Share

Sakit

last update Last Updated: 2024-02-24 08:11:57

Tubuh Gayatri panas dan mengeluarkan keringat dingin. Di tengah malam yang sunyi ini Gayatri sebisa mungkin tidak mengeluarkan suara karena karena menangis dalam diam. Dirinya merasa nelangsa karena sedang sakit tapi tidak ada yang mengurus, juga Gayatri tidak bisa mengurus kedua anaknya, sekarang anaknya ditelantarkan dan bahkan kedua anaknya tidak makan malam sama sekali karena dimarahi oleh neneknya.

Gayatri memeras kompres yang sudah mendingin. Ia kembali berbaring sambil mengusap kepala anak-anaknya. Jika saja Gayatri masih memiliki kedua orang tua, mungkin hidup Gayatri tidak terlalu berat seperti ini. Dan andaikan saja ibu mertua serta iparnya berperilaku baik, hidupnya yang tinggal bersama di keluarga suami pasti tidak akan menderita.

Pagi harinya tubuh Gayatri sudah agak mendingan meskipun suhu tubuhnya masih cukup panas tetapi kepalanya tidak terlalu berat dan pusing. Rutinitas paginya seperti biasa, masak dari jam empat subuh dan beres-beres rumah. Hari ini rencananya Gayatri akan mencari kayu bakar dan mengambil rumput untuk pakan kambing. Sementara ibu mertuanya akan pergi ke kebun di bagian selatan untuk kembali memetik kapulaga dan kopi. Mungkin nanti Gayatri akan membantunya jika pekerjaannya sudah selesai.

Pukul setengah tujuh Gayatri sudah menyelesaikan semua pekerjaan rumah, Damilah juga sudah pergi ke sekolah mengendarai motor milik Gayatri yang semenjak Hendar meninggal barang-barang milik Gayatri diambil alih oleh adik iparnya itu, termasuk kamar tidurnya.

Bu Nining juga sudah pergi ke sawah, kini giliran Gayatri yang pergi ke kebun. Terpaksa juga Gayatri membawa kedua anaknya ya karena ke kebunnya sekarang hanya sebentar untuk mencari kayu bakar saja. Setelah sarapan dan meminum obat, Gayatri langsung pergi ke kebun yang berbatasan dengan sawah, ia terlebih dahulu akan mengambil rumput untuk kambing sebelum matahari semakin naik dan membuat rumput cepat layu.

Tubuh Gayatri mulai mengeluarkan keringat dingin lagi, kepalanya juga sedikit agak pusing. Padahal Gayatri baru saja bekerja belum lama, rumput yang terkumpul juga baru dapat seperempat karung. Istirahat sejenak, Gayatri selonjoran di bawah pohon pepaya, matanya terpejam saking pusingnya kepala dia. Sepuluh menit kemudian, tubuh Gayatri sudah agak mendingan. Ia kemudian melanjutkan mengambil rumput. Tidak berapa lama ada Bu Sari dan Pak Juned datang yang sama akan mengambil rumput juga.

Melihat Gayatri yang terlihat loyo dan sayu, pasangan suami istri itu membantu Gayatri karena merasa kasihan. Selain itu Pak Juned juga membawakan satu karung berisi rumput itu ke rumah Gayatri. Bu Sari juga membantu membawakan kayu bakar yang tadi sudah dikumpulkan sebelumnya oleh Gayatri juga Ghifari.

Sampai di rumah, Gayatri tidur sebentar sekitar lima belas menit. Setelah itu ia memasak nasi dan sayur juga balado telur. Setelah semua selesai, Gayatri kembali tidur untuk menghilangkan rasa pusing di kepalanya.

Bu Nining baru datang, wajahnya terlihat kesal karena Gayatri tidak datang membantunya. Sekarang di rumah Bu Nining sedang berteriak-teriak memanggil Gayatri, menyuruh Gayatri menyapu pekarangan rumah karena banyak daun berserakan akibat hari ini mulai ada angin kencang.

Ghifari yang sedang bermain di ruang tengah buru-buru berlari ke luar dan mengambil sapu lidi. Dengan tenaga yang seadanya Ghifari mulai mengayunkan sapu lidi tersebut dan menyapu dedaunan yang berserakan.

"Dari kemarin sakit mulu, nyusahin aja." Bu Nining menggerutu. Ia menutup pintu dapur dengan cara membantingnya dan menimbulkan suara dentuman yang keras.

Bu Nining kemudian mengambil alih sapu yang sedang digunakan oleh Ghifari. Mulutnya tidak pernah berhenti mengomel dan terus menjelek-jelekkan Gayatri di depan Ghifari yang meskipun anaknya masih kecil tapi Ghifari tahu mana yang baik dan mana yang buruk.

"Nenek kenapa jelek-jelek terus ibu? Ibu Ghifari sedang sakit. Tadi saja waktu di kebun ibu pingsan."

"Kamu anak kecil tahu apa, hah?"

Meskipun tidak tahu secara spesifik apa itu pingsan dan hanya tahu dari mulut orang dewasa, tapi Ghifari mengerti kalau pingsan itu tiba-tiba terjatuh dan mata terpejam tidak sadarkan diri seperti orang yang sedang tidur.

"Tadi juga ibu waktu di kebun pulangnya sempat digotong sama orang-orang."

"Kamu kecil-kecil sudah berani berbohong. Kamu juga berani melawan. Dasar si Gayatri itu gak becus ngedidik anak."

"Assalamualaikum, Bu Nining." Tiba-tiba Bu Sari datang membawa kantong kresek berukuran sedang.

"Waalaikumsalam, Bu Sari. Ada apa ya tiba-tiba datang ke sini bersama ibu-ibu yang lain?"

"Saya sama ibu-ibu pengajian datang ke sini mau menjenguk Gayatri."

"Gayatri gak usah dijenguk, dia itu lagi sehat-sehat saja."

"Nggak kok, Bu. Gayatri itu sedang sakit. Tadi waktu ngambil rumput sama saya Gayatri pingsan, lho."

"Alah, itu bukan sakit, cuma pura-pura. Lagipula si Gayatri itu kalau sakit suka dirasa. Dia mah manja orangnya, lemah."

Bu Sari dan ibu-ibu yang lain saling pandang. "Kalau berkenan, boleh kami lihat keadaan Gayatri?"

"Bu Sari, saya sudah bilang kalau Gayatri itu sedang tidak sakit. Kalau sakit parah sih silakan saja jenguk, ini cuma sakit masuk angin biasa. Dasar si Gayatri itu hobinya ngerepotin orang-orang saja."

"Bu Sari bisa tunggu Ghifari dan Baiq? Ghifari mau ke mesjid sekarang. Tapi Ghifari mau mandi dulu."

Ghifari ini temannya cucu Bu Sari, Ikmal namanya. Mereka memang sering ke mesjid bersama.

"Iya boleh. Nanti katanya Ikmal juga akan datang ke sini."

Mau tidak mau Bu Nining mempersilakan rombongan ibu-ibu itu masuk ke dalam rumah. Selagi Bu Nining sedang berada di dapur, Bu Sari masuk ke dalam kamar dan melihat kondisi Gayatri. Betapa terkejutnya Bu Sari melihat kondisi Gayatri yang sangat pucat seperti tidak memiliki setetes darah dalam tubuhnya. Seluruh badannya juga panas.

"Gayatri, ayo kita pergi ke dokter. Kamu harus diperiksa."

Gayatri menggeleng lemah. Ia tidak bisa mengeluarkan suara barang satu kata pun.

"Gayatri, ayo kamu harus diperiksa. Kalau kamu sakit terus, ibu kasihan sama kamu dan anak-anak kamu karena gak ada yang ngurus. Kamu tahu sendiri, kan, ibu mertua kamu itu kayak gimana."

Ibu-ibu yang lain memanggil Alin supaya bisa membujuk Gayatri. Bu Nining yang mendengar suara keributan di ruang tengah kemudian menghampiri.

"Ada apa ini?" tanyanya.

"Kami mau bawa Gayatri ke dokter."

"Gayatri gak perlu dibawa ke dokter. Nanti juga sembuh sendiri."

"Bu Nining buta? Gak bisa lihat kalau Gayatri seperti mayat hidup?" Alin membalas dengan ucapan yang sangat tajam. Tanpa menerima persetujuan dari Bu Nining, Alin dan ibu-ibu yang lain membantu menggotong tubuh Gayatri dan dimasukkan ke dalam mobil.

Sebelum berangkat, Alin berbicara lagi pada Bu Nining. "Ibu Nining gak perlu cemas uang ibu habis. Tenang saja, Gayatri masih punya uang untuk berobat, ongkos mobil dan membiayai makan anak-anaknya. Bu Nining gak bakal rugi, kok. Kalau Gayatri gak sembuh-sembuh gara-gara gak berobat, yang ada nanti Bu Nining yang repot karena gak ada yang bantu seluruh pekerjaan Bu Nining."

Wajah Bu Nining sangat masam. Dirinya memang paling tidak suka diajari oleh anak kecil seperti Alin yang belum setengahnya merasakan asam garam kehidupan. Apalagi ini Alin selalu saja ikut campur dalam kehidupan keluarga Bu Nining. Kalau nanti Gayatri sudah sembuh, Bu Nining akan melarang Gayatri berteman dengan Alin karena Bu Nining tidak mau jika nanti Gayatri bisa melawan dirinya gara-gara hasutan dari teman terdekatnya itu.

Related chapters

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Baju Lusuh

    Setelah dua hari dirawat di puskesmas, Gayatri akhirnya sembuh dan pulang ke rumah. Selama Gayatri sakit, yang berjaga di puskesmas hanya Alin saja, sementara ibu mertua dan adik iparnya sama sekali tidak mengurusi Gayatri, mereka hanya datang menjenguk satu kali saja, itupun datang hanya sepuluh menitan saja, setelah itu mereka pulang.Kedua anak Gayatri menginap di puskesmas, mereka tidak mau satu rumah dengan nenek dan bibinya karena takut dimarahi seperti yang selalu dilakukan oleh Bu Nining. Apalagi Bu Nining itu orangnya tidak mau diberikan beban, dia tidak mau mengurus anak kecil yang sulit diatur dan hanya ingin main terus tanpa bisa patuh atau dibujuk.Melihat sikap ibu mertua dan ipar, darah Alin kembali mendidih. Alin tidak habis pikir kenapa ada seorang nenek yang sama sekali tidak sayang pada cucunya sendiri. Padahal cucunya ini bukan hasil dari zina, bukan pula pembawa aib atau petaka. Yang membuat Alin semakin marah itu yaitu ketika mengetahui kalau kartu ATM dan buku t

    Last Updated : 2024-02-24
  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Akikah Cucu Kesayangan

    Sudah beberapa hari ini Baiq sering sekali menangis tiba-tiba, apalagi setiap malam hari sampai subuh Baiq tidak pernah berhenti menangis dan sulit untuk tidur lagi. Dibujuk dengan berbagai cara tetap tidak mempan. Bu Nining yang terganggu dengan suara tangisan dari Baiq itu selalu marah-marah dan pernah mengusir Gayatri juga kedua anaknya karena terus-menerus mengganggu tidurnya."Mungkin Baiq teringat dengan ayahnya," ucap Bu Uri ketika Gayatri bercerita pada ibu juragan sayuran itu."Kadang Ghifari juga sering tiba-tiba ingat sama ayahnya.""Apa dulu Hendar ada keinginan yang belum tercapai untuk anak-anaknya?"Gayatri mencoba mengingat-ingat rencana jangka panjang yang dulu disusun oleh mereka berdua."Dulu sebelum Mas Hendar mau merantau ke Bandung, katanya nanti kalau sehabis lebaran mau khitanan Ghifari sama Baiq, sekalian akikah semuanya.""Begitu, ya?" Bu Uri mengangguk-angguk. "Kayaknya kedua anak kamu harus segera dikhitan, Tri.""Kira-kira biayanya berapa ya, Bu?""Waktu j

    Last Updated : 2024-02-24
  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Gara-gara Kucing

    Gayatri menaburkan bunga ke atas air laut dermaga, ini sudah ke empat puluh harinya Hendar. Waktu memang tak terasa cepat berlalu, rasa-rasanya baru saja kemarin Hendar masih berada di sisinya, bermain dengan kedua anaknya, mengajaknya jalan-jalan dan lain sebagainya. Tapi, semua itu hanya tinggal kenangan, hanya tinggal rindu saja yang tersisa."Ibu, suatu hari nanti kita akan tinggal di seberang laut sana. Kita akan pergi naik kapal ferry dari sini ke pulau Jawa."Tangan Gayatri mengelus kepala Ghifari. Entah siapa yang mengajarkan Ghifari hal seperti itu. Semenjak kehilangan Hendar, cara berpikir Ghifari memang sedikit agak berbeda, pikiran dan ucapannya bahkan tindakannya sedikit agak seperti orang dewasa."Tunggu Ghifari besar, ya, Bu. Ghifari janji akan membahagiakan ibu dan tidak akan membuat ibu menangis juga bersedih lagi.""Terima kasih ya, Nak." Gayatri memeluk tubuh mungil Ghifari.Saat posyandu minggu kemarin, kedua anaknya memiliki berat badan yang tidak ideal. Hal itu d

    Last Updated : 2024-11-26
  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Anak Pak Lurah

    "Anak kamu bulan depan seharusnya masuk TK kan, Tri?" tanya Bu Oom. Gayatri mengangguk. "Iya, Bu. Tapi kata ibu mertua saya Ghifari katanya jangan dimasukkan ke TK, ibu sudah dari dulu berbicara seperti itu."Bu Oom menyeruput kopi hitamnya setelah itu ia mengambil sepotong goreng tahu isi dan memakannya. "Pikiran ibu mertua kamu itu memang terlalu kolot, terbelakang, heran deh.""Maaf ya, Tri, bukan bermaksud menyinggung. Tapi kayaknya kalau kamu nanti mau nikah lagi, Bu Nining gak bakalan setuju," ucap Bu Enah."Saya gak kepikiran mau nikah lagi, Bu. Lagipula, mana ada orang yang mau menikah dengan saya, janda anak dua. Tanggungannya banyak.""Kamu itu masih muda, Tri. Apalagi kamu cantik, pasti banyak laki-laki yang mau sama kamu. Buktinya belum empat puluh hari suami kamu meninggal kan waktu itu ada yang datang menanyai kamu. Itu artinya dia memang tulus sama kamu juga anak kamu."Bu Oom mengangguk setuju. "Iya. Dan sepertinya anak Pak Lurah juga tertarik sama kamu, Tri."Gayatri

    Last Updated : 2024-11-26
  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Mendekat

    "Mbak Gayatri!" Darsa memanggil Gayatri yang hendak pulang sehabis babad tanah di kebun jagung yang baru ditanam dua minggu lalu."Ada apa, Den?"Darsa terdiam sebentar kemudian menjawab, "Kebetulan saya hendak ke rumah Pak RT Yoyo, rumahnya Mbak Gayatri satu RT kan dengan beliau? Bagaimana kalau Mbak Gayatri pulangnya bareng saya saja?""Tidak usah, Den. Terima kasih. Saya hari ini tidak akan langsung pulang ke rumah, saya akan mampir sebentar ke rumah Bu Uri." Gayatri menolaknya dengan senyuman tipis."Rumahnya Bu Uri di mana?""Di kampung sebelah.""Yang juragan sayuran itu bukan? Oh iya saya tahu rumahnya. Saya juga tadi di suruh ke sana sama bapak, mau memberikan surat undangan dari desa kepada para petani. Besok lusa di balai desa akan diadakan penyuluhan penggunaan insektisida dan pupuk baru."Gayatri menimang-nimang. Apa dirinya terima saja tawaran pulang bersama ini? Lumayan dirinya nanti tidak akan terlalu lelah karena naik kendaraan."Tri, ayo!" Bu Oom berada di belakang be

    Last Updated : 2024-11-26
  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Motor Baru

    Sebuah mobil pickup berwarna putih yang dibelakangnya membawa sebuah motor matic keluaran terbaru berwarna hitam itu berhenti di depan rumah Bu Nining. Orang-orang yang saat itu kebetulan sedang berkumpul di rumah Bu Ariyanti sebagai tempat berkumpul khusus nasabah bank emok mengintip dari balik jendela karena penasaran siapa orang yang membeli motor baru itu. Tidak mungkin, kan, Bu Nining beli baru, soalnya keluarga dia sudah punya motor, masa beli lagi.Ibu-ibu itu langsung bisik-bisik, mencoba menebak-nebak siapa diantara mereka yang saat ini punya banyak uang hasil dari hmmm... sepertinya tidak usah disebutkan."Cari rumah siapa, Mas?" tanya Bu Ariyanti. Ibu-ibu yang sedang berkumpul itu semuanya langsung diam, siap menyimak."Saya sedang mencari rumahnya Bu Nining. Apa betul yang ini?" tanya mas-mas dari dealer motor itu sambil menunjuk rumah di depannya yang banyak tanaman apotek hidup dan bunga-bunga.Kumpulan ibu-ibu itu mengangguk. "Betul.""Ini beneran Bu Nining beli motor

    Last Updated : 2024-11-27
  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Demi Bayar Cicilan

    Dari pukul tiga pagi Gayatri sudah sibuk di dapur. Hari ini ia akan memulai usaha berjualan gorengan keliling. Meskipun modalnya pas-pasan karena memakai uang gajian dari berkebun, tapi Gayatri tidak akan pesimis karena walaupun sedikit tetapi lama-lama jadi bukit. Alin juga sudah menawarkan untuk memberikan pinjaman tapi Gayatri menolaknya karena sekarang belum butuh, nanti kalau kepepet baru dia akan mengambil tawaran tersebut.Pukul lima pagi setelah selesai solat subuh Gayatri mulai berkeliling. Gayatri senang ketika ada tetangganya yang membeli. Sampai menjelang pukul enam lebih seperempat, gorengan Gayatri habis dan ia pun mulai pulang."Mana uang hasil jualan gorengan kamu?"Baru saja Gayatri membuka pintu dapur dirinya sudah dihadang oleh ibu mertuanya."Ada, Bu. Mau Gayatri simpan.""Gak usah disimpan, sini berikan semua uangnya pada ibu.""Untuk apa, Bu?"Bu Nining melotot. "Pakai nanya, lagi. Ya untuk uang bekal Damilah ke sekolah, untuk uang bensinnya juga. Ibu juga hari i

    Last Updated : 2024-11-28
  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Menemui Darsa

    Damilah menghentikan motornya di tempat parkir pinggir ladang milik Pak Lurah. Ia duduk-duduk di atas motornya sambil memainkan ponsel. Darsa yang tadi memperhatikan dan lima belas menit sudah berlalu orang-orang yang bekerja di ladangnya pun sudah mulai pulang itu menghampiri Damilah, karena ini pertama kali dirinya melihat gadis yang berperawakan tinggi besar. Kalau Damilah memakai seragam sekolah menengah atas, pasti Darsa akan terkejut karena wajahnya sangat tidak nampak seperti seorang remaja."Cari siapa?" tanya Darsa.Damilah mengalihkan perhatiannya. Ia sempat terkesima melihat Darsa yang ternyata lebih tampan dari omongan orang-orang. Dengan tubuh yang tinggi ideal dan berisi karena sering berolahraga, kumis tipis, hidung mancung sedang, alis cukup tebal, mata lebar bulat dan kulit kuning langsat. Selain itu gaya rambut undercut membuat penampilannya sangat keren, bekerja di perkebunan sangat tidak cocok. Darsa cocoknya jadi model. Baru kali ini Damilah melihat Darsa secara l

    Last Updated : 2024-11-30

Latest chapter

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Bram

    Seorang lelaki berperawakan tinggi dan berkulit kecokelatan dengan potongan rambut bergaya undercut itu menguap lebar. Sambil menunggu pintu lift terbuka ia mencoba membuka matanya lebar-lebar supaya kesadarannya masih terjaga. Pekerjaannya dari luar kota menguras tenaganya, ditambah perjalanan yang jauh membuatnya benar-benar lelah dan ingin segera beristirahat.Selang beberapa menit kemudian dirinya sudah sampai di depan pintu apartemen miliknya. Ia membuka kunci kemudian masuk. Keningnya sedikit mengkerut melihat ada sandal lusuh. Sepertinya itu milik asisten rumah tangga yang baru. Aroma masakan juga mulai tercium harum menyeruak ke seisi ruangan. Laki-laki itu yang sedang lelah dan kelaparan perutnya semakin perih dan tidak sabar untuk makan."Ini beneran apartemen-ku, bukan, sih?" gumam laki-laki itu. Ia terkejut melihat seorang perempuan muda yang tengah mengelap meja dapur. Sebuah menu masakan sudah terhidang di meja makan.Laki-laki itu kembali ke luar apartemen, hanya untuk

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Kehidupan yang Baru

    "Minum dulu, Tri." Asti memberikan air hangat untuk Gayatri dan kedua anaknya.Gayatri baru saja sampai di Pelabuhan Merak setelah beberapa jam mengarungi lautan dari Pelabuhan Bakauheuni.Ya, benar, Gayatri sekarang berada di Pulau Jawa, ia tidak benar-benar pergi ke Batam sesuai apa yang dikatakan Alin pada keluarga Bu Nining dan para warga.Pelarian Gayatri ini dibantu oleh ketiga sahabatnya yang berada di Lampung, keluarga Bu Uri, Pak RT dan beberapa warga yang lain. Gayatri kabur dari rumah tepat pukul satu malam saat ibu mertuanya dan adik iparnya sedang tidur pulas. Sengaja Gayatri memilih waktu tersebut karena memang Gayatri sudah terbiasa bangun tengah malam, jadi kalau Bu Nining terbangun ia tidak akan curiga kalau menantunya itu sebenarnya sedang melarikan diri.Gayatri pergi menggunakan mobil pickup milik Bu Uri, sekalian Bu Uri mengantarkan sayuran ke pasar subuh. Perjalanan yang sangat menegangkan bagi Gayatri itu sekarang sudah selesai. Ia bisa bernapas lega dan hatinya

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Bu Nining

    Sampai pukul tujuh pagi Gayatri dan kedua anaknya tidak kunjung datang juga ke rumah. Bu Nining sudah tidak enak duduk, tidak enak makan dan sebagainya. Ia terus saja mondar-mandir dan sesekali berdecak kesal, kepalanya terus menoleh ke arah jalan, siapa tahu nanti begitu Gayatri muncul, ia akan langsung memborbardir Gayatri dengan amukan yang meledak-ledak.Setengah jam kemudian, ada sebuah mobil pickup berwarna hitam yang sering digunakan untuk mengangkut hewan ternak berhenti di depan rumah Gayatri.Bu Nining mengerutkan keningnya kemudian menghampiri sopir dan seorang yang duduk di kursi penumpang."Lho, juragan Iwan. Mau ke mana?" tanya Bu Nining."Ini saya mau mengambil ternak milik Gayatri, Bu.""Ternak? Ternak apa?" Bu Nining terheran-heran."Kambing milik Gayatri. Kemarin lusa Gayatri menjual semua kambingnya ke saya. Dan hari ini saya mau mengambil semuanya termasuk ayam-ayam yang Gayatri pelihara.""Mengambil? Gayatri menjual kambing? Kok saya gak tahu? Juragan Iwan jangan

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Rencana

    Darsa sudah melaksanakan pertunangan dengan anak Pak RW, tanggal pernikahan mereka juga sudah direncanakan dan kabar tersebut sekarang menjadi topik perbincangan hangat di antara para warga desa. Termasuk Bu Nining, dengan kesal ia membicarakan dua sejoli itu. Bahkan sampai saat ini Bu Nining selalu saja menyalahkan Gayatri atas gagalnya rencana mengenalkan Damilah pada Darsa.Pernah waktu kemarin saat kabar Darsa berpacaran dengan anaknya Pak RW, Bu Nining menyalahkan Gayatri dan memaki menantunya itu. Bu Nining juga sempat main tangan dan mulutnya berkata kasar saking emosinya. Ia juga selalu menyuarakan untuk Gayatri hengkang dari rumahnya. Ralat, ini sebenarnya rumah milik Hendar. Sertifikat dan SPPT juga atas nama Hendar. Meskipun ini adalah tanah warisan, tetapi biaya pembangunan rumah semuanya atas jerih payah Hendar dan Gayatri. Dan sekarang, Bu Nining merasa tidak ikhlas saat tanah warisannya itu diambil alih oleh Gayatri, istri sah dari anaknya. Karena memang Gayatri-lah yan

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Pacar Darsa

    Gayatri mengelap keringatnya yang bercucuran karena hari ini cuacanya cukup panas. Beberapa kali juga Gayatri beristirahat di pinggir jalan saking tidak kuat membawa karung berisi rumput. Apalagi Gayatri dari pagi belum makan karena baru saja selesai membereskan rumah ia sudah dimarahi karena belum juga pergi ke sawah untuk mencari rumput. Gayatri mengganjal perutnya hanya dengan air minum dan buah pepaya matang yang entah punya siapa ia langsung mengambilnya dari pohon tanpa meminta izin terlebih dahulu. Kemudian saat sedang ngaso dan bertemu dengan orang yang sedang babad di sawah, Gayatri ditawari gorengan dan ia mengambil tiga buah saja. Setelah cukup kenyang, ia kemudian melanjutkan aktifitasnya."Ada gosip terbaru lho, Tri," ucap Bu Emi.Gayatri yang tadinya hendak berangkat tidak jadi karena ingin tahu ada gosip apa. Wajar kalau Gayatri ingin tahu, hitung-hitung ia bisa berlama-lama di sini supaya kalau pulang nanti akan terlambat."Gosip apa, Bu?" tanya Gayatri penasaran."Den

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Plin-Plan

    "Gayatri! Beli sabun cuci sana!""Uangnya tidak ada, Bu."Bu Nining melotot galak. "Uang hasil kamu berjualan minggu lalu memangnya sudah habis? Kamu ini boros sekali!""Kan uangnya sudah dipakai untuk berbelanja keperluan dapur dan uang jajan sekolah Damilah, Bu. Gayatri sekarang, kan, tidak diijinkan jualan lagi apalagi bekerja."Bu Nining terdiam. Ia kemudian melemparkan uang lima ribu. "Sana beli, sekalian beli gula dan garam."Gayatri memungut uang tersebut kemudian pergi ke warung. Sepanjang jalan Gayatri terus menghela napas karena sudah malu terus-menerus mengutang ke warung.***Dua hari ini Gayatri diperbolehkan untuk kembali berjualan, tetapi tidak diijinkan bekerja di ladang milik Pak Lurah dan Bu Uri karena Bu Nining tahu kalau Darsa sering mengunjungi rumah keluarga Bu Uri jadi nantinya ia takut kalau Gayatri dan Darsa ketemuan diam-diam.Darsa juga sudah bertemu dengan Bu Nining tadi siang, ia sudah meminta maaf karena tidak tahu kalau Bu Nining adalah ibu mertua Gayatr

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Marah

    "Dasar menantu tidak tahu diri!"Gayatri terkaget saat tiba-tiba Bu Nining melemparkan tas selempang ke arah Gayatri yang sedang membereskan piring yang sehabis dicuci."Ada apa, Bu?""Kamu keterlaluan! Tidak tahu diri! Tidak tahu diuntung! Tidak tahu malu!"Bu Nining memukul Gayatri menggunakan serbet yang ada di meja makan."Dasar menantu sialan! Harusnya kamu tahu malu untuk tidak menggoda laki-laki lain. Ingat, Gayatri! Anakku yang menjadi suamimu jasadnya sampai sekarang belum ditemukan, kuburannya juga tidak ada. Dia baru meninggal beberapa bulan yang lalu tapi kamu malah kegatelan pada anaknya Pak Lurah. Harusnya kamu sadar diri, Tri. Adik ipar kamu masih gadis. Kenapa kamu tidak membiarkan Den Darsa untuk Damilah, hah?! Ibu malu melihat kelakuan kamu yang kegenitan pada para pemuda di desa ini! Memalukan!" Bu Nining terus-menerus memukul Gayatri dengan serbet.Damilah juga menyiramkan air pada wajah Gayatri saking kesalnya karena laki-laki incaran dirinya lebih memilih kakak i

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Menemui Darsa

    Damilah menghentikan motornya di tempat parkir pinggir ladang milik Pak Lurah. Ia duduk-duduk di atas motornya sambil memainkan ponsel. Darsa yang tadi memperhatikan dan lima belas menit sudah berlalu orang-orang yang bekerja di ladangnya pun sudah mulai pulang itu menghampiri Damilah, karena ini pertama kali dirinya melihat gadis yang berperawakan tinggi besar. Kalau Damilah memakai seragam sekolah menengah atas, pasti Darsa akan terkejut karena wajahnya sangat tidak nampak seperti seorang remaja."Cari siapa?" tanya Darsa.Damilah mengalihkan perhatiannya. Ia sempat terkesima melihat Darsa yang ternyata lebih tampan dari omongan orang-orang. Dengan tubuh yang tinggi ideal dan berisi karena sering berolahraga, kumis tipis, hidung mancung sedang, alis cukup tebal, mata lebar bulat dan kulit kuning langsat. Selain itu gaya rambut undercut membuat penampilannya sangat keren, bekerja di perkebunan sangat tidak cocok. Darsa cocoknya jadi model. Baru kali ini Damilah melihat Darsa secara l

  • Menjadi Cinderella Karena Mertua   Demi Bayar Cicilan

    Dari pukul tiga pagi Gayatri sudah sibuk di dapur. Hari ini ia akan memulai usaha berjualan gorengan keliling. Meskipun modalnya pas-pasan karena memakai uang gajian dari berkebun, tapi Gayatri tidak akan pesimis karena walaupun sedikit tetapi lama-lama jadi bukit. Alin juga sudah menawarkan untuk memberikan pinjaman tapi Gayatri menolaknya karena sekarang belum butuh, nanti kalau kepepet baru dia akan mengambil tawaran tersebut.Pukul lima pagi setelah selesai solat subuh Gayatri mulai berkeliling. Gayatri senang ketika ada tetangganya yang membeli. Sampai menjelang pukul enam lebih seperempat, gorengan Gayatri habis dan ia pun mulai pulang."Mana uang hasil jualan gorengan kamu?"Baru saja Gayatri membuka pintu dapur dirinya sudah dihadang oleh ibu mertuanya."Ada, Bu. Mau Gayatri simpan.""Gak usah disimpan, sini berikan semua uangnya pada ibu.""Untuk apa, Bu?"Bu Nining melotot. "Pakai nanya, lagi. Ya untuk uang bekal Damilah ke sekolah, untuk uang bensinnya juga. Ibu juga hari i

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status