Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa

Suamiku Bukan Tukang Parkir Biasa

last updateLast Updated : 2024-04-29
By:  KN_AuthorCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
9.9
44 ratings. 44 reviews
201Chapters
312.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Adik Dinar tiba-tiba mengaku hamil dengan calon suaminya tepat tiga hari sebelum pernikahan mereka di gelar. Atas persetujuan anggota keluarga, mereka memutuskan membatalkan pernikahan Dinar dan menggantinya menjadi pernikahan adiknya. Bahkan memaksa Dinar menikah dengan kakak dari calon suaminya. Seorang tukang parkir yang di pandang sebelah mata oleh anggota keluarga mereka. Tapi bagaimana kalau tukang parkir yang mereka sebut-sebut hina itu tiba-tiba menampakkan kekuasaan yang tidak pernah di bayangkan sebelumnya?

View More

Chapter 1

BAB 1

"Aku hamil anak Mas Danu!"

Seruan itu tiba-tiba menghentikan perbincangan anggota besar keluarga.

Keluarga yang terlibat dalam acara pernikahan Dinar dan Danu seketika terkejut dengan penuturan adik mempelai h apa-apa.

"Aku harus nikah sama mas Danu, Mbak," ujarnya berkata dalam linangan air mata.

Danu yang tiba-tiba datang membuat orang-orang makin memfokuskan tatapan pada mereka. Bak sudah tau apa permasalahan mereka, Danu mendekat dengan ekspresi marah.

"Sudah kubilang jangan bicara!" bentaknya pada Sania tak peduli keluarga besar di sana.

"Mas?" panggil Dinar menatap calon suaminya itu mencari kejujuran dari matanya.

"Mas Danu! Aku hamil," jerit Sania lagi pada lelaki yang kini terlihat pucat.

Danu memalingkan wajah acuh pada Sania. Ia menghadap Dinar dengan tatapan memohon.

"Ini semua gak sepenuhnya salahku, Dinar. Pernikahan kita akan tetap berlanjut," ucap Danu berusaha mempertahankan pernikahan mereka.

"Gak bisa! Aku hamil, Mas! Kamu yang hamilin aku!" jerit Sania lagi makin histeris.

Aktifitas yang tadinya hangat, kini berubah menjadi tegang. Keluarga besar yang hadir, nampak kebingungan sekaligus terkejut dengan pengakuan Sania.

"Mbak Dinar! Aku dihamili calon suami, Mbak!"

"Gak Dinar! Ini semua karena dia yang menyerahkan tubuhnya. Aku..., aku dijebak olehnya," bantah Danu berusaha berkilah kalau ini tak sepenuhnya salahnya.

Dua argumen yang mendesak Dinar untuk memilih satu kepercayaan. Namun secara sadar otaknya menganalisa.

"Jadi benar kamu meniduri Sania?" tanya Dinar dengan suara serak.

Tatapan Dinar yang selalu teduh pada Danu, kini menatapnya murka.

"Aku tidak sepenuhnya sadar saat itu, Sayang," ucap Danu sambil meraih tangan calon istrinya itu memohon.

"Bohong! Mas Danu bahkan melakukan itu berulang kali! Mas masih gak ngaku?!" teriak Sania tanpa rasa malu.

Dengan suara bergetar, Dinar menghadap Sania. "Jadi kamu benar-benar menggoda Danu, Sania?" tanya Dinar mencoba mencari kejelasan.

Walau hatinya sakit bahkan alam bawah sadarnya masih harus mencerna keadaan yang ia terima saat ini.

"Aku cinta sama mas Danu, Mbak! Kami melakukannya suka sama suka," ungkap Sania tanpa rasa bersalah.

"Teganya kamu sama Mbak, Sania!" desis Dinar

Tiba-tiba suara lantang terdengar. "Danu dan Sania akan menikah!"

"Mama?" Lirih Danu.

"Kami memutuskan Danu dan Sania akan menikah. Kamu harus mundur, Dinar."

"Maksud, Mama?" Dinar menatap tak percaya dengan ucapan calon mertuanya itu.

"Kalau Sania sudah hamil anak Danu, maka dia akan menikah dengan Danu. Itu jalan keluar terbaik," ujar Halimah, mama dari Danu.

Beliau berjalan mendekati Sania dan merangkulnya.

"Kamu yang akan menjadi menantu mama. Kamu tenang ya?" ucapnya dengan nada tenang.

Ia kemudian menatap Dinar yang masih syok dengan keputusan tiba-tiba ini.

"Ini Yuda. Dia putra sulung suami saya yang tinggal di Bali. Pekerjaannya tukang parkir. Ya terima ajalah ya, Dinar. Gimana juga ini demi menjaga nama baik keluarga."

****

Semua berjalan dengan sangat cepat. Bahkan Dinar tidak di berikan kesempatan untuk menolak ataupun membantah aturan keluarga. Walau ada beberapa dari keluarganya, terlihat masih keberatan dengan keputusan sepihak itu.

Pernikahan yang di susun untuk dirinya dan Danu, kini berubah menjadi pernikahan adiknya.

Gaun, pelaminan, dan semua perlengkapan yang dipilih dan dipersiapkan untuk dirinya, di gunakan oleh Sania.

Bahkan gaun impian Dinar, dikenakan oleh sang adik.

Tak ada kata yang bisa mengutarakan rasa yang saat ini menerkam hati Dinar selain sakit. Bahkan ia tak berdaya untuk hanya sekedar menentang atau bahkan memaki Sania yang merebut posisinya.

"Senangnya melihat kamu yang mendampingi Danu."

"Makasih ya, Mama. Udah kasih keadilan untuk Sania."

Obrolan dari luar terdengar jelas oleh Dinar. Bak sengaja di nyaringkan agar ia mendengar itu dengan jelas.

Dinar yang memilih mengurung diri di kamar tersenyum miris mendengar percakapan dari ruang tamu itu.

Keadilan untuk Sania?

Apa hanya tentang keadaan untuk Sania?

Apa hanya Sania yang di anggap terzolimi di sini?

"Sama-sama, Sayang. Memang yang paling tepat untuk Danu itu hanya kamu."

Lagi-lagi percakapan itu terdengar.

Dinar hanya mampu meringis mendengarnya.

Jadi selama ini Bu Halimah tak menginginkan ia menjadi menantunya? Melihat betapa bahagianya beliau dengan kenyataan bahwa Sania lah yang kini menjadi istri Danu.

Percakapan di luar sana terus berlanjut. Bahkan tak ada satupun orang yang mempedulikan dirinya. Seolah pernikahan ini di susun memang untuk Sania.

Bahkan tidak ada yang mengungkit kejadian ini. Di mana pernikahannya di rampas oleh Sania.

Semua orang menganggap seolah itu adalah hal yang benar dan adil untuk Sania.

Tak ada yang mempedulikan keadilan untuk dirinya.

Tiba-tiba pintu terbuka. "Dinar. Ada yang harus kami bicarakan dengan kamu." Ibu masuk dengan senyuman samar menatap Dinar yang duduk di pojok kamar.

"Ayo keluar, Nak," ajak beliau.

Dinar menatap ibunya beberapa saat. Tak adakah rasa ingin membela atau merengkuh dirinya? Ia sedang terluka setelah melambung tinggi dengan harapan akan menjadi pengantin. Namun di hempaskan dengan dzolimnya oleh keadaan.

Bukan!

Bukan dengan keadaan. Tapi dengan keputusan sepihak!

Namun rasanya tak kuat untuk membantah. Bahkan Dinar tidak bisa mengucapkan satu katapun. Ia hanya berdiri dan mengikuti langkah sang ibu ke ruang tamu.

"Nak. Kami ingin kamu tidak mempermasalahkan pernikahan ini ya?" kata mantan calon papa mertuanya yang kini duduk bersama keluarga besar.

Entah kemana Danu dan Sania yang tadi terdengar heboh bercerita.

"Benar, Dinar. Ini sudah takdir!" ketus Bu Halimah.

"Takdir?" Dinar mengulang kata yang di ucapkan Bu Halimah dengan mudahnya.

"Iyalah. Takdirnya bagus sih menurut saya. Danu harus nikah sama yang calon PNS kayak Sania itu loh."

"Ibu!" Pak Anwar menegur.

Beliau kembali menatap Dinar. "Maafkan kami, Dinar. Tapi kami harus menjaga kehormatan keluarga besar kedua belah pihak," tutur beliau lagi.

"Kami juga sudah mewanti-wanti keluarga yang mengetahui akan hal ini agar tidak menyebarkan beritanya."

"Kamu tidak akan bicara apapun di luar sanakan, Dinar? Itu bisa mengganggu karir Sania dan Danu untuk menjadi PNS nantinya," kata ibunya nampak cemas.

Hanya itu rupanya kecemasan yang melintas di benaknya. Tak ada rasa cemas tentang perasaan Dinar dan kemungkinan kejiwaannya terguncang.

Dinar menatap sang ibu yang telah berucap barusan. "Apa cuma itu yang ibu pikirkan?" tanya Dinar untuk kali ini tak mampu lagi diam.

Sedari tadi yang dibicarakan adalah kehormatan dan karir. Tak ada yang mengkhawatirkan tentang perasaannya.

"Itu yang paling penting! Orang yang gak berpendidikan kayak kamu mah gak ngerti!" hardik Bu Halimah.

Dinar mengepalkan kedua tangannya merasakan sakit yang tiba-tiba menjalari aliran darahnya.

"Dinar. Bapak tidak bisa mengatakan apa-apa selain mendukung hal ini. Bagaimanapun, ini menyangkut kehormatan dan masa depan Sania dan Danu."

Dinar menatap bapaknya yang juga tidak membela dirinya.

"Lagian sih ini kita punya rencana kalau ada yang nanya kenapa mempelai perempuannya ganti itu gara-gara kamu yang batalin." Bu Halimah mengendus.

"Bilang aja gitu kalau kamu gak mau nikah sama Danu dan udah kepincut sama Yuda nih. Anak sulung suami saya," jelasnya sambil menunjuk lelaki yang duduk di sampingnya.

Cukup! Ini sudah sangat keterlaluan.

Kenapa semua harus selalu di atur oleh Bu Halimah?

"Enggak!" teriak Dinar. "Tega anda! Setelah menghancurkan perasaan saya! Anda juga ingin mengkambing hitamkan saya!"

Dinar menatap Bu Halimah dengan mata menyala-nyala.

"Dinar. Ibu pikir juga gitu. Ini demi kebaikan karir Sania. Dia satu-satunya harapan ibu untuk masa tua nanti."

"Memangnya Dinar tidak bisa di harapkan? Dinar juga kerja sebelum ini!"

Benar-benar! Apa itu saja yang ada di kepala ibunya! Sejak dulu selalu mengatakan hanya Sania yang bisa menjamin masa tuanya. Hanya karena Sania bisa bekerja di instansi pemerintahan.

Betapa kejam mereka ingin memperlakukannya. Ia tidak akan pernah melakukan itu! Tidak akan pernah!

Setelah ia di sakiti, mereka ingin ia juga di lihat sebagai perempuan yang jahat! Bahkan mereka ingin melimpahkan kesalahan pada dirinya!

"Pokoknya ibu mau kamu nurut! Kalau nggak, kamu bisa cari tempat tinggal lain!" ancam Bu Tiara.

"Ibu kelewatan! Setelah kalian merenggut hari bahagia Dinar, kalian mau mengkambing hitamkan Dinar. Lalu mau mengusir juga?!"

Dinar terbakar amarah.

"Dinar. Tenang dulu. Toh kamu tidak akan tinggal di sini. Kamu akan ikut dengan Yuda ke Bali. Jadi tidak akan dengar apa yang orang-orang bicarakan," bujuk Bapak dengan tenang.

Dinar terperangah dengan ucapan bapaknya barusan. "Kalian semua lebih hina daripada binatang!"

Bersambung....

follow i* @kn_author19

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
95%(42)
9
0%(0)
8
5%(2)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
44 ratings · 44 reviews
Write a review
user avatar
Luluk Latem
upp donkkk
2024-03-18 16:55:59
0
user avatar
Erlita Ayu
makasih author udah up kelanjutannya,sehat² ya biar bisa selalu update...
2024-03-10 11:17:04
0
user avatar
Isabella
seruh ceritanya yg vote banyak kenapa gak di lanjutin dih
2024-03-07 21:17:38
0
default avatar
Rosalia
ayo dong min lanjut, seru bangett ceritanya. bikin baper sendiri
2024-02-18 13:39:20
0
user avatar
amel
memang ongoing sj ka ini...??
2024-02-18 10:05:29
0
user avatar
Theresia Sekar
Kapan ada lanjutannya. mengharap segera ada
2024-02-08 23:51:10
0
user avatar
Maya Irwan
udah baca di kbm, bela2in top up koin demi baca ni cerita. seru ceritanya, saampe tidur jaam 1 malem buat baca ni cerita sampe nangis2 loh. mksh author udh buat cerita sebagus ini.
2023-12-20 11:40:08
0
default avatar
setiawan andri
good novel🫡
2023-11-27 09:34:52
0
user avatar
Meilinda
apa mungkin dah gak ada sambungan nya lagi y?
2023-10-22 22:36:39
0
user avatar
Aulia Mdn
thoorr kenapa belum update, lagi seru2 nya iniii......
2023-10-14 22:45:12
1
user avatar
Aulia Mdn
kapan update lagi.........
2023-07-31 19:21:03
0
user avatar
Ifellyullie Euy
bagus cerita nya..
2023-07-28 14:21:53
1
user avatar
Evi Indriaty
kelamaan up dated nya ...‍♀️...‍♀️...‍♀️
2023-07-01 13:40:39
0
default avatar
Ayu Pradana
Bagus ceritanya
2023-06-21 20:28:39
0
user avatar
Nuria
Update lagi dong thor
2023-06-01 18:42:31
0
  • 1
  • 2
  • 3
201 Chapters
BAB 1
"Aku hamil anak Mas Danu!"Seruan itu tiba-tiba menghentikan perbincangan anggota besar keluarga.Keluarga yang terlibat dalam acara pernikahan Dinar dan Danu seketika terkejut dengan penuturan adik mempelai h apa-apa."Aku harus nikah sama mas Danu, Mbak," ujarnya berkata dalam linangan air mata. Danu yang tiba-tiba datang membuat orang-orang makin memfokuskan tatapan pada mereka. Bak sudah tau apa permasalahan mereka, Danu mendekat dengan ekspresi marah."Sudah kubilang jangan bicara!" bentaknya pada Sania tak peduli keluarga besar di sana."Mas?" panggil Dinar menatap calon suaminya itu mencari kejujuran dari matanya."Mas Danu! Aku hamil," jerit Sania lagi pada lelaki yang kini terlihat pucat.Danu memalingkan wajah acuh pada Sania. Ia menghadap Dinar dengan tatapan memohon."Ini semua gak sepenuhnya salahku, Dinar. Pernikahan kita akan tetap berlanjut," ucap Danu berusaha mempertahankan pernikahan mereka."Gak bisa! Aku hamil, Mas! Kamu yang hamilin aku!" jerit Sania lagi makin h
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more
BAB 2
"Iya gitu, Bu. Kami sih dari pihak keluarga bisa apa? Untung saja Sania mau membantu kami untuk mempertahankan nama baik keluarga."Bu Halimah yang pagi itu masih berada di rumah keluarga Dinar, tiba-tiba membeberkan alasan kenapa mempelai wanita di ganti di hari resepsi dan akad."Wah. Gak bersyukur banget sih itu si Dinar. Udah dapet laki-laki yang bermasa depan bagus kayak Danu, eh malah selingkuh."Satu persatu ibu-ibu yang tengah menunggu tukang sayur termakan cerita itu."Iya. Untung ada Sania."Skenario yang di bangun Bu Halimah berjalan mulus. Tak ada warga yang tidak percaya dengan congornya."Emang cocok Sania sama Danu. Sama-sama kerja di pemerintahan terus sama-sama kuliah juga. Cocok deh pokoknya.""Jadi itu si Dinar kepincut sama kakaknya Danu yang kerja jadi tukang parkir?""Bodoh banget ya jadi perempuan."Dinar menatap orang-orang yang membicarakan dirinya dari celah kaca dalam rumah. Dengan cukup jelas ucapan mereka terdengar di telinganya.Ia sudah tidak sanggup lag
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more
BAB 3
cuplikan:Dinar berbaring di atas tempat tidur. Hatinya masih sakit dan kini hadir pula perasaan risau setelah mengambil keputusan menikah dengan Yuda. Lelaki yang tidak ia kenal.Betapa bodoh ia. Kenapa kemarin menerima begitu saja tawaran Yuda tanpa berfikir ulang lagi.Dinar baru menyadari kegilaannya ini setelah semua sudah terjadi.Mungkinkah rasa sakit yang ia terima membuat otaknya jadi berfikiran pendek?Tapi kalau tidak menikah dengan Yuda, mungkin ia sudah di usir dari rumah ini sekarang."Belum tidur?"Yuda muncul di balik pintu kamar. Ia sudah bertukar pakaian dengan kaos lusuh dan celana pendek. "Belum," balas Dinar pendek.Lelaki itu kemudian mengambil tempat di lantai samping ranjang lalu menggelar sarung yang ia gunakan untuk sholat tadi.Tanpa banyak bicara ia berbaring menghadap ke atas."Kok gak pakai bantal?" tanya Dinar yang tadi sudah menyiapkan tikar dan bantal untuk Yuda."Gak apa. Saya biasa kayak gini," balas Yuda.Dinar menggeleng. Ia mengambil bantal dan s
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more
BAB 4
Apa Yuda memang sengaja?Mungkin itu suruhan dari Bu Halimah. Dan Yuda menikahinya lagi-lagi karena untuk membuat orang-orang percaya kalau Dinar telah berselingkuh. Jadi orang-orang akan percaya kalau Danu dan Sania tidak salah menikah. Pikiran buruk demi pikiran buruk melintas di kepala Dinar. Rasa sakit kian menumpuk di hatinya.Pintu kamar terbuka setelah lebih dari dua jam ia terdiam setelah puas menangis."Kenapa kamu nangis, Nak?" tanya Bu Tiara."Gak apa-apa, Bu," balas Dinar lemah Tanpa banyak bertanya lagi, sang ibu memperlihatkan sesuatu padanya."Ini daftar belanjaan yang habis di dapur. Kasih tahu suami kamu ya? Usahakan biar bisa di beli."Dinar melihat list bahan dapur itu."Banyak sekali, Bu? Ini mas Yuda semua yang harus beli?" Gila sih ini. Mana mungkin Yuda punya uang sebanyak ini, pikir Dinar."Iya. Usahakan ya."Sang ibu beranjak pergi tanpa perduli perasaan putrinya itu.Kekalutan makin kental ia rasakan. Dinar rasanya mau pingsan saja.****"Assalamualaikum"
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more
BAB 5
"Wih, belanjaan banyak nih," komentar Dinar saat melihat sang ibu masuk membawa begitu banyak belanjaan untuk dapur. Pertama kalinya sang ibu terlihat sangat senang karena kebutuhan dapur lebih melimpah sekarang."Iya. Makasih ya sama Yuda udah kasih uang buat belanja bulanan. Uang dari bapak bisa ibu tabung jadinya," balas Bu Tiara dengan wajah sumberingah.Jujur sebenarnya Dinar tidak suka dengan sikap keduanya orang tuanya. Apa ia dan Yuda hanya di jadikan alat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga? Tapi, memang pada awalnya ia dan Yuda juga yang ingin tinggal di rumah ini."Bu. Minta uang dong. Sania ngidam pengen makan pizza nih." Tiba-tiba Sania pulang. Tampak pakaian dinas yang sangat di agung-agungkannya itu masih melekat."Kamu ngidam ya?" tanya Bu Tiara."Iya nih, Bu. Kepengen makan pizza."Sok banget ngidamnya. Dinar mencelos dalam hati mendengar pengutaraan sang adik. Masih terasa di hatinya sakit akibat tikaman tak kasat mata dari Sania.Apalagi masih banyak suara sumb
last updateLast Updated : 2023-02-03
Read more
BAB 6
Dinar menatap uang yang kemarin di berikan Yuda padanya. Cukup lama ia terdiam dengan pikiran berkecamuk."Orang sekarang tidak melihat benar atau tidak perbuatan seseorang. Kebanyakan orang melihat kekayaan yang dimiliki orang tersebut, melalui apa yang ia punya saat ini." Begitulah kata Yuda kemarin. Dinar dalam keadaan bimbang. Apa ia pakai saja uang ini untuk membeli pakaian baru?Tapi, apa halal uang yang Yuda berikan padanya? Pria itu bahkan enggan mengakui dari mana ia dapat uang sebanyak itu. Ia terus bilang kalau itu hasil ia markir. Orang bodoh mana yang mau percaya?Dinar memasukkan uang itu ke dalam dompet lagi. Sepertinya ia perlu berfikir panjang sebelum menggunakan uang itu.Setelahnya ia pergi ke dapur saja untuk memasak."Kalian serasi banget.""Iya. Semoga masa depan kalian cerah."Netra Dinar menangkap kedatangan orang tua Danu. Mereka sedang memuji pasangan yang dianggap serasi itu.Keduanya sama-sama menggunakan baju dinas, sepertinya baru pulang kerja. Bu Halim
last updateLast Updated : 2023-02-21
Read more
BAB 7
"Wah cantik bener, Dinar. Tampilannya modis," puji Bu-ibu di tukang sayur."Bisa aja ibu," balas Dinar sambil memilih sayur. Hari ini ia sengaja ingin beli sayur demi memperlihatkan kalau ia bahagia. Sekarang dirinya jadi lebih setuju untuk tidak menepis, tapi membuktikan."Jangan terlalu maksa, Dinar. Kasian suami kamu yang tukang parkir itu. Dia pasti ngutang tuh buat bikin kamu tampil secantik ini," nyinyir salah atau ibu."Jangan souzon, Bu. Siapa tau memang suami Dinar mampu," bela salah satunya"Kalau mampu di mampu-mampuin sih ya namanya maksa. Nanti juga di tagih hutang sama koperasi."Tak mau ambil pusing, Dinar langsung membayar belanjaannya. Ia harus sabar. Semua butuh proses. Buktinya sekarang ada beberapa orang yang tidak merendahkan dirinya lagi berkat tampil lebih cantik."Berapa, Mang?""30 ribu, Neng."Uang merah melayang ke depan tukang sayur."Wah, kembaliannya belum ada ini
last updateLast Updated : 2023-02-22
Read more
BAB 8
Tatapan sinis tak luput Dinar dapatkan saat keluar dari kamar ke esokan paginya."Makanya jangan sok! Udah ketahuankan belangnya?" sindir Sania.Dinar memilih mengindahkan. Nakun matanya justru menangkap sosok manusia menyebalkan. Nasib buruk sekali rasanya melihat Bu Halimah sudah ada di rumahnya sepagi ini. "Kamu bikin ibu malu lagi Dinar. Untung ada Bu Halimah yang menolong," ujar ibunya.Tatapan tajam yang jauh berbeda dari beberapa hari ini. Padahal baru kemarin sang ibu memuji-muji Yuda karena membantu memenuhi kebutuhan dapur."Bilang terima kasih kamu sama keluarga Danu!" perintah bapaknya.Suami Bu Halimah yang tidak lain adalah ayah mertuanya itu berucap, "Dinar. Saya rasa kamu tidak perlu melakukan apapun. Biarkan saja agar tidak memberatkan Yuda." Dahi Dinar mengerut dengan penuturan mertuanya. Aneh. Kenapa jangan melakukan apapun? "Bapak sudah memberikan uang 10 juta yang Bu Asih tuntut. Tapi pih
last updateLast Updated : 2023-02-23
Read more
BAB 9
"Ini, bukti mutasi rekening bank, dan struk pengambilan uang atas nama Yuda Saputra di ATM beberapa hari lalu. Tepat di saat Bu Asih kehilangan uang!"Bulan melampirkan semua bukti yang mematahkan tuduhan."Hanya karena Yuda menyapa Bu asih saat Bu Asih memegang uang 10 juta, bukan berarti Yuda yang mengambil uang itu saat hilang!" tegas Bulan.Ia menatap petinggi polisi yang duduk di hadapannya. "Kepercayaan masyarakat pada kepolisian sedang di uji. Tolong jangan buat kepercayaan masyarakat semakin berkurang, Bapak polisi! Anda menangkap orang yang salah!"Bulan menatap Bu Asih dengan tatapan tajam khas dirinya saat menjadi pengacara."Bu Asih! Ibu telah merusak reputasi Yuda Saputra! Klien saya tidak terima, dan kami akan memberikan tuntutan!" Wajah Bu Asih memucat."Kalau bermain koneksi, saya punya koneksi yang jauh lebih kuat dari pada kamu!" sengit Bulan pada keponakan ibu Asih yang mengenakan pakaian polisi.Berdasarkan analisa Bulan, laporan polisi ini lolos bahkan tanpa bukti
last updateLast Updated : 2023-02-24
Read more
BAB 10
"Habiskan ayamnya," suruh Yuda dengan senyum simpul.Malu-malu Dinar menyambar paket besar ayam krispi yang dipesan Yuda.Lelaki itu paham dirinya sejak tadi melirik potongan ayam yang masih utuh dalam kotak kertas. "Toko emas depan hotel masih buka tuh. Habis makan ke sana ya?" ajak Yuda.Posisi duduk mereka di resto hotel berhadapan dengan sebuah toko emas.Ayam yang baru ia gigit, terdiam beberapa saat di bibir gadis itu. Dinar mengunyah pelan lalu menelan dengan susah payah "Beli emas?" tanya Dinar memastikan "Iyalah."Dinar tercenung beberapa saat. Mungkin kalau Yuda menjelaskan dari mana uang yang ia miliki dengan penjelasan logis, ia akan senang.Ya kali. Perempuan mana yang akan menolak kalau di tawari membeli emas oleh suami sendiri.Hanya saja, situasinya kini berbeda. Semenjak kasus di penjaranya Yuda, walau ini cuma salah tangkap, masih menyisakan kekhawatiran di lubuk hati Dinar
last updateLast Updated : 2023-02-25
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status