Demi biaya pengobatan ibu dan kakaknya, Sierra Nevada terpaksa menerima tawaran menjadi istri pura-pura dari seorang konglomerat tua sakit-sakitan yang dirawatnya. Sierra pun mendadak harus menjalankan peran ibu tiri dari seorang pria hot yang memiliki sejuta pesona, yang sayangnya sangat membencinya. Sebastian Sagala bersumpah akan melakukan segala cara untuk membuktikan bahwa istri muda dari ayahnya hanyalah seorang wanita murahan pengejar harta yang harus ia singkirkan selamanya dari keluarganya. Namun, semakin ia mencoba, semakin ia terjerat dalam pesona terlarang, hingga tidak ada wanita lain yang ia inginkan selain satu-satunya wanita yang tidak boleh ia sentuh, ibu tirinya. **
View More"Cukup, Jordan! Cukup! Jangan bicara begitu! Jessica masih syok!" seru Rosella. "Aku hanya tidak bisa kasihan padanya, Kak! Aku lega karena dia tidak menjadi korban Cedric, tapi aku juga kesal padanya!" Jordan pun terus mengomel dan Jessica hanya terus diam sampai akhirnya rasa mual membuatnya beranjak dari ranjang. Jessica berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya termasuk sisa wine yang sudah diminumnya tadi. "Huwek! Huwek!" Rosella sendiri terus menemani Jessica sambil menepuk punggung Jessica dan mengambilkan tisue untuknya. Jessica pun menerimanya begitu saja tanpa berkata apa-apa. Bukan hanya itu, Rosella juga begitu sibuk mengambilkan Jessica air minum sampai Jordan hanya bisa menatapnya dengan perasaan hangat melihat ketulusan Rosella pada Jessica. "Apa kau tidak membawa jas, Jordan? Kasihan gaun Jessica robek." "Ada di dalam mobil, Kak." "Sana ambilkan! Kasihan Jessica!" Jordan hanya mengembuskan napas panjang lagi, sebelum akhirnya ia pun pergi dar
"Four Season, Jordan! Kita harus segera ke sana! Kita harus menyelamatkan Jessica!" "Aku bersumpah aku mendengarnya ingin melecehkan Jessica, Jordan! Kita tidak bisa membiarkannya!"Rosella begitu panik sampai ia hampir menangis sekarang. Setiap mengingat kata pelecehan, semua hal buruk mendadak berputar di otaknya dan ia pun akan menjadi emosional, apalagi saat ini adik Jonathan yang akan menjadi korban. Rosella benar-benar tidak bisa membiarkannya. "Ayo kita ke sana, Jordan! Ayo kita ke sana! Menyetirlah lebih cepat, Jordan! Kumohon ...." Tubuh Rosella sudah gemetar sekarang sampai air matanya akhirnya menetes juga. Dan Jordan pun bisa merasakan bagaimana Rosella mengkhawatirkan Jessica padahal selama ini Jessica tidak pernah bersikap baik pada Rosella. "Tenang, Kak! Tenanglah!" sahut Jordan akhirnya sambil melajukan mobilnya makin kencang. Jordan pun sempat menelepon ponsel Jessica beberapa kali, namun ponselnya sudah tidak aktif. "Sial! Jessica! Dia mematikan ponselnya!"
Jessica akhirnya tiba di sebuah restoran mewah bersama Cedric. Jessica memakai gaun merah seksi dengan bagian punggung yang terbuka sampai Cedric tidak berhenti memujinya. "Kau luar biasa cantik malam ini, Jessica!" "Hmm, apa biasanya aku tidak cantik, hah?" "Kau selalu cantik, Sayangku." Cedric yang tadinya sudah duduk di hadapan Jessica pun beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jessica. Cedric meraih tangan Jessica dan menciumnya, sebelum ia menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Betapa cantik dan seksi Jessica malam ini dan Cedric sudah tidak tahan lagi untuk menikmati keindahan di balik gaun merah itu. Namun, dengan cepat Cedric menggeleng untuk menepikan pikirannya karena masih ada step yang harus mereka lewati, makan malam, minum, baru menghabiskan malam bersama. "Baiklah, ayo kita makan, Sayang!"Cedric mengajak Jessica makan dan sepanjang makan malam, Cedric tidak berhenti menatap wajah cantik itu. Jessica memang sangat cantik kalau sudah berdandan. "Makanan
"Sial, berani sekali dia menghina Cedric! Dia pikir siapa dia? Keluarga bukan, teman juga bukan!" "Dia benar-benar sudah melunjak! Aku makin tidak menyukainya sekarang! Sial!" Jessica mondar-mandir di ruang kerjanya dengan perasaan kesal yang luar biasa. Setelah mendengar semua ucapan Rosella, bukannya Jessica tidak gelisah. Namun, Jessica gelisah bukan karena percaya pada Rosella, tapi gelisah karena amarah untuk Rosella. Semakin dipikir, amarahnya malah semakin besar. Bisa-bisanya wanita itu mendadak muncul dengan membawa anak, diterima oleh semua orang dengan begitu mudah, dan sekarang makin melunjak. "Sial!" rutuk Jessica lagi tanpa henti. Jessica pun masih terus mengumpat kesal saat pintu ruang kerjanya kembali diketuk dan dibuka. Jessica yang mengira Rosella kembali lagi pun langsung membentak keras. "Aku tidak mau mendengarmu! Tidak usah datang ke sini lagi!" Namun, ternyata yang datang Livy dan Livy cukup kaget mendengar teriakan Jessica. Jessica sendiri menbelalak m
"Aku sudah selesai, Rosella." "T-Tami ...." "Eh, kau kenapa? Kau pucat, Rosella!" Rosella menggeleng dan berusaha untuk tidak menoleh sama sekali agar Cedric tidak mengenalinya. Namun, beberapa pria di meja Cedric sempat menoleh menatap Tami dan punggung Rosella karena memang Rosella duduk memunggungi meja para pria itu. "Aku tidak apa, Tami. Ayo kita pulang!" "Eh, iya." Tami pun membawa Rosella masuk ke mobil dan ia segera menyetir kembali ke perusahaan. Rosella sendiri hanya bisa duduk di mobil sambil menenangkan dirinya dan memikirkan tentang Jessica. Ia tidak mungkin membiarkan Jessica dilecehkan oleh pria brengsek itu, tapi apa yang harus ia lakukan? Apa?"Kau yakin kau tidak apa, Rosella?" tanya Tami yang menyetir mobilnya. "Tidak apa, Tami. Jangan khawatir! Aku sudah lebih tenang sekarang." "Eh, sudah lebih tenang? Memangnya tadi kau kenapa, Rosella? Kau pucat sekali tadi! Kau mau minum kopi agar lebih segar?" "Tidak. Aku tidak apa, Tami. Hanya mendadak teringat ses
"Aku tahu, aku sudah makan siang. Semuanya baik-baik saja, Jonathan." Rosella menerima telepon dari Jonathan siang itu saat ia baru saja melangkah masuk ke lobby perusahaan. Jonathan yang sudah tiba di Amerika begitu cepat sudah merindukan Rosella lagi. "Baiklah, nanti malam telepon aku. Aku mau melihat Julio, Sayang." "Haha, baiklah. Sana bekerja! Aku juga mau bekerja dulu." "Baiklah, aku mencintaimu, Rosella." "Aku juga mencintaimu, Jonathan." "Dah!" Rosella masih tersenyum dan menutup ponselnya lalu memandangi ponsel itu saat tiba-tiba tubuhnya hampir tertabrak oleh seorang pria sampai refleks ia melangkah mundur dan terhuyung. "Astaga!" pekik Rosella. Namun, pria itu langsung memegangi tangan Rosella sampai akhirnya Rosella tidak jadi jatuh. Jantung Rosella pun berdebar kencang karena gerakan mendadak itu, namun kedua matanya langsung bertaut dengan mata pria yang menyelamatkannya. "Kau tidak apa, Nona?" tanya pria itu dengan lembut dan dengan tatapan kagum. "Aku tida
Entahlah keputusan Rosella bicara pada Livy itu termasuk sikap yang tepat atau tidak. Rosella ingin sekali acuh pada orang lain, yang penting ia happy, namun ternyata ia tidak bisa. Enam tahun hidup dalam dunia yang berbeda membuat Rosella begitu kesepian dan sendirian. Hal itu membuat perasaan Rosella sama sekali tidak rela kehilangan satu teman pun. Tapi apa daya karena ternyata Livy tidak mau berteman dengannya. Entah sampai kapan Livy akan bersikap seperti ini, tapi setidaknya Rosella sudah tahu alasannya dan Rosella pun sudah mengatakan keinginan hatinya untuk tetap berteman. Memang benar kita tidak pernah bisa mengendalikan pikiran dan perasaan orang lain pada kita kan? Karena itu, Rosella hanya pasrah saja dan terus berusaha menjadi dirinya yang baik. "Rosella! Rosella!" panggil Tami agak keras. Rosella yang tadinya sedang memikirkan sikap Livy pun menoleh kaget. "Eh, ya, Tami?" "Kau melamun ya?""Astaga, maaf ya, Tami!" "Apa yang kau pikirkan, Rosella?" "Aku? Tidak
Rosella pun segera melangkah ke tempat yang aman untuk mencoba mendengar apa yang mereka bicarakan. Bukannya Rosella kepo, tapi karena keduanya adalah orang yang Rosella kenal, Rosella pun akhirnya penasaran juga dengan pria yang terlihat playboy itu. "Kau cantik sekali hari ini, Livy." "Apa yang kau lakukan di sini, Cedric?" "Aku baru saja bertemu Jessica." "Hmm, aku tahu kau kekasih baru Jessica kan?" "Hanya dekat saja, aku masih available, Livy. Kapan kau ada waktu, kita jalan bersama ya." "Dasar sinting! Kau itu bersama Jessica dan aku teman Jessica." "Jangan terlalu kolot, Livy! Kalau kau tidak bicara maka tidak akan ada yang tahu kan?" "Ck, Cedric, sudah banyak hal yang mengganggu pikiranku sekarang jadi jangan ditambahi lagi!" "Oh, aku tahu pasti masalah Jonathan kan?" Rosella yang mendengar nama Jonathan pun langsung mengernyit. "Jonathan?" Livy sendiri yan
"Jaga kesehatan, Ibu!" Rosella, Julio, Jordan, dan Imelda mengantarkan Jonathan ke airport pagi itu dan suasananya begitu melow. Ini pertama kalinya Imelda mengantarkan lagi Jonathan ke airport dan ia begitu melow. "Kau juga jaga kesehatan. Jangan lama-lama perginya, Jonathan! Segera pulang ya!" "Haha, mengapa Ibu begitu sedih? Tentu saja aku akan cepat pulang. Ada seseorang yang membuatku tidak betah lama-lama di Amerika sekarang," seru Jonathan sambil melirik Rosella yang berdiri di belakang Imelda. Imelda hanya tersenyum mendengarnya. "Kau ini jangan membuat Rosella malu!" "Haha, aku serius, Ibu! Tapi baiklah, jangan sampai Ibu menangis! Jaga kesehatan ya!" Jonathan membelai sayang kepala Imelda lalu mendaratkan bibirnya ke kening ibunya. "Aku akan segera pulang, Ibu." "Iya, Jonathan. Hati-hati ya!" Imelda menatap Jonathan dengan sayang, sebelum ia pun mundur dan Jordan maju memeluk kakaknya itu. "Hat
"Ah, Bastian ...." Desahan seorang wanita terdengar, bersahutan dengan erangan pria silih berganti. Tidak hanya itu, suara-suara khas percintaan yang liar pun terdengar begitu melengking hingga membuat Sierra meradang. "Sial! Pasti dia membawa jalangnya lagi!" Tanpa mengetuk pintunya, Sierra pun langsung menghambur masuk ke kamar yang memang tidak terkunci itu. Brak! Dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Sebastian Sagala, anak tirinya, sedang memacu tubuh wanita di bawahnya. "Bukankah sudah kubilang kalau rumah ini bukan tempat maksiat? Berhenti sekarang juga!" geram Sierra dengan tatapan yang mengarah tajam pada anak tirinya itu. Bukan anak tiri sungguhan karena Sierra hanya berpura-pura menikah dengan ayah dari Bastian. Namun, tentu saja tidak ada yang tahu tentang perjanjian itu sehingga semua orang mengira bahwa Sierra benar-benar menikah dan menjadi istri yang sah dari Jacob Sagala, ayah kandung dari Sebastian Sagala. Sial! Seandainya hidup Sier...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments