Share

40

Beberapa jam kemudian, Roy datang dan langsung masuk ke rumah tersebut.

Brugh!

Satu pukulan tepat mengenai pipi Fandi. “Kenapa, Mas? Kau menyesal sekarang?”

Fandi tertawa, meski sekedar mengelap cairan merah di ujung bibirnya pun kesusahan.

Beberapa saat kemudian, seorang pria dengan pakaian putih layaknya seorang dokter masuk ke kamar tersebut dan menyuntikkan sesuatu pada Fandi.

Lelaki itu memang berubah tenang dan kemudian terlelap di peraduannya yang dingin.

“Pak Roy, bisa saya bicara dengan Anda sebentar?” Dokter itu berdiri tepat di depan Roy dan Fera.

Roy menyanggupi pinta sang dokter. Keduanya berbicara empat mata dekat mobil yang tak jauh terparkir dari rumah itu.

Tak lama memang, lalu Roy melambaikan tangan pada Musda. Wanita yang berjilbab itu mendekat.

Sejurus kemudian kembali ke rumah dan merangkul Fera. Di mana Wisnu mengikuti dari belakang.

“Mbak, Pak Dokter ingin bicara mengenai kesehatan Mas Fandi,” ujar Roy.

“Maaf, saya gak bisa bicara dekat pasien. Takutnya hanya me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status