ia memang salah, karena sudah mengabaikan suaminya itu. Namun, itu ia lakukan, karena dirinya

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Masalah yang Tak Berhenti

    Sasha menyentak lepas tangannya dari genggaman tangan Patricio. Ia menginjak kaki Kevin menggunakan heels yang dipakainya. “Kalau aku hamil itu tidak ada hubungannya denganmu!”Dibalikkannya badan, ia berlari menuju parkiran. Akan tetapi, Kevin tidak tinggal diam begitu saja. Ia mengejar Sasha menarik ke dalam pelukannya.“Lepaskan! Bagaimana, kalau ada orang yang melihat kita? Gosip lama itu akan kembali menyebar dan membuat rumah tangga saya menjadi semakin dalam masalah saja.” Sasha coba menggigit lengan Kevin.“Kau suka sekali menggigit! Aku akan menyukai kau melakukannya di saat dan tempat yang tepat. Aku hanya ingin jawaban jujur darimu. Apakah kau sedang hamil? Karena itu bisa jadi adalah anakku,” tandas Kevin.Sasha memejamkan mata, dihembuskannya nafas dengan kasar. “Aku tidak sedang hamil! Akku tadi hanya berbohong saja, sekarang lepaskan aku.”Kevin melepaskan lengan Sasha dari cekalannya. Ia menatao dingin wajah wanita itu. “Awas! Kalau kau sampai berbohong, maka aku akan

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Lukman Mabuk

    Dengan suara serak Sasha menyahut, “Tunggu sebentar, Mas!”Disibaknya selimut yang membungkus tubuh, diturunkannya kaki menyentuh lantai keramik yang dingin. Ia berjalan keluar kamar dengan tergopoh-gopoh, karena suara gedoran pintu, serta teriakan Lukman yang semakin keras saja.Dibukanya pintu rumah dan tidak diketahuinya, kalau Lukman bersandar pada daun pintu. Hingga secara otomatis suaminya itu langsung saja jatuh terduduk di lantai.“Astaga! Maaf, Mas. Aku tidak sengaja membuat Mas jatuh.” Sasha membungkukkan badan, hendak membantu Lukman.Ia langsung menutup mulutnya, karena aroma alkohol yang begitu menyengat. “Mas, kamu sekarang menjadi pemabuk!”Sasha membantu Lukman untuk berdiri, tetapi dengan kasar ditepis Lukman. Walaupun mabuk, Sasha yang dalam posisi berjongkok tidak siap menerima dorongan dari Lukman, hingga ia terjatuh.Dengan suara kasar Lukman berkata, “Kau yang membuatku menjadi begini! Kau menjadikan suamimu sendiri sebagai pemabuk!”Sasha menatap Lukman dengan

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Kekacauan Rumah Tangga Sasha dan Lukman

    Sasha menjauhkan ponsel, ia menatap garang layar ponselnya. Seakan wajah Kevin terlihat di sana. “Anda keterlaluan sekali! Sudah memandang rendahku. Harus kuingatkan, kalau sudah cukup hubungan terlarang kita. Aku yakin, kalau kaulah yang sudah mengirimkan potret itu. Kau sukses membuat suamiku terluka dan marah!”KlikSambungan telepon di tutup Sasha, begitu saja. Ia melempar ponselnya ke atas tempat tidur. ‘Sekarang, apa yang harus kulakukan untuk memperbaiki ini semua? Pernikahanku berada di ujung tanduk.’Sasha berjalan keluar kamar dengan wajah murah. Ia duduk di ayunan yang terletak di dekat pohon yang rindang. Angin yang sepoi-sepoi terasa menyejukkan, tetapi tidak dapat menenangkan hati Sasha yang gelisah.Ia sangat menyesali kebodohannya. Sekarang, ia hanya bisa pasrah saja apa yang akan dilakukan oleh Lukman. Ia harus bisa menerima keputusan yang diberikan suaminya itu.tatapan mata Sasha tertuju pada buket bunga mawar hitam. ‘Astaga! Apa lagi ini? Tidak cukupkah tadi aku me

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Kiriman Bunga dan Potret Sasha

    ‘Oh, Tuhan! Feelingku benar, ini bukanlah sekedar keisengan semata. Apakah ini semua ukah dari Kevin? Dan kiriman ini juga bersamaan dengan kedatangannya ke sini.’ Sasha memunguti potret yang jatuh ke tanah.Dirinya tidak peduli dengan bunga mawar yang jatuh di tanah. Sekalipun kelopak bunganya hancur, ia tidak peduli, karena dirinya sedang dalam masalah besar.Wajah Sasha terlihat pucat, ketika ia dengan langkah terburu-buru memasuki rumah dan langsung menuju kamarnya. Asisten rumah tangganya terlihat bingung dan ingin bertanya ada apa dengan nyonyanya itu. Namun, ia tahu batasan dirinya.Masuk kamar tidur Sasha langsung mengempaskan badan di atas ranjang. Air matanya tumpah dengan deras. Sasha membersit hidungnya yang berair, begitupula dengan air matanya yang mengalir semakin deras.‘Mengapa jahat sekali orang yang mengambil potretku ini? Ya, Tuhan! Mengapa aku harus selalu berada dalam situasi yang memalukan dan penuh skandal? Apa mau orang itu dengan mengirimkan potretku yang tan

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Pembalasan yang Tak Terelakkan

    Kevin melihat ke arah pintu dengan ekspresi yang tak terbaca. “Duduklah dan akan saya jelaskan!”Devinna berjalan memasuki ruang kerja Kevin, lalu duduk di samping pria yang ia kenali, sebagai seorang ahli telekomunikasi di Perusahaan tersebut.“Kalau begitu beruntung sekali, saya tidak perlu susah payah meminta petugas IT kita untuk membongkar ponsel ini. Mencari tahu siapa pemiliknya. Tadi ada seseorang yang menemukan ponsel ini di pinggir jalan,” terang Kevin.Devinna mengerutkan kening, ia merasa janggal apa yang dikatakan oleh Kevin. Diambilnya ponselnya, untuk mencari tahu apakah memang benar ponselnya tidak dapat di buka, karena memang menggunakan kunci.Ia memanyunkan bibir, saat melihat ponselnya yang tergores-gores dan kacanya retak di beberapa bagian. “Apakah Bapak mengenali siapa orang yang sudah menemukan ponsel saya? Saya mau mengucapkan terima kasih, kepadanya.”“Saya tidak mengenalinya. Ada apa kamu datang ke ruangan saya? Apakah kamu sudah siap memberikan keputusanmu?

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Ponsel Ddevinna Hilang

    Sasha mengulas senyum tipis untuk mengatasi rasa gugup. Tangannya di balik selimut dengan gesit memainkan ponselnya. “Tentu saja kau boleh melihat ponselku. Kau adalah suamiku.”Lukman berjalan mendekati Sasha. Ia berhenti tepat di depan istrinya yang tengah berbaring. Diulurkannya tangan untuk menerima ponsel Sasha. Yang langsung diberikan oleh wanita itu ke tangan suaminya.Langsung saja Lukman memeriksa riwayat panggilan dan pesan di ponsel tersebut, tetapi ia tidak menemukan sesuatu pun yang mencurigakan.“Kau telah menghapusnya, bukan? Karena kudengar tadi kau berbicara. Tidak mungkin kau bicara sendiri.” Lukman menatap tajam Sasha.Sasha membasahi bibirnya yang terasa kering. “Kau tidak salah! Aku tadi memang bicara, tapi itu karena aku menonton tayangan di medsos yang membuatku merasa kesal.”Bibir Lukman membentuk garis tipis dengan mata yang disipitkan, ia tampak masih tidak mempercayai penjelasan dari istrinya itu. Namun, ia tidak memperpanjangnya lagi.Ia membaringkan badan

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Tersulut Amarah

    Wajah Kevin berubah menjadi merah, karena marah. Kedua tangannya ia kepalkan di samping badan. Ia dapat menebak siapa yang sudah melakukannya.“Mereka tidak meminta apa pun kepada ibu. Hanya mengirimkan video itu dengan ancaman akan menyebarkannya ke media sosial,” ucap ibu Kevin.“Ibu tenanglah dan jaga agar ayah tidak menerima kiriman video ini. Aku akan melakukan penyelidikan, siapakah yang sudah mengirimkan video itu kepada ibu.” Kevin berpamitan dengan ibunya.***Beberapa jam berselang Kevin sudah duduk dengan ahli IT nya untuk menyelidiki nomor kontak, orang yang mengirimkan video kepada ibunya.“Pemilik nomor kontak ini menggunakan identitas palsu. Saya periksa nama yang terdaftar telah meninggal dunia.” Ahli IT Kevin memperlihatkan data pemilik ponsel orang yang disodorkan Kevin.Kevin terlihat kecewa, karena ia tidak berhasil mendapatkan informasi yang diinginkannya. “Bisakah kau menyadap nomor telepon dua orang pegawaiku? Aku mencurigai mereka yang melakukannya.”“Akan saya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status