Beranda / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Gantikan Dia di Ranjangku!

Share

Menggoda Ibu Tiriku
Menggoda Ibu Tiriku
Penulis: Mommykai22

Gantikan Dia di Ranjangku!

Penulis: Mommykai22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-18 21:22:10

"Ah, Bastian ...."

Desahan seorang wanita terdengar, bersahutan dengan erangan pria silih berganti.

Tidak hanya itu, suara-suara khas percintaan yang liar pun terdengar begitu melengking hingga membuat Sierra meradang.

"Sial! Pasti dia membawa jalangnya lagi!"

Tanpa mengetuk pintunya, Sierra pun langsung menghambur masuk ke kamar yang memang tidak terkunci itu.

Brak!

Dan pemandangan pertama yang dilihatnya adalah Sebastian Sagala, anak tirinya, sedang memacu tubuh wanita di bawahnya.

"Bukankah sudah kubilang kalau rumah ini bukan tempat maksiat? Berhenti sekarang juga!" geram Sierra dengan tatapan yang mengarah tajam pada anak tirinya itu.

Bukan anak tiri sungguhan karena Sierra hanya berpura-pura menikah dengan ayah dari Bastian.

Namun, tentu saja tidak ada yang tahu tentang perjanjian itu sehingga semua orang mengira bahwa Sierra benar-benar menikah dan menjadi istri yang sah dari Jacob Sagala, ayah kandung dari Sebastian Sagala.

Sial! Seandainya hidup Sierra sedikit saja lebih baik, Sierra juga tidak akan mau melakukan semua ini.

Sierra terpaksa melakukannya karena penghasilannya sebagai perawat yang merawat Jacob Sagala masih belum cukup untuk memenuhi semua biaya hidupnya serta biaya pengobatan ibu dan kakaknya.

Namun, alih-alih hidup lebih baik, setelah berstatus istri, sumpah hidup Sierra malah makin kacau.

Jacob meminta Sierra untuk menyembunyikan penyakit pria itu yang makin parah dan berpura-pura sudah sembuh agar tidak ada oknum yang memanfaatkan penyakitnya untuk merebut perusahaannya.

Jacob menyuruh Sierra mengurus rumah yang isinya semua orang jahat, dan yang paling membuat frustasi adalah Sierra harus menjalankan peran ibu tiri dari anak pria itu.

Bagaimana tidak frustasi? Alih-alih mendapatkan anak yang bisa diatur, Sierra malah begitu syok saat pertama kali bertemu Bastian, yang jauh dari kata "anak."

Bastian adalah pria dewasa yang berumur enam tahun lebih tua dari Sierra.

Bastian mempunyai postur tubuh yang tinggi, tegap, dan tampan, dengan otot-otot liat di seluruh tubuhnya, dan kalau boleh menggambarkannya dalam satu kata, Sierra akan memilih kata "hot."

Dan itu bukan sekedar anggapan belaka karena Sierra memang sudah beberapa kali memergoki Bastian saat pria itu sedang melakukan aktivitas panasnya dan keseluruhan tubuh Bastian yang terpampang nyata memang sangat hot.

Hanya saja, sayangnya Sierra tidak bernafsu sama sekali dan malah jijik pada apa yang dilakukan oleh pria itu dan para wanitanya.

"Sial! Kau melakukannya lagi, Wanita Sialan! Sebenarnya apa masalahmu? Apa kau ketagihan melihat tubuhku, hah? Kau selalu menggangguku sebelum aku mencapai kepuasanku!" pekik Bastian kesal sambil langsung melepaskan dirinya dari wanita di bawahnya.

Ini bukan pertama kalinya Bastian membawa seorang wanita ke rumahnya dan berhubungan di kamarnya.

Dan sudah beberapa kali juga wanita sialan itu, istri muda dari ayahnya, mendobrak pintu kamarnya dan mengusir wanitanya sebelum Bastian mencapai kepuasannya.

"Sebagai seorang wanita muda seharusnya kau malu melakukan ini, Brengsek!" seru Bastian lagi sambil meraih celananya dan memakainya begitu saja tanpa malu di depan Sierra.

Sudah pasti Sierra dapat melihat bagaimana area sensitif Bastian yang masih berdiri tegak.

Namun, seperti biasa, Sierra hanya memasang ekspresi geramnya dengan tatapan yang tetap mengarah tajam pada wajah Bastian.

"Aku tidak peduli kau mau menganggapku seperti apa! Aku sudah mengatakan berkali-kali untuk tidak melakukannya di rumahku!" sahut Sierra tidak kalah garang.

"Oh, sekarang kau makin melunjak ya! Kau sudah menganggap ini rumahmu? Ah, aku lupa kalau kau menikahi ayahku pasti karena ini! Sekarang rumahmu, lama kelamaan hartamu! Kau mau menguasai semuanya kan? Aku bahkan tidak akan terkejut kalau tidak lama lagi kau akan meracuni ayahku agar dia cepat mati dan kau bisa mewarisi segalanya!"

"Tutup mulutmu, Bastian! Aku bukan wanita seperti itu!"

"Tidak usah berpura-pura lagi, Wanita Sialan! Aku sudah tahu wanita macam apa kau ini!"

Bastian dan Sierra pun berdiri berhadapan begitu dekat dengan tatapan yang sama-sama tajam.

"Baiklah, terserah kau mau menganggapku seperti apa! Aku juga tidak akan repot-repot menjelaskan apa pun karena kau juga tidak akan percaya satu pun ucapanku!"

"Tentu saja aku tidak akan percaya! Tunggu saja sampai aku membongkar kedok aslimu, Wanita Brengsek!"

Sierra tertawa sinis mendengarnya. "Lakukan apa pun yang kau mau, Bastian! Tapi yang pasti, sekarang aku mau wanita itu pergi dari rumahku!"

Dengan cepat, Sierra menghampiri wanita nakal yang baru saja selesai memakai bajunya itu.

"Untung saja kau bergerak cepat sebelum aku melemparmu ke jalanan dengan kondisi telanjang!"

Sierra menarik kasar lengan wanita itu sampai wanita itu merintih kesakitan. "Auw, Bastian ... tolong aku! Akhh!"

Namun, Sierra tidak mempedulikan rintihan wanita itu dan langsung saja menariknya sampai ke pintu kamar Bastian lalu mendorongnya keluar.

Bastian yang sudah emosi pun membalas menarik kasar lengan Sierra sambil menutup pintu kamarnya.

"Brengsek kau, Sierra! Kuperingatkan padamu ya, sekali lagi kau mengusik dan mencampuri urusanku, jangan salahkan aku bertindak kasar padamu!" ancam Bastian dengan kobaran api di matanya.

Namun, Sierra sama sekali tidak takut pada ancaman Bastian.

Sierra yang dulu mungkin adalah Sierra yang lemah dan tidak berdaya. Tapi Sierra yang sudah mengalami begitu banyak hal untuk bertahan hidup sama sekali bukan Sierra yang dulu lagi.

Sierra yang sekarang tidak takut pada apa pun, termasuk pada ancaman Bastian.

Sierra pun menatap Bastian dengan kobaran api yang sama dalam tatapannya sambil mengangkat dagunya dengan angkuh.

"Asal kau tahu kalau aku tidak takut pada ancamanmu sedikit pun, Bastian! Aku akan selalu mengusik dan mencampuri urusanmu karena kau adalah anak tiriku! Dan satu lagi! Bersikaplah sopan padaku dan panggil aku Ibu!"

Bastian langsung tertawa sinis mendengarnya. "Memanggilmu Ibu? Bersikap sopan padamu? Huh, baiklah, inilah caraku bersikap sopan pada wanita sepertimu!"

Tanpa banyak bicara lagi, Bastian segera menyambar dan mengempaskan tubuh Sierra hingga terpental ke atas ranjang.

Bastian mengunci tubuh Sierra di bawahnya dengan menahan kedua tangan wanita itu di samping kepalanya.

"Apa yang kau lakukan, Bastian? Lepaskan aku!" pekik Sierra yang mendadak panik.

"Mengapa berteriak, Sierra? Bukankah kau bilang kau tidak takut padaku, hah? Kau harus tahu, Sierra, aku sedang butuh pelampiasan malam ini dan karena kau sudah mengusir wanitaku, maka gantikan dia di ranjangku!"

**

Mommykai22

Hai semua, selamat datang di karya baru author. Semoga suka ya. Jangan lupa tinggalkan jejak di kolom review yaa. Makasih semua ❤️❤️

| 60
Komen (9)
goodnovel comment avatar
Ade Saragih
mantap jiwa
goodnovel comment avatar
Bang Zai
ayo kita baca novel ini, kayaknya seru nih
goodnovel comment avatar
Ahza Rumaisha
Ini kan cerita yang Novelme. Kenapa dibilang baru?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menggoda Ibu Tiriku   Pelajaran untuk Wanita Angkuh

    "Dasar kurang ajar! Berani sekali kau memintaku menggantikan wanitamu! Lepaskan aku, Brengsek!" geram Sierra penuh amarah. Namun, alih-alih melepaskan, Bastian malah menyatukan kedua tangan Sierra di atas kepala wanita itu dan menahannya. "Berhenti bersikap seperti wanita terhormat, Sierra! Bukankah kau sudah biasa melakukannya? Lagipula aku jauh lebih perkasa dibanding ayahku dan kau pasti lebih puas bersamaku!" "Kau sangat tidak sopan, Bastian! Lepaskan aku atau aku akan berteriak agar semua orang tahu kalau kau sedang berusaha melecehkan ibu tirimu sendiri!" "Oh, aku takut sekali mendengarnya, Sierra!" Bastian menyeringai mencemooh di depan wajah Sierra. Tepat pada saat itu, pintu kamar mendadak dibuka dengan kasar. Brak! "Kudengar kalian ribut lagi, hah? Dan apa yang sedang kalian coba lakukan?" pekik seorang pria tua yang nampak membelalak kaget. Seketika Sierra terdiam menatap Jacob, sedangkan Bastian langsung tertawa sinis melihat ayahnya itu. "Oh, ini dia sang pem

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Menggoda Ibu Tiriku   Tamu Mengejutkan

    Byur! Suara air kolam renang terpecah saat Bastian mendorong Sierra hingga tercebur ke sana. "Arrgghh!" Sierra yang tidak siap benar-benar tidak sempat mengatur napasnya sampai ia bergerak panik bahkan menelan air cukup banyak. "Uhuk ... uhuk ...." Sierra terus terbatuk saat akhirnya ia berhasil mengeluarkan kepalanya dari dalam air dan ia pun langsung menyeka wajahnya. "Bastian! Beraninya kau melakukan ini padaku?" pekik Sierra begitu kesal. Namun, Bastian hanya menyeringai sambil tetap berdiri di posisinya. "Ini baru permulaan, Sierra! Kalau kau membuat keributan lagi, aku bisa bertindak lebih jauh daripada ini!" ancam Bastian sambil menatap Sierra berapi-api. Sierra sendiri pun menatap Bastian dengan tatapan penuh amarah, sementara Stephanie tersenyum penuh kemenangan melihatnya. Dengan penuh percaya diri, Stephanie mendekati Bastian dan langsung memeluk lengan pria itu. "Terima kasih sudah membelaku, Bastian!" Bastian yang mendengarnya pun langsung melirik Stephanie

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Menggoda Ibu Tiriku   Membuat Kesepakatan

    Bastian melangkah dengan kesal ke ruang kerja Sierra siang itu. Sudah lama ia tinggal di Malaysia sejak ibunya meninggal dan sejak itu ia memang tidak pernah menginjakkan kaki ke perusahaan ini. Tidak heran kalau tidak ada yang mengenalnya, namun rasanya tetap menyebalkan saat para karyawan itu lebih mengenal Sierra daripada dirinya yang merupakan anak kandung dari Jacob Sagala. "Ini ruang kerjanya, silakan, Pak! Maafkan aku sekali lagi yang tidak mengenali Anda," kata seorang karyawan yang mengantar Bastian sampai ke ruang kerja Sierra. Bastian tidak menanggapinya dan langsung saja masuk bersama asistennya ke ruang kerja Sierra tanpa mengetuk pintunya. "Jadi apa ini ruang kerjaku nanti?" seru Bastian begitu ia masuk ke sana. Sontak Sierra dan Valdo yang masih duduk di tempatnya langsung menoleh kaget menatap Bastian di sana. "B-Bastian?" pekik Sierra sambil refleks bangkit berdiri dari kursinya. Begitu juga dengan Valdo yang langsung ikut berdiri. "Mengapa ekspresi kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Menggoda Ibu Tiriku   Apa Kau Mulai Tergoda Padanya?

    "Berikan aku waktu untuk tetap di sini sampai aku menyelesaikan tugasku, Bastian," pinta Sierra yang masih berusaha membuat kesepakatan dengan Bastian. "Dan apa untungnya bagiku?" "Tentu saja aku bisa membantumu di perusahaan ini. Aku butuh waktu ...." "Aku bukan temanmu, Sierra!" sela Bastian sebelum Sierra sempat menyelesaikan ucapannya. "Hubungan kita juga sama sekali tidak baik sampai kita bisa mencapai kata sepakat. Jadi, jangan bermimpi membuat kesepakatan apa pun denganku!" Jawaban Bastian pun membuat Sierra mendadak terdiam dan menganga. "Kalau tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, silakan kemasi barangmu dan keluar dari ruang kerjaku!" kata Bastian lagi dengan tegas. Dan Sierra pun terus uring-uringan setelah ia keluar dari sana. "Ini benar-benar membuatku gila, Valdo! Dia sama sekali tidak bisa diajak bicara baik-baik, Valdo!" "Bastian memang bukan orang yang ramah, Sierra." "Ya, ya, seharusnya aku tahu itu! Dia pria yang brengsek! Tapi aku tidak peduli, Vald

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Menggoda Ibu Tiriku   Jatuh ke Pelukan Hangat

    Sierra terus menahan napasnya sambil merapikan gaunnya saat ia melangkahkan kakinya masuk ke ruang pesta. Sungguh, gaun panjangnya terlalu seksi dan ketat. Sierra hanya berharap agar tidak ada orang yang menganggapnya murahan dengan penampilannya yang sekarang, terutama anak tirinya yang brengsek dan menyebalkan itu.Sierra pun terus mengembangkan senyumnya menyapa semua orang sampai tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan seorang pria nan jauh di sana.Seketika senyuman Sierra pun langsung memudar. Jarak mereka saat ini memang cukup jauh, namun pesona pria itu sama sekali tidak bisa terbantahkan. Memakai setelan jas formalnya, pria itu nampak begitu gagah dan mencolok di antara ratusan orang yang ada di dalam gedung ini. Dan pria itu adalah Bastian, anak tirinya! Ya, pria gagah itu adalah anak tirinya! Oh, ini gila! Memikirkan hal itu saja membuat Sierra terus menghela napas kesal. Sierra yang tidak nyaman pun langsung memutus kontak mata mereka dan memalingkan wajahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-30
  • Menggoda Ibu Tiriku   Ancaman Pria Penggoda

    Bastian tidak pernah menyukai basa-basi karena memang ia tidak seramah itu. Apalagi harus diperkenalkan sebagai anak dari Jacob Sagala, ayah yang dibencinya. Karena itu, Bastian hanya asal saja menanggapi sapaan semua orang dengan anggukan singkat, bahkan tersenyum saja tidak. Rasa malasnya pun bertambah saat tiba-tiba Laura datang dan membuat kehebohan, Bastian pun langsung melangkah mundur dan berniat pergi dari sana. Namun, mendadak Bastian melihat bagaimana Stephanie mengerjai Sierra dengan menginjak ekor gaun wanita itu dan menabraknya keras hingga Sierra terhuyung ke belakang. Refleks Bastian pun bergerak menangkap tubuh Sierra dan memeluknya begitu erat, merasakan bagaimana pasnya tubuh langsing ibu tirinya itu melekat di pelukannya. Sierra sendiri pun refleks memeluk bahu Bastian berpegangan sambil langsung menegakkan tubuhnya. "Suamimu berada tepat di sampingmu tapi dia tidak melakukan apa pun saat istrinya hampir terjatuh," bisik Bastian di telinga Sierra. "Jadi sud

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Menggoda Ibu Tiriku   Pijatan di Punggungnya

    Suara lantang Noah sontak membuat Sierra menghentikan langkahnya. Sierra pun sempat terdiam sejenak, sebelum ia kembali membalikkan tubuhnya dan berdiri berhadapan dengan Noah."Membocorkan pada semua orang siapa aku sebenarnya? Memangnya siapa aku, hah?" tantang Sierra tanpa takut sedikit pun. Noah pun kembali menyeringai dan mendekati Sierra lagi. "Oh, kau pintar sekali berpura-pura ya! Kau itu hanya seorang wanita murahan, Sierra! Katakan padaku apa dulu kau punya banyak pelanggan, hah? Pantas saja sejak awal kau masuk sebagai perawat, aku sudah merasa familiar denganmu, aku baru menyadarinya akhir-akhir ini kalau aku memang pernah bertemu denganmu di suatu tempat yang jauh dari sini ...."Noah sengaja menggantung kata-katanya dan terlihat seolah menyimpan sebuah rahasia.Namun, Sierra yang mendengarnya pun hanya bisa tertawa sinis dan menanggapi semuanya dengan tetap tenang. "Apa kau mabuk, Noah? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau bicarakan! Lagipula aku juga tidak mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31
  • Menggoda Ibu Tiriku   Seberapa Kuat Kau Bisa Bertahan Bersamaku

    Sierra masih begitu tegang saat merasa ada sesuatu yang berjalan di punggungnya.Awalnya rasanya seperti belaian ringan. Sierra sudah berpikir ada semut yang naik ke punggungnya. Namun, belaian itu merambat naik hingga menjadi sebuah pijatan lembut dengan jari dan Sierra mulai menyadari bahwa yang merambat di punggungnya bukanlah semut biasa. Sierra pun langsung menoleh ke arah Bastian yang sekarang sedang tersenyum tipis. Setengah mati Sierra menahan diri untuk tidak mengomel dan ia pun akhirnya menggeser posisi berdirinya agar ia bisa lepas dari Bastian. Namun, sialnya Bastian menahan punggungnya dan manager itu juga mengajak Sierra bicara sehingga Sierra terpaksa kembali tersenyum. "Sepertinya hubungan kalian begitu baik, Bu Sierra. Dan ini juga pertama kalinya aku bertemu dengan anak Pak Jacob," kata manager itu dengan ramah. Sierra tetap tersenyum tanpa menanggapi apa pun, sedangkan Bastian malah menyahutinya dengan begitu santai. "Tentu saja hubungan kami sangat baik, Pak.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-31

Bab terbaru

  • Menggoda Ibu Tiriku   Sebuah Rekayasa

    "Bagaimana hari ini, Sayang?" Jonathan melakukan video call dengan Rosella dan Julio, sebelum mereka tidur malam itu. Dan Julio pun begitu senang melihat Jonathan yang begitu ia rindukan. Jonathan sendiri sudah mendengar semua cerita detail tentang Rosella dari Jordan dan Jonathan tidak berhenti berterima kasih pada Rosella. Walaupun Rosella sendiri sebenarnya tidak menceritakan apa pun pada Jonathan karena memang ia tidak mau bersikap berlebihan. "Semuanya baik, Jonathan. Julio sekolahnya juga pintar." "Tadi Julio belajar sama Mama sebelum tidur, Papa," celetuk Julio. "Benarkah? Belajar apa, Sayang?" "Julio belajar menulis." "Haha, apa Julio sudah pintar menulis sekarang?""Sedikit-sedikit bisa, Papa. Di rumah Grandma juga Julio belajar menulis." "Siapa yang mengajarimu, Julio?" "Grandpa. Hehe, tulisan Grandpa bagus." Jonathan yang mendengarnya pun langsung tertawa pelan. Mendadak ingatan masa kecil saat Adipura mengajarinya menulis pun muncul di otaknya. "Ya, Grandpa su

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencari Kelemahannya

    Livy keluar dari ruang kerja Jessica dengan geram dan ia langsung melangkah ke ruang kerjanya sendiri. Livy pun melangkah mondar mandir di ruang kerjanya sambil memekik kesal. "Sial kau, Jessica! Hanya karena diselamatkan seperti itu, mendadak kau ada di pihaknya?" "Kau sudah tidak mendukungku lagi bahkan kau mendukung hal yang tidak masuk akal seperti ini!" "Sebenarnya apa yang Om Adipura dan Tante Imelda inginkan? Membuat Rosella akhirnya mewarisi perusahaan ini? Haruskah mereka memperlakukan Rosella begitu special? Sial!" Livy tidak berhenti menggeram kesal sambil duduk di meja kerjanya. Ia pun memejamkan matanya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia memutuskan sesuatu. "Baiklah, Livy! Kau tidak bisa diam lagi karena ternyata satu persatu orang yang berpihak padamu sekarang pindah dan kau sudah tidak punya teman lagi. Bahkan Tante Imelda dan Jessica juga sudah berpihak pada Rosella." "Aku harus melakukan sesuatu. Ya, aku harus melakukan sesuatu," seru Livy sambil meraih po

  • Menggoda Ibu Tiriku   Berada di Pihak yang Berbeda

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian pelecehan yang hampir dialami Jessica dan beberapa perubahan pun mulai terasa. Adipura marah besar pada keluarga Cedric dan memutuskan hubungan kerja sama walaupun WHA harus mengalami kerugian yang cukup besar. Adipura pun ngotot memenjarakan Cedric agar ia jera dan Jessica pun merasakan betapa ayahnya sangat menyayanginya. Ketulusan ini jujur belum pernah dirasakan oleh Jessica secara nyata. Jessica memang dekat dengan ayahnya dan selalu menuruti apa pun ucapan ayahnya. Namun, ia merasa itu biasa saja dan memang sudah seharusnya. Jessica tidak pernah terlibat masalah apa pun yang membuatnya merasakan pembelaan yang luar biasa sampai kejadian yang ia alami barusan. Ia baru sadar kalau begitu banyak orang yang peduli padanya. Jordan, Rosella, dan kedua orang tuanya. Bahkan Julio yang kecil itu pun yang diberitahu kalau Jessica sakit keesokan harinya langsung mendatangi Jessica dan menemaninya seharian di ranjang. "Cepat sembuh ya, Aunty! Sini

  • Menggoda Ibu Tiriku   Kau Aman Bersamaku

    "Cukup, Jordan! Cukup! Jangan bicara begitu! Jessica masih syok!" seru Rosella. "Aku hanya tidak bisa kasihan padanya, Kak! Aku lega karena dia tidak menjadi korban Cedric, tapi aku juga kesal padanya!" Jordan pun terus mengomel dan Jessica hanya terus diam sampai akhirnya rasa mual membuatnya beranjak dari ranjang. Jessica berlari ke kamar mandi dan memuntahkan semua isi perutnya termasuk sisa wine yang sudah diminumnya tadi. "Huwek! Huwek!" Rosella sendiri terus menemani Jessica sambil menepuk punggung Jessica dan mengambilkan tisue untuknya. Jessica pun menerimanya begitu saja tanpa berkata apa-apa. Bukan hanya itu, Rosella juga begitu sibuk mengambilkan Jessica air minum sampai Jordan hanya bisa menatapnya dengan perasaan hangat melihat ketulusan Rosella pada Jessica. "Apa kau tidak membawa jas, Jordan? Kasihan gaun Jessica robek." "Ada di dalam mobil, Kak." "Sana ambilkan! Kasihan Jessica!" Jordan hanya mengembuskan napas panjang lagi, sebelum akhirnya ia pun pergi dar

  • Menggoda Ibu Tiriku   Menyelamatkannya

    "Four Season, Jordan! Kita harus segera ke sana! Kita harus menyelamatkan Jessica!" "Aku bersumpah aku mendengarnya ingin melecehkan Jessica, Jordan! Kita tidak bisa membiarkannya!"Rosella begitu panik sampai ia hampir menangis sekarang. Setiap mengingat kata pelecehan, semua hal buruk mendadak berputar di otaknya dan ia pun akan menjadi emosional, apalagi saat ini adik Jonathan yang akan menjadi korban. Rosella benar-benar tidak bisa membiarkannya. "Ayo kita ke sana, Jordan! Ayo kita ke sana! Menyetirlah lebih cepat, Jordan! Kumohon ...." Tubuh Rosella sudah gemetar sekarang sampai air matanya akhirnya menetes juga. Dan Jordan pun bisa merasakan bagaimana Rosella mengkhawatirkan Jessica padahal selama ini Jessica tidak pernah bersikap baik pada Rosella. "Tenang, Kak! Tenanglah!" sahut Jordan akhirnya sambil melajukan mobilnya makin kencang. Jordan pun sempat menelepon ponsel Jessica beberapa kali, namun ponselnya sudah tidak aktif. "Sial! Jessica! Dia mematikan ponselnya!"

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan itu Benar

    Jessica akhirnya tiba di sebuah restoran mewah bersama Cedric. Jessica memakai gaun merah seksi dengan bagian punggung yang terbuka sampai Cedric tidak berhenti memujinya. "Kau luar biasa cantik malam ini, Jessica!" "Hmm, apa biasanya aku tidak cantik, hah?" "Kau selalu cantik, Sayangku." Cedric yang tadinya sudah duduk di hadapan Jessica pun beranjak dari kursinya dan melangkah mendekati Jessica. Cedric meraih tangan Jessica dan menciumnya, sebelum ia menatap wajah cantik itu lekat-lekat. Betapa cantik dan seksi Jessica malam ini dan Cedric sudah tidak tahan lagi untuk menikmati keindahan di balik gaun merah itu. Namun, dengan cepat Cedric menggeleng untuk menepikan pikirannya karena masih ada step yang harus mereka lewati, makan malam, minum, baru menghabiskan malam bersama. "Baiklah, ayo kita makan, Sayang!"Cedric mengajak Jessica makan dan sepanjang makan malam, Cedric tidak berhenti menatap wajah cantik itu. Jessica memang sangat cantik kalau sudah berdandan. "Makanan

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mencemaskannya

    "Sial, berani sekali dia menghina Cedric! Dia pikir siapa dia? Keluarga bukan, teman juga bukan!" "Dia benar-benar sudah melunjak! Aku makin tidak menyukainya sekarang! Sial!" Jessica mondar-mandir di ruang kerjanya dengan perasaan kesal yang luar biasa. Setelah mendengar semua ucapan Rosella, bukannya Jessica tidak gelisah. Namun, Jessica gelisah bukan karena percaya pada Rosella, tapi gelisah karena amarah untuk Rosella. Semakin dipikir, amarahnya malah semakin besar. Bisa-bisanya wanita itu mendadak muncul dengan membawa anak, diterima oleh semua orang dengan begitu mudah, dan sekarang makin melunjak. "Sial!" rutuk Jessica lagi tanpa henti. Jessica pun masih terus mengumpat kesal saat pintu ruang kerjanya kembali diketuk dan dibuka. Jessica yang mengira Rosella kembali lagi pun langsung membentak keras. "Aku tidak mau mendengarmu! Tidak usah datang ke sini lagi!" Namun, ternyata yang datang Livy dan Livy cukup kaget mendengar teriakan Jessica. Jessica sendiri menbelalak m

  • Menggoda Ibu Tiriku   Peringatan yang Tidak Didengar

    "Aku sudah selesai, Rosella." "T-Tami ...." "Eh, kau kenapa? Kau pucat, Rosella!" Rosella menggeleng dan berusaha untuk tidak menoleh sama sekali agar Cedric tidak mengenalinya. Namun, beberapa pria di meja Cedric sempat menoleh menatap Tami dan punggung Rosella karena memang Rosella duduk memunggungi meja para pria itu. "Aku tidak apa, Tami. Ayo kita pulang!" "Eh, iya." Tami pun membawa Rosella masuk ke mobil dan ia segera menyetir kembali ke perusahaan. Rosella sendiri hanya bisa duduk di mobil sambil menenangkan dirinya dan memikirkan tentang Jessica. Ia tidak mungkin membiarkan Jessica dilecehkan oleh pria brengsek itu, tapi apa yang harus ia lakukan? Apa?"Kau yakin kau tidak apa, Rosella?" tanya Tami yang menyetir mobilnya. "Tidak apa, Tami. Jangan khawatir! Aku sudah lebih tenang sekarang." "Eh, sudah lebih tenang? Memangnya tadi kau kenapa, Rosella? Kau pucat sekali tadi! Kau mau minum kopi agar lebih segar?" "Tidak. Aku tidak apa, Tami. Hanya mendadak teringat ses

  • Menggoda Ibu Tiriku   Mendengar Rencana Busuknya

    "Aku tahu, aku sudah makan siang. Semuanya baik-baik saja, Jonathan." Rosella menerima telepon dari Jonathan siang itu saat ia baru saja melangkah masuk ke lobby perusahaan. Jonathan yang sudah tiba di Amerika begitu cepat sudah merindukan Rosella lagi. "Baiklah, nanti malam telepon aku. Aku mau melihat Julio, Sayang." "Haha, baiklah. Sana bekerja! Aku juga mau bekerja dulu." "Baiklah, aku mencintaimu, Rosella." "Aku juga mencintaimu, Jonathan." "Dah!" Rosella masih tersenyum dan menutup ponselnya lalu memandangi ponsel itu saat tiba-tiba tubuhnya hampir tertabrak oleh seorang pria sampai refleks ia melangkah mundur dan terhuyung. "Astaga!" pekik Rosella. Namun, pria itu langsung memegangi tangan Rosella sampai akhirnya Rosella tidak jadi jatuh. Jantung Rosella pun berdebar kencang karena gerakan mendadak itu, namun kedua matanya langsung bertaut dengan mata pria yang menyelamatkannya. "Kau tidak apa, Nona?" tanya pria itu dengan lembut dan dengan tatapan kagum. "Aku tida

DMCA.com Protection Status