Demi biaya pengobatan ibu dan kakaknya, Sierra Nevada terpaksa menerima tawaran menjadi istri pura-pura dari seorang konglomerat tua sakit-sakitan yang dirawatnya. Sierra pun mendadak harus menjalankan peran ibu tiri dari seorang pria hot yang memiliki sejuta pesona, yang sayangnya sangat membencinya. Sebastian Sagala bersumpah akan melakukan segala cara untuk membuktikan bahwa istri muda dari ayahnya hanyalah seorang wanita murahan pengejar harta yang harus ia singkirkan selamanya dari keluarganya. Namun, semakin ia mencoba, semakin ia terjerat dalam pesona terlarang, hingga tidak ada wanita lain yang ia inginkan selain satu-satunya wanita yang tidak boleh ia sentuh, ibu tirinya. **
View More"Apa menurutmu ada sesuatu yang terjadi, Bastian? Mengapa ucapan Ellyas dan Julio berbeda?" Sierra terus berpikir keras setelah mendengar perintah Ellyas di telepon, namun Bastian tetap tidak mengubah arah mobilnya menuju ke markas para rentenir. "Entahlah, Sierra! Tapi perasaanku mengatakan ada yang tidak beres. Salah satu di antara mereka berbohong tapi yang pasti bukan Julio."Sierra menahan napas mendengarnya. "Apa menurutmu Ellyas berniat menipu kita? Dia ingin mengambil sendiri uang itu padahal dia tidak memiliki Rosella dan Julio bersamanya?" "Melihat dari karakter Ellyas, itu mungkin saja, Sierra." Dan Sierra pun mendadak tegang. Jujur saja kalau ia sependapat dengan Bastian kali ini. Sierra pun akhirnya melirik ponselnya, seolah mempertimbangkan untuk menelepon Julio lagi atau tidak. Di satu sisi, Sierra ingin memastikan semuanya pada Julio.Tapi di sisi lain, ia juga takut kalau suara dering ponsel akan terdengar oleh para rentenir itu. "Apa Julio sudah mematikan deri
"Bagaimana? Dia sudah menyiapkan uangnya?" tanya Bos rentenir begitu Ellyas menutup teleponnya. "Sudah. Tenang saja, Bos! Sierra tidak akan berani macam-macam karena keselamatan Rosella dan Julio sedang terancam sekarang." "Hmm, aku tidak mau tahu, Ellyas! Yang aku mau tahu adalah aku mendapatkan uangku! Dan ingat, jangan macam-macam denganku karena kalau sampai dia membawa polisi, aku tidak akan segan-segan membunuh!" ancam Bos rentenir itu lagi. Ellyas meneguk saliva mendengarnya, namun ia berusaha tetap tenang dan memaksakan senyumnya. "Anakku tidak sebodoh itu, Bos! Kau tenang saja!" Bos rentenir yang mendengarnya hanya melirik Ellyas. "Semoga saja, Ellyas!" Sambil menyeringai, Bos rentenir itu pun melangkah pergi meninggalkan Ellyas sambil memberikan perintah pada anak buahnya, entah perintah apa itu, namun beberapa anak buah sempat melirik ke arah Ellyas sampai membuat Ellyas seketika waspada. "Sial, apa yang sedang mereka rencanakan? Apa mereka berniat menbunuhku juga se
"Kami sudah menemukan lokasinya. Ada anggota polisi yang akan mengantarmu ke sana, Bastian." Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Valdo kembali menelepon Bastian. "Benarkah? Kau sudah menemukannya, Valdo?" "Temanku anggota polisi. Mereka melacak lokasi yang sama dengan Tory. Tapi hati-hati karena mereka ada banyak orang. Mereka rentenir yang katanya cukup kejam dan tidak segan membunuh."Bastian mengernyit mendengarnya. "Tidak segan membunuh? Sial! Sebenarnya orang macam apa yang bekerja sama dengan Ellyas itu! Brengsek!""Ellyas bukan orang baik, Bastian. Kali ini kalian harus hati-hati! Maaf aku tidak ada di sana sekarang tapi aku akan segera menyusul ke sana." "Tidak apa, Valdo. Sebelum kau tiba di sini aku yakin aku pasti sudah menyelesaikan semuanya. Terima kasih atas bantuanmu, Valdo!"Valdo pun menjelaskan pada Bastian bagaimana rencana yang sudah ia pikirkan tadi dan mereka pun berunding sebelum mereka menutup teleponnya. Tidak lama setelah mereka menutup teleponnya, Tor
"Bastian, bagaimana keadaan di sana? Maaf aku baru mendengarnya.""Valdo, terima kasih atas perhatianmu!" Valdo menelepon Bik Ita untuk menanyakan kabar karena Sierra tidak mengangkat teleponnya siang itu dan Valdo pun akhirnya sempat bicara dengan Lidya hingga Lidya pun menceritakan semua yang terjadi. Tentu saja Valdo kaget sampai jantungnya berdebar begitu kencang, namun Valdo tidak berani memberitahu pada Jacob tentang kejadian itu. Jacob memang pernah memberitahu Valdo tentang kemunculan Ellyas dan Valdo sempat menelepon Sierra, namun Sierra memberitahu kalau semua baik-baik saja. Valdo pun lega mendengarnya, namun Valdo sempat menelepon Bastian dan meminta Bastian untuk waspada. Bastian juga memberitahu bahwa semuanya aman terkendali sejak ia memberikan rumah dan uang untuk Ellyas, tapi setelah itu, Valdo belum pernah menanyakan kabar lagi sampai ia menelepon Bik Ita baru saja. "Apa kau sudah menemukan di mana mereka, Bastian? Aku punya kenalan polisi dan aku bisa membantu
"Mereka akan baik-baik saja kalau ... kalian menyiapkan uang tebusan malam ini juga." Ellyas masih menyeringai sambil memencet tombol send di ponselnya. Rosella dan Julio sudah dibekap sampai pingsan sekarang dan tidak ada yang bisa memberontak lagi. "Kau sudah memintanya dengan jelas, Ellyas?" tanya Bos rentenir itu. "Sudah, Bos. Kau tenang saja! Mereka tidak akan main-main dengan keselamatan Rosella dan Julio."Bos rentenir itu memicingkan matanya dan mengangguk. "Ingat, jangan sampai mereka datang bersama polisi karena aku tidak akan segan-segan membunuh orang!" "Ah, tentu saja akan kuberitahu mereka tentang itu. Tapi kita juga tidak boleh melukai mereka sebelum uang ada di tangan kita, Bos." "Tenang saja! Aku juga sedang tidak berniat melukai orang selain melukaimu, Ellyas."Ellyas menelan saliva mendengarnya dan ia pun tidak berani banyak tingkah lagi di depan Bos rentenir yang rasanya belum sepenuhnya percaya padanya itu. Sementara itu, keluarga Sierra sudah begitu tegan
"Aarrgghh!" Lidya masih terus berteriak histeris saat akhirnya para karyawannya berhasil mengejar dan memeluknya. Dua karyawan terus menarik Lidya yang masih berdiri di jalan raya itu agar Lidya menepi sementara satu karyawan sendiri masih di toko melihat Bik Ita yang pingsan di sana. Beberapa orang di jalan yang melihatnya pun ada yang mengejar mobil itu dengan motor namun sayangnya waktu itu Pak sopir sedang tidak ada di sana sampai tidak ada yang bisa mengejar dengan mobil juga. "Bu, Anda tidak apa, Bu?""Dia berdarah. Bawa dia masuk!" "Bu, Anda bisa melihat kami, Bu?" Karyawan Lidya dan beberapa orang mencoba menenangkan Lidya, namun Lidya tidak berhenti menangis. Darah di dahi Lidya sudah terus keluar sedikit demi sedikit, namun Lidya tidak merasakan sakit sama sekali dan terus berteriak. "Ellyas, aku akan membunuhmu kalau sampai kau melakukan sesuatu pada anak dan cucuku! Brengsek! Brengsek!" Lidya terus meracau dan menangis histeris sampai akhirnya ia berhasil dibawa k
Satu minggu berlalu dan mendadak suasana kembali aman. Bastian dan Tory sempat bertanya-tanya tentang apakah ada rencana yang sedang dipikirkan oleh Ellyas, tapi mereka tidak bisa membayangkan rencana seperti apa itu. "Apa menurutmu dia baik-baik saja setelah kupukul, Tory?" "Entahlah, Bos! Nyatanya dia baik-baik saja di desa. Baru kemarin aku memastikannya di sana." Bastian mengangguk walaupun ia tidak sepenuhnya lega. Entah mengapa perasaannya tetap tidak enak, namun ia terus menenangkan dirinya agar tidak terlalu parno. Lidya dan Sierra pun sempat mengurung diri di rumah lagi dua hari setelahnya dan mereka merasa tidak nyaman dengan semua ini. Rasanya seperti akan mendapat teror dan hidup dalam ketakutan. Tapi setelah dua hari mereka kembali beraktivitas normal sampai hari ini. Lidya pun kembali ke toko sambil sesekali mengajak Julio dan Rosella kalau Rosella tidak sedang terapi. Seperti siang itu saat Rosella dan Julio seperti biasa ikut bersama Lidya ke toko. Bik Ita di
"Ibu baik-baik saja. Jangan mencemaskan Ibu!" Lidya terus menenangkan semua orang dan mengatakan kalau ia baik-baik saja namun semua orang nampak menatapnya cemas. Lidya pun terus duduk diam tanpa bicara sepatah kata pun sampai akhirnya ia memaksakan senyumnya pada semua orang. "Eh, bukankah makanannya sudah dingin nanti? Kita makan dulu saja, ayo!" Lidya bangkit dari kursinya dan menuju ke meja makan yang begitu penuh makanan itu. "Wah, terima kasih ya, makanannya banyak sekali dan Ibu jadi sangat lapar sekarang. Di sana juga banyak kue dan puding. Ini enak sekali! Ayo semuanya mari makan!" Lidya terus berbicara dan tersenyum sambil langsung mengambil piring, sedangkan semua orang hanya saling melirik, sebelum akhirnya Sierra memberi kode untuk makan saja. Sontak semua orang mengangguk dan mencoba tersenyum, seolah tidak terjadi apa-apa. "Ah, baiklah, mari makan semuanya! Ini beberapa makanan kesukaanmu, Ibu.""Ah, benar. Ini enak sekali! Terima kasih, Sayang!" Lidya dan Sie
Suara lantang Ellyas membuat semua orang menahan napasnya kaget. Namun, Bastian refleks maju ke depan Lidya, melindungi mertuanya itu. "Apa yang kau lakukan di sini, Pak El?" geram Bastian sambil menatap tajam pada Ellyas. Bastian kira semua yang ia berikan sudah cukup bagi Ellyas untuk memulai hidup baru dan tidak mengusik keluarga Sierra lagi, tapi melihat Ellyas yang muncul tiba-tiba membuatnya geram. Lidya sendiri langsung membelalak lebar dan Sierra buru-buru memeluknya. "Ibu ...." "Mau apa dia kemari? Mau apa dia kemari?" lirih Lidya yang masih berdiri di belakang Bastian. Jonathan sendiri refleks memeluk Rosella, mencoba mengalihkan perhatian Rosella agar tidak trauma lagi. Jonathan pun memerintahkan Bik Ita membawa Rosella dan Julio masuk bersama para karyawan Lidya. "Itu Grandpa yang waktu itu, Uncle! Julio mau melawan dia! Wajahnya sama, tapi sekarang dia terlihat lebih keren!" bisik Julio yang mendadak begitu heboh. "Tidak perlu, Julio! Bik Ita, cepat bawa mereka!"
"Ah, Bastian ...." Desahan seorang wanita terdengar, bersahutan dengan erangan pria silih berganti. Tidak hanya itu, suara-suara khas percintaan yang liar pun terdengar begitu melengking hingga membuat Sierra meradang. "Sial! Pasti dia membawa jalangnya lagi!" Tanpa mengetuk pintunya, Sierra pun langsung menghambur masuk ke kamar yang memang tidak terkunci itu. Brak! Dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Sebastian Sagala, anak tirinya, sedang memacu tubuh wanita di bawahnya. "Bukankah sudah kubilang kalau rumah ini bukan tempat maksiat? Berhenti sekarang juga!" geram Sierra dengan tatapan yang mengarah tajam pada anak tirinya itu. Bukan anak tiri sungguhan karena Sierra hanya berpura-pura menikah dengan ayah dari Bastian. Namun, tentu saja tidak ada yang tahu tentang perjanjian itu sehingga semua orang mengira bahwa Sierra benar-benar menikah dan menjadi istri yang sah dari Jacob Sagala, ayah kandung dari Sebastian Sagala. Sial! Seandainya hidup Sier
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments