Home / Romansa / Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku / Negoisasi Antara Kevin dan Lukman

Share

Negoisasi Antara Kevin dan Lukman

Author: Sigma Rain
last update Last Updated: 2025-01-04 11:26:50

Tiba-tiba saja, pintu ruang kerjanya terbuka. Suara tepuk tangan terdengar menggema di ruangan itu. Kevin menolehkan kepala untuk melihat siapa yang datang.

“Wow! Apakah ada sesuatu yang membuatmu menjadi tersengat, Bos?” sindir Lukman.

Kevin bangkit dari duduknya, secepat kilat ia berjalan ke arah Lukman. Ditariknya kerah kemeja pria itu lalu ia dorong dengan kasar hingga punggungnya menempel pada dinding.

“Kau pikir aku orang yang bodoh dengan mudahnya bersedia menuruti perintah penjahat sepertimu?” tanyanya dengan nada tajam. “Kau salah besar! Aku akan melaporkan hal ini dan kupastikan hukuman untukmu menjadi bertambah. Tidak hanya melakukan pencurian di perusahaanku, tetapi kau juga melakukan usaha pemerasan!”

Lukman tidak tampak takut, ia malah terkekeh. “Silakan saja, Bos. Dijamin citramu di mata semua rekan kerja akan menjadi buruk. Kau juga akan kehilangan beberapa kontrak penting akibat skandal yang kau ciptakan. Kurasa nilainya akan sepadan dengan hukuman yang akan diberikan kepadaku. Terlebih lagi, ibumu pasti akan langsung terkena serangan jantung begitu skandalmu terbongkar.” 

Lukman menyentak tangan Kevin hingga terlepas, lalu berjalan menuju sofa yang berada di ruang kerja tersebut.

Ia mengeluarkan sebatang rokok dari saku kemeja berikut pemantik untuk menyalakannya. Dihisapnya dalam-dalam rokok tersebut, kemudian ia hembuskan asapnya dengan nikmat.

“Setelah dipikir-pikir, sepertinya aku tidak perlu memberikan waktu selama itu untukmu, Bos! Bagaimana kalau … tiga puluh menit?” Lukman tertawa dengan ucapannya sendiri.

Rahang Kevin mengetat, kedua tangannya mengepal di samping tubuh. Ia melayangkan senyum sinis yang terbit di sudut bibir. Ia menatap dingin Lukman dengan tatapan yang tidak dapat dibaca.

“Keluarlah! Aku tidak takut dengan ancamanmu!” tegas Kevin.

Lukman bangkit dari duduk, lalu mengeluarkan ponsel dari saku jas yang dipakainya. Terlihat ia menekan tombol pada ponsel.

“Lakukan sekarang juga. Kirimkan rekaman video dan foto itu kepada orang tua Kevin. Dan pastikan mereka menonton hingga selesai. Kau dapat mengirimkan rekaman video kejadian di sana kepadaku, bahkan melakukan siaran langsung sekalipun aku tidak peduli.” 

Lukman terkekeh kepada seseorang di ujung sambungan telepon.

Kevin bangkit dari duduknya berjalan mendekati Lukman dan berhenti tepat di hadapannya. 

“Jangan mengusik kedua orang tuaku!” sentaknya kesal.

“Whoho, tidak semudah itu, Bos. Kau harus menutup kasusku terlebih dahulu. Lalu tandatangani kesepakatan untuk memberikan pesangon yang besar untukku.” 

Lukman meraih tas yang tadi dibawanya. Ia membuka tas tersebut lalu mengeluarkan sebuah map batik. Ia sodorkan kepada Kevin. 

“Silakan Anda tanda tangani dokumen tersebut.”

Kevin membaca dokumen yang disodorkan Lukman. Ekspresi dinginnya tidak menunjukan apa yang dirasakan oleh pria itu. Selesai membacanya, ia menutup kembali tanpa menandatangani dokumen tersebut.

‘Biarlah untuk sementara ini ia berpikir dirinya menang dan berada di atas angin,’ batin Kevin.

Ia lantas bersedekap dan menatap Lukman dengan tenang. “Aku tidak akan menandatangani dokumen ini tanpa ada surat pernyataan darimu, yang menyatakan kalau kau tidak akan melakukan pemerasan lagi kepadaku. Aku akan menambahkan catatan pada dokumen itu.” 

Kevin membuka kembali map tadi kemudian menuliskan beberapa kalimat.

Setelah selesai, ia menandatangani dokumen berikut salinannya yang baru saja ia ubah. 

“Sekarang, perjanjian ini baru tepat untuk kita berdua.”

Lukman mengambil bagian dokumen yang asli, matanya langsung mencari catatan yang baru saja dibuat Kevin. Ia mengepalkan kedua tangan dan matanya menyorot marah setelah membacanya.

“Kenapa kau terlihat marah? Bukankah kau hanya ingin diriku membebaskanmu dari tuntutan hukum atas penggelapan yang kau lakukan? Aku sudah melakukannya sesuai keinginanmu. Dan perjanjian itu jelas menguntungkan kita berdua,” ucap Kevin santai.

“Hah! Baiklah yang penting diriku bebas dan memperoleh pesangon. Walaupun tidak sebesar yang kuharapkan!” 

Lukman mengambil map berisi dokumen asli, sementara salinannya untuk Kevin.

Ia berjalan menuju pintu hendak keluar dari ruangan tersebut. Dirinya tidak ingin berlama-lama melihat senyum kemenangan Kevin yang membuatnya hanya menerima setengah dari uang yang ia inginkan sebagai pesangon.

“Sebelum kau keluar dari ruanganku, serahkan semua flashdisk dan salinan yang kau miliki. Orang pilihanku juga akan menemanimu untuk mengambil laptop atau komputer tempat kau membuat video itu.” 

Wajah Lukman tampak mengeras mendengarnya. “Kau tidak perlu menyiksaku. Aku akan memberikan semuanya padamu.”

Lukman mengeluarkan bungkusan kecil dari bagian dalam jasnya. Ia kemudian menyodorkan ke tangan Kevin. “Itu adalah rekaman asli dan aku tidak memiliki salinannya lagi.”

Kevin berjalan menuju meja kerjanya ia akan memastikan flashdisk yang baru saja diberikan Lukman. Memang berisi rekaman yang sama seperti apa yang tadi ia lihat. 

Setelah memastikan isinya sama, Kevin memberi kode kepada petugas keamanannya untuk membawa Lukman pergi.

Begitu pintu ruang kerjanya sudah tertutup, Kevin menekan tombol intercom untuk menghubungi tim IT yang bekerja di perusahaan miliknya. Ia ingin memastikan apakah itu adalah rekaman asli. Ia juga ingin mencari tahu siapa wanita di dalam rekaman itu.

Setelahnya, Kevin menghubungi seseorang. “Kau masih mengikuti Lukman? Pastikan ia tidak menyadari kehadiranmu.”

***

Lukman menyadari sesuatu yang aneh. Sesekali matanya melirik pada kaca spion. Senyum mencemooh terbit di sudut bibirnya. 

“Kau pikir aku bodoh dengan tidak mengetahui kau menyuruh seseorang untuk menguntitku?”

Mobil yang dikemudikan Lukman berhenti di halaman rumah. Ia lalu turun dan berjalan memasuki rumah. 

Dinaikinya tangga menuju lantai dua di mana kamarnya dan Sasha terletak. Begitu dibukanya pintu, ia melihat Sasha yang sedang terbaring dengan nyamannya. 

Wajah Lukman menjadi gusar melihatnya, ia mengguncang dengan kasar badan istrinya itu. 

“Kenapa malah tidur?! Bukankah aku meminta kepadamu untuk membersihkan diri!?”

Sasha bangun dari tidur sambil memegang kepala yang berdenyut nyeri. “Aku ketiduran, Mas,” sahutnya dengan suara serak. 

Lukman memberikan senyum mencemooh. “Hah! Dasar istri tidak berguna. Buatkan kopi untukku!”

Sasha menghela nafas, menahan lidah untuk tidak membantah ucapan dari suaminya. Iaa tidak mau bertengkar. Dirinya sudah lelah secara fisik dan emosi.

Perlahan, ia berjalan keluar kamar menuruni tangga menuju dapur. Sesampai di sana, ia merebus air untuk membuatkan kopi kesukaan suaminya. Setelah selesai ia keluar dari dapur dengan membawa cangkir berisi kopi panas.

Dilihatnya Lukman berjalan tergesa menuruni tangga. Membuat Sasha menjadi heran. 

“Mau ke mana, Mas? Bukankah tadi kamu minta dibuatkan kopi?”

Lukman berhenti tepat di hadapan Sasha, ia memberikan tatapan dingin, “Aku tidak menginginkannya lagi. Kau minum saja sendiri!”

Pria itu kemudian berlalu pergi meninggalkan Sasha yang terpaku di tempatnya berdiri. 

“Aku sudah menuruti permintaanmu untuk tidur dengan bosmu. Tapi sekarang kamu bahkan tidak mau bersikap ramah padaku. Tidakkah kamu sadar kalau aku merasa tertekan dengan apa yang sudah terjadi, Mas?”

Lukman berhenti berjalan, ia memutar badan menatap lekat mata Sasha. 

“Mengapa aku harus bersikap manis kepada istri yang sudah tidur dengan pria lain?” tudingnya, membuat Sasha terdiam seribu bahasa. 

“Apa kamu bilang?” tanyanya tak percaya. “Kamu yang memaksa aku tidur dengannya!” 

Lukman mendengus. “Tidakkah terbesit di pikiranmu kalau aku memintamu melakukannya hanya untuk menguji kesetiaanmu?”

Related chapters

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Terbongkarnya Identitas Sasha

    Mulut Sasha terbuka dengan mata menatap tidak percaya Lukman. “Tega sekali kamu, Mas! Menimpakan semua kesalahan kepadaku. Aku sudah mengorbankan harga diriku demi memenuhi permintaanmu. Yang ternyata hanyalah kau anggap permainan belaka.”Air mata Sasha jatuh berlinang, ia tidak bisa memahami jalan pikiran suaminya. “Apakah kau yang akan masuk penjara itu hanyalah kebohongan semata?”Lukman menghentikan langkah, ia membalikan badan. Dilayangkannya tatapan dingin kepada Sasha. “Tuntutan itu memang benar adanya!” Usai mengatakan hal itu Lukman berlalu pergi. Diabaikannya seruan kemarahan Sasha. Sasha menatap punggung Lukman dengan wajah penuh emosi. Ia merasa hancur pengorbananan yang dilakukanya sama sekali tidak dihargai oleh suaminya itu.Tiba-tiba saja raut wajah Sasha menjadi panik. Ia memegang perutnya yang masih rata. “Ya, Tuhan! Bagaimana kalau aku hamil anak pria itu? Kami sama sekali tidak memakai pengaman pada saat bercinta.”Ia terduduk di lantai dengan tatapan menerawang.

    Last Updated : 2025-01-17
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Tawaran Mendadak Kevin

    “Apa! Hmm, ini sungguh di luar dugaanku. Namun, sekarang aku mengerti apa yang terjadi di sini. Lukman, sepertinya ingin bermain-main denganku,” Kevin menatap Deviana curiga, karena wanita itu terlihat gelisah di tempatnya duduk.“Ada apa denganmu? Kenapa kamu terlihat seperti kepanasan, padahal ruangan ini dingin,” tanya Kevin.Deviana menjadi semakin gugup di bawah tatapan curiga dan menyelidik Kevin. “Oh! Sa-saya hanya terkejut saja. Mendengar Anda tidur dengan istri dari pegawai Anda sendiri.”“Angkat kepalamu saat berbicara dengan saya! Kamu boleh keluar dari ruangan saya dan ingat kalau ada berita yang tersebar. Maka dapat dipastikan kamulah pelakunya,” peringat Kevin.Deviana menarik nafas lega, bergegas ia bangkit dari duduknya. “Saya berjanji akan tutup mulut, Tuan! Permisi.”Setelah sekretarisnya keluar dari ruang kerja tersebut, Kevin memerintahkan kepada ahli ITnya untuk melanjutkan memberikan informasi apa yang ia ketahui.“Saya berhasil mendapatkan rekaman kamera pengama

    Last Updated : 2025-01-17
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Bujukan Lukman

    “Kamu harus tidur dengan bosku agar aku tidak masuk penjara, Sha!” Sasha tersentak, sepasang mata indahnya membelalak dengan bibir terbuka mendengar ucapan suaminya.Sontak ia mendorong Lukman menjauh sambil menggelengkan kepala. “Apa kamu sudah gila, Mas? Bagaimana mungkin kamu meminta istrimu sendiri untuk tidur dengan pria lain?!” sentak Sasha dengan suara bergetar. “Apa kamu tidak memikirkan perasaanku? Aku tidak mau melakukannya!”Lukman berjalan mendekati Sasha, lalu memeluk istrinya dengan erat. “Sayang, apa kamu pikir hatiku tidak hancur dengan permohonanku ini?” tanyanya. “Tapi kita tidak punya pilihan lain, Sha. Apa kamu tega membiarkanku masuk penjara?”Sejenak, Sasha tidak mengatakan apapun. Air mata jatuh membasahi pipinya. “Lalu kamu tega menjadikanku tumbal?”Lukman melepas pelukannya dan menatap istrinya dengan lembut. “Tidak begitu, Sayang. Aku tahu kamu mencintaiku begitu besar. Begitupun dengan diriku.”“Lantas kenapa kamu memintaku untuk tidur dengan bosmu?”“Sha

    Last Updated : 2024-12-21
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Bercinta

    “Ah!” suara lenguhan lolos dari bibir Sasha. Ia menggeliat karena sentuhan bibir Kevin yang bermain di lehernya dan terus turun menyusuri dadanya.Ia meremas rambut pria itu, mencoba menjauhkan dari dadanya yang terasa sensitif akibat sentuhan bibirnya. “Tu-tunggu ….”Namun, Kevin seolah tak peduli. Ia terus memberikan sentuhan-sentuhan lembut, seolah mendamba tubuhnya hingga Sasha tak kuasa menolak. Demi Tuhan, Lukman bahkan tidak pernah menyentuhnya seperti ini. Menyentuhnya dengan begitu lembut seolah ia adalah wanita paling berharga di dunia.Kevin berhenti mencumbunya saat merasakan tubuh Sasha gemetar. Ia mengulurkan tangan untuk mengusap air mata yang membasahi wajah Sasha. Dengan suara serak, ia berbisik tepat di telinga wanita itu. “Tenanglah. Aku akan membuatmu menjerit nikmat, tidak ada air mata kesedihan saat bersamaku.”Tak membuang waktu, Kevin melumat bibir Sasha lembut. Ia baru berhenti mencumbunya ketika Sasha tampak kehabisan napas. “He-hentikan ….” Namun, sekal

    Last Updated : 2024-12-23
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Pertengkaran

    Di sisi lain, Kevin termangu menatap pintu yang tertutup. Ia kesal karena wanita yang tadi bercinta dengannya pergi begitu saja. Seharusnya ia yang pergi meninggalkan wanita itu, bukan sebaliknya!‘Sial! Siapa sebenarnya wanita itu? Apakah ia seorang pencuri?’ Seakan tersadar, dengan cepat Kevin bangkit dari ranjang. Ia memungut jas miliknya memeriksa dompet yang ada di saku. Diperiksanya isi dompet dengan teliti untuk melihat apakah ada yang hilang. Tapi semua barang miliknya masih lengkap.Hal itu membuat Kevin kebingungan. ‘Kalau bukan pencuri lantas siapa dia? Apakah ia wanita panggilan yang kupesan untuk menemaniku tidur?’Namun, Kevin tidak ingat apakah ia memesan seseorang atau tidak. Ia mengerang kesal. Sesuatu dalam dirinya ingin mengetahui siapa wanita yang telah tidur dengannya. ***Sasha berjalan melewati lobi dengan wajah dingin, mengabaikan rasa malu dan juga jengah karena menjadi perhatian dari orang-orang yang berpapasan dengannya.“Sayang! Kenapa kamu tidak mengh

    Last Updated : 2024-12-23
  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Amarah Kevin

    Kevin keluar dari kamar hotel dengan wajah dingin. Langkahnya gegas menuju meja resepsionis. “Selamat pagi. Saya tamu yang menginap di kamar nomor 107. Saya ingin tahu, siapa yang memesan kamar itu dan siapa yang membawa saya ke sana?” tanya Kevin dengan tatapan tajam.Pegawai resepsionis itu menundukkan kepala, tidak berani menatap langsung wajah Kevin. “Tunggu sebentar, Tuan. Saya akan memeriksanya untuk Anda.”“Yang melakukan reservasi atas nama Tuan Kevin Atmaja. Dan maaf, Tuan, tadi malam bukan saya pegawai yang bertugas. Saya tidak dapat memberitahukan bersama siapa Anda memasuki kamar hotel itu.”Mata Kevin menyorot tajam, ia tidak suka mendengar jawaban yang diberikan pegawai itu. Dengan suara dingin, ia memberikan perintah untuk diperlihatkan rekaman video keamanan di hotel itu.“Maaf, Tuan. Saya tidak memiliki wewenang untuk memperlihatkannya kepada Anda. Anda dapat menghubungi manajer hotel ini, Tuan.” Kevin semakin kesal mendengarnya. Pegawai hotel itu menekan tombol yan

    Last Updated : 2025-01-03

Latest chapter

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Tawaran Mendadak Kevin

    “Apa! Hmm, ini sungguh di luar dugaanku. Namun, sekarang aku mengerti apa yang terjadi di sini. Lukman, sepertinya ingin bermain-main denganku,” Kevin menatap Deviana curiga, karena wanita itu terlihat gelisah di tempatnya duduk.“Ada apa denganmu? Kenapa kamu terlihat seperti kepanasan, padahal ruangan ini dingin,” tanya Kevin.Deviana menjadi semakin gugup di bawah tatapan curiga dan menyelidik Kevin. “Oh! Sa-saya hanya terkejut saja. Mendengar Anda tidur dengan istri dari pegawai Anda sendiri.”“Angkat kepalamu saat berbicara dengan saya! Kamu boleh keluar dari ruangan saya dan ingat kalau ada berita yang tersebar. Maka dapat dipastikan kamulah pelakunya,” peringat Kevin.Deviana menarik nafas lega, bergegas ia bangkit dari duduknya. “Saya berjanji akan tutup mulut, Tuan! Permisi.”Setelah sekretarisnya keluar dari ruang kerja tersebut, Kevin memerintahkan kepada ahli ITnya untuk melanjutkan memberikan informasi apa yang ia ketahui.“Saya berhasil mendapatkan rekaman kamera pengama

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Terbongkarnya Identitas Sasha

    Mulut Sasha terbuka dengan mata menatap tidak percaya Lukman. “Tega sekali kamu, Mas! Menimpakan semua kesalahan kepadaku. Aku sudah mengorbankan harga diriku demi memenuhi permintaanmu. Yang ternyata hanyalah kau anggap permainan belaka.”Air mata Sasha jatuh berlinang, ia tidak bisa memahami jalan pikiran suaminya. “Apakah kau yang akan masuk penjara itu hanyalah kebohongan semata?”Lukman menghentikan langkah, ia membalikan badan. Dilayangkannya tatapan dingin kepada Sasha. “Tuntutan itu memang benar adanya!” Usai mengatakan hal itu Lukman berlalu pergi. Diabaikannya seruan kemarahan Sasha. Sasha menatap punggung Lukman dengan wajah penuh emosi. Ia merasa hancur pengorbananan yang dilakukanya sama sekali tidak dihargai oleh suaminya itu.Tiba-tiba saja raut wajah Sasha menjadi panik. Ia memegang perutnya yang masih rata. “Ya, Tuhan! Bagaimana kalau aku hamil anak pria itu? Kami sama sekali tidak memakai pengaman pada saat bercinta.”Ia terduduk di lantai dengan tatapan menerawang.

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Negoisasi Antara Kevin dan Lukman

    Tiba-tiba saja, pintu ruang kerjanya terbuka. Suara tepuk tangan terdengar menggema di ruangan itu. Kevin menolehkan kepala untuk melihat siapa yang datang.“Wow! Apakah ada sesuatu yang membuatmu menjadi tersengat, Bos?” sindir Lukman.Kevin bangkit dari duduknya, secepat kilat ia berjalan ke arah Lukman. Ditariknya kerah kemeja pria itu lalu ia dorong dengan kasar hingga punggungnya menempel pada dinding.“Kau pikir aku orang yang bodoh dengan mudahnya bersedia menuruti perintah penjahat sepertimu?” tanyanya dengan nada tajam. “Kau salah besar! Aku akan melaporkan hal ini dan kupastikan hukuman untukmu menjadi bertambah. Tidak hanya melakukan pencurian di perusahaanku, tetapi kau juga melakukan usaha pemerasan!”Lukman tidak tampak takut, ia malah terkekeh. “Silakan saja, Bos. Dijamin citramu di mata semua rekan kerja akan menjadi buruk. Kau juga akan kehilangan beberapa kontrak penting akibat skandal yang kau ciptakan. Kurasa nilainya akan sepadan dengan hukuman yang akan diberikan

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Amarah Kevin

    Kevin keluar dari kamar hotel dengan wajah dingin. Langkahnya gegas menuju meja resepsionis. “Selamat pagi. Saya tamu yang menginap di kamar nomor 107. Saya ingin tahu, siapa yang memesan kamar itu dan siapa yang membawa saya ke sana?” tanya Kevin dengan tatapan tajam.Pegawai resepsionis itu menundukkan kepala, tidak berani menatap langsung wajah Kevin. “Tunggu sebentar, Tuan. Saya akan memeriksanya untuk Anda.”“Yang melakukan reservasi atas nama Tuan Kevin Atmaja. Dan maaf, Tuan, tadi malam bukan saya pegawai yang bertugas. Saya tidak dapat memberitahukan bersama siapa Anda memasuki kamar hotel itu.”Mata Kevin menyorot tajam, ia tidak suka mendengar jawaban yang diberikan pegawai itu. Dengan suara dingin, ia memberikan perintah untuk diperlihatkan rekaman video keamanan di hotel itu.“Maaf, Tuan. Saya tidak memiliki wewenang untuk memperlihatkannya kepada Anda. Anda dapat menghubungi manajer hotel ini, Tuan.” Kevin semakin kesal mendengarnya. Pegawai hotel itu menekan tombol yan

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Pertengkaran

    Di sisi lain, Kevin termangu menatap pintu yang tertutup. Ia kesal karena wanita yang tadi bercinta dengannya pergi begitu saja. Seharusnya ia yang pergi meninggalkan wanita itu, bukan sebaliknya!‘Sial! Siapa sebenarnya wanita itu? Apakah ia seorang pencuri?’ Seakan tersadar, dengan cepat Kevin bangkit dari ranjang. Ia memungut jas miliknya memeriksa dompet yang ada di saku. Diperiksanya isi dompet dengan teliti untuk melihat apakah ada yang hilang. Tapi semua barang miliknya masih lengkap.Hal itu membuat Kevin kebingungan. ‘Kalau bukan pencuri lantas siapa dia? Apakah ia wanita panggilan yang kupesan untuk menemaniku tidur?’Namun, Kevin tidak ingat apakah ia memesan seseorang atau tidak. Ia mengerang kesal. Sesuatu dalam dirinya ingin mengetahui siapa wanita yang telah tidur dengannya. ***Sasha berjalan melewati lobi dengan wajah dingin, mengabaikan rasa malu dan juga jengah karena menjadi perhatian dari orang-orang yang berpapasan dengannya.“Sayang! Kenapa kamu tidak mengh

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Bercinta

    “Ah!” suara lenguhan lolos dari bibir Sasha. Ia menggeliat karena sentuhan bibir Kevin yang bermain di lehernya dan terus turun menyusuri dadanya.Ia meremas rambut pria itu, mencoba menjauhkan dari dadanya yang terasa sensitif akibat sentuhan bibirnya. “Tu-tunggu ….”Namun, Kevin seolah tak peduli. Ia terus memberikan sentuhan-sentuhan lembut, seolah mendamba tubuhnya hingga Sasha tak kuasa menolak. Demi Tuhan, Lukman bahkan tidak pernah menyentuhnya seperti ini. Menyentuhnya dengan begitu lembut seolah ia adalah wanita paling berharga di dunia.Kevin berhenti mencumbunya saat merasakan tubuh Sasha gemetar. Ia mengulurkan tangan untuk mengusap air mata yang membasahi wajah Sasha. Dengan suara serak, ia berbisik tepat di telinga wanita itu. “Tenanglah. Aku akan membuatmu menjerit nikmat, tidak ada air mata kesedihan saat bersamaku.”Tak membuang waktu, Kevin melumat bibir Sasha lembut. Ia baru berhenti mencumbunya ketika Sasha tampak kehabisan napas. “He-hentikan ….” Namun, sekal

  • Skandal Satu Malam dengan Bos Suamiku   Bujukan Lukman

    “Kamu harus tidur dengan bosku agar aku tidak masuk penjara, Sha!” Sasha tersentak, sepasang mata indahnya membelalak dengan bibir terbuka mendengar ucapan suaminya.Sontak ia mendorong Lukman menjauh sambil menggelengkan kepala. “Apa kamu sudah gila, Mas? Bagaimana mungkin kamu meminta istrimu sendiri untuk tidur dengan pria lain?!” sentak Sasha dengan suara bergetar. “Apa kamu tidak memikirkan perasaanku? Aku tidak mau melakukannya!”Lukman berjalan mendekati Sasha, lalu memeluk istrinya dengan erat. “Sayang, apa kamu pikir hatiku tidak hancur dengan permohonanku ini?” tanyanya. “Tapi kita tidak punya pilihan lain, Sha. Apa kamu tega membiarkanku masuk penjara?”Sejenak, Sasha tidak mengatakan apapun. Air mata jatuh membasahi pipinya. “Lalu kamu tega menjadikanku tumbal?”Lukman melepas pelukannya dan menatap istrinya dengan lembut. “Tidak begitu, Sayang. Aku tahu kamu mencintaiku begitu besar. Begitupun dengan diriku.”“Lantas kenapa kamu memintaku untuk tidur dengan bosmu?”“Sha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status