Sebatas Kontrak

Sebatas Kontrak

last updateLast Updated : 2021-11-05
By:  Sy Mcr22  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8.5
6 ratings. 6 reviews
28Chapters
6.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aruna Brawista harus rela mengorbankan masa dewasa awalnya untuk menikahi pria bernama Jose Tanuwirang yang lima tahun lebih tua darinya. Pernikahan yang berlangsung demi melunasi hutang membuat Aruna menjadi babu dan diperlakukan tidak selayaknya seorang istri. Rintangan demi rintangan datang membuat Aruna harus memilih antara tetap mempertahankan atau memilih jalan lain, yaitu pergi setelah kontrak selesai. Lalu, bagaimana jika cinta yang mustahil hadir terjadi dengan sebaliknya? Apakah ini akan berakhir bahagia, atau justru sebaliknya?

View More

Latest chapter

Free Preview

Awal Kisah

Gadis yang baru saja menamatkan masa Sarjana Bisnisnya satu bulan yang lalu menatap kedua wanita di depannya. Mereka asik dengan isi dari sekian banyak paper bag yang mereka bawa dari pusat pembelanjaan hits di Kota Jakarta. Hal seperti ini sudah biasa atau bahkan menjadi rutinitas mereka. Aruna hanya menatap jengah Kakak dan Ibu sambungnya.Aruna Brawista, biasa dipanggil Ana. Usianya 21 tahun dengan rambut pendek berwarna coklat dan sedikit cat blonde. Tinggi badan yang terbilang tinggi di Indonesia, yaitu 170 cm.Postur tubuh yang ideal, tak ayal ia menjadi gandrungan bagi lelaki. Wajah cantik sudah menjadi anugerah dari Tuhan, sekalipun tanpa polesan make up. Ya namanya juga cantik dari lahir, diapain aja tetep cantik.Satu lagi anugerah yang menjadi nilai plus untuknya, bahkan ini menjadi anugerah yang banyak sekali gadis di luar sana inginkan. Selain lahir cantik, ia juga lahir dari kalangan keluarga berada. Brawista Company, perusahaan ternama di Indon

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Muchlishotul Irsyadah
blm ada klnjutan.nya lagi kah
2021-12-18 18:37:28
1
user avatar
LionesSy
Ayoo bisa yok, tamatin dengan baik. 💜
2021-07-23 21:05:26
3
user avatar
LionesSy
Hayoo beri kejutan alur!
2021-07-11 10:07:58
1
user avatar
Kyna
Ayo semangat kakak! ceritanya bagus, ide ceritanya juga unik. cocok banget buat temen gabut:*
2021-07-09 21:10:04
1
user avatar
LionesSy
Perlu pematangan naskah kembali, tetap semangat.
2021-07-09 17:12:50
1
default avatar
Eno
nyesel bacanya karena ga update sdh lama ternyata. jdi buang waktu bacanya kl mmg ga terupdate
2023-02-05 14:00:54
0
28 Chapters

Awal Kisah

Gadis yang baru saja menamatkan masa Sarjana Bisnisnya satu bulan yang lalu menatap kedua wanita di depannya. Mereka asik dengan isi dari sekian banyak paper bag yang mereka bawa dari pusat pembelanjaan hits di Kota Jakarta. Hal seperti ini sudah biasa atau bahkan menjadi rutinitas mereka. Aruna hanya menatap jengah Kakak dan Ibu sambungnya.Aruna Brawista, biasa dipanggil Ana. Usianya 21 tahun dengan rambut pendek berwarna coklat dan sedikit cat blonde. Tinggi badan yang terbilang tinggi di Indonesia, yaitu 170 cm. Postur tubuh yang ideal, tak ayal ia menjadi gandrungan bagi lelaki. Wajah cantik sudah menjadi anugerah dari Tuhan, sekalipun tanpa polesan make up. Ya namanya juga cantik dari lahir, diapain aja tetep cantik.Satu lagi anugerah yang menjadi nilai plus untuknya, bahkan ini menjadi anugerah yang banyak sekali gadis di luar sana inginkan. Selain lahir cantik, ia juga lahir dari kalangan keluarga berada. Brawista Company, perusahaan ternama di Indon
Read more

Pernikahan

Aruna menatap makanannya malas. Berapa jam lagi ia harus menunggu lelaki itu? Ini sudah larut, bahkan sebentar lagi jam 12 malam. Jika bukan karena Om Woni yang meminta, ia malas sekali.  Jika mau sudah sedari tadi ia pulang. Tak lama seseorang datang dengan santainya duduk di samping Aruna setelah memindahkan kursi dari depan. Ia mengepulkan asap rokok dari mulutnya dan membuang puntung itu di piring Aruna. Aruna melotot sempurna. Kurang ajar, siapa dia dengan selancang itu berbuat tidak sopan. Baru saja Aruna hendak bicara, lelaki itu sudah memotong duluan. "Lo Aruna? Cewek yang dijodohin sama gue?" tanyanya sembari memakan daging steak yang tadi di potong Aruna. "Kamu siapa?" tanya Aruna sopan dan bersabar. "Jose," singkatnya. Ternyata lelaki ini yang akan dijodohkan denganku. Apanya yang disebut lelaki berparas good boy, bad boy iya. Aku melongo sempurna saat setengah makanan di meja ludes ia makan. Ini ngga makan seminggu apa
Read more

Gara-Gara Rapat

Jose langsung menyambar leher jenjang putih mulus milik Aruna. Aruna membola dan mencoba mendorong Jose menjauh, tapi sayang semakin kuat ia mencoba semakin erat juga Jose menariknya kedalam pelukannya. Jose meraba punggung Aruna dan mendorong perlahan Aruna ke dinding. Kini Aruna benar-benar terkurung oleh Jose. Jose mengecup sensual leher Aruna. Semakin naik semakin membuat Aruna geli. Ini buat geli biasa karena digelitiki, ini seperti sensasi berbeda. Aruna memegang lengan atas Jose dan mencengkeramnya saat Jose menyesap kuat kulitnya. Membuat tanda kemerahan di sana. Aruna mendesah. "Joss-ahh. S-sstopp," ucap Aruna. Bukannya berhenti, Jose semakin liar. Ia meremas bokong Aruna yang cukup sintal. Aruna semakin kelabakan. Setelah menyesap cuping Aruna yang membuat si empu menutup mata setelah mendesah. Jose menatap wajah Aruna, tangannya tergerak meraba buah dada Aruna dengan tatapan masih di kedua manik Aruna yang tertutup. "Jossh,"
Read more

Aruna yang Dingin

Sedari kemarin Aruna tidak banyak bicara. Ia hanya menjawab singkat jika ditanya dan cenderung sangat menghindari perdebatan dengan Jose, sekalipun Jose selalu memancingnya. Jujur Jose tidak pernah peduli dengan hal-hal seperti ini, toh biasanya cewek-cewek yang akan berbicara sendiri padanya. Akan tetapi, entah kenapa Jose terusik untuk saat ini. Jose yang tengah menatap iPad-nya sesekali mencuri pandang Aruna yang tengah menata baju untuk ke Jerman besok pagi. Wajahnya masih datar dan mulutnya tetap tidak mau membuka dengan tangan yang sibuk melipat baju, lalu memasukkannya ke koper. "Besok jangan telat bangun, jam 6 pagi harus udah ada di bandara," ucap Jose tanpa menatap Aruna. Aruna tak bergeming dan memilih tak menyahut. Jose menghembuskan napasnya jengah."Gue ngomong sama manusia apa patung sih!" kesal Jose.Aruna masih diam dan kini berdiri. Mendorong kopernya ke dekat pintu agar mudah untuk membawanya besok. Setelah itu ia ma
Read more

Jerman

Aruna menarik selimut sampai ke dada Jeso yang tertidur menghadapnya. Lelaki itu sedari tadi masih memeluk pinggangnya, bahkan matanya telah tertutup dan mendengkur halus. Jika dilihat-lihat wajah Jeso saat tidur sangat tampan, ah Aruna terpaku. Aruna tergerak mengelus tulang hidung Jeso dengan jari telunjuknya.Bukannya terusik, Jeso semakin merapatkan dirinya ke Aruna. Aruna tersenyum tipis dan mengelus lembut rahang tegas Jeso. Tunggu, lelaki ini sudah berapa lama tidak mencukur bulu halusnya. Tiba-tiba tangan Aruna diarahkan Jeso ke puncak kepalanya.Aruna cukup peka maksudnya dan pada akhirnya ia mengelus rambut Jeso. Ah, besok berangkat ke Jerman pagi-pagi dan ini sudah jam 1 dini hari. Tanpa Aruna sadari ia terlelap dengan sendirinya. Merasa ada sesuatu yang berada di atas kepalanya, Jeso membuka matanya. Listrik sudah menyala beberapa menit sebelum Jeso bangun. Jeso mendongak ke atas, Aruna tertidur di atas kepalanya. Akhirnya Jeso memindahkan dan mem
Read more

TW Company

Aruna menatap takjub tembok-tembok yang berjejer dengan berbagai coretan indah di sana. East Side Gallery menjadi destinasi pertama Aruna. Jujur ia tidak tahu mau kemana, tapi tak butuh perjalanan jauh ia tiba di sini. Aruna menyandarkan sepedanya di pos dan berkeliling. "Kamu tidak perlu terlalu banyak tujuan, karena kamu akan melewatkan ada spot bagus jika kamu terlalu fokus dengan tujuanmu."Aruna mengembangkan senyum manisnya. Entah kenapa setiap coretan yang tercipta di sana ada penumpahan rasa. Ini membuat Aruna merasa bisa menjelajah dunia fantasi. Sudah lama ia tidak berkeliling, menikmati kehidupan sederhana. Selama ini ia sibuk dengan lembaran-lembaran kertas dan dunia bisnis yang ia pelajari. Ia tak punya waktu bermain, atau me time. Rencana mendirikan perusahaan sendiri pun tidak tercapai, ya kalian tahu lah apa sebabnya. Namun, Aruna tidak terlalu memusingkan itu. Ia percaya Tuhan punya sesuatu indah suatu saat nanti, tugas kita hanya menik
Read more

Club Jerman

Aruna merebahkan tubuhnya dan menatap langit-langit kamar hotel. Ting...Aruna meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya. Ada pesan dari Ibu Sambungnya."Aruna bisakah kamu memberikan Mama uang? Kebutuhan dapur habis dan scincare Mama." Aruna menghela napas. Sampai kapan Ibunya itu selalu mementingkan fashion dan fashion. Akan tetapi, bagaimanapun juga Ibu sambungnya telah merawatnya selama ini. Walaupun, kasih sayangnya ke Liza lebih besar daripada kepada dirinya. Aruna mengirimkan sisa tabungannya, sebesar Rp 2.000.000. Ia harus berhemat, kalaupun Jeso memberikan uang untuk bulanan. Namun, itu bukan haknya sepenuhnya. Uang yang Jeso berikan kepada Aruna ia gunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari dan menabungnya, itupun Aruna membuka rekening baru untuk menyimpan uangnya. Mana mungkin ia lupa jika ia hanya istri sementara. Merasa badannya perlu diguyur air, Aruna memutuskan mandi. Selesai membersihkan diri dan men
Read more

Aruna Pingsan

Aruna membuka matanya perlahan dan meraih ponselnya di meja. Pukul 06.30, lagi-lagi ia telat bangun. Aruna berjalan lunglai sembari membuka tirai. Terpampang indah suasana pagi hari di Jerman. Aruna menggeser pintu kaca dan mendekati pembatas balkon. Aruna menghirup napas serakah. Udara pagi hari adalah hal langka bagi orang sibuk dan Aruna salah satunya. Bola mata Aruna berkeliling menikmati indahnya panorama pagi di Jerman. Saking fokusnya dengan apa yang ia lihat, tanpa ia sadari seseorang berdiri di sampingnya dan juga menatap lurus ke depan. Aruna menoleh dan berjingkat kaget. Jeso menaikkan alisnya kala Aruna memegang dadanya menetralkan degup jantungnya. Aruna memilih pergi untuk mandi, tapi cekalan tangan Jeso membuatnya menoleh. "Gue laper," cengir Jeso. Aruna mengangguk paham dan melepas cekalan Jeso. Ia mengambil ponselnya dan menghubungi Frakus untuk membawakan sarapan ke hotel. Selesai mengirimkan pesan, Aruna merapikan is
Read more

First Kiss Aruna

Jose mengusap kening Aruna dengan tisu. Wajah pucat itu berangsur membaik. "Pak Pram bisa nyalakan AC-nya," ucap Jeso. Supir yang bernama Pramana itu menyalakan AC mobil. Namanya Indonesia ya? Memang, sebab Pram adalah supir terpercaya Jose dari Indonesia. Jose sering mengikutsertakan Pram dalam perjalanan bisnisnya, sebab Jose tidak mudah percaya dengan orang baru. Pramana juga terbilang handal dalam menguasai rute, walaupun itu di luar negeri. Aruna membuka matanya perlahan dan memegang kepalanya yang masih sedikit pening. Jose merapikan rambut Aruna ke belakang. Pram menyodorkan air mineral ke Aruna dan diterima Jose. "Minum," titah Jose setelah membuka tutup botolnya. Aruna meraih botol itu dengan kondisi lemas. Ditenggaknya minuman itu dengan bantuan Jose tentunya. Merasa masih belum bisa bergerak banyak, Aruna kembali menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. "Pak kita balik ke hotel," ucap Jose. Aruna m
Read more

Pesta Mr. Cloe

Jeso menatap Aruna dan mengelus pipi gadis itu. Aruna hanya menatap lurus dan kedua lengannya masih bergelantung di leher Jeso. Jujur Aruna masih belum tersadar, entah kenapa bibir Jeso membiusnya seperti ini. Lihatlah ia membiarkan Jeso mengambil first kissnya, bahkan ia meladeninya."Masih mau di sini?" tanya Jeso. Aruna tersadar dan menggeleng polos. Jeso tersenyum dan naik ke atas, diikuti Aruna yang juga naik ke atas. ***Sesuai dengan rencana malam ini, selesai mandi dan makan malam Aruna bersiap-siap. Namun, baru saja hendak masuk ke kamar mandi. Suara Jeso menginterupsinya dari ambang pintu, Jeso berjalan mendekat ke arah Aruna. "Pakai ini," ucap Jeso. "Apa ini?" tanya Aruna sembari mengambil paper bag tersebut. Aruna membuka kotak hadiah berwarna hitam dari dalam paper bag. Aruna membulatkan matanya sempurna. "Gaun?" tanya Aruna. Jeso mengangguk. Aruna mengambil gaun tersebut dan mengamatiny
Read more
DMCA.com Protection Status