Menjadi Cinderella Karena Mertua

Menjadi Cinderella Karena Mertua

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Oleh:   Hayanis Kalani  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
18Bab
77Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sinopsis

Hidup Gayatri yang seharusnya menjadi menantu malah berubah menjadi pembantu. Rumah yang sudah diwariskan untuk suaminya kini diambil kembali oleh mertuanya. Gayatri sudah tidak tahan dengan perlakuan mertua dan para iparnya. Melihat Gayatri yang hidup menderita, temannya berencana untuk membantu Gayatri kabur. Apakah rencana tersebut akan berhasil? Dan jika Gayatri kabur dari rumah apakah kebenaran akan suaminya yang menghilang akan terkuak?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Menghilangnya Hendar

Gayatri menangis tersedu sambil menaburkan bunga ke atas permukaan air laut pelabuhan Bakauheni. Mengelap air mata yang membasahi pipinya, Gayatri mencium puncak kepala anak keduanya yang baru berusia dua tahun, sementara tangan kanannya mengusap kepalanya yang berdiri di sampingnya yang baru berusia lima tahun.Bukan hanya Gayatri seorang saja yang menangis di sana, tetapi banyak orang-orang juga yang menangis sedih lantaran harus mengikhlaskan orang-orang terdekat dan yang dicintainya menghilang, pergi untuk selama-lamanya dan raganya tidak akan pernah ditemukan. Menghilang dalam gelap, dingin dan dalamnya lautan lepas.Sudah hampir dua pekan kapal feri yang mengangkut penumpang dari lampung menuju pelabuhan merak itu hilang. kabarnya kapal feri tersebut tenggelam di sekitaran Selat Sunda. Dari banyaknya penumpang kapal, hanya sekitar tujuh puluhan orang yang ditemukan, termasuk korban selamat yang hanya bisa dihitung dengan jari.Angin laut menerpa wajah Gayatri yang terlihat sang...

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
18 Bab
Menghilangnya Hendar
Gayatri menangis tersedu sambil menaburkan bunga ke atas permukaan air laut pelabuhan Bakauheni. Mengelap air mata yang membasahi pipinya, Gayatri mencium puncak kepala anak keduanya yang baru berusia dua tahun, sementara tangan kanannya mengusap kepalanya yang berdiri di sampingnya yang baru berusia lima tahun.Bukan hanya Gayatri seorang saja yang menangis di sana, tetapi banyak orang-orang juga yang menangis sedih lantaran harus mengikhlaskan orang-orang terdekat dan yang dicintainya menghilang, pergi untuk selama-lamanya dan raganya tidak akan pernah ditemukan. Menghilang dalam gelap, dingin dan dalamnya lautan lepas.Sudah hampir dua pekan kapal feri yang mengangkut penumpang dari lampung menuju pelabuhan merak itu hilang. kabarnya kapal feri tersebut tenggelam di sekitaran Selat Sunda. Dari banyaknya penumpang kapal, hanya sekitar tujuh puluhan orang yang ditemukan, termasuk korban selamat yang hanya bisa dihitung dengan jari.Angin laut menerpa wajah Gayatri yang terlihat sang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-02
Baca selengkapnya
Berhemat yang Menyiksa
Piring makan keramik itu terbang melayang kemudian jatuh ke atas lantai dapur dan pecahannya berhamburan ke mana-mana. Bu Nining sengaja melemparkan piring tersebut karena kesal pada Gayatri, pasalnya Gayatri tidak memasak masakan kesukaan Bu Nining dan Damilah. Hari ini Gayatri tidak masak karena tukang sayur keliling tidak dagang dan jika Gayatri berbelanja ke pasar, dirinya harus mengeluarkan uang tambahan untuk ojek karena jarak antara pasar dan rumahnya sangat jauh."Ibu sama Damilah itu bukan domba yang setiap hari harus makan hijau-hijauan." Bu Nining kembali melemparkan sendok dan gelas."Kamu mau bikin darah ibu makin naik gara-gara ibu harus memakan sayur daun singkong ini?""Bukan begitu, Bu...""Terus maksud kamu apa? Kamu jadi orang pelit banget! Kamu pikir kamu hidup di sini sama siapa? Rumah yang kamu tinggali ini awalnya tanahnya milik siapa? Siapa yang membiayai rumah ini pas dibangun, hah?"Bu Nining kembali mengungkit-ungkit perihal harta warisan yang memang sudah d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya
Lelah
"Gayatri!!! Bangun!!! Mau sampai kapan kamu tidur terus, hah?! Jadi orang gak guna banget!"Gayatri membuka matanya dengan perlahan. Kepalanya sangat pusing hingga pandangannya pun berkunang-kunang. Dengan sekuat tenaga dan memang memaksakan diri, Gayatri bangun dari tidurnya. Matanya melirik ke arah jam dinding berwarna cokelat kehitaman itu, ternyata sudah pukul lima pagi.Ghifari yang juga terbangun karena suara teriakan dari neneknya itu langsung berlari ke luar kamar, memberitahukan keadaan ibunya yang sekarang sedang sakit. Ghifari tahu karena tadi dirinya menyentuh pipi Gayatri yang suhunya cukup panas.Bu Nining masuk ke kamar, dengan wajah yang terlihat kesal, dirinya memarahi Gayatri meskipun tahu kalau menantunya itu katanya kurang enak badan."Kamu itu tidak usah manja. Jangan sakit! Ibu tidak mau mengurus kamu dan anak-anak kamu. Nyusahin aja!" Sebelum Bu Nining angkat kaki dari kamar, beliau menambahkan. "Sana pergi ke warung beli obat biar cepat sembuh. Kalau sakit itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-24
Baca selengkapnya
Sakit
Tubuh Gayatri panas dan mengeluarkan keringat dingin. Di tengah malam yang sunyi ini Gayatri sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara karena karena menangis dalam diam. Dirinya merasa nelangsa karena sedang sakit tapi tidak ada yang mengurus, juga Gayatri tidak bisa mengurus kedua anaknya, sekarang anaknya ditelantarkan dan bahkan kedua anaknya tidak makan malam sama sekali karena dimarahi oleh neneknya.Gayatri memeras kompres yang sudah mendingin. Ia kembali berbaring sambil mengusap kepala anak-anaknya. Jika saja Gayatri masih memiliki kedua orang tua, mungkin hidup Gayatri tidak terlalu berat seperti ini. Dan andaikan saja ibu mertua serta iparnya berperilaku baik, hidupnya yang tinggal bersama di keluarga suami pasti tidak akan menderita.Pagi harinya tubuh Gayatri sudah agak mendingan meskipun suhu tubuhnya masih cukup panas tetapi kepalanya tidak terlalu berat dan pusing. Rutinitas paginya seperti biasa, masak dari jam empat subuh dan beres-beres rumah. Hari ini rencananya Gayat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-24
Baca selengkapnya
Baju Lusuh
Setelah dua hari dirawat di puskesmas, Gayatri akhirnya sembuh dan pulang ke rumah. Selama Gayatri sakit, yang berjaga di puskesmas hanya Alin saja, sementara ibu mertua dan adik iparnya sama sekali tidak mengurusi Gayatri, mereka hanya datang menjenguk satu kali saja, itupun datang hanya sepuluh menitan saja, setelah itu mereka pulang.Kedua anak Gayatri menginap di puskesmas, mereka tidak mau satu rumah dengan nenek dan bibinya karena takut dimarahi seperti yang selalu dilakukan oleh Bu Nining. Apalagi Bu Nining itu orangnya tidak mau diberikan beban, dia tidak mau mengurus anak kecil yang sulit diatur dan hanya ingin main terus tanpa bisa patuh atau dibujuk.Melihat sikap ibu mertua dan ipar, darah Alin kembali mendidih. Alin tidak habis pikir kenapa ada seorang nenek yang sama sekali tidak sayang pada cucunya sendiri. Padahal cucunya ini bukan hasil dari zina, bukan pula pembawa aib atau petaka. Yang membuat Alin semakin marah itu yaitu ketika mengetahui kalau kartu ATM dan buku t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-24
Baca selengkapnya
Akikah Cucu Kesayangan
Sudah beberapa hari ini Baiq sering sekali menangis tiba-tiba, apalagi setiap malam hari sampai subuh Baiq tidak pernah berhenti menangis dan sulit untuk tidur lagi. Dibujuk dengan berbagai cara tetap tidak mempan. Bu Nining yang terganggu dengan suara tangisan dari Baiq itu selalu marah-marah dan pernah mengusir Gayatri juga kedua anaknya karena terus-menerus mengganggu tidurnya."Mungkin Baiq teringat dengan ayahnya," ucap Bu Uri ketika Gayatri bercerita pada ibu juragan sayuran itu."Kadang Ghifari juga sering tiba-tiba ingat sama ayahnya.""Apa dulu Hendar ada keinginan yang belum tercapai untuk anak-anaknya?"Gayatri mencoba mengingat-ingat rencana jangka panjang yang dulu disusun oleh mereka berdua."Dulu sebelum Mas Hendar mau merantau ke Bandung, katanya nanti kalau sehabis lebaran mau khitanan Ghifari sama Baiq, sekalian akikah semuanya.""Begitu, ya?" Bu Uri mengangguk-angguk. "Kayaknya kedua anak kamu harus segera dikhitan, Tri.""Kira-kira biayanya berapa ya, Bu?""Waktu j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-02-24
Baca selengkapnya
Gara-gara Kucing
Gayatri menaburkan bunga ke atas air laut dermaga, ini sudah ke empat puluh harinya Hendar. Waktu memang tak terasa cepat berlalu, rasa-rasanya baru saja kemarin Hendar masih berada di sisinya, bermain dengan kedua anaknya, mengajaknya jalan-jalan dan lain sebagainya. Tapi, semua itu hanya tinggal kenangan, hanya tinggal rindu saja yang tersisa."Ibu, suatu hari nanti kita akan tinggal di seberang laut sana. Kita akan pergi naik kapal ferry dari sini ke pulau Jawa."Tangan Gayatri mengelus kepala Ghifari. Entah siapa yang mengajarkan Ghifari hal seperti itu. Semenjak kehilangan Hendar, cara berpikir Ghifari memang sedikit agak berbeda, pikiran dan ucapannya bahkan tindakannya sedikit agak seperti orang dewasa."Tunggu Ghifari besar, ya, Bu. Ghifari janji akan membahagiakan ibu dan tidak akan membuat ibu menangis juga bersedih lagi.""Terima kasih ya, Nak." Gayatri memeluk tubuh mungil Ghifari.Saat posyandu minggu kemarin, kedua anaknya memiliki berat badan yang tidak ideal. Hal itu d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya
Anak Pak Lurah
"Anak kamu bulan depan seharusnya masuk TK kan, Tri?" tanya Bu Oom. Gayatri mengangguk. "Iya, Bu. Tapi kata ibu mertua saya Ghifari katanya jangan dimasukkan ke TK, ibu sudah dari dulu berbicara seperti itu."Bu Oom menyeruput kopi hitamnya setelah itu ia mengambil sepotong goreng tahu isi dan memakannya. "Pikiran ibu mertua kamu itu memang terlalu kolot, terbelakang, heran deh.""Maaf ya, Tri, bukan bermaksud menyinggung. Tapi kayaknya kalau kamu nanti mau nikah lagi, Bu Nining gak bakalan setuju," ucap Bu Enah."Saya gak kepikiran mau nikah lagi, Bu. Lagipula, mana ada orang yang mau menikah dengan saya, janda anak dua. Tanggungannya banyak.""Kamu itu masih muda, Tri. Apalagi kamu cantik, pasti banyak laki-laki yang mau sama kamu. Buktinya belum empat puluh hari suami kamu meninggal kan waktu itu ada yang datang menanyai kamu. Itu artinya dia memang tulus sama kamu juga anak kamu."Bu Oom mengangguk setuju. "Iya. Dan sepertinya anak Pak Lurah juga tertarik sama kamu, Tri."Gayatri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya
Mendekat
"Mbak Gayatri!" Darsa memanggil Gayatri yang hendak pulang sehabis babad tanah di kebun jagung yang baru ditanam dua minggu lalu."Ada apa, Den?"Darsa terdiam sebentar kemudian menjawab, "Kebetulan saya hendak ke rumah Pak RT Yoyo, rumahnya Mbak Gayatri satu RT kan dengan beliau? Bagaimana kalau Mbak Gayatri pulangnya bareng saya saja?""Tidak usah, Den. Terima kasih. Saya hari ini tidak akan langsung pulang ke rumah, saya akan mampir sebentar ke rumah Bu Uri." Gayatri menolaknya dengan senyuman tipis."Rumahnya Bu Uri di mana?""Di kampung sebelah.""Yang juragan sayuran itu bukan? Oh iya saya tahu rumahnya. Saya juga tadi di suruh ke sana sama bapak, mau memberikan surat undangan dari desa kepada para petani. Besok lusa di balai desa akan diadakan penyuluhan penggunaan insektisida dan pupuk baru."Gayatri menimang-nimang. Apa dirinya terima saja tawaran pulang bersama ini? Lumayan dirinya nanti tidak akan terlalu lelah karena naik kendaraan."Tri, ayo!" Bu Oom berada di belakang be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya
Motor Baru
Sebuah mobil pickup berwarna putih yang dibelakangnya membawa sebuah motor matic keluaran terbaru berwarna hitam itu berhenti di depan rumah Bu Nining. Orang-orang yang saat itu kebetulan sedang berkumpul di rumah Bu Ariyanti sebagai tempat berkumpul khusus nasabah bank emok mengintip dari balik jendela karena penasaran siapa orang yang membeli motor baru itu. Tidak mungkin, kan, Bu Nining beli baru, soalnya keluarga dia sudah punya motor, masa beli lagi.Ibu-ibu itu langsung bisik-bisik, mencoba menebak-nebak siapa diantara mereka yang saat ini punya banyak uang hasil dari hmmm... sepertinya tidak usah disebutkan."Cari rumah siapa, Mas?" tanya Bu Ariyanti. Ibu-ibu yang sedang berkumpul itu semuanya langsung diam, siap menyimak."Saya sedang mencari rumahnya Bu Nining. Apa betul yang ini?" tanya mas-mas dari dealer motor itu sambil menunjuk rumah di depannya yang banyak tanaman apotek hidup dan bunga-bunga.Kumpulan ibu-ibu itu mengangguk. "Betul.""Ini beneran Bu Nining beli motor
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-27
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status