Share

Perjalanan Dimensi ke Dunia Pengasingan
Perjalanan Dimensi ke Dunia Pengasingan
Penulis: Ayudia

Bab 1

Tubuhnya terasa agak panas. Maudy Setiadi membuka mata dan menyadari dirinya sedang berbaring di sebuah ranjang besar dengan ukiran kuno yang indah. Di samping ranjang, ada seorang pria yang mengenakan pakaian nikah.

'Apa ini mimpi? Tapi, kenapa terasa begitu nyata?'

Maudy menoleh ke arah pria itu. Pria itu memiliki kulit yang putih, fitur wajah yang halus dan tampan, membuat siapa pun yang melihatnya langsung terpesona. Namun, ekspresinya terlalu dingin dan nada bicaranya juga sangat ketus.

"Aku tahu kamu nggak mau nikah denganku, tapi perintah kerajaan sulit diabaikan. Kalau kamu nggak mau ...."

"Aku mau, aku mau!"

Maudy sudah lajang selama lebih dari 20 tahun dan belum pernah bertemu pria setampan ini. Mana mungkin dia tidak mau menikahinya! Maudy mengangguk dengan semangat. Tanpa memedulikan ekspresi terkejut pria itu, Maudy meraih ikat pinggangnya dan langsung mendekap ke pelukan pria itu.

Maudy menghirup napas dalam-dalam untuk mencium wangi pria itu. Sungguh menggoda!

Pria itu jelas belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Awalnya dia masih mencoba untuk menolak, tetapi tidak mampu melawan suara lembut Maudy yang meminta dengan penuh manja. Pada akhirnya, pria itu kehilangan akal sehatnya. Tidak lama kemudian, Maudy pun merasa seolah-olah jiwanya telah melambung tinggi.

Keduanya saling bergumul sepanjang malam. Sampai ketika tenaga mereka habis, barulah mereka tertidur dalam pelukan satu sama lain.

....

Keesokan harinya, Maudy terbangun karena rasa sakit yang menusuk. Begitu bangun, dia merasa sangat terkejut. Ternyata dia telah melintasi dimensi. Pria tampan tadi malam adalah suami yang didapatkannya setelah melintas.

Hanya saja, dalam setengah hari lagi pria itu akan mati. Ini adalah bagian dari novel bertema kehidupan di pedesaan yang pernah dibaca Maudy secara tidak sengaja. Ammar Lesmana, suaminya, adalah tokoh antagonis paling tragis dalam novel tersebut.

Ammar sangat cerdas dan memiliki bakat militer yang luar biasa. Pada usia 20 tahun, dia berhasil mengalahkan bangsa Turkic dengan telak. Bukan hanya merebut kembali wilayah yang hilang, tetapi juga memaksa mereka menandatangani perjanjian damai.

Oleh karena itu, dia diberi gelar Pangeran Utara oleh Kaisar dan seluruh keluarganya diangkat derajatnya berkat Ammar. Namun, setelah Kaisar berhasil mengamankan takhtanya, dia mulai merasa terancam oleh Ammar yang memiliki prestasi luar biasa. Pernikahan yang diberikan oleh Kaisar ternyata adalah jebakan.

Sebentar lagi, Ammar akan dipanggil ke istana dan dituduh sebagai pengkhianat. Seluruh keluarganya akan dieksekusi dan Ammar sendiri akan diasingkan ke Ningguta. Pada akhirnya, dia akan meninggal di tengah perjalanan karena racun yang menyebar di tubuhnya.

Sementara itu sang istri, yang tak lain adalah Maudy, akan menderita kelaparan setiap hari. Dia berjalan dengan kaki yang hampir membusuk sampai akhirnya tiba di tempat pengasingan dan akhirnya mati membeku dalam badai salju.

Maudy berpikir, 'Sialan! Petualangan dan karakter figuran sialan ini!'

"Tuan, Kaisar memerintahkan Anda segera masuk ke istana," ucap seorang pelayan.

'Kaisar licik itu sudah nggak sabar ingin menyingkirkan Ammar!' batin Maudy. Maudy merasa sangat sedih. Berdasarkan aturan dalam cerita perjalanan waktu, dia mungkin tidak akan bisa kembali ke masa asalnya.

Melarikan diri juga bukan cara yang baik karena di Dinasti Arya ada sistem pencatatan penduduk. Jika Maudy melarikan diri, dia akan menjadi warga tanpa identitas, kecuali jika dia bersedia bersembunyi di pegunungan sepanjang hidupnya.

Dengan kata lain, kecuali bercerai, Maudy akan terikat dengan Ammar sepanjang hidupnya. Selain itu, jika Ammar meninggal, Maudy harus menjadi janda. Tentu saja dia tidak ingin berakhir seperti itu. Tunggu! Sepertinya dia punya pil penawar racun di dalam ruangannya!

"Sayang, tunggu, aku punya sesuatu untukmu."

"Apa itu?" Ammar yang telah mengganti pakaiannya dengan jubah panjang hitam berhiaskan sulaman naga kini tampak dingin. Sikapnya jauh berbeda dari dirinya yang penuh gairah semalam. Sok serius sekali!

Maudy mendengus, tetapi dia tidak melupakan hal terpenting. Dia mengeluarkan pil penawar racun dari ruangannya dan berkata, "Ini Pil Penawar Racun Seratus Bunga yang ditinggalkan ibuku. Anggap saja ini keberuntunganmu, minumlah pil ini sebelum masuk istana."

"Kamu merasa aku akan mengalami masalah di istana?"

'Wah, pria ini ternyata tidak bodoh,' batin Maudy seraya mengangkat bahunya. "Aku nggak bilang begitu. Pokoknya ini benda bagus, cepat diminum."

Ammar memandangnya dengan tatapan rumit, seolah-olah berusaha untuk menyelidiki apa yang diketahui Maudy. Namun, wanita itu terlalu cerdik untuk bisa ditebak. Akhirnya, dia menerima pil tersebut dan menelannya. Saat pergi, dia berkata, "Terima kasih ...."

"Sama-sama!"

Maudy menanggapi seadanya tanpa banyak bicara dengan Ammar. Dia tidak punya kesabaran untuk berdebat panjang lebar. Apalagi, Maudy masih harus mengingat alur cerita dari buku yang dia masuki. Mengenai Ammar, Maudy tidak berusaha mencegahnya masuk ke istana.

Alasannya sangat sederhana, tidak ada gunanya Maudy berusaha untuk mencegahnya. Semuanya telah diatur di dalam istana dan suaminya yang setia itu jelas tidak siap untuk memberontak. Kehancuran keluarganya dan pengasingannya sudah bisa dipastikan.

Maudy harus memikirkan bagaimana caranya untuk bertahan di jalan pengasingan nanti. Tiba-tiba, sebuah ide muncul. Pengasingan pasti membutuhkan banyak sumber daya, jadi kenapa dia tidak merampok gudang musuh saja?

Di kehidupan sebelumnya, Maudy adalah satu-satunya anggota dalam kelompok kekuatan super yang memiliki ruang penyimpanan ajaib. Hanya dengan menggerakkan pikirannya, semua barang akan masuk ke dalam ruang ajaib tanpa perlu disentuh. Dia bahkan lebih hebat daripada perampok.

Menggunakan kemampuan teleportasinya, Maudy langsung berkelebat ke istana.

Di dalam istana, terdapat dua gudang, yaitu gudang pribadi dan gudang negara. Gudang pribadi adalah tempat penyimpanan harta pribadi Kaisar dan keluarga kerajaan yang digunakan untuk hiburan dan kehidupan mewah mereka. Maudy langsung menyelinap masuk ke gudang pribadi.

Begitu masuk, dia sontak terkejut.

Kaisar ini benar-benar tamak. Meskipun belum lama berkuasa, kemampuan mengumpulkan hartanya benar-benar luar biasa. Gudang itu penuh dengan harta karun langka, puluhan peti emas dan perak setidaknya bernilai lebih dari satu miliar bit. Bit adalah nilai mata uang yang berlaku di dunia novel ini.

Ada tumpukan kain sutra dan brokat yang menggunung, Mutiara Malam dari Laut Timur sebesar telur merpati, serta berbagai macam kendaraan kerajaan yang mewah.

'Ya ampun, aku kaya mendadak! Semua harta ini milikku sekarang!' Maudy bergegas menyapu bersih semua harta ini ke ruang ajaib, tanpa menyisakan apa pun.

Makanan lezat dari dapur istana, obat-obatan langka dari apotek kerajaan, dan bahan makanan dari gudang pun disapu bersih oleh Maudy. Sambil berjalan-jalan, dia mengumpulkan semua yang dilihatnya. Saat hendak pergi, Maduy juga membawa stempel kekaisaran dan singgasana emas.

Ketika keluar dari istana, ruang ajaib Maudy sudah dipenuhi miliaran bit dan berbagai sumber daya. Maudy mengingat kembali alur cerita di novel.

Ammar memegang kekuasaan militer yang besar, jadi Kaisar licik itu tidak mungkin menjatuhkannya sendirian. Kaisar bekerja sama dengan Perdana Menteri Kanan, Hamdan, pemimpin pasukan penjaga kota, Suhendar, dan sejumlah pejabat sipil.

Orang-orang ini tidak boleh dibiarkan lolos!

Dengan menggunakan cara yang sama, Maudy menyelinap ke rumah para menteri tersebut dan mengambil semua yang bisa ditampungnya ke dalam ruang ajaib. Setelah menyelesaikan misinya, Maudy akhirnya kembali ke rumah keluarganya, di Kediaman Adipati Harja.

Dalam buku itu, ayah kandung Maudy, Adipati Harja yang tak bertanggung jawab, telah mengalami defisit keuangan sebesar puluhan ribu bit. Untuk menutupi kekurangan tersebut, dia menikahi ibu Maudy, yang merupakan putri seorang pedagang garam kaya.

Namun setelah menggunakan seluruh maskawin ibunya untuk menutupi kerugiannya, ayah Maudy malah mulai mengabaikan ibu Maudy dan memanjakan selirnya. Pada akhirnya, ibu Maudy meninggal karena patah hati. Tentu saja Maudy tidak akan mengampuni keluarga ini begitu saja.

Saat memasuki rumah, Maudy kebetulan mendengar percakapan antara ayah berengseknya itu dengan selirnya.

"Didengar dari ucapan Kaisar, sepertinya dia ingin menyingkirkan Pangeran Utara. Sayang sekali, Maudy baru saja menikah, tapi sekarang ...."

"Huh, nasibnya sendiri yang buruk. Awalnya aku berniat memanfaatkannya untuk mendekati Pangeran Utara, tapi siapa tahu kalau ternyata dia nggak berguna! Jangan sampai ada yang membantunya. Kalau nggak nanti malah kita sendiri yang terlibat masalah!"

"Benar, benar. Untung saja beberapa hari lagi Erina akan masuk istana menjadi selir Kaisar. Asalkan dia hasut Kaisar, kita nggak akan kena imbasnya. Hah, Erina jauh lebih berguna daripada anak yang dilahirkan wanita jalang itu ...."

Di luar pintu, Maudy memutar matanya dengan kesal. Ternyata ayahnya memang sehina yang diingatnya. Berhubung mereka tidak adil, Maudy juga tidak akan peduli lagi soal moralitas.

Maudy mulai mengambil semua perak, permata, sertifikat kepemilikan rumah dan tanah, selimut tebal untuk musim dingin, pemanas, dan arang dari rumah. Tidak ada satu pun barang yang disisakannya.

Mau berharap masuk ke istana untuk menjadi selir Kaisar? Kita lihat saja apakah Kaisar licik itu masih punya uang untuk nikahin selir baru!

Seperti perampok yang menjarah desa, Maudy menggeledah seisi rumah Adipati Harja, lalu pergi ke berbagai restoran di ibu kota untuk membeli makanan lezat seperti daging panggang.

Setelah itu, Maudy baru teringat bahwa dia belum mengambil semua persediaan dari rumah suaminya, sehingga dia buru-buru kembali ke rumah itu. Ada lima keluarga yang tinggal di rumah suaminya dan tidak ada satu pun kamar yang dilewatkan oleh Maudy. Maudy bergegas mengumpulkan semua barang berharga dan juga maskawinnya sendiri.

Ketika baru saja mulai kelelahan, Maudy tiba-tiba mendengar suara keributan yang disertai dengan suara barang pecah di luar sana. Maudy mengusap keringat di dahinya.

Akhirnya tiba juga saatnya!

Perintah untuk penyitaan dan pengasingan telah datang!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status