Arc 1 : Mati Dan Hidup Kembali (Bab 1 - 20) Tamat Arc 2. Pusaran Kenangan (Bab 21 - tamat) Murong Yi, tuan muda sampah dan dijuluki hantu gentayangan di Kediaman Murong. Suatu hari, karena sudah tidak tahan lagi dengan penderitaan yang menerpa hidupnya, dia menggunakan mantra terlarang untuk menawarkan tubuhnya pada Penyihir Iblis. Dia berharap sang Penyihir Iblis mau menerima tubuhnya dan membalaskan dendamnya. Penyihir Iblis, Jian Huanying hanya setengah hati saja menerima persembahan Murong Yi. Namun, setelah hidup kembali di dalam tubuh pemuda malang itu, dia menemukan banyak hal yang berkaitan dengan kematiannya lima belas tahun lalu. Kini sang Penyihir Iblis berniat untuk membalaskan dendam Murong Yi untuk mendapatkan kognisi spiritualnya seperti dulu agar dapat menemukan kebenaran di balik kematiannya di masa lalu.
Lihat lebih banyakHening menyelimuti Hé Yún Gé. Udara malam menjelang dini hari terasa dingin, diselimuti kabut spiritual yang senantiasa mengambang di sekitar bangunan itu. Awalnya, kabut tampak seperti selimut tipis keperakan yang bergerak lambat mengikuti embusan angin. Namun, seiring dengan harmonisasi energi dari dua sosok yang tengah berlatih, warnanya perlahan berubah—mendapatkan pendar keemasan yang samar, lalu semakin terang seperti benang cahaya yang menari di udara.Huànyǐng dan Tiānyin tetap tenggelam dalam latihan mereka, sepenuhnya terserap dalam keseimbangan energi yang mereka bangun bersama. Mereka tidak menyadari perubahan yang terjadi di sekitar mereka—tidak melihat bagaimana kabut bereaksi, menyesuaikan warnanya dengan ritme resonansi energi mereka. Semakin harmonis keseimbangan itu, semakin lembut dan bercahaya warna emas yang menyelimuti tempat mereka berlatih.Di pelataran, dua pria berdiri memperhatikan fenomena itu. Héxié Zhìzūn menunjuk ke arah pendar keemas
"Jadi, rumor itu benar adanya?" Suara seorang pria muda bergema di udara malam yang dingin. Dia mengenakan jubah biru berhiaskan motif naga, dengan bordiran benang emas yang berkilauan di bawah cahaya lentera. Duduk dengan santai, satu tangannya bertopang dagu, sementara matanya terpaku pada bangunan tertinggi di Kota Wu Chéng yang menjulang megah di kejauhan. "Belum dapat dipastikan, Jìng Jué Wángyé," sahut seorang pria berjubah biru tua dengan motif awan putih yang berdiri di sampingnya. Nada suaranya penuh hormat, tubuhnya sedikit menunduk, menunjukkan sikap tunduk pada tuannya. Pria muda itu mengangkat alis tipisnya. Dia adalah Jìng Jué Wángyé, putra kedua Kaisar Jìng Yǔhàn—seorang pangeran yang dikenal cerdas, penuh ambisi, dan tak jarang menunjukkan senyum samar yang sulit ditebak maknanya. "Begitu? Jadi, menurutmu, rumor hanyalah rumor?" Su
Huànyǐng menyeret Tiānyin menuju Wǔ Yún Tīng, ruang meditasi yang terletak di lantai tertinggi penginapan Hé Yún Gé. Tempat ini dirancang khusus untuk latihan sinkronisasi energi pasangan kultivasi—sebuah metode unik yang menuntut keharmonisan sempurna antara dua individu."Lihat, Tiānyin!" seru Huànyǐng penuh semangat, menunjuk ke arah ruang terbuka yang diselimuti kabut spiritual berpendar lembut.Tiānyin melangkah perlahan, matanya berbinar menatap pemandangan yang terbentang di depannya. "Ini..." bisiknya, nyaris tak percaya."Sempurna, bukan? Tempat ini dibuat untuk kita." Huànyǐng tersenyum puas.Tiānyin tidak langsung menjawab. Ia berjalan mengitari ruang meditasi, menyentuh perlahan pilar-pilar giok hijau yang menjulang di sekelilingnya. Pilar-pilar ini diukir dengan motif awan, Yún Wén, serta burung bangau, Xiān Hè—simbol harmoni dan keanggunan. Lantainya terbuat dari giok putih berkilauan, Bái Yù, dengan pola pusaran halus yang seakan me
Senja turun perlahan di Kota Wu Chéng, membawa serta perubahan halus yang mengubah suasana kota. Kabut tipis yang tadinya putih berpendar menjadi ungu keemasan, membias cahaya lentera yang melayang mengikuti arus angin. Seperti lautan bintang yang menari di atas jalanan berbatu, cahaya-cahaya itu menciptakan ilusi magis, seolah kota ini bukan lagi milik dunia fana.Di tengah keindahan yang sedikit mistis itu, rombongan Sekte Musik Abadi tiba di Hé Yún Gé. Dari lantai dua penginapan, Huànyǐng memandang keluar jendela, matanya berbinar saat melihat sosok-sosok yang ia kenali. Tanpa berpikir panjang, ia segera berlari menuju tangga."Huànyǐng, jangan berlarian di lorong!" suara Jian Xia terdengar mengingatkan.Namun, Huànyǐng tak menggubrisnya. Langkah kakinya berderap cepat di sepanjang lorong, lalu menuruni anak tangga dengan riang. Bunyi sepatu boot-nya menggema, mengejutkan ketiga kakaknya yang sedang menikmati teh di ruang utama."Huànyǐng, hati
Gerbang batu hitam itu perlahan terbuka, mengeluarkan suara berat yang menggema di tengah keheningan. Udara dingin menyeruak dari celahnya, membawa serta aroma lembab bebatuan tua. Begitu pintu gerbang terbuka sepenuhnya, tampaklah jalan utama Kota Wu Cheng—jalur lebar berlapis batu licin yang memantulkan cahaya redup dari kabut yang bergelayut di udara. Sekilas, jalan itu tampak seperti terapung di atas awan, menciptakan pemandangan yang nyaris magis.Di sepanjang jalan, bergelantungan Líng Dēng, lentera spiritual yang berpendar dalam cahaya biru keperakan. Nyala api kecil di dalamnya bergetar perlahan, memberikan penerangan lembut bagi para pendatang yang menavigasi jalanan kota yang sepi dan berselimut kabut.“Indahnya,” bisik Jian Xia, matanya berbinar kagum saat menatap keindahan yang terbentang di hadapannya.“Indah, tetapi juga berbahaya,” sahut Jian Wei dengan suara rendah, matanya tetap awas mengamati sekitar.Mereka mengendarai kuda deng
Siang itu, Shén Wù Gǔ—Lembah Kabut Ilahi—tampak lebih ramai dari biasanya. Lembah yang tersembunyi di kaki Pegunungan Lingxiao ini menjadi lokasi Perburuan Roh Musim Gugur tahun ini. Biasanya, tempat ini sunyi, hanya diselimuti kabut abadi yang menghalangi pandangan dan menciptakan suasana yang mencekam. Namun, hari ini, derap kaki kuda, suara langkah para kultivator, serta dengungan diskusi memenuhi udara lembah yang dingin."Kabutnya tebal sekali," gumam Jian Xue, mempererat genggaman pada tali kekangnya. Butiran embun yang menggantung di udara mengendap di jubahnya, meninggalkan jejak lembap.Di sebelahnya, Jian Wei hanya tersenyum tipis, lalu mengibaskan tangannya seakan hendak mengusir kabut. "Sesuai namanya, bukan?" ujarnya ringan.Dari barisan di belakang, Lei yang menunggangi kudanya di sebelah Huànyǐng dan Jian Xia, Huànyǐng bertanya, "Da Gē, mengapa Perburuan Roh kali ini diselenggarakan di tempat ini?"Jian Wei menoleh sekilas sebelum m
Beberapa hari berlalu, Huànyǐng terus mengasah teknik Róu Fēng Hū Xī Fǎ di bawah bimbingan Yīnlǜ Shengzhe. Teknik pernapasan ini menuntut ritme yang selaras dengan aliran energi angin, bertujuan untuk menstabilkan ketidakseimbangan antara api dan es dalam tubuhnya. Setiap ada waktu luang di sela-sela misinya, Huànyǐng tanpa lelah berlatih, hingga akhirnya Yīnlǜ Shengzhe menyatakan bahwa dia sudah menguasainya tanpa perlu lagi bimbingan langsung."Kalau begitu, apakah aku sudah bisa berlatih bersama Chénxī lagi?" tanyanya pada suatu pagi, suaranya penuh antusiasme.Mereka saat itu berada di halaman sebuah penginapan, mempersiapkan diri untuk Perburuan Roh yang akan berlangsung bulan depan di Shén Wù Gǔ—sebuah lembah yang selalu diselimuti kabut misterius, penuh bahaya dan rahasia yang belum terungkap."Tentu saja," sahut Yīnlǜ Shengzhe dengan santai. "Tapi kali ini kalian tidak hanya berlatih denganku, Ling Èr Gōngzǐ juga akan menemani."Mata Huàny
"Tiānyin! Hentikan aliran energimu! Lalu mainkan Tiáo Hé Qǔ!" seru Yīnlǜ Shengzhe lantang pada putranya.Pemuda bermata biru itu segera menenangkan aliran energi dalam tubuhnya, lalu mengeluarkan guqin dari kantong dimensi di pinggangnya. Jari-jarinya dengan cekatan menyusuri senar, menciptakan alunan Tiáo Hé Qǔ—melodi yang menyeimbangkan harmoni. Nada-nadanya mengalun lembut, merambat ke udara seperti riak kecil yang menyentuh permukaan Sungai Perak.Suara guqin meredam kegaduhan energi dalam tubuh Huànyǐng. Perlahan, napas pemuda itu yang tadinya memburu mulai teratur, ketegangan dalam tubuhnya surut, dan pikirannya terasa lebih jernih. Yīnlǜ Shengzhe mendekat, jemarinya yang berpengalaman menyentuh pergelangan tangan Huànyǐng, memeriksa aliran nadinya. Sementara itu, Tiānyin tetap memainkan Tiáo Hé Qǔ, memastikan keseimbangan tidak goyah."Jian Wu Gōngzǐ, bagaimana perasaanmu?" Yīnlǜ Shengzhe bertanya dengan nada lembut."Tubuhku serasa mau mel
Setelah susunan array pelindung terpasang dengan sempurna, Yīnlǜ Shengzhe melangkah ke tengah lingkaran, lalu dengan gerakan tenang dan pasti, ia kembali membentuk formasi yang lebih kecil. Hawa energi mengalir lembut di sekelilingnya, menciptakan getaran halus di udara."Kalian duduklah saling berhadapan!" perintahnya dengan ketegasan yang tak bisa dibantah.Tanpa banyak kata, Tiānyin dan Huànyǐng segera menurut. Mereka duduk bersila, berhadapan dalam formasi lingkaran dengan jarak sekitar dua meter.Dengan gerakan ringan, Yīnlǜ Shengzhe mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong pundi dimensi miliknya. Kilauan samar terpancar saat empat buah Líng Jīng—kristal energi murni yang langka—berpendar dalam genggamannya. Ia meletakkan masing-masing kristal itu di empat titik terkuat dalam formasi, menciptakan keseimbangan sempurna bagi aliran energi dua pemuda di hadapannya. Kemudian, ia mengeluarkan sebuah jimat tipis berukiran pola kuno dan meletakkannya di antar
Arc 1. Hidup Dan Mati (Bab 1 -20) Tahun ke-15 Jing, Kekaisaran Bìxiāo, di Lán Guāng Lǐtáng, Lán Tiān Gōng Jian Huànyǐng, pemuda berusia dua puluh dua tahun itu, berdiri di tengah-tengah aula yang megah dan tertawa getir, suaranya bergema di antara dinding marmer yang berkilauan. Dia menyeka darah di sudut mulutnya, merasa asin dan hangat bercampur dengan udara dingin yang menusuk. "Apakah kalian ingin membunuhku?" desisnya penuh kemarahan. Meski tubuhnya telah terluka, tidak satu pun dari orang-orang yang mengelilinginya berani menyerang seorang diri. Jian Huànyǐng, Tuan Muda Kelima dari Klan Jian, Sekte Aliran Pemecah Langit. Kultivator muda terkuat di klan setelah kakaknya, Jian Wei sang Tiānyù Jiànzhàn. Dia tahu bahwa jika harus berhadapan satu lawan satu, mereka tidak akan mampu membunuhnya. "Jian Huànyǐng, menyerahlah! Yang Mulia pasti akan mengampunimu!" Seorang pria muda membujuknya dengan ucapan yang terdengar sangat bijaksana. Namun, Jian Yi tahu itu hanya tipuan bel...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen