Tiba-tiba ibu mertua memutuskan untuk menikahkan Mas Haris dan Adelia, anak sepupunya sendiri. aku terkejut tapi tidak punya pilihan selain menyetujui semua itu karena latar belakangku hanya wanita miskin yang keluarganya tidak berpengaruh. Di hari pernikahan Mas Haris Aku diminta untuk mengiringi pengantin dan tersenyum selama acara berlangsung meski aku harus menahan kepedihan hatiku. Bahkan malam harinya, aku diusir dari kamar sendiri dan disuruh tidur di gudang agar pengantin baru bisa menggunakannya untuk berbulan madu.
Lihat lebih banyakYa, sesekali aku akan membuat sebuah pelajaran bagus untuk Ibu mertua. Aku tahu ayah mertua selalu pergi ke suatu tempat selama beberapa bulan terakhir, aku curiga ia malah sudah beristri lagi mengikuti jejak putranya.Ah, bukankah di mana mana laki-laki itu sama? Maka, jika benar apa yang kuduga, aku yakin setelah mengetahuinya Ibu mertua akan mati berdiri atau pingsan seketika.Jadi, biarlah sesekali aku akanmengikuti jejaknya, sehari saja.Benar saja, setelah seharian mengikutinya ternyata Ayah mertua menemui seorang wanita, entah apa hubungan mereka, namun aku akan menggorengnya menjadi sesuatu yang pantas disuguhkan pada ibu mertua dan seketika membuatnya sakit jantung dan kejang kejang. Hahahah."Ayah dari mana?" tanyaku ketika mobil ayah mertua berpapasan denganku."Kamu sendiri dari mana?""Kebetulan lewat sini, kalo boleh tahu, siapa yang baru saja ayah temui?"Ayah mertua terlihat terkejut dan gugup, ia mungkin tida menduga bahwa aku menyaksikan aksi mencium tangan mesra m
Setelah Ibu mertua meninggalkan rumah giliran Adelia dan Mas Haris juga ikut beranjak tanpa berkata-kata."Ah, biarlah, aku lelah dengan drama, andai esok atau lusa mereka menggugat perceraian maka biarlah."Akan kujalani hidup ini sendiri dan bahagia bersama kedua anakku, akan kucari pekerjaan yang layak dan sebuah rumah mungiljauh agar aku dan keluarga kecilku bisa tenang dan tidak diganggu oleh siapapun lagi.*Dua hari berlalu tanpa kedatangan Mas Haris ke rumah, entah kenapa dia tidak memberi kabar atau mengirimkan pesan, apakah dia marah kepadaku ataukah ibu yang melarangnya untuk menghubungi kami, aku tidak mengerti.Anak-anak mulai bertanya dimana ayah mereka dan aku hanya menjawab seperlunya saja jika Mas Haris sedang ada urusan dan tidak bisa datang dalam waktu dekat."Mama apa yang terjadi, kenapa Papa tidak datang dan kit diabaikan?" tanya Naila."Mungkin sibuk di rumah nenek, berdo saja semoga Papa segera datang," jawabku."Tapi apakah Nenak akan mengizinkan? bukannya ke
"Mau apa datang kemari?" tanyaku kepada gadis yang telah merebut suamiku itu."Kumohon Laila Aku ingin kalian berdamai dan bisa kompak bernama," pinta Mas Haris kepadaku sembari melindungi wanita itu di belakangnya."Mas Haris hanya karena aku mau dibawa olehmu kembali, bukan berarti aku akan membuka hati untuk istri barumu itu," jawabku mendelik."Aku ingin kamu berdamai dengannya sebagai bentuk bahwa kamu masih mencintaiku sebagai suami," sambungnya.Apa dia bilang? Dia ingin aku membuktikan baktiku dengan menerima Adelia dan membuktikan penghormatan kepadanya?"Jangan konyol Mas, aku bahkan rela minggat kedua kalinya jika kamu memaksa aku," ancamku."Laila, aku telah membujuk Adelia untuk mengalah kepadamu sebagai kakak madu, aku mohon kau bisa membuka hati, Sayang," bujuknya."Ya ampun haruskah aku termakan bujukanmu." Aku mendengkus dan masuk ke dalan rumah.Tak disangka mereka menyusul dan duduk di kursi ruang tamu yang memang telah disediakan oleh pemilik rumah."Kenapa kalia
Pagi yang damai ketika aku sedang sibuk di dapur Nyai, sebuah mobil berhenti di depan warung kopi yang sudah berdiri sejak 15 tahun itu.Ketika si pengemudi turun hatiku langsung berdebar dan jantungku seolah berhenti berdetak karena di sana ada Mas Haris dan ibu mertua yang terlihat menatap bingung dan seolah mencari-cari keberadaanku, untuk apa mereka datang dan meluangkan waktu untuk mencariku, apakah mereka akan melempar surat cerai ke hadapanku sekarang?'Permisi, adakah saya boleh bertanya?" tanya Mas Haris pada Nyai yang kebetulan duduk di meja depan."Iya, ada apa," tanya Nyai sambil menyulut batang rokoknya."Apakah saya boleh bertemu Laila?""Tahu dari mana kalo wanita itu ada di sini?""Kami bertanya pada orang yang berjaga di pos depn pasar," jawab Mas Haris."Bagaimana kalo aku menolak mempertemukanmu?" aku mencuri dengar percakapan mereka dari dapr warung kopi."Sungguh, saya mohon kesempatan, saya mohon," pinta Mas Haris."Atas dasar apa aku akan menyetujuinya? kamu pr
Jadi aku memutuskan untuk membawa kedua anakku ke daerah dekat pasar Mangga, di sana aku berencana untuk mengontrak sebuah kamar kecil, lalu mencari pekerjaan yang bisa menyambung hidupku.Entah bekerja di warung makan, jadi tukang bersihkan ikan, tukang es atau apa saja, yang bisa kulakukan di pasar nanti. Malam harinya aku akan menjajakan kopi jadi kurasa aku pasti bisa membiayai sekolah Naila dan Naina.Sesampai di pasar setelah naik angkot, kami turun dan masuk ke pelataran pasar yang sepi, kududukkan kedua anakku di sana dan menyuruh mereka untuk menunggu."Bentar ya, Ibu cari pemilik kontrakannya, biasanya jual kopi di sekitar sini," ujarku pada kedua anakku."Ya, Ma, tapi jangan lama-lama ya," jawab mereka. Kuikuti jalan lurus lorong pasar lalu ke sebelah kiri, melewati peti peti barang yang berjejeran, sedikit ke belakang ada warung kopi yang cukup ramai dan aku bertemu Nyai Tima di sana.Setelah duduk dan dipersilakan minum aku mulai bicara,"Nyai, aku ingin mengontrak salah
Hari ini tanpa kusangka Mas Haris datang menjemput ke tempat kerja aku di laundry,bukan hanya datang sendiri tapi dia juga membawa anak-anakku yang ketika bertemu denganku mereka sangat gembira dan langsung memeluk seolah sudah lama tidak berjumpa."Kok tumben, Mas datang jemput aku?" "Pengen aja jemput kamu," balasnya."Iya tapi jarak dari sini ke rumah kan dekat, apa nggak lebay?""Jemput istri sendiri kok lebay, sih?" Ia balik tertawa sambil menggelengkan kepala."Mama kita mau jalan-jalan," kata Nayla dengan bersemangat."Iya, Kita mau ke taman bermain," seru Naina bertepuj tangan dan setengah melompat."Tapi mama masih belum mandi yang belum ganti baju," ujarku ragu."Apa-apa, toh, orang lain tidak akan memperhatikan penampilanmu, yang memperhatikan kamu pastinya hanya aku," ucap Mas haris sambil mengerlingkan mata."Mas ... Kamu ada apa sih? tidakkah Adel akan cemburu kalau kamu seperti ini?""Aku sudah menghabiskan 3 minggu berbulan madu dengannya, kamu juga istriku dan berhak
Aku tak menegurnya, tidak ingin membuang waktuku aku tak mau banyak bicara, ia masuk dua jam setelah kejadian tadi ke kamar dan berdiri di depanku namun dia membisu.Aku mengacuhkannya dengan tetap sibuk membimbing anakku belajar sedang dia membisu, mungkin tak menemukan cara memulai kata kata."Apa yang kamu lakukan berdiri di situ?""mencari baju," ujarnya."Mana mungkin baju di dalam lemari akan keluar sendiri kalau tidak dikeluarkan," sindirku."Kalau begitu kamu saja yang mengeluarkannya," pintanya." Maaf aku sedang daring dengan anak-anak sehingga tidak bisa bangun sembarangan meninggalkan video call mereka.""Besok kamu mau pergi kerja lagi ya?""Yah tentu aku tidak akan menyerah di hari pertama," jawabku."aku masih berharap bahwa kamu akan menjadi ibu rumah tangga yang baik untukku tidak perlu merepotkan diri bekerja. Aku masih sanggup menafkahi kalian semua.""Kamu punya istri sekarang Mas, tanggung jawab mu dua kali lipat dari sebelumnya, jika kami makan maka dia pun haru
"Ada apa ini ribut-ribut?" tanya mertua laki-laki."Ini Yah, dia mau memaksa masuk kerja," jawab lelaki yang selalu bersembunyi di balik ketiak orang tuanya itu."Aku hanya ingin bekarja, Ayah, aku ingin punya penghasilan," jawabku pelan."Kalo suami tidak mengizinkan, sebaiknya tidak usah," ujar Bapak mertua pelan."Aku harus mengalihkan pikiran dan menghasilkan uang sendiri ayah, lagipula di rumah ini bukan aku sendiri yang mengurusnya," balasku dengan air mata sakit hati.Aku tahu saat ini di dapur sana, gadis sok lugu itu sedang tertawa jahat merayakan prahara yang sedang terjadi.Aku tahu dia puas dan hasratnya ingin mengusirku akan segera terealisasi."Kalo suami dan orang tua keberatan lantas apa yang akan kamu lakukan?"tanya ibu mertua sambil mendelik padaku."Aku tetap akan bekerja karena aku juga berhak untuk menjalani hidup seperti yang aku inginkan.""Kok kamu jatuhnya jadi semaunya gitu?""Aku hanya melakukan apa yang kuanggap baik.""Oh, jika memang begitu maumu, ti
Sembari merebahkan diri di peraduan siang hari ini, aku sedikit memijit-mijit pelipis mencoba membuang semua beban pikiran.Aku tahu jika aku terus-menerus seperti ini hanya berada di rumah saja, maka, hidupku tidak akan pernah maju."Aku harus bekerja dan menghasilkan uang sendiri, agar mertua dan Mas Haris tidak memandang aku sebelah mata."Aku teringat bahwa memiliki sebuah kontak nama teman yang bernama Riska dan dia punya sebuah toko dan usaha laundry, kurasa aku bisa minta tolong untuk menjadi salah satu pekerja di tokonya.Jadi, kuambil ponsel dan langsung mencari nama kontak tersebut dan menghubunginya."Halo selamat pagi, assalamualaikum," sapaku ramah."Halo, hai, Laila sudah lama kamu tidak menelponku.""Sebenarnya aku meneleponmu untuk meminta sedikit bantuan Riska," ujarku pelan."Apa itu, Laila?""Aku ingin bekerja di toko atau tempat laundrymu," pintaku."Loh memangnya suamimu akan mengizinkan? Aku tahu kalau kamu sibuk mengurus mertua dan rumahmu, apakah mertuamu tidak
Apa yang dilakukan seorang wanita yang sudah terlanjur dipoligami, menangis, menjerit merutuk, marah dan berteriak-teriak minta cerai lalu jatuh miskin? Hanya begitu saja?Atau, istri tua marah, bertengkar dengan istri muda, saling jambak dan cakar, kemudian si suami membela istri barunya, lalu istri tua sakit hati dan kabur dari rumah, itu klise!Semua kejadian pahit itu sudah terjadi padaku ketika Mas Haris memilih untuk menikahi Adelia, seorang gadis muda pilihan ibu mertua yang katanya akan menaikkan derajat keluarga dan melahirkan keturunananak laki-laki untuk meneruskan garis keturunan keluarga Mas Haris. Ah ya, miris! aku hanya istri yang melahirkan anak-anak perempuan dan menurut mertuaku, aku tidak bisa membahagiakan keluarga mereka.Sudah banyak air mata yang berguguran dari kekecewaan ini, sekuat apapun aku melawan dan menolak tetap saja keputusan bukan ditangan seorang menantu yang tidak berdaya.Ya, aku tidak berdaya karena kemiskinan keluarga yang berasal dari menenga
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen