"Ah, Bastian ...."
Desahan seorang wanita terdengar, bersahutan dengan erangan pria silih berganti. Tidak hanya itu, suara-suara khas percintaan yang liar pun terdengar begitu melengking hingga membuat Sierra meradang. "Sial! Pasti dia membawa jalangnya lagi!" Tanpa mengetuk pintunya, Sierra pun langsung menghambur masuk ke kamar yang memang tidak terkunci itu. Brak! Dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Sebastian Sagala, anak tirinya, sedang memacu tubuh wanita di bawahnya. "Bukankah sudah kubilang kalau rumah ini bukan tempat maksiat? Berhenti sekarang juga!" geram Sierra dengan tatapan yang mengarah tajam pada anak tirinya itu. Bukan anak tiri sungguhan karena Sierra hanya berpura-pura menikah dengan ayah dari Bastian. Namun, tentu saja tidak ada yang tahu tentang perjanjian itu sehingga semua orang mengira bahwa Sierra benar-benar menikah dan menjadi istri yang sah dari Jacob Sagala, ayah kandung dari Sebastian Sagala. Sial! Seandainya hidup Sierra sedikit saja lebih baik, Sierra juga tidak akan mau melakukan semua ini. Sierra terpaksa melakukannya karena penghasilannya sebagai perawat yang merawat Jacob Sagala masih belum cukup untuk memenuhi semua biaya hidupnya serta biaya pengobatan ibu dan kakaknya. Namun, alih-alih hidup lebih baik, setelah berstatus istri, sumpah hidup Sierra malah makin kacau. Jacob meminta Sierra untuk menyembunyikan penyakit pria itu yang makin parah dan berpura-pura sudah sembuh agar tidak ada oknum yang memanfaatkan penyakitnya untuk merebut perusahaannya. Jacob menyuruh Sierra mengurus rumah yang isinya semua orang jahat, dan yang paling membuat frustasi adalah Sierra harus menjalankan peran ibu tiri dari anak pria itu. Bagaimana tidak frustasi? Alih-alih mendapatkan anak yang bisa diatur, Sierra malah begitu syok saat pertama kali bertemu Bastian, yang jauh dari kata "anak." Bastian adalah pria dewasa yang berumur enam tahun lebih tua dari Sierra. Bastian mempunyai postur tubuh yang tinggi, tegap, dan tampan, dengan otot-otot liat di seluruh tubuhnya, dan kalau boleh menggambarkannya dalam satu kata, Sierra akan memilih kata "hot." Dan itu bukan sekedar anggapan belaka karena Sierra memang sudah beberapa kali memergoki Bastian saat pria itu sedang melakukan aktivitas panasnya dan keseluruhan tubuh Bastian yang terpampang nyata memang sangat hot. Hanya saja, sayangnya Sierra tidak bernafsu sama sekali dan malah jijik pada apa yang dilakukan oleh pria itu dan para wanitanya. "Sial! Kau melakukannya lagi, Wanita Sialan! Sebenarnya apa masalahmu? Apa kau ketagihan melihat tubuhku, hah? Kau selalu menggangguku sebelum aku mencapai kepuasanku!" pekik Bastian kesal sambil langsung melepaskan dirinya dari wanita di bawahnya. Ini bukan pertama kalinya Bastian membawa seorang wanita ke rumahnya dan berhubungan di kamarnya. Dan sudah beberapa kali juga wanita sialan itu, istri muda dari ayahnya, mendobrak pintu kamarnya dan mengusir wanitanya sebelum Bastian mencapai kepuasannya. "Sebagai seorang wanita muda seharusnya kau malu melakukan ini, Brengsek!" seru Bastian lagi sambil meraih celananya dan memakainya begitu saja tanpa malu di depan Sierra. Sudah pasti Sierra dapat melihat bagaimana area sensitif Bastian yang masih berdiri tegak. Namun, seperti biasa, Sierra hanya memasang ekspresi geramnya dengan tatapan yang tetap mengarah tajam pada wajah Bastian. "Aku tidak peduli kau mau menganggapku seperti apa! Aku sudah mengatakan berkali-kali untuk tidak melakukannya di rumahku!" sahut Sierra tidak kalah garang. "Oh, sekarang kau makin melunjak ya! Kau sudah menganggap ini rumahmu? Ah, aku lupa kalau kau menikahi ayahku pasti karena ini! Sekarang rumahmu, lama kelamaan hartamu! Kau mau menguasai semuanya kan? Aku bahkan tidak akan terkejut kalau tidak lama lagi kau akan meracuni ayahku agar dia cepat mati dan kau bisa mewarisi segalanya!" "Tutup mulutmu, Bastian! Aku bukan wanita seperti itu!" "Tidak usah berpura-pura lagi, Wanita Sialan! Aku sudah tahu wanita macam apa kau ini!" Bastian dan Sierra pun berdiri berhadapan begitu dekat dengan tatapan yang sama-sama tajam. "Baiklah, terserah kau mau menganggapku seperti apa! Aku juga tidak akan repot-repot menjelaskan apa pun karena kau juga tidak akan percaya satu pun ucapanku!" "Tentu saja aku tidak akan percaya! Tunggu saja sampai aku membongkar kedok aslimu, Wanita Brengsek!" Sierra tertawa sinis mendengarnya. "Lakukan apa pun yang kau mau, Bastian! Tapi yang pasti, sekarang aku mau wanita itu pergi dari rumahku!" Dengan cepat, Sierra menghampiri wanita nakal yang baru saja selesai memakai bajunya itu. "Untung saja kau bergerak cepat sebelum aku melemparmu ke jalanan dengan kondisi telanjang!" Sierra menarik kasar lengan wanita itu sampai wanita itu merintih kesakitan. "Auw, Bastian ... tolong aku! Akhh!" Namun, Sierra tidak mempedulikan rintihan wanita itu dan langsung saja menariknya sampai ke pintu kamar Bastian lalu mendorongnya keluar. Bastian yang sudah emosi pun membalas menarik kasar lengan Sierra sambil menutup pintu kamarnya. "Brengsek kau, Sierra! Kuperingatkan padamu ya, sekali lagi kau mengusik dan mencampuri urusanku, jangan salahkan aku bertindak kasar padamu!" ancam Bastian dengan kobaran api di matanya. Namun, Sierra sama sekali tidak takut pada ancaman Bastian. Sierra yang dulu mungkin adalah Sierra yang lemah dan tidak berdaya. Tapi Sierra yang sudah mengalami begitu banyak hal untuk bertahan hidup sama sekali bukan Sierra yang dulu lagi. Sierra yang sekarang tidak takut pada apa pun, termasuk pada ancaman Bastian. Sierra pun menatap Bastian dengan kobaran api yang sama dalam tatapannya sambil mengangkat dagunya dengan angkuh. "Asal kau tahu kalau aku tidak takut pada ancamanmu sedikit pun, Bastian! Aku akan selalu mengusik dan mencampuri urusanmu karena kau adalah anak tiriku! Dan satu lagi! Bersikaplah sopan padaku dan panggil aku Ibu!" Bastian langsung tertawa sinis mendengarnya. "Memanggilmu Ibu? Bersikap sopan padamu? Huh, baiklah, inilah caraku bersikap sopan pada wanita sepertimu!" Tanpa banyak bicara lagi, Bastian segera menyambar dan mengempaskan tubuh Sierra hingga terpental ke atas ranjang. Bastian mengunci tubuh Sierra di bawahnya dengan menahan kedua tangan wanita itu di samping kepalanya. "Apa yang kau lakukan, Bastian? Lepaskan aku!" pekik Sierra yang mendadak panik. "Mengapa berteriak, Sierra? Bukankah kau bilang kau tidak takut padaku, hah? Kau harus tahu, Sierra, aku sedang butuh pelampiasan malam ini dan karena kau sudah mengusir wanitaku, maka gantikan dia di ranjangku!" **Hai semua, selamat datang di karya baru author. Semoga suka ya. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom review yaa. Makasih semua ❤️❤️
"Dasar kurang ajar! Berani sekali kau memintaku menggantikan wanitamu! Lepaskan aku, Brengsek!" geram Sierra penuh amarah. Namun, alih-alih melepaskan, Bastian malah menyatukan kedua tangan Sierra di atas kepala wanita itu dan menahannya. "Berhenti bersikap seperti wanita terhormat, Sierra! Bukankah kau sudah biasa melakukannya? Lagipula aku jauh lebih perkasa dibanding ayahku dan kau pasti lebih puas bersamaku!" "Kau sangat tidak sopan, Bastian! Lepaskan aku atau aku akan berteriak agar semua orang tahu kalau kau sedang berusaha melecehkan ibu tirimu sendiri!" "Oh, aku takut sekali mendengarnya, Sierra!" Bastian menyeringai mencemooh di depan wajah Sierra. Tepat pada saat itu, pintu kamar mendadak dibuka dengan kasar. Brak! "Kudengar kalian ribut lagi, hah? Dan apa yang sedang kalian coba lakukan?" pekik seorang pria tua yang nampak membelalak kaget. Seketika Sierra terdiam menatap Jacob, sedangkan Bastian langsung tertawa sinis melihat ayahnya itu. "Oh, ini dia sang pem
Byur! Suara air kolam renang terpecah saat Bastian mendorong Sierra hingga tercebur ke sana. "Arrgghh!" Sierra yang tidak siap benar-benar tidak sempat mengatur napasnya sampai ia bergerak panik bahkan menelan air cukup banyak. "Uhuk ... uhuk ...." Sierra terus terbatuk saat akhirnya ia berhasil mengeluarkan kepalanya dari dalam air dan ia pun langsung menyeka wajahnya. "Bastian! Beraninya kau melakukan ini padaku?" pekik Sierra begitu kesal. Namun, Bastian hanya menyeringai sambil tetap berdiri di posisinya. "Ini baru permulaan, Sierra! Kalau kau membuat keributan lagi, aku bisa bertindak lebih jauh daripada ini!" ancam Bastian sambil menatap Sierra berapi-api. Sierra sendiri pun menatap Bastian dengan tatapan penuh amarah, sementara Stephanie tersenyum penuh kemenangan melihatnya. Dengan penuh percaya diri, Stephanie mendekati Bastian dan langsung memeluk lengan pria itu. "Terima kasih sudah membelaku, Bastian!" Bastian yang mendengarnya pun langsung melirik Stephanie
Bastian melangkah dengan kesal ke ruang kerja Sierra siang itu. Sudah lama ia tinggal di Malaysia sejak ibunya meninggal dan sejak itu ia memang tidak pernah menginjakkan kaki ke perusahaan ini. Tidak heran kalau tidak ada yang mengenalnya, namun rasanya tetap menyebalkan saat para karyawan itu lebih mengenal Sierra daripada dirinya yang merupakan anak kandung dari Jacob Sagala. "Ini ruang kerjanya, silakan, Pak! Maafkan aku sekali lagi yang tidak mengenali Anda," kata seorang karyawan yang mengantar Bastian sampai ke ruang kerja Sierra. Bastian tidak menanggapinya dan langsung saja masuk bersama asistennya ke ruang kerja Sierra tanpa mengetuk pintunya. "Jadi apa ini ruang kerjaku nanti?" seru Bastian begitu ia masuk ke sana. Sontak Sierra dan Valdo yang masih duduk di tempatnya langsung menoleh kaget menatap Bastian di sana. "B-Bastian?" pekik Sierra sambil refleks bangkit berdiri dari kursinya. Begitu juga dengan Valdo yang langsung ikut berdiri. "Mengapa ekspresi kalian
"Berikan aku waktu untuk tetap di sini sampai aku menyelesaikan tugasku, Bastian," pinta Sierra yang masih berusaha membuat kesepakatan dengan Bastian. "Dan apa untungnya bagiku?" "Tentu saja aku bisa membantumu di perusahaan ini. Aku butuh waktu ...." "Aku bukan temanmu, Sierra!" sela Bastian sebelum Sierra sempat menyelesaikan ucapannya. "Hubungan kita juga sama sekali tidak baik sampai kita bisa mencapai kata sepakat. Jadi, jangan bermimpi membuat kesepakatan apa pun denganku!" Jawaban Bastian pun membuat Sierra mendadak terdiam dan menganga. "Kalau tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, silakan kemasi barangmu dan keluar dari ruang kerjaku!" kata Bastian lagi dengan tegas. Dan Sierra pun terus uring-uringan setelah ia keluar dari sana. "Ini benar-benar membuatku gila, Valdo! Dia sama sekali tidak bisa diajak bicara baik-baik, Valdo!" "Bastian memang bukan orang yang ramah, Sierra." "Ya, ya, seharusnya aku tahu itu! Dia pria yang brengsek! Tapi aku tidak peduli, Vald
Sierra terus menahan napasnya sambil merapikan gaunnya saat ia melangkahkan kakinya masuk ke ruang pesta. Sungguh, gaun panjangnya terlalu seksi dan ketat. Sierra hanya berharap agar tidak ada orang yang menganggapnya murahan dengan penampilannya yang sekarang, terutama anak tirinya yang brengsek dan menyebalkan itu.Sierra pun terus mengembangkan senyumnya menyapa semua orang sampai tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan seorang pria nan jauh di sana.Seketika senyuman Sierra pun langsung memudar. Jarak mereka saat ini memang cukup jauh, namun pesona pria itu sama sekali tidak bisa terbantahkan. Memakai setelan jas formalnya, pria itu nampak begitu gagah dan mencolok di antara ratusan orang yang ada di dalam gedung ini. Dan pria itu adalah Bastian, anak tirinya! Ya, pria gagah itu adalah anak tirinya! Oh, ini gila! Memikirkan hal itu saja membuat Sierra terus menghela napas kesal. Sierra yang tidak nyaman pun langsung memutus kontak mata mereka dan memalingkan wajahnya.
Bastian tidak pernah menyukai basa-basi karena memang ia tidak seramah itu. Apalagi harus diperkenalkan sebagai anak dari Jacob Sagala, ayah yang dibencinya. Karena itu, Bastian hanya asal saja menanggapi sapaan semua orang dengan anggukan singkat, bahkan tersenyum saja tidak. Rasa malasnya pun bertambah saat tiba-tiba Laura datang dan membuat kehebohan, Bastian pun langsung melangkah mundur dan berniat pergi dari sana. Namun, mendadak Bastian melihat bagaimana Stephanie mengerjai Sierra dengan menginjak ekor gaun wanita itu dan menabraknya keras hingga Sierra terhuyung ke belakang. Refleks Bastian pun bergerak menangkap tubuh Sierra dan memeluknya begitu erat, merasakan bagaimana pasnya tubuh langsing ibu tirinya itu melekat di pelukannya. Sierra sendiri pun refleks memeluk bahu Bastian berpegangan sambil langsung menegakkan tubuhnya. "Suamimu berada tepat di sampingmu tapi dia tidak melakukan apa pun saat istrinya hampir terjatuh," bisik Bastian di telinga Sierra. "Jadi sud
Suara lantang Noah sontak membuat Sierra menghentikan langkahnya. Sierra pun sempat terdiam sejenak, sebelum ia kembali membalikkan tubuhnya dan berdiri berhadapan dengan Noah."Membocorkan pada semua orang siapa aku sebenarnya? Memangnya siapa aku, hah?" tantang Sierra tanpa takut sedikit pun. Noah pun kembali menyeringai dan mendekati Sierra lagi. "Oh, kau pintar sekali berpura-pura ya! Kau itu hanya seorang wanita murahan, Sierra! Katakan padaku apa dulu kau punya banyak pelanggan, hah? Pantas saja sejak awal kau masuk sebagai perawat, aku sudah merasa familiar denganmu, aku baru menyadarinya akhir-akhir ini kalau aku memang pernah bertemu denganmu di suatu tempat yang jauh dari sini ...."Noah sengaja menggantung kata-katanya dan terlihat seolah menyimpan sebuah rahasia.Namun, Sierra yang mendengarnya pun hanya bisa tertawa sinis dan menanggapi semuanya dengan tetap tenang. "Apa kau mabuk, Noah? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau bicarakan! Lagipula aku juga tidak mer
Sierra masih begitu tegang saat merasa ada sesuatu yang berjalan di punggungnya.Awalnya rasanya seperti belaian ringan. Sierra sudah berpikir ada semut yang naik ke punggungnya. Namun, belaian itu merambat naik hingga menjadi sebuah pijatan lembut dengan jari dan Sierra mulai menyadari bahwa yang merambat di punggungnya bukanlah semut biasa. Sierra pun langsung menoleh ke arah Bastian yang sekarang sedang tersenyum tipis. Setengah mati Sierra menahan diri untuk tidak mengomel dan ia pun akhirnya menggeser posisi berdirinya agar ia bisa lepas dari Bastian. Namun, sialnya Bastian menahan punggungnya dan manager itu juga mengajak Sierra bicara sehingga Sierra terpaksa kembali tersenyum. "Sepertinya hubungan kalian begitu baik, Bu Sierra. Dan ini juga pertama kalinya aku bertemu dengan anak Pak Jacob," kata manager itu dengan ramah. Sierra tetap tersenyum tanpa menanggapi apa pun, sedangkan Bastian malah menyahutinya dengan begitu santai. "Tentu saja hubungan kami sangat baik, Pak.