Pendekar Dekrit Dewa

Pendekar Dekrit Dewa

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Oleh:  Adaha KenaOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
9 Peringkat. 9 Ulasan-ulasan
89Bab
10.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Realm of Miracle merupakan dunia di mana kekuatan adalah segalanya, pertarungan adalah bentuk dari kehidupan itu sendiri, dan keadilan maupun kemuliaan diperoleh dari seberapa tinggi kekuatan yang dimiliki. Di dunia yang menganggap kelemahan adalah dosa tertinggi tersebut, hidup lah seorang anak tanpa Qi bernama Il-Pyo. Tanpa bisa berkultivasi dia dianggap tidak lebih dari sampah dan terus menerus mendapat penghinaan. Namun, ketika halangan bakatnya di hancurkan, dia berjanji akan berdiri di puncak dunia. Membawanya pada pertarungan tanpa akhir dan ketinggian yang sebelumnya tidak pernah siapapun capai! PS: Ini adalah karangan belaka. nama tokoh dan tempat dibuat berdasarkan imajinasi. Tidak ada niatan bagi penulis untuk merendahkan tokoh tertentu, agama, suku, kebangsaan ataupun khalayak umum yang mungkin kebetulan terkait dengan cerita ini.

Lihat lebih banyak

Bab 1

bab 1: Sampah Realm of Miracle

-Tanah tersembunyi: Bukit Klan Cahaya

Seolah diisi entitas bintang-bintang, sepasang pupil mata memuat manik galaksi yang memikat. Setengah wajah pemiliknya ditutupi helaian kain dan rambut panjangnya yang hitam tergerai ketika berlari. Dia terus menyusuri atap bangunan yang berjejer dengan kaki jenjangnya yang ringan dan tanpa bunyi.

Hingga pijakan sosok perempuan misterius itu berakhir dan terciptalah gelombang ruang saat ia mulai menapaki udara. Dia lekas membalik tubuh ke arah bukit yang habis dilalap nyala api, kemudian, mengayunkan Qi hitam pekat untuk menghempas Qi hijau tua yang datang.

Akibat dua Qi yang saling beradu, angin berhembus ke segala arah dan bunyi yang memekakkan telinga tercipta, masuk ke pendengaran bayi di gendongan wanita itu hingga tersentak kaget.

"Ueeek ... Ueeek...."

"Il-Pyo, kau tenang saja, Ayahmu pasti akan datang dan kita akan selamat," hibur wanita itu dengan tatapan yang teduh lalu cepat kembali waspada ke arah datangnya serangan.

Di sana, di ujung pandangannya, tampak seorang pria kisaran 40-an tengah berdiri memijak udara. Dia mengenakan pakaian bersulam benang perak dengan hawa membunuh yang pekat.

"Tidak akan ada yang datang menolong dan hanya menunggu waktu sampai kau berhasil tertangkap. Jadi, tidak ada gunanya kau terus melarikan diri!" Kemudian terlihat ribuan bala tentara yang berhasil menyusul berbaris patuh di belakang pria tersebut, membuatnya lebih percaya diri saat kembali berkata, "Kau bisa melihatnya. klan Cahaya sebagai klan terkuat di Benua Timur telah menemui kehancuran mereka."

"Hancur? Klan Cahaya masih berdiri selama bayi ini masih ada!" balas wanita itu dengan tatapan penuh rasa jijik. "Sejak tadi kau belum juga berhasil menangkapku. Yang bisa kau lakukan hanyalah beromong kosong."

Dilihat dari gaun abu-abu tipis yang perempuan misterius itu kenakan, jelas tubuh indah yang ada di baliknya. Sungguh sosok yang nyaris menyerupai Dewi. Akan tetapi, aura pekat dan tatapannya yang sedingin es, mampu membuat pria tersebut dan seluruh pasukannya menahan diri untuk tidak maju dengan gegabah. Akan lebih baik jika sosok itu sendiri yang menyerah.

"Aku memang tidak menginginkan kau terlibat dengan klan Cahaya. Tapi kau telah menjadi begitu sombong hanya karena aku menawarkan kematian yang mudah. Kau pikir sampai mana kau bisa bertahan dengan jumlah kami yang banyak ini?" jawab pria itu sinis.

"Kalau begitu tidak perlu banyak bicara lagi!" Perempuan itu mengangkat satu tangannya dan mengalirkan Qi hitam pekat yang banyak ke atas. "Teknik leluhur! Genggaman Bintang Kehampaan!" lanjutnya berseru.

Langit berangsur-angsur diisi oleh Qi asing nan menyekat pernapasan. Memadat dan kemudian membentuklah avatar tangan hitam dengan taburan bintang layaknya langit malam. Awan tersingkap, seolah tangan besar itu ingin mencengkram bumi, lalu mengepal sempurna menjadi sebuah tinju yang dijatuhkan dari ketinggian langit.

Menyikapi datangnya serangan, Qi hijau tua yang pekat mulai meluap dari tubuh pria itu, pun dengan ribuan pasukan yang menyertainya. Dalam keadaan tanpa harapan seperti sekarang mereka tidak mengira wanita bercadar tetap mempertahankan bayi di pelukannya.

"Ingin kabur dengan kekuatan yang tersisa? Kau pikir bisa mengelabuiku lagi?" Perlahan Qi hijau tua menyulut penciptaan pedang besar ketika pria itu juga mengangkat tangannya ke atas. "Teknik Leluhur! Pedang Racun Penusuk!" lanjutnya balas berseru.

Saat semua serangan itu akhirnya bertemu, bentrokan kekuatannya menghasilkan suara guntur dan ledakan yang tidak kurang dari bunyi letusan gunung berapi. Sisa-sisa kedahsyatan itu memudar setelah cukup lama menyebabkan badai. Dan ya, wanita bercadar sudah hilang dari sisi langit seperti perkiraan pria itu.

"Wanita brengsek itu sudah kelelahan dan dapat kalian tangani. Kejar dan bunuh mereka!" Pria itu memberi perintah ke semua anak buahnya dengan gigi yang menggertak. Ribuan ahli beladiri menunggang kuda seketika terbang menyebar.

***

Dunia Realm of Miracle terpisah menjadi 4 daratan benua besar. Pada setiap benua, terdapat 'Tanah Tersembunyi' yang diyakini kuat sebagai tempat tinggal praktisi ranah Bencana. Manusia-manusia pemilik kekuatan destruktif tersebut berdiam dan menyisihkan diri dari dunia luar untuk fokus meningkatkan pelatihan mereka menuju keabadian. Namun, 15 tahun lalu, terjadi pertikaian sengit yang melibatkan banyak praktisi-praktisi itu hingga kekacauan dunia tak dapat lagi dihindari.

Pertempuran berdarah terjadi di setiap tempat, memakan banyak sekali korban, serta menghilangkan sekumpulan fraksi besar. Bahkan, untuk membayangkan kembali betapa kacau dunia waktu itu seseorang tidak akan lagi mau. Saat itu dianggap sebagai hari-hari menuju kiamat.

Meski tak diketahui dasar alasan dari pertikaian mereka dan apakah semua masalah telah diselesaikan atau belum, dunia berhasil mendapatkan kedamaiannya kembali berkat kemunculan sosok kuat wanita bercadar. Sosoknya disebut-sebut sebagai manifestasi dari kekuatan, lambang dari kedamaian. Andai dia tidak pernah ada, dapat disimpulkan pertarungan para ahli yang terus berlanjut akan lebih banyak menimbulkan penderitaan.

Tak ada yang tahu kemana dan apa yang wanita bercadar itu lakukan usai 15 tahun berlalu. Tetapi, banyak generasi muda ingin menjadi kuat sepertinya. Mereka berlomba menaiki tangga menuju puncak kekuatan, membuktikan diri mereka sekurang-kurangnya layak disebut sebagai seorang kultivator.

Bukan menjadi pengecualian untuk seluruh generasi muda di Kekaisaran Nilam, bagian paling selatan Benua Timur. Di berbagai kota, baik itu kota besar atau pun kecil, intensitas latihan para generasi muda jauh meningkat dari pada latihan mereka pada hari biasanya. Hal ini dikarenakan sekte 'Mata Pedang' yang tinggal menghitung bulan akan mengadakan perekrutan murid.

Sekte Mata Pedang merupakan tempat berlatih impian semua orang di Kekaisaran Nilam yang berkeinginan menjadi kuat. Fraksi besar yang bertahan setelah kekacauan 15 tahun lalu tersebut selalu berhasil mencetak generasi hebat di Benua Timur. Bahkan baru-baru ini, mereka mempunyai murid perempuan yang sudah berada di ranah 'Penguasa Teknik' pada umurnya yang masih 17 tahun. Kecepatan pelatihan paling menakutkan dibandingkan anak seusianya.

Oleh karena itu, tak ada yang tak mengidamkan berlatih di sana. Perekrutan murid sekte Mata Pedang adalah kesempatan yang lebih berharga ketimbang sebongkah emas.

Di kota kecil, namanya kota Quan, prefektur paling terbelakang dari wilayah kekuasaan kekaisaran Nilam. Seorang pemuda bernama Il-Pyo juga berkeinginan kuat untuk diterima sekte Mata Pedang.

Setelah menebang pohon di hutan pagi-pagi sekali, dia segera menuju setiap rumah makan untuk mencari ahli yang bersedia mengajarinya memulai kultivasi.

Hari ini mungkin adalah hari keberuntungan pemuda tersebut setelah sekian lama. Akhirnya ada seorang praktisi ranah 'Pengungkit Teknik' mau membantunya memulai kultivasi hanya dengan sedikit imbalan. Dia sangat sengat senang dan bersemangat.

"Tuan ... saya sudah membayar makanan Tuan. Tolong beritahu saya kapan saya bisa mulai berlatih sesuai janji Tuan?" tanya Il-Pyo pada sosok yang duduk santai usai menyantap habis makanan di meja.

Beberapa saat menunggu, belum ada jawaban dari pertanyaan Il-Pyo. Sampai pada ketika pria tersebut akhirnya tidak lagi bisa menahan gelak tawanya. Dia menggelengkan kepala beberapa kali setelah menormalkan napas. Menganggap Il-Pyo orang yang gagal melihat dirinya sendiri sebagai sampah.

"Selain tidak mempunyai bakat. Sepertinya kepalamu tidak ada isinya juga, ya?" Pria yang diketahui bernama Yuxuan itu meringis setelah mengejek. Sudut matanya sampai-sampai mengeluarkan sedikit air mata. "Sungguh bodoh. Aku belum pernah menemukan pemuda yang lebih konyol dibanding dirimu," lanjutnya.

"Tapi Tuan sudah berjanji akan melatih saya jika saya membaya—"

"Mana mungkin ada orang yang bisa melatihmu. Semua orang di kota ini tahu siapa kamu. bahkan jika seorang guru besar dari Kekaisaran yang datang untuk mengajar, itu tidak akan ada artinya jika yang dilatih adalah dirimu. Tidak ada orang yang bisa mengubah takdir langit yang diberikan padamu, bukan?"

Pada umur 5 tahun, meskipun tidak dapat melatih Qi, manusia di Realm of Miracle sudah mulai dapat mengukur tingkatan kultivasi mereka menggunakan batu spritual. Akan tetapi, Il-Pyo tetap tidak dapat mengetahui tingkatan ranahnya setelah berkali-kali mencoba. Dan sekarang umur Il-Pyo sudah mencapai 15 tahun tanpa indikasi sedikitpun ada Qi di tubuhnya.

Tidak ada penjelasan yang lebih masuk akan ketimbang menganggap dirinya sebagai orang yang dibenci langit, keberadaan yang tidak berarti apa-apa.

"Kalau begitu kembalikan uang yang saya keluarkan untuk membayar makanan Tuan. Kalau tidak—"

"Kalau tidak?" potong Yuxuan cepat dengan ekspresi tampak menantang. Dia memberi senyum remeh pada pemuda tersebut.

"Sebelum aku marah sebaiknya kau pergi. Lupakan saja uang yang kau gunakan untuk membayar makananku. Dan buang mimpi konyolmu untuk menjadi kultivator. Sampah! Itulah sebutan yang paling cocok untukmu. Anggap uang yang kau berikan adalah upahku memberitahu kenyataan padamu. Pergi dan jangan pernah kembali ke hadapanku!"

Tangan pemuda itu menggenggam erat saat mendengar Yuxuan melanjutkan perkataannya. Urat di dahinya mulai tampak terlihat dan gertakkan giginya yang kuat terdengar berdecit. Orang itu berani menipunya hanya karena dia lemah?

"Kembalikan du—"

Sebelum Il-Pyo menyelesaikan kalimatnya, meja makan lebih dulu digerbak dan dengan gerakan cepat Yuxuan membanting Il-Pyo ke lantai. Pemuda itu bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyadari apa yang telah terjadi dalam beberapa detik.

Semua pelanggan yang ada di rumah makan akhirnya tidak bisa untuk tidak memperhatikan kekacauan itu. Akan tetapi, tidak ada satu pun dari mereka yang tergerak untuk menolong Il-Pyo. Bagi mereka nyawa pemuda tersebut memang tidak ada harganya. Tidak perlu mencari musuh kuat seperti Yuxuan dengan cara menolongnya.

Yuxuan kembali menegaskan, "Kau masih tidak paham, ya? Perkataan orang yang lebih kuat adalah perintah mutlak! Orang yang lemah harus mematuhinya!"

"Kau menipuku. Aku tidak akan pergi sebelum kau mengembalikan uangku!" Il-Pyo balas menegaskan.

Yuxuan terkekeh. "Ada juga anak konyol sepertimu, ya? Hanya karena sedikit uang kau memilih sulitnya berurusan denganku."

Ekspresi Yuxuan tampak kehilangan kesabaran. Matanya berubah jahat saat mengangkat satu kaki yang diperkuat dengan Qi. Dia mendorong kakinya tersebut untuk menekan kuat dada Il-Pyo.

Pemuda tersebut terlihat meringis karena sekalipun dia melawan tidak sedikitpun kekuatan yang menekan dadanya terasa berkurang. Yuxuan terus mendorong kakinya sedikit demi sedikit, senang dengan ekspresi pemuda yang ia injak. Sampai pada Il-Pyo hampir-hampir tidak lagi menerima oksigen.

"Hentikan itu kalau kau tidak ingin mati!" Seseorang akhirnya tidak tahan untuk tidak menyela.

Yuxuan terkejut masih ada yang membela Il-Pyo. Akan tetapi, suara itu terdengar seperti gadis muda. Jadi dia meyakinkan diri kembali untuk tidak takut dan tetap meletakkan kakinya menekan kuat tubuh pemuda tersebut.

"Sialan! Siapa yang berani mengancamku?!" Yuxuan dengan sengaja meninggikan suaranya. "Tunjukkan dirimu gadis kecil!" tegasnya lagi.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Adzlan lan
cpt update bang masih ingin membaca ni
2024-05-08 18:22:04
0
user avatar
Adaha Kena
kena DBD, masih di RS, maaf belum bisa update
2024-01-31 09:47:43
2
user avatar
Adaha Kena
Kasih tahu ya kalau ada typo dan sebagainya. maaf jika pertarungan di novel ini mungkin terlalu over. Kebiasaan di novel sebelumnya ke bawa ke novel ini juga. makasih buat yang sudah ngasih GEM. di usahakan update-nya lancar.
2024-01-24 22:57:34
1
user avatar
Adaha Kena
Hari ini libur dulu. diusahan besok double update. terima kasih yang sudah ngasih GEM, itu sangat menyemangatiku.
2023-12-19 12:46:10
0
user avatar
Adaha Kena
Jangan lupa vote pakai GEM dan komen kalau suka cerita ini. Terima kasih.
2023-12-10 14:14:47
1
user avatar
Adaha Kena
Konflik dimulai di bab 30 ke atas. Semoga kalian gak keburu bosan sebelum membaca cerita ini sampai sana.
2023-12-07 12:34:50
1
user avatar
Celana Robek
bgus ceritanya, smnngat thor
2023-11-24 11:04:51
1
user avatar
Adaha Kena
Kalau bosan nunggu update. Silahkan baca dulu Karya Author yang sudah TAMAT sembari menunggu. Terima Kasih.
2023-11-18 17:31:48
2
user avatar
Adaha Kena
update setiap hari. Terima kasih buat yang sudah mau baca.
2023-11-18 17:27:57
1
89 Bab
bab 1: Sampah Realm of Miracle
-Tanah tersembunyi: Bukit Klan Cahaya Seolah diisi entitas bintang-bintang, sepasang pupil mata memuat manik galaksi yang memikat. Setengah wajah pemiliknya ditutupi helaian kain dan rambut panjangnya yang hitam tergerai ketika berlari. Dia terus menyusuri atap bangunan yang berjejer dengan kaki jenjangnya yang ringan dan tanpa bunyi. Hingga pijakan sosok perempuan misterius itu berakhir dan terciptalah gelombang ruang saat ia mulai menapaki udara. Dia lekas membalik tubuh ke arah bukit yang habis dilalap nyala api, kemudian, mengayunkan Qi hitam pekat untuk menghempas Qi hijau tua yang datang. Akibat dua Qi yang saling beradu, angin berhembus ke segala arah dan bunyi yang memekakkan telinga tercipta, masuk ke pendengaran bayi di gendongan wanita itu hingga tersentak kaget. "Ueeek ... Ueeek....""Il-Pyo, kau tenang saja, Ayahmu pasti akan datang dan kita akan selamat," hibur wanita itu dengan tatapan yang teduh lalu cepat kembali waspada ke arah datangnya serangan. Di sana, di uj
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Baca selengkapnya
bab 2: Kecantikan yang Menyihir
"Aku di sini!" Seorang gadis muda mengangkat tangan, melepas topi, dan mengumbar kecantikan yang selama ini tidak pernah terlihat di kota Quan. Matanya yang indah menjadi tajam pada Yuxuan ketika kembali berkata, "Kau akan apa?" Gadis itu memiliki pupil ungu yang menyihir, kulit putihnya bebas dari noda, warna ungu muda pada pakaiannya menggambarkan kalau dia bukan seorang yang sederhana. Namun, yang paling membuat Yuxuan berhati-hati adalah kedua sisi gadis itu. Berdiri dua orang dengan hawa keberadaan yang tiba-tiba meningkat. Seolah siap kapan saja mencabik orang yang berani mencari masalah dengan Nona muda mereka. "Ti—tidak ada!" jawab Yuxuan tersendat-sendat, tubuhnya berkeringat dingin, nyalinya ciut seketika. Wajah sombong yang tadi terpatri berubah menjadi ekspresi seekor anjing penurut. Yuxuan cepat menarik sebelah kakinya dari tubuh Il-Pyo. Pria dan wanita yang ada di dua sisi gadis itu berada di ranah 'Pengungkit Teknik', setidaknya sudah berada di bintang tiga ranah itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Baca selengkapnya
bab 3: Dicampakkan Teman Kecil
Keesokan harinya Il-Pyo kembali memasuki pinggiran hutan Beast Terlarang sebagaimana biasanya ia memulai hari. Dia lekas memilah pohon yang cocok untuk dijadikan kayu bakar tanpa berani masuk terlalu dalam. Bisa bahaya kalau dia diserang Beast tingkat Rendah Awal sekalipun. Kapak yang Il-Pyo gunakan untuk mulai menebang pohon adalah satu-satunya harta peninggalan nenek tua yang merawatnya sejak kecil. Bisa dikatakan sekarang ia hidup sebatang kara semenjak nenek tua itu meninggal 3 tahun lalu. Dari penjelasan nenek tua itu, saat kekacauan 15 tahun lalu, dia dititipkan oleh seorang perempuan misterius yang mengenakan cadar. Jadi, Il-Pyo berpikir kalau dia sudah dibuang dan menjadi tidak begitu peduli dari mana dia berasal dan siapa sebenarnya orang tuanya. Usai menebang pohon yang tidak terlalu besar dan membawanya ke sisi gubuk tua dengan susah payah. Kayu-kayu yang kemarin sudah dipotong, dikapak, dan dirasa cukup kering usai dijemur dikumpulkan satu-persatu. Il-Pyo menggendong ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Baca selengkapnya
bab 4: Pemurnian tubuh
Setelah menelan pil dan memurnikannya selama 1 jam. Banyak dari pemuda yang mengikuti pemurnian tubuh jatuh pingsan karena tidak dapat menahan rasa sakit. Sementara itu, Il-Pyo masih tak merasakan perubahan sedikitpun pada tubuhnya. Sungguh pemandangan yang kontras untuk dilihat semua orang. Il-Pyo tak mengeluarkan sebulir keringat pun bahkan setelah 2 jam berlalu semenjak ia menelan Pil. Padahal pemuda lain sudah kuyup dengan keringat dan lendir di tubuh mereka. 'Anak itu? Apa sebelumnya dia pernah memurnikan tubuh?' pikir tetua Paviliun Pil Obat yang melihat Il-Pyo tidak bereaksi. Memurnikan tubuh di bawah umur 15 tahun bukanlah hal yang sepenuhnya mustahil. Beberapa Jenius muda dari 6 keluarga terkemuka di ibu kota Kekaisaran Nilam melakukannya di bawah ketetapan itu. Umur 15 tahun hanyalah standar ideal, di mana seseorang tidak akan memiliki risiko ketika memurnikan tubuh untuk memulai kultivasi. Ketika semua telah usai dan berhasil memurnikan tubuh. Li Mei merasa malu dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-02
Baca selengkapnya
bab 5: Penawaran dan Kesepakatan
Di pinggiran hutan Beast Terlarang, bunyi redam sebuah pukulan tiba-tiba terdengar dalam jarak beberapa langkah. Ternyata, sumber suara berasal dari Il-Pyo yang baru saja kalap memukul kuat sebatang pohon. Pemuda tersebut kemudian tertunduk dan kepalan tangan kirinya yang masih menempel di pohon mulai mengeluarkan darah. Tampak menyakitkan, tetapi dapat diabaikan karena perasaan marah yang berusaha ia tangani lebih dominan daripada apa yang terjadi pada tangannya. "Tubuh Sialan!" teriak Il-Pyo penuh emosi. Akhirnya, pukulan bertubi-tubi kembali dia layangkan tanpa memikirkan rasa sakit lagi. Darah bercucuran dan dia kembali tertunduk dengan suara yang lirih. "Sebenarnya apa yang salah padaku?" Cukup lama Il-Pyo tertunduk dengan pikiran yang mendalam, keheningan bercampur emosi yang berusaha ia tangani terus meluap. Waktu terbunuh lebih banyak lagi saat Il-Pyo terus-terusan berpikir kenapa dia tidak terlahir seperti yang lain. Dan akhirnya, rasa sakit di tubuhnya pun mulai tak dapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-17
Baca selengkapnya
bab 6: Afinitas Leluhur
Demi diterima menjadi murid sekte Mata Pedang seseorang tentu haruslah melewati latihan ketat. Seluruh Pemuda di setiap Prefektur Kekaisaran yang telah memurnikan tubuh berjuang sangat keras untuk mempersiapkan ujian tahap awal masuk sekte. Dan mereka yang berhasil menjadi yang terbaik di ujian tahap awal nanti, akan mengikuti ujian utama langsung di sekte Mata Pedang. Ada banyak ketertinggalan yang Il-Pyo harus hapus darinya dengan pemuda lain karena belum juga memulai kultivasi. Hal ini membuat Zhou Ye sedikit pusing dengan waktu yang semakin sedikit. Purple Eye miliknya memang dapat memastikan ada hal menarik di dalam diri Il-Pyo seperti yang dimaksudkan pria berjubah hitam. Namun, Zhou Ye tidak memiliki cara untuk membangkitkan kemampuan tersembunyi pemuda tersebut. Zhou Ye harus memulai perjalanan kembali ke ibu kota Kekaisaran dan menanyakan solusi kasus tubuh Il-Pyo pada ayahnya. Juga, pada siapapun yang berkemungkinan tahu jika ayahnya tidak dap
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-18
Baca selengkapnya
bab 7: Jenius Tanpa Qi
Malam harinya, giliran tetua pertama yang secara pribadi memeriksa Il-Pyo. Setelah pencarian berulang yang memakan waktu berjam-jam, tidak ditemukan sedikitpun kejanggalan pada tubuh pemuda tersebut. Hal ini membuat tetua pertama bertanya apakah yang dilihat oleh Zhou Ye bukan kesalahpahaman. Sebab, di dalam tubuh Il-Pyo bahkan tidak ditemukan tanda-tanda Qi. "Tetua, dia tidak memiliki Qi, itu saja sudah menandakan kalau ada yang aneh di tubuhnya bukan?" imbuh Zhou Ye masih yakin dengan penglihatannya yang tidak pernah salah. Tetua pertama menarik-narik jenggot sambil terus memikirkan banyak kemungkinan. Kemudian dia setengah ragu menyimpulkan, "Tidak ada yang terpikirkan olehku selain apa yang terjadi pada Il-Pyo adalah sebuah penyakit. Aku memiliki teman berbakat di bidang alkemis. Kau dapat memeriksakan Il-Pyo padanya.”"Bagaimana kami bisa menemuinya dengan cepat?”"Dia seorang alkemis yang berpindah-pindah. Tidak terikat fraksi mana pun. Ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-19
Baca selengkapnya
Bab 8: Pertempuran
Ketika malam kembali tiba, Zhou Ye mengajak Il-Pyo ke hutan Beast yang terletak di sebelah barat daya ibu Kota Kekaisaran. Orang normal pasti akan menghindari waktu gelap jika memang ingin mencari sesuatu di sana. Apalagi untuk Il-Pyo yang tahu seberapa berbahayanya hutan Beast. Namun, pemuda tersebut tetap dengan patuh mengikuti Zhou Ye masuk lebih dalam tanpa banyak bertanya. Sepasang tungkai gadis di depan Il-Pyo akhirnya berhenti melangkah setelah cukup jauh meninggalkan bibir hutan. Seolah menembus pepohonan yang mengepung, pupil matanya menyala dan mulai mengedar ke semua arah untuk waktu yang cukup lama. "Di sana kau rupanya.” Zhou Ye bergumam ketika pandangannya terkunci pada satu arah. Dia segera menegakkan lengan dan berseru, “Teknik Leluhur! Rantai Pengekang!"Seketika untaian rantai keluar dari beberapa pola Qi ungu yang tercipta di udara. Melesat melewati celah pepohonan yang sebelumnya telah mereka lalui. Pandangan Il-Pyo ikut menelisik gelapnya malam ke mana serangan i
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-20
Baca selengkapnya
bab 9: Bangkitnya Bakat Il-Pyo
Setelah sosok berjubah hitam benar-benar pergi, Il-Pyo langsung menelan pil yang diberikan padanya tanpa berpikir memurnikan pil di tengah hutan sangatlah beresiko diserang Beast. Zhou Ye sangat kesal atas tindakan impulsif pemuda tersebut. Dia jadi mesti berjaga selama pemurnian. Untunglah kecepatan tubuh Il-Pyo memurnikan pil sangat mengerikan. Dalam sepuluh menit saja dia telah penuh memurnikannya. Melebihi waktu yang dapat Zhou Ye percayai. Nyala pupil mata gadis tersebut menyaksikan Afinitas Leluhur di samping dantian Il-Pyo mulai dibersihkan. Entah Qi atau bukan, sesuatu menyerupai asap hitam yang membelenggu Il-Pyo selama ini mulai terbakar habis. Dan di saat bersamaan hawa dingin menyebar untuk melindungi Dantian serta Afinitas Leluhur pemuda tersebut. Dengan Purple Eyes, terus dapat Zhou Ye pantau Qi biru mengaliri remedian Il-Pyo. Setelah mengedarkan ke seluruh tubuh, Zhou Ye akhirnya dapat merasakan tingkatan kultivasi pemuda tersebut.
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-21
Baca selengkapnya
Bab 10: Kecurigaan Keluarga Lain
Sangat sulit menentukan arah ketika berada di hutan yang gelap. Apalagi setelah masukinya terlalu dalam. Supaya tidak lebih jauh tersesat, Zhou Ye terpaksa mengaktifkan Purple Eyes dengan sisa energinya. Memungkinkan ia mengetahui ke arah mana harus pergi sekaligus berguna untuk menghindari bertemu Beast di tengah jalan. "Sebentar lagi kita akan sampai di pinggiran hutan ... sisanya kuserahkan padamu." Setelah sekian lama memaksakan diri menentukan arah, cahaya ungu pada kedua netra gadis itu akhirnya memudar. Kepalanya sontak terkulai tanpa tenaga bersandar pada tubuh Il-Pyo. "Kau pingsan?" Tidak ada jawaban, tanda kalau gadis di gendongannya tidak lagi terjaga. Il-Pyo mempercepat langkah ke luar hutan membawa ekspresi cemas. Zhou Ye harus segera mendapatkan penanganan, imbas pertarungan tadi seharusnya bukan hal yang menghasilkan sedikit luka. Ketika berhasil keluar dari kepungan pepohonan, Il-Pyo dibuat terkejut oleh kedatangan seseorang ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-11-22
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status