Sebatas Pernikahan Bisnis

Sebatas Pernikahan Bisnis

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-31
Oleh:  ekaphrp  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 Peringkat. 8 Ulasan-ulasan
120Bab
20.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arjuna Barathawardana memiliki trauma masa lalu. Perceraian serta pengkhianatan mendiang ayahnya, membuat pria itu tak mempercayai cinta sejati. Namun demi perebutan tahta, Arjuna mengajak Anjani Samitha menjalin pernikahan bisnis untuk mendapatkan aset keluarga Barathawardana, lalu menyingkirkan adik serta ibu tirinya. Di sisi lain, demi melunasi hutang mendiang kedua orangtuanya. Anjani menerima tawaran itu tanpa ragu. Sebab, Anjani menyukai pria itu sejak pandangan pertama. Dengan masa lalu yang tak diketahui gadis itu, serta trauma yang sulit dilupakan Arjuna, akankah keduanya bisa berdamai dengan masa lalu dan hidup saling mencintai?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Prolog

“Bukankah ini akhir yang kau inginkan?”Gadis itu berdiri dihadapan seseorang yang sejak tadi diam membisu. Suasana yang tercipta saat itu terlihat sangat menegangkan. Bahkan ia tak mencoba menuntut jawaban dari pria tersebut. Ia tertunduk. Menyembunyikan air matanya yang mulai mengambang. Yups! Mereka berhadapan namun tidak saling memandang. Tepatnya, gadis itu tak berani memandang wajah pria dihadapannya. “Aku tidak sanggup terus bertahan,” ujarnya lirih. “Ini semua kesalahan yang seharusnya tidak pernah aku mulai sebelumnya,” lanjutnya dengan perasaan berkecamuk. Sebuah ruangan yang disebut kamar, kini menjadi saksi bisu ucapan itu. Hening. Tetap tak ada sahutan dari pria disana. Di detik berikutnya, sebuah cincin dikembalikan kepada sang pemilik. Anjani. Ukiran nama yang tertulis di dalam cincin tersebut. Ia meraih tangan pria itu, lalu meletakan cincin diatas telapak tangan yang terlihat lebih besar dari tangannya.Pria itu bergeming. Raut wajahnya samar-samar terlihat kecewa

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Maria Berty
satau bab lagi buat ending
2023-06-20 20:42:22
0
user avatar
Rachel Kim
Cerita dari author yang satu ini emang selalu ditunggu. Alurnya menarik, gaya penulisan enak dibaca. Semangat terus, Kak......
2023-06-08 16:28:18
0
user avatar
Watie Sukma
Bagus banget... berkualitas ...
2023-05-21 21:44:05
2
default avatar
umar raharja
Ceritanya menarik dan sesuai dengan kehidupan. Pas ga berlebihan. Semua rasa dapet ciattt
2023-05-21 10:58:23
3
user avatar
Hanana
Sukak! Ceritanya manis asem pahit nano nano ...
2023-05-21 10:56:43
3
default avatar
Harumi Mizu
Suka banget. Meski karakter Anjani disini independent tp hatinya lembut banget. Semangat ya thorrr ...
2023-05-21 10:49:18
4
default avatar
Rubby
Sejauh ini ceritanya menarik. Karakternya juga berasa nyata. Suka banget sama ceritanya yg ngeflow. Semangat terus ya thor ...
2023-03-29 08:29:50
3
user avatar
ekaphrp
Ceritanya kekinian ttg pernikahan kontrak. Dikemasnya manis. Nyeseknya berasa. Happynya berasa. Keren. Recommended ...
2023-03-29 08:38:22
4
120 Bab

Prolog

“Bukankah ini akhir yang kau inginkan?”Gadis itu berdiri dihadapan seseorang yang sejak tadi diam membisu. Suasana yang tercipta saat itu terlihat sangat menegangkan. Bahkan ia tak mencoba menuntut jawaban dari pria tersebut. Ia tertunduk. Menyembunyikan air matanya yang mulai mengambang. Yups! Mereka berhadapan namun tidak saling memandang. Tepatnya, gadis itu tak berani memandang wajah pria dihadapannya. “Aku tidak sanggup terus bertahan,” ujarnya lirih. “Ini semua kesalahan yang seharusnya tidak pernah aku mulai sebelumnya,” lanjutnya dengan perasaan berkecamuk. Sebuah ruangan yang disebut kamar, kini menjadi saksi bisu ucapan itu. Hening. Tetap tak ada sahutan dari pria disana. Di detik berikutnya, sebuah cincin dikembalikan kepada sang pemilik. Anjani. Ukiran nama yang tertulis di dalam cincin tersebut. Ia meraih tangan pria itu, lalu meletakan cincin diatas telapak tangan yang terlihat lebih besar dari tangannya.Pria itu bergeming. Raut wajahnya samar-samar terlihat kecewa
Baca selengkapnya

Proposal Bisnis

6 Bulan yang lalu..Soekarno Hatta Airport, Terminal 3, Kedatangan Luar Negeri. Sosok gadis berwajah oriental dengan balutan asimetris dusty blue blouse dan rok midi plisket berwarna putih berjalan ke arah pintu keluar. Pandangannya mengelilingi sekitar mencari sosok yang bertanggung jawab atas kedatangannya saat itu.“Anjani ... ”Samar-samar ia mencari sumber suara. Arahnya berbalik 180 derajat. Namun belum menemukan si pemilik suara tersebut.“Hei! Anjani Samitha!”Ia kembali menoleh, kini berbalik searah jarum jam. Matanya memicing. Dilihatnya seorang gadis berambut pendek sebahu dengan setelan kemeja putih dan celana kerja krem. Gadis itu, melambaikan tangan dengan senyum bahagia.“Hei!” sahut Anjani lantas berhambur ke arahnya.“Kau terlihat semakin cantik, Anjani.”Anjani tersenyum. Ia mencolek sahabatnya sambil tersenyum malu. “Kau jelas lebih cantik, Naomi,” balasnya. Mereka tertawa disaat berikutnya.“Kau sendirian?” Tanya Naomi sambil mengelilingi pandangannya.“As alway
Baca selengkapnya

Inheritance?

“Hai, my sweetheart!” seru seorang pria sambil membuka pintu dengan tiba-tiba lalu membentangkan tangan seolah menyambut seseorang dari kejauhan. Namun, bukan salam hangat yang ia dapat, melainkan pukulan-pululan clutch bermerek coach. “Dasar anak nakal!”Wanita lansia tersebut terus memukul sambil menyeru gemas. Balutan tunik tosca berbahan sutra berpadu blazer putih, memberikan kesan elegan bagi wanita berusia 70 tahun tersebut. Awet muda? Tentu. Terlihat dari bagaimana ia masih bisa mengejar dan memukul pria disana. Disisi lain asistennya, Kris. Hanya bisa menahan tawa.“Kau sungguh tak membantu, Kris!” Pria itu berlari mengitari tubuh Kris yang lebih besar darinya. Tak mendapat pembelaan dari pria tersebut. Akhirnya Arjuna menyerah. Deru nafas mulai tak beraturan, sedangkan ia melihat sang Nenek masih tetap segar bugar mengejarnya. Apa dunia sudah terbalik?“Ok! Cukup, Nek!” Ia menyerah. “Sepertinya aku harus mulai workout!” Nafas Arjuna memburu, pertanda ia begitu kelelahan. Pri
Baca selengkapnya

Agreement..

Pagi itu matahari terasa terik, seorang gadis berjalan dari stasiun bawah tanah dengan tergesa. Sesekali ia melirik jam tangannya. Lalu lalang para pekerja memadati jalanan Ibu Kota Jakarta di hari itu. Tak sedikit orang yang berjalan menuju halte untuk sampai ke tujuannya. Seperti gadis berkulit putih dengan setelan kemeja putih dipadu rok midi plisket berwarna nude. Ia berjalan melewati beberapa pejalan kaki yang langkahnya lebih santai, tidak seperti dirinya yang seolah tengah diburu waktu. Datanglah jam 8 pagi. Temui beliau di ruang eksekutif. Pesan teks itu membekas di ingatannya. Dengan penuh harap, ia berjalan untuk sampai tujuan. Tok Tok Tok.Suara ketuk pintu terdengar tiga kali, seseorang yang telah menunggu di kursi tersebut menengok ke arah pintu. “Itu pasti dia, bukalah!” Seorang pria memerintahkan pria lain disana. Tak butuh waktu lama sampai akhirnya seseorang masuk ke ruangan itu. “Selamat pagi, Tuan,” sapa seorang gadis sambil melangkah mendekatinya.“Hai! Pagi!”
Baca selengkapnya

Pandangan Pertama

Derap langkah terdengar berdampingan menuju sebuah ruangan, tempat dimana terlihat begitu dijaga ketat oleh beberapa petugas keamanan. Mereka berdiri mengenakan jas hitam lalu berdiri tegak berbaris. Seorang lainnya menyusuri koridor sambil mengarahkan pandangan ke berbagai sudut. Ia tak mengira akan menginjakkan kaki di tempat seperti itu.“Kau sudah siap?” Seorang pria membuyarkan lamunannya. Ia menatap pada tangan yang menjulur dihadapannya seolah tawaran untuknya. Ia masih terdiam. Bingung. Sekali lagi, pria itu memberi isyarat agar ia menerima uluran tangan tersebut. “Eung—” Anjani gugup. Wajahnya jelas ingin menunjukan senyum, namun ia tak mampu. Ceklek!Suara pintu terbuka. Pria itu menggandeng gadisnya masuk. “Hai, Nek! Apa kabar?” Pria itu melepas genggaman tangannya lalu meraih tubuh sang nenek kedalam dekapannya. Kini pelukan hangat menyambutnya. Seketika ia tersenyum saat teringat terakhir kali disambut oleh pukulan clutch coach. Sedangkan gadis disana masih terdiam,
Baca selengkapnya

Sorry and Thank You!

3 Minggu Kemudian..Johor Bahru, Malaysia. HomeSweet Enterprise.“Baik, boleh kita mulai pertemuan ini?” Seseorang dengan setelan kemeja putih dan jas abu-abu memulai pertemuan disana. Terlihat beberapa rekan dan investor hadir menindaklanjuti kerjasama pendanaan proyek mereka. Disisi lain, seorang gadis tertunduk dengan perasaan yang tak bisa ditebak. Hatinya berkecamuk dan pikirannya tidak fokus. “Anjani, boleh kita mulai?”Tak ada sahutan dari si empunya nama, ia terus tertunduk dengan wajah penuh cemas. Sosok pria lain terus mengamatinya. Entah apa yang terjadi dengan gadis itu saat ini. “Anjani? Hello? Kau mendengarku?” Rekan disisi kanan pun menepuk pundaknya. Seketika Anjani terkejut. “Yes, sorry?”“Are you okay, right?” “Ah, yes, i’m okay.” Anjani berusaha terlihat baik-baik saja. “Thank you, Ammar,” timpalnya pelan. Sebuah nama terucap. Ammar. Pria itu merupakan CEO HomeSweet Enterprise, sebuah perusahaan startup yang selama ini menjadi tempat Anjani bernaung dan memb
Baca selengkapnya

The Beginning

Seminggu berlalu..Jakarta Selatan, Indonesia. Sore itu langit tak lagi bercahaya. Awan gelap—mulai menyelimuti seluruh penjuru kota. Sang gemuruh saling bersahutan hingga memberi sensasi menakutkan. Hujan memang belum turun, namun aroma tanah mulai menelisik ke rongga hidung seseorang. Anjani terus berdiri diatas tanah kosong. Memandang lurus papan nama yang berdiri diatas tiang, “Barathaland Group,” gumamnya. Sesaat matanya terpejam. Ia tak mampu mempercayai bahwa tanah itu milik keluarga Arjuna. Tanah yang dulunya pernah berdiri sebuah bangunan dengan segala kenangan indah di dalamnya. “Aku bahkan tidak punya tempat untuk mengingat kenangan bersama mereka,” gumamnya, lirih.Langit seolah tak mendukung, semilir angin kencang disertai rintik hujan membasahi. Anjani bergeming. Ia tak berniat melangkah pergi. Tubuhnya masih meminta untuk tetap tinggal dan mengenang masa-masa indah bersama kedua orang tuanya.“Kau—Anjani Samitha?” Tiba-tiba suara berat mengejutkannya. Seketika gadis
Baca selengkapnya

Rival

Diruang kerja, Arjuna memandang satu kartu nama bertuliskan “Krediby”, salah satu perusahaan pinjaman dengan suku bunga yang super tinggi. Ia kembali teringat ketika Anjani meringkuk sambil memohon pertolongannya. Kasihan, pikirnya. Gadis itu harus menanggung beban dari lintah darat seperti mereka. Tak lama, pria itu meremas kartu nama dengan geram.“Target pasar mereka memang kalangan menengah ke bawah. Mereka memberikan pinjaman tanpa syarat, akan tetapi mereka mengambil keuntungan dari peminjam yang sulit membayar karena bunga diatas rata-rata,” tutur seseorang dihadapan Arjuna. “Kurang ajar, ini namanya pemerasan!” Arjuna memandang tajam ke depan. “Sudah banyak korban yang terjerat. Mereka yang menjadi korban harus membayar jaminan entah itu dengan uang atau dengan tubuh mereka.”Prank! Suara gebrakan meja terdengar keras. Jadi itulah mengapa Anjani begitu ketakutan saat kali terakhir mereka bertemu. Apakah gadis itu mendapatkan ancaman yang sama? Arjuna menerka. “Bereskan me
Baca selengkapnya

The Married Life

Setelah memutuskan menikah dicatatan sipil, Arjuna dan Anjani hidup bersama dalam satu atap untuk mengenal satu sama lain. Tepatnya, di sebuah apartemen pemberiannya. Malam itu, Arjuna menghampiri Anjani yang tengah menonton tv di sofa ruang tamu. Ia menyodorkan secarik kertas berisi perjanjian lanjutan. “Hmmm—”Anjani menoleh. Ia menengadahkan wajah sambil memandang Arjuna yang masih berdiri. “Ini perjanjian lanjutan after we got married.” Dengan balutan piyama navy, Arjuna beranjak duduk disebelah gadis itu yang mana secara hukum sah sebagai istrinya. “Setidaknya ada lima pasal yang perlu kita bahas.” Anjani memandang serius. Ia meraih secarik kertas yang sedari tadi terabaikan olehnya.“Pertama, meski secara hukum pernikahan ini sah, kita akan tidur di kamar yang berbeda. Aku akan tidur di kamar utama dan kau di kamar tamu.” Arjuna mengambil jeda. “Kedua, dilarang mencampuri privasi masing-masing. Ketiga, setiap akhir pekan kita berusaha untuk makan malam bersama Nenek. Keempa
Baca selengkapnya

Hot Isu

Pagi itu Arjuna menemui Nyonya Nirwasita di kediamannya. Jam sibuk kerja kini sudah tak dihiraukan olehnya sejak terlibat dengan Anjani. Si pekerja keras yang ambisius itu kini menjadi si pria yang hanya memikirkan cara agar menguasai semua tahta kerajaan keluarganya, Barathaland Group. “Ada apa denganmu, Sayang? Kau terlihat tidak bersemangat?” Nyonya Nirwasita menghampiri cucunya yang tengah bersandar di sofa. Wajahnya terlihat kusut dan keningnya mengkerut. Sejak bertengkar dengan Anjani kemarin, ia memutuskan untuk pergi. “Nek, apa kau marah jika aku jujur padamu?”Alis Nyonya Nirwasita menyatu. Tatapan matanya, menghunus Arjuna dengan tajam. “Tentang apa?” Arjuna menoleh. Ia memandang neneknya dengan wajah ragu. Sejujurnya, tentang pernikahan sipil itu, ia mengambil langkah yang terlalu jauh. “Aku dan Anjani—” Arjuna menggantungkan ucapannya. Bingung harus memulai darimana, Arjuna tak mampu melanjutkan ucapannya.“Ada apa dengan kalian?” Wajah cemas tergambar dari raut sang ne
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status