PARALLEL

PARALLEL

By:  Realia  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
30Chapters
1.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Synopsis

Manipulatif

Xabi Xavier bangun dari tidurnya di sebuah rumah sakit aneh di Vladivostok pada tahun 2025 tanpa mengingat satu pun kenangannya selama sepuluh tahun terakhir. Terang saja hal itu membuat orang-orang di sekitarnya berang. Ketua tim khusus Seagull menyatakan bahwa Xabi adalah dalang dari sebuah masalah besar dan harus bertanggung jawab atasnya. Xabi pun kabur dan mendapat perlindungan dari kelompok pemburu harta karun bernama Pandora Box. Dengan dalih akan dipulangkan ke Indonesia, nyatanya gadis itu justru dijebak dan dibawa ke kota mati Vorkuta. Ternyata Seagull dan Pandora Box terlibat perseteruan dan keduanya hendak memanfaatkan Xabi untuk mencapai tujuan masing-masing. Mampukah Xabi bertahan hidup dan mendapatkan kembali ingatannya?

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
30 Chapters

Rumah Sakit Aneh di Vladivostok

Menara Trophaeum, Mei 2025Gadis itu mendekati dua belah pintu besar dengan tertatih-tatih. Mantel bulu musim dingin yang ia kenakan terkoyak di sana-sini dan staminanya telah terkuras habis. Ia mengerahkan seluruh tenaga yang tersisa untuk mendorong kedua pintu itu hingga terbuka. Angin badai salju seketika menerpa wajahnya yang langsung mengeras karena sensasi dingin. Sebuah pemandangan serba putih karena dominasi butiran salju juga turut menyambut. Perlahan ia maju hingga tembok pembatas puncak menara dari bangunan setinggi dua ratus meter di atas pegunungan. Sebenarnya ia sudah terlalu letih, tetapi masih ada satu hal lagi yang harus dilakukan. “Ayolah! Kau bisa melakukannya, Xabi!” bisiknya menyemangati diri sendiri. Bagian atas tembok pembatas hanya setinggi dada. Ia membersihkan salju di area yang akan digunakan untuk berpijak. Ia harus cepat atau salju akan segera menutupinya kembali. Gadis itu
Read more

Reuni

Vladivostok, Mei 2025Xabi mengamati benda kotak dan pipih di tangannya, Ia masih belum percaya benda ini adalah sebuah ponsel. Tidak ada tombol bahkan tempat baterai yang bisa dibongkar pasang. Belum lagi kameranya, satu di depan dan empat di belakang. Telepon genggam terakhir yang ia miliki adalah Blackberry paling tipis yang ia beli setelah memenangkan turnamen Dota 2. Suster Agnes memandanginya tak kalah takjub. Ia heran kenapa Xabi bisa melupakan semua yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir. Bahkan keberangkatannya ke Rusia sepuluh tahun silam juga telah terlupakan. Ia kembali memastikan apa saja yang diingat Xabi, mulai dari nama asli dirinya dan seluruh anggota keluarganya, tanggal lahir hingga daftar pertandingan game yang ia menangkan. Gadis kurus karena malnutrisi itu menjawab semuanya dengan benar. Namun, ketika ditanya tentang jenis pekerjaan dan jabatan yang dimilikinya saat ini, gadis itu mengeluh kepalanya sakit d
Read more

Seorang Gadis Tanpa Ingatan

Vladivostok, Mei 2025Jalanan itu begitu lengang, para pejalan kaki yang berlalu lalang bisa dihitung dengan jari. Xabi duduk bersandar di sebuah halte bus mengamati toko-toko yang masih buka setelah matahari tenggelam. Sepintas kota itu mirip Jakarta dengan aroma berbeda. Ia sudah berada sejauh sepuluh kilometer dari fasilitas kesehatan. Setidaknya itu yang dikatakan pengemudi truk yang memberikan tumpangan gratis padanya. Gadis itu merasa tidak nyaman meninggalkan Agnes tapi apa yang baru didengarnya membuatnya memilih untuk lari. Sekitar dua jam yang lalu ia hendak mengembalikan Coove pada Agnes. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar perawat itu sedang berbicara dengan hologram yang duduk di depannya. Sang perawat tidak menyadari kehadirannya meski ia melihat ke luar langsung. Mungkin karena tertutup hologram pria yang bicara dengan suara berat itu. Xabi yang sempat melihat ke dalam sedikit memutuskan untuk tinggal dan menc
Read more

Sang Pemburu Harta Karun

Vladivostok, Mei 2025Alternatif tempat kedua setelah rumah sakit adalah kantor polisi. Xabi berhasil masuk ke sana dengan lancar. Ia sengaja memilih tempat beraksi tak jauh dari kantor polisi di Nadibaide St. agar langsung digiring ke sana setelah ketahuan. Ia merasa bersalah pada si gadis manis, tapi apa boleh buat. Ia butuh tempat bermalam. Agnes benar-benar tak berperasaan mengusirnya malam-malam begini. Polisi yang sedang bertugas menyita semua barang-barangnya dan memasukkan gadis itu ke sebuah sel kosong. Hari sudah larut dan mereka memutuskan akan memproses kasusnya esok pagi. Xabi mencoba tidur sambil duduk. Ia berharap malam itu tidak terlalu dingin karena kaus dan celana panjang yang dikenakannya adalah baju untuk musim panas. “Hari yang melelahkan, eh?” sapa suara berat dari sel seberang. Nampaknya hampir semua sel kosong. Hanya dua ruangan paling dekat pintu depan yang saling berhadapan ini yang berisi. Xabi mera
Read more

Pertempuran di Vorkuta

Vladivostok, Mei 2025Tiga hari terasa cepat bagi Xabi yang menghabiskan waktunya untuk berlatih berjalan. Kini ia mampu berjalan dengan batuan satu tongkat saja. Sedikit terlambat memang, tapi ia mendapati akun bank dalam ponselnya masih memiliki sejumlah uang. Beruntung semua passcode yang digunakan adalah sidik jari dan retinanya. Dengan uang yang ia miliki, Xabi mengganti tongkat kayunya dengan pedang tebu berhias kepala elang di bagian pegangan. Sebuah revolver kecil untuk berjaga-jaga tak luput dibelinya dari toko senjata yang sama. Xabi juga memotong habis bagian rambutnya yang gimbal dan menyisakan rambut bob hingga bawah telinganya. Andai matanya tidak sipit, ia akan terlihat seperti gadis Perancis. Sedikit tambahan daging di area wajah akan membuatnya terlihat kembali nomal. “Apa kau mencari seseorang, Mademoisele?” sapa Wayne dari lantai dua ketika Xabi masuk dengan penampilan barunya. “Ini aku,
Read more

Tamu Misterius

Vladivostok, Mei 2025“Сила есть , (Sheelah yest)” ujar suara di seberang. Kalimat singkat itu seolah menjadi kunci sebuah kotak ingatan Xabi yang kemudian terbuka sehingga gadis itu otomatis menjawab. “Ума не надо . (umah ni nahda)” “Xavier?” “Vasily.” “Seagull atau Pandora Box?” “Tidak keduanya.”“Bagus, tetaplah berjalan.” “Kenapa?”“Assassin dari Seagull sedang menuju markas Pandora Box.” Telepon ditutup. Xabi hanya mengingat kata sandi itu, sisanya adalah informasi dari Agnes dan inisiatifnya sendiri. Vasily mengontaknya dan hal itu seharusnya dihindari. Kini gadis itu justru bimbang. Apakah ia harus meneruskan perjalanannya atau kembali dan memperingatkan Ravil? Tunggu, kalau hanya memperingatkan ia bisa menggunakan ponselnya. Namun, R
Read more

Penyihir Besar Orde Silverwing

Аппети́т прихо́дит во вре́мя еды́(Ahpeteet prihohdit va vryemya yedy)“Nafsu makan datang dengan makan.” Vladivostok, Mei 2025 Pertandingan absurd sore itu bermula ketika Xabi mengizinkan Vash masuk. Melihat penampilan dan cara bicara Vash, sulit dipercaya ia adalah seorang assassin. Dengan mudah Xabi membuka pintu karena baik Wayne maupun Ravil selalu membiarkan pintu depan tidak terkunci sebelum jam sebelas malam. “Isyanov kau di dalam?” “Lihat siapa yang datang! Kupikir kau sudah lari ke ujung dunia,” sambutnya dari lantai dua yang dibatasi beranda kayu. “Apa maksudmu hah? Melarikan diri seperti itu.” “Ada tamu yang ingin bertemu Wayne.” “Dia sudah pergi, katakan untuk datang lagi nanti.” Ravil tidak suka jika lawan bicaranya mengalihkan pembicaraan.&nbs
Read more

Perjalanan Ke Kota Mati

Доверя́й, но проверя́й(daviryay noh praveryay)“Percaya tapi verifikasi” Vladivostok, Mei 2025 Xabi tidur dengan keadaan kamar tanpa pintu dan Vash terikat di sudut kamar. Tentu saja tidurnya tidak nyenyak. Belum lagi ia mendapati Ravil sibuk melakukan sesuatu sepanjang malam. Persiapan untuk ke Vorkuta, katanya. Keesokan paginya Ravil pergi entah ke mana lalu kembali membawa makanan. Ah ya, tentu saja ia tidak bisa memasak karena dapur berantakan. “Bolehkah Vash makan bersama kita?” tanya Xabi saat Ravil memberikan jatah untuknya dan Vash. “Tidak bisa, dia sudah kalah dan aku tidak bisa membiarkannya kabur.” “Ты жульничаешь[1] (ty zhul’nichayesh), Isyanov!” “Berisik! Заткнись и ешь![2] (Zatknis’ I yesh’!)” hardik Ravil. Xabi membawa makanannya da
Read more

Sesama Warga Indonesia

Ста́рый друг — лу́чше но́вых двух(Stahry drug luchsheh nohvyh dvukh)“Seorang teman lama lebih baik daripada dua teman baru.” Vorkuta, Mei 2025 Jarak antara Vladivostok dan Vorkuta kurang lebih lima ribu kilometer. Setelah melakukan penerbangan selama dua puluh satu jam, Ravil dan seorang anggota Pandora Box lainnya bersiap hendak turun. “Apa kau bilang? Bekal makanan kita sudah habis?” tanya anggota yang baru dilihat Xabi untuk pertama kalinya. Menurut perkiraannya, pemuda itu pastilah Sergei. “Iya, Xavier yang menghabiskannya,” jawab Ravil santai membuat gadis itu terhenyak kaget. Ia memang makan hampir di sepanjang perjalanan, itu pun karena Ravil mengizinkan bahkan menyuapinya. “Kau ini! Nanti kita makan apa?” Sergei menepuk wajahnya sementara Ravil melirik Xabi. Ancaman akan memakan gadis itu akan segera te
Read more

Sang Ketua Kawanan

Друг познаётся в беде́(Drug paznayotsya v byedye)“Kau akan menemukan teman sejati ketika kau mengalami kesusahan.” Vorkuta, Mei 2025 Xabi, Vash, dan Sergei tengah menikmati daging kering yang disediakan Sergei ketika derik-derik sepatu itu mendekat. Vash yang menyadarinya lebih dulu dan berbisik, “Кто-тоидет[1] (kto-to idet).” Sergei buru-buru membereskan perlengkapannya tanpa mengeluarkan suara. Xabi hanya bisa berdoa semoga itu bukan Ravil. Kalau iya, gadis itu tidak akan segan-segan menghambur dan menggigit telinganya hingga putus. Sergei sudah siap dengan pistol dan belatinya ketika sosok itu berdiri di ambang pintu. Kedua pemuda itu sama-sama terkejut ketika sang tamu tak diundang menampakkan wajahnya dibalik topi lebar yang mengingatkan mereka pada warga Orok di pulau Shakalin. “Wayne!!” teriak Xabi. “Dasar Brengsek!!! Beraninya kau dan
Read more
DMCA.com Protection Status