Share

43

“Jangan melamun, gak baik.” Carlos menepuk bahu Irena.

Saat itu, keduanya tengah duduk di taman yang ada di rumah besar nan megah orang tua Irena. Tepat di depan kolam ikan mahal milik ayah sang wanita yang dipuja Carlos.

Irena tersenyum, pandangannya kembali ke arah kolam ikan tersebut.

“Apa kau memikirkan wanita di panti itu, atau … mantan suamimu?” Carlos menelisik, rasa penasaran yang membuatnya tak mau sembarang menduga-duga.

Irena lalu menatap Aksa biru Carlos, “Aku memikirkan kisahnya, menyayangkan akhir kisah dari cinta buta yang menggebu-gebu. Aku akui dulu pernah naif meminta untuk menunggu, tetapi aku sadar … memang jalan yang Allah tetapkan lebih baik daripada sekedar rencana dan angan-angan yang kita buat sedemikian rupa,” jawab Irena tegas.

Carlos tersenyum, “Aku selalu takjub karenamu. Oya, Irena … apa aku boleh berguru padamu?”

“Berguru apa?” tanya Irena.

Carlos menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal, “Aku … aku ingin berguru tentang agamamu.”

Irena memandang Carlos
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status