Share

PTSI 36

Pagi itu, Carlos mengantar Irena sampai ke bandara. Lelaki tampan beraksa biru tersebut melambaikan tangan sembari berteriak, “Irena, bahagialah!”

*

*

*

“Bahagia? Iya, aku punya Allah. Insya Allah, aku bahagia.”

Begitulah kata Irena, Singapura menjadi pelabuhan terakhir hatinya. Wanita cantik itu menyenangkan dirinya dengan berlibur seorang diri dan akhirnya memilih membuka usaha di Singapura.

Irena menutup mata dan telinga akan berita apa pun tentang Fandi dan Indah.

Dirinya telah berdamai dengan kenyataan dan memilih ikhlas menerima takdir.

Sebulan Irena di Singapura, Carlos menyusul.

Hal yang membuat Irena tercengang adalah Carlos memilih bekerja di sebuah rumah sakit swasta di Singapura.

“Kenapa ikutan ke Singapura sih?” tanya Irena penasaran.

“Hm, aku ‘kan sudah pernah bilang. Kalau aku akan menyusul kemari. Seharusnya tak perlu kau tanyakan hal itu,” jawab Carlos begitu gamblang.

“Terserah dirimu, Pak Dokter. Aku tak mau kena imbas dari perbuatanmu ini,” balas Irena tak mau ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status