Pesona Istri Yang Terabaikan

Pesona Istri Yang Terabaikan

last updateLast Updated : 2024-12-18
By:   Abigail Kusuma  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
9Chapters
665views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Tak pernah dianggap oleh keluarga suami, adalah hal biasa untuk Lily. Wanita cantik itu tetap bersikap baik, sekalipun keluarga sang suami selalu merendahkannya. Puncaknya, dua tahun menikah tapi Lily tak kunjung mengandung, segala hinaan keluar dari mulut ibu mertua, dan lagi wanita itu hanya diam di kala mendapatkan hinaan. Lily terkenal sabar, meski sebenarnya hatinya terluka. Pun sayangnya Lionel tak pernah peka dengan kondisi hati Lily. Sampai suatu saat ada sosok wanita yang masuk dalam kehidupan Lily dan Lionel. Semua menjadi sangat kacau dan berantakan. Lily selalu dibandingkan dan dianggap sebagai istri bodoh. Lantas, bagaimana kelanjutan rumah tangga Lily dan Lionel? Sosok baru di tengah-tengah rumah tangga mereka, nyatanya telah berhasil membuat genggaman suami istri nyaris terlepas. *** Follow me on IG: abigail_kusuma95

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1. Takdir Belum Merestui

“Negative, hasilnya masih negative.” Suara lembut terdengar putus asa dari seorang wanita cantik berambut cokelat tebal bernama Lily. Wanita itu tampak muram di kala hasil testpack-nya menunjukkan garis satu—yang menandakan hasilnya negative. Tidak ada harapan ada benih di dalam rahimnya. Lionel mengembuskan napas kasar. “Sudahku katakan, jangan selalu melakukan test kehamilan. Itu hanya membuatmu menjadi stress. Kenapa kau keras kepala sekali?!” serunya memberikan teguran pada sang istri. Lily semakin muram di kala dimarahi oleh sang suami. “A-aku hanya ingin segera memberikanmu keturunan, Sayang. Tahun ini sudah tahun kedua kita menikah, tapi aku belum bisa memberikanmu keturunan. Aku merasa gagal menjadi seorang wanita.” Mata Lily berkaca-kaca kala mengatakan hal itu. Wanita cantik berusia 24 tahun itu sudah menikah dengan Lionel De Vitto—pria yang sangat dia cintai selama dua tahun lamanya. Namun, sampai detik ini belum ada tanda-tanda kehamilan padanya. Setiap hari, Lily ...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
puji amriani
lama gak up............
2025-01-05 20:49:15
0
user avatar
Puji Chelsky
semoga updatenya rajin gak setengah"
2024-12-31 09:58:09
0
user avatar
puji lestari
semoga bisa update kembali ya Ka Abi
2024-12-30 10:03:13
0
user avatar
Abigail Kusuma
Holla guys, ini novel baru abi ya. Maaf nih sebelumnya 5 bab awal lagi abi revisi dl soalnya ada typo🥲 maafkan yaaaa🫶🏻🫶🏻🫶🏻
2024-12-13 18:38:23
3
9 Chapters
Bab 1. Takdir Belum Merestui
“Negative, hasilnya masih negative.” Suara lembut terdengar putus asa dari seorang wanita cantik berambut cokelat tebal bernama Lily. Wanita itu tampak muram di kala hasil testpack-nya menunjukkan garis satu—yang menandakan hasilnya negative. Tidak ada harapan ada benih di dalam rahimnya. Lionel mengembuskan napas kasar. “Sudahku katakan, jangan selalu melakukan test kehamilan. Itu hanya membuatmu menjadi stress. Kenapa kau keras kepala sekali?!” serunya memberikan teguran pada sang istri. Lily semakin muram di kala dimarahi oleh sang suami. “A-aku hanya ingin segera memberikanmu keturunan, Sayang. Tahun ini sudah tahun kedua kita menikah, tapi aku belum bisa memberikanmu keturunan. Aku merasa gagal menjadi seorang wanita.” Mata Lily berkaca-kaca kala mengatakan hal itu. Wanita cantik berusia 24 tahun itu sudah menikah dengan Lionel De Vitto—pria yang sangat dia cintai selama dua tahun lamanya. Namun, sampai detik ini belum ada tanda-tanda kehamilan padanya. Setiap hari, Lily
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more
Bab 2. Perkataan Menyakitkan Sang Mertua
Lily duduk di tepi ranjang, menunggu kepulangan sang suami. Meski suaminya itu mengatakan pulang terlambat, tapi entah kenapa hatinya merasa tidak nyaman, dan tidak tenang. Dia merasakan seperti ada sesuatu hal yang mengusik ketenangan dalam dirinya. Hal tersebut yang membuat Lily menjadi sulit tidur. Jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam. Salju di Manhattan semakin turun begit lebat. Lily menjadi sangat khawatir takut akan ada lagi badai salju, dan membuat suaminya menjadi sulit untuk pulang. “Aku harus menghubungi Lionel.” Lily memutuskan meraih ponselnya, dan menghubungi nomor sang suami. Namun, sayangnya beberapa kali nada tunggu terdengar, dan suaminya itu tak menjawab panggilannya. “Lionel tidak menjawabku. Apa dia benar-benar sangat sibuk?” gumam Lily lagi, yang terlihat jelas kemuraman di wajahnya. Suara pintu terbuka. Lily mengalihkan pandangannya, menatap sang suami yang berdiri di ambang pintu. Senyuman di wajah Lily terlukis. Wanita cantik itu langsung bangk
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more
Bab 3. Memeriksa ke Dokter
Lily mendatangi rumah sakit yang kerap dia kunjungi. Perkataan ibu mertuanya begitu menusuk, sampai membuatnya langsung bergegas ke rumah sakit. Wanita cantik itu bertekad kuat akan memberikan keturunan untuk sang suami. Walaupun dia kerap mendengar hasil yang belum membuahkan, tapi sampai kapan pun dia tak akan menyerah. “Selamat pagi, Nyonya De Vitto,” sapa sang dokter kandungan, dengan penuh keramahan. Lily tersenyum menatap sang dokter. “Selamat pagi, Dok.” “Nyonya, saya sedikit terkejut Anda ke sini sendiri. Saya pikir Anda akan bersama dengan Tuan De Vitto,” ujar sang dokter hangat. Lily sedikit muram kala mendengar ucapan sang dokter. Sudah lama dia mendatangi dokter kandungan hanya sendiri saja, tak bersama dengan sang suami. Bukan tanpa alasan, setiap kali dia mengajak suaminya, maka suaminya selalu mengatakan sibuk. Hal tersebut yang membuatnya kerap mengunjungi sang dokter seorang diri. “Suamiku sibuk, Dok,” jawab Lily lembut, terpaksa mengatakan ini. Sang dokter
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more
Bab 4. Berhenti Cemburu Tidak Jelas!
Lionel melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu menunjukkan pukul dua pagi. Pria tampan itu melangkah masuk ke dalam mansion, dan seketika langkahnya terhenti di kala berpapasan dengan pelayan. “Selamat malam, Tuan,” sapa sang pelayan sopan. Lionel mengangguk singkat. “Apa ibuku masih di sini?” “Sudah tidak, Tuan. Nyonya Shada sudah pulang dari jam sepuluh malam,” jawab sang pelayan sopan. Lionel mengangguk lagi. “Di mana Lily? Apa dia sudah tidur?” “Tadi saya lihat Nyonya Lily ada di perpustakaan. Beliau bilang tidak bisa tidur, karena Anda belum pulang,” jawab sang pelayan lagi. Lionel mengembuskan napas kasar. ‘Wanita itu keras kepala sekali. Aku sudah memintanya untuk tidur duluan, kenapa malah belum tidur?’ gerutunya dalam hati. “Tuan, apa Anda ingin saya makan sesuatu? Jika iya, saya akan membuatkan makanan untuk Anda,” ucap sang pelayan menawarkan. Lionel menggelengkan kepalanya. “Aku masih kenyang. Aku ingin menyusul Lily sekarang.” “Baik,
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more
Bab 5. Paloma yang Berusaha
Lily duduk di tepi kolam renang, dengan sorot pandang lurus ke depan, seakan ada yang mengganggu ketenangan pikirannya. Embusan angin menerpa kulitnya, menyejukan membuat matanya sempat terpejam sebentar. Namun, di kala ketenangan itu menyergap, tiba-tiba saja terdengar dering ponsel, yang membuat Lily membuka mata—dan mengalihkan pandangannya ke arah ponselnya yang terletak di atas meja. “Siapa yang menghubungiku?” gumam Lily, seraya mengambil ponselnya ke layar—dan menatap tertera nama ‘Amelia’ di sana. Senyuman di wajah Lily terlukis, Amelia adalah teman semasa kuliahnya dulu, dan sudah lama dia tak berhubungan dengan Amelia. Lily segera menggeser tombol hijau, untuk menerima panggilan itu. “Amelia?” sapa Lily kala panggilan terhubung. “Lily, apa kabar?” tanya Amelia dari seberang sana. Lily tersenyum. “Aku baik, bagaimana denganmu?” “Aku juga baik, ngomong-ngomong, kau sekarang di mana, Lily?” “Aku di mansion suamiku, Amelia. Kenapa?” “Apa kau sibuk?” “Hem, tidak
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more
Bab 6. Siapa Wanita yang Makan Siang Bersamamu? 
“Terima kasih sudah mengantarku, Amelia.” Lily melukiskan senyuman paksaan di wajahnya, di kala mobil Amelia telah berhenti di depan mansion-nya. Senyuman yang dia paksakan seharian ini, agar Amelia tidak curiga bahwa perasaannya kali ini sangat campur aduk. Amelia menatap cemas Lily yang tampak berbeda seharian ini. “Kau benar baik-baik saja, kan?” tanyanya khawatir. Lily mengangguk. “Ya, Amelia. Tentu aku baik-baik saja. Jangan khawatir.” Amelia terdiam sejenak, merasa ragu akan jawaban Lily. Namun, dia menyadari dirinya tak bisa bertanya lebih dalama. Sebab, bagaimanapun Lily sudah berumah tangga. Berbeda di masa dulu di mana Lily masih belum menikah, bisa bercerita banyak hal. “Baiklah, Lily. Sampai jumpa lagi. Jika nanti kau hadir di acara reuni, tolong kabari aku, ya?” pinta Amelia pada Lily. Lily mengangguk, dengan senyuman hangat di wajahnya. Detik selanjutnya, dia membuka seat belt—dan turun dari mobil Amelia. Tepat di kala dia sudah turun, mobil Amelia melaju meningga
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
Bab 7. Ryan? 
Pagi menyapa dengan lembut di tengah musim salju, saat butiran salju turun perlahan dari langit, menutupi dunia di luar dengan selimut putih yang bersih. Di dalam mansion megah mereka, Lily dan Lionel duduk di meja makan yang elegan, dikelilingi oleh ornamen-ornamen indah dan lampu gantung yang berkilau. Suasana hangat dan nyaman menyelimuti mereka, kontras dengan dinginnya cuaca di luar.Lily menatap jendela besar yang menghadap ke taman, di mana salju menutupi setiap sudut, menciptakan pemandangan yang menakjubkan. Wanita cantik itu menghirup aroma kopi yang baru diseduh, yang menghangatkan suasana hati dan tubuhnya. Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi udara, tetapi suasana hati Lily terasa jauh dari hangat. Wanita cantuk itu masih terbayang-bayang pesan yang dikirim oleh wanita asing bernama Paloma kepada suaminya. Meskipun dia berusaha untuk mengabaikannya, rasa kesal dan cemburu itu terus mengganggu pikirannya.Lily menatap Lionel, yang tampak tenang dan santai, menikmati sara
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more
Bab 8. Kecurigaan yang Membentang 
Lily berada di sebuah kafe kecil yang hangat di Brooklyn. Wanita cantik itu duduk di sudut dekat jendela, menyaksikan salju yang turun dengan lebat. Butiran-butiran salju berputar dan menari di udara sebelum akhirnya mendarat di jalanan yang sudah mulai tertutup lapisan putih. Suasana di dalam kafe terasa nyaman, dengan aroma kopi yang menggoda dan suara gemerisik gelas serta obrolan pengunjung lainnya. Di hadapan Lily ada Ryan, sosok yang sudah lama tidak bertemu dengannya, tersenyum sambil menyeruput cappuccino. “Kau terlihat semakin cantik Lily. Lama tidak bertemu, membuatmu semakin cantik,” puji Ryan dengan senyuman hangat di wajahnya. Pria tampan itu tak tahu sedikit pun dalam memberikan pujian pada Lily—yang memang terlihat luar biasa cantik. Lily hanya memoles wajahnya dengan riasan tipis. Coat berwarna cream dengan paduan celana panjang hitam, dan atasan berwarna hitam membuatnya tampil elegan. Pun tak lupa boat berwarna cream senada dengan coat sebagai penyempurna penampil
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more
Bab 9. Tak LagI Sama 
Tubuh Lily membeku mendengar suara wanita asing dari seberang sana. Suara yang tak pernah dia dengar sebelumnya. Pun selain dirinya, tak pernah ada yang mungkin berani menjawab telepon suaminya. Namun, siapa wanita asing itu? Jutaan pertanyaan muncul di kepalanya, menimbulkan sesak di dada. “Kau siapa?” tanya Lily, berusaha tenang. “Ah, aku adalah teman Lionel. Maaf, aku harus tutup dulu. Nanti kalau Lionel sudah keluar dari toilet, aku akan menyampaikan padanya,” ucap wanita itu—yang langsung menutup panggilan secara sepihak. “Tunggu—” Tuttt … tuttt … Panggilan sudah tertutup. Lily tampak sangat kesal. Dia mencoba kembali menghubungi nomor suaminya, tapi yang dia dapatkan adalah penolakan. Hatinya bergemuruh tak menentu menunjukkan rasa yang tak nyaman. “Siapa wanita itu?” gumam Lily seraya meremas ponselnya. Lily tidak bisa tenang, dia mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Wanita cantik itu ingin segera meminta penjelasan pada sang suami, tapi bagaimana bisa? Tadi, di ka
last updateLast Updated : 2024-12-18
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status