Sierra terus menahan napasnya sambil merapikan gaunnya saat ia melangkahkan kakinya masuk ke ruang pesta.
Sungguh, gaun panjangnya terlalu seksi dan ketat. Sierra hanya berharap agar tidak ada orang yang menganggapnya murahan dengan penampilannya yang sekarang, terutama anak tirinya yang brengsek dan menyebalkan itu. Sierra pun terus mengembangkan senyumnya menyapa semua orang sampai tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan seorang pria nan jauh di sana. Seketika senyuman Sierra pun langsung memudar. Jarak mereka saat ini memang cukup jauh, namun pesona pria itu sama sekali tidak bisa terbantahkan. Memakai setelan jas formalnya, pria itu nampak begitu gagah dan mencolok di antara ratusan orang yang ada di dalam gedung ini. Dan pria itu adalah Bastian, anak tirinya! Ya, pria gagah itu adalah anak tirinya! Oh, ini gila! Memikirkan hal itu saja membuat Sierra terus menghela napas kesal. Sierra yang tidak nyaman pun langsung memutus kontak mata mereka dan memalingkan wajahnya. Sementara di kejauhan sana, Bastian pun tidak berhenti menatap Sierra yang sialnya, terlihat begitu cantik malam itu. Bastian masih terus memandangi Sierra dari ujung rambut panjang indah itu sampai ke ujung gaun yang menjuntai di kakinya saat tiba-tiba pertanyaan Tory membuatnya tersentak. "Apa kau mulai tergoda padanya, Bos?" Bastian langsung menatap tajam pada asistennya itu. "Jangan sembarangan bicara, Tory! Siapa yang tergoda padanya? Aku hanya merasa Sierra dan gaunnya itu sangat murahan, seolah dia mau menunjukkan kepada semua orang kalau dia memiliki punggung dan kaki yang indah! Murahan!" geram Bastian, sebelum ia meneguk minumannya dan melangkah meninggalkan Tory. "Eh, tapi bukankah berarti kau mengakui kalau punggung dan kakinya memang indah kan?" gumam Tory sambil berlari kecil mengikuti bosnya. Sedangkan di sisi lain lagi, Laura dan Stephanie sudah berdecak kesal melihat Jacob dan Sierra. "Oh, itu dia Raja dan Ratu sudah datang! Cih, Ibu kesal sekali melihat wanita murahan itu! Hanya karena dia dinikahi oleh Jacob sedangkan Ibu tidak, mendadak levelnya seolah lebih tinggi daripada Ibu yang sudah mendampingi pria tua itu selama dua puluh tahun!" gerutu Laura kesal. "Aku juga tidak menyukai wanita itu, Ibu! Sejak dia menjadi perawat Ayah, aku sudah tidak menyukainya. Dia selalu bersikap seolah sok polos tapi lihatlah, ternyata dia menggoda Ayah! Menjijikkan sekali!" timpal Stephanie sama kesalnya. "Ck, sudahlah! Ayo kita ke sana, dia tidak boleh lebih mencolok daripada kita!" kata Laura lagi, sebelum ia mengajak Stephanie menghampiri Jacob dan Sierra. "Selamat malam semuanya!" sapa Laura sambil langsung menyelipkan dirinya di antara Jacob dan Sierra. Refleks, Sierra pun menggeser posisi berdirinya dan memberikan tempat untuk Laura. "Oh, Raja hari ini sudah datang! Pimpinan kita, Pak Jacob Sagala!" Laura memeluk lengan Jacob dan membelainya sambil terus mencondongkan tubuhnya ke arah Jacob, seolah menggoda pria tua itu. Jacob pun mengernyit, namun tatapannya langsung jatuh ke belahan dada Laura yang nampak membumbung itu. Tidak dapat dipungkiri aset milik Laura adalah salah satu hal yang membuat Jacob tertarik. Jacob selalu menyukai ukuran yang big size dan Laura tahu itu. Karena itu, Laura selalu menonjolkan dadanya setiap berada di dekat Jacob, berharap Jacob mau memulai kembali affair mereka di umur mereka yang sudah tidak muda itu. Namun, sayangnya Laura tidak tahu kalau penyakit Jacob saat ini sudah membuat Jacob tidak terlalu bernafsu pada hal-hal seperti itu lagi. "Ck, bisakah kau bersikap sedikit lebih normal, Laura? Memakai gaun dengan belahan dada begitu rendah di umurmu yang sudah tua itu menggelikan!" bisik Jacob yang langsung membuat Laura menegang. Jacob menyeringai di depan Laura, sebelum ia kembali menatap semua karyawannya. "Ah, haha, mari semuanya, kita sapa yang lain! Ayo, Sierra!" ajak Jacob lantang. Sierra pun baru saja berniat melangkah mengikuti Jacob saat suara Laura terdengar dan membuat Sierra menghentikan langkahnya. "Kau terlihat murahan, Sierra! Sekalian saja tidak usah pakai baju kalau gaunmu sama sekali tidak menutupi apa pun seperti itu!" "Gaun ini adalah pilihan Pak Jacob sendiri," sahut Sierra sambil memaksakan senyumnya. "Lagipula apa bedanya gaunku dengan gaunmu, Tante Laura? Kurasa dadamu akan segera tumpah dari sana!" Sierra memicingkan matanya menatap dada Laura hingga membuat Laura membelalak kesal. "Berani sekali kau!" geram Laura. "Ah, maaf, aku tidak punya waktu meladenimu, Tante! Permisi!" Sierra kembali tersenyum, sebelum ia melenggang pergi begitu saja. "Oh, dasar wanita sialan! Lihat saja, aku tidak akan tinggal diam! Aku harus memberi pelajaran pada wanita itu agar dia tahu diri kalau tempatnya bukan di sini!" geram Laura kesal. Stephanie yang mendengar ucapan Sierra pun mendadak ikut kesal. "Ibu benar! Dia kurang ajar dan tidak menghargai kita! Tapi Ibu tenang saja, aku yang akan memberinya pelajaran. Dasar wanita tidak tahu diri!" geram Stephanie yang sudah menatap punggung Sierra dengan penuh rencana. Sierra sendiri yang belum mengetahui rencana Stephanie masih terlihat mengobrol dengan begitu santai sampai saat Sierra mendengar suara pria yang begitu berat di belakangnya yang seketika membuat tubuh Sierra mendadak meremang. "Sedang memamerkan tubuhmu di depan semua orang, Bu Sierra? Rupanya kau begitu senang menjadi pusat perhatian ya!" Sierra langsung menegang dan menelan salivanya mendengarnya. Perlahan ia pun menoleh dan Bastian sudah di sana, berdiri tepat di sampingnya sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. "Aku tidak punya waktu bertengkar denganmu, Bastian," desis Sierra yang mencoba tetap bersikap tenang. "Bertengkar? Aku tidak sedang mengajakmu bertengkar, Sierra. Aku hanya mau sedikit berkomentar tentang penampilanmu yang murahan malam ini." "Sayangnya aku juga tidak butuh komentarmu," sahut Sierra cepat. Bastian hanya tertawa sinis mendengarnya, sebelum Jacob melihatnya dan langsung mengenalkannya pada beberapa orang manager. Bastian membenci ramah tamah seperti ini, tapi ia harus tetap menjaga wibawanya dengan menyapa semua orang. Posisi Bastian, Jacob, dan Sierra pun masih berdiri berjejer saat Stephanie dan Laura mendadak muncul dan mencari perhatian lagi seperti biasanya. Lagi-lagi Laura menerobos ke samping Jacob, sedangkan Stephanie malah sengaja berdiri di belakang Sierra. Stephanie sengaja menginjak ekor gaun Sierra sampai Sierra yang akan melangkah pun tertahan dan tubuh Sierra tersentak ke belakang. Tepat saat Sierra sudah tersentak, Stephanie pun menyenggol tubuh Sierra sampai Sierra kehilangan keseimbangannya dan makin terhuyung ke belakang. "Akhh!" pekik Sierra dengan jantung yang mendadak berdebar kencang. Sialnya, saat Sierra berusaha mempertahankan posisi berdirinya, sepatu hak tingginya juga malah menginjak gaunnya sendiri dan membuat Sierra panik. Sierra sudah berpikir bahwa dirinya pasti akan jatuh tersungkur dan ia akan malu setengah mati. Namun, untungnya Sierra tidak jatuh ke lantai. Secara mengejutkan, Sierra malah jatuh ke sebuah pelukan yang terasa begitu hangat. **Bastian tidak pernah menyukai basa-basi karena memang ia tidak seramah itu. Apalagi harus diperkenalkan sebagai anak dari Jacob Sagala, ayah yang dibencinya. Karena itu, Bastian hanya asal saja menanggapi sapaan semua orang dengan anggukan singkat, bahkan tersenyum saja tidak. Rasa malasnya pun bertambah saat tiba-tiba Laura datang dan membuat kehebohan, Bastian pun langsung melangkah mundur dan berniat pergi dari sana. Namun, mendadak Bastian melihat bagaimana Stephanie mengerjai Sierra dengan menginjak ekor gaun wanita itu dan menabraknya keras hingga Sierra terhuyung ke belakang. Refleks Bastian pun bergerak menangkap tubuh Sierra dan memeluknya begitu erat, merasakan bagaimana pasnya tubuh langsing ibu tirinya itu melekat di pelukannya. Sierra sendiri pun refleks memeluk bahu Bastian berpegangan sambil langsung menegakkan tubuhnya. "Suamimu berada tepat di sampingmu tapi dia tidak melakukan apa pun saat istrinya hampir terjatuh," bisik Bastian di telinga Sierra. "Jadi sud
Suara lantang Noah sontak membuat Sierra menghentikan langkahnya. Sierra pun sempat terdiam sejenak, sebelum ia kembali membalikkan tubuhnya dan berdiri berhadapan dengan Noah."Membocorkan pada semua orang siapa aku sebenarnya? Memangnya siapa aku, hah?" tantang Sierra tanpa takut sedikit pun. Noah pun kembali menyeringai dan mendekati Sierra lagi. "Oh, kau pintar sekali berpura-pura ya! Kau itu hanya seorang wanita murahan, Sierra! Katakan padaku apa dulu kau punya banyak pelanggan, hah? Pantas saja sejak awal kau masuk sebagai perawat, aku sudah merasa familiar denganmu, aku baru menyadarinya akhir-akhir ini kalau aku memang pernah bertemu denganmu di suatu tempat yang jauh dari sini ...."Noah sengaja menggantung kata-katanya dan terlihat seolah menyimpan sebuah rahasia.Namun, Sierra yang mendengarnya pun hanya bisa tertawa sinis dan menanggapi semuanya dengan tetap tenang. "Apa kau mabuk, Noah? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau bicarakan! Lagipula aku juga tidak mer
Sierra masih begitu tegang saat merasa ada sesuatu yang berjalan di punggungnya.Awalnya rasanya seperti belaian ringan. Sierra sudah berpikir ada semut yang naik ke punggungnya. Namun, belaian itu merambat naik hingga menjadi sebuah pijatan lembut dengan jari dan Sierra mulai menyadari bahwa yang merambat di punggungnya bukanlah semut biasa. Sierra pun langsung menoleh ke arah Bastian yang sekarang sedang tersenyum tipis. Setengah mati Sierra menahan diri untuk tidak mengomel dan ia pun akhirnya menggeser posisi berdirinya agar ia bisa lepas dari Bastian. Namun, sialnya Bastian menahan punggungnya dan manager itu juga mengajak Sierra bicara sehingga Sierra terpaksa kembali tersenyum. "Sepertinya hubungan kalian begitu baik, Bu Sierra. Dan ini juga pertama kalinya aku bertemu dengan anak Pak Jacob," kata manager itu dengan ramah. Sierra tetap tersenyum tanpa menanggapi apa pun, sedangkan Bastian malah menyahutinya dengan begitu santai. "Tentu saja hubungan kami sangat baik, Pak.
"Mmpphh, Bastian ... jangan lakukan itu ... aku takut nanti ibu tirimu akan memergoki kita dan mengusirku lagi seperti waktu itu di rumahmu ...," rajuk seorang wanita yang sudah duduk di pangkuan Bastian dengan manja. Bastian sengaja membawa wanitanya ke ruang kerjanya dan membuat ulah agar Sierra tidak tahan padanya dan tidak mau bekerja bersamanya. "Tidak akan, Sayang. Aku sudah meminta Tory berjaga di depan pintu, lagipula ini tidak akan lama! Aku sedang penat siang ini," ucap Bastian sambil mulai menyusupkan tangannya ke balik rok wanita itu. Wanita itu pun hanya terkekeh geli dan langsung membenamkan wajahnya ke ceruk leher Bastian. Sementara di luar ruang kerja Bastian, Sierra baru saja datang membawa berkas untuk ia pelajari bersama Bastian. Sierra pun berniat masuk ke ruang kerja Bastian, tapi Tory yang sudah berjaga di sana langsung menghalanginya. "Eh, maaf, kau tidak bisa masuk sekarang, Bu Sierra!" kata Tory sambil merentangkan kedua tangannya di depan pintu. S
Bastian dan Sierra masih terdiam dalam posisi yang begitu dekat. Bukan hanya Bastian yang mendadak terhipnotis pada kecantikan Sierra, karena Sierra juga merasakan yang sama. Bahkan debar jantung Sierra pun memacu begitu kencang karena kedekatan ini. Sierra tahu Bastian tampan, bahkan ketampanan pria itu di atas rata-rata. Dan pria itu juga sangat menarik sampai bisa membuat orang berhenti melangkah hanya untuk mengaguminya. Tapi bukan berarti Sierra lantas tertarik pada Bastian. Awal perkenalan yang sama sekali tidak ramah ditambah dengan sikap brengsek dan menyebalkan yang pria itu tunjukkan membuat Sierra membenci pria itu. Namun, entah mengapa saat ini, mendadak Sierra melupakan semuanya saat hembusan napas Bastian bisa ia rasakan di wajahnya. Untungnya, Sierra segera menyadari kalau posisi mereka terlalu dekat. Sierra pun langsung meletakkan tangannya di dada Bastian dan mendorongnya pelan. "Astaga, Bastian, maaf ...," ucap Sierra pelan karena ia begitu sadar bahwa ia
"Kau mau yang ini juga?" tanya Sierra kepada Jacob saat melayani pria itu sarapan keesokan harinya. Semua orang sudah berkumpul di meja makan dan seperti biasa, tidak ada yang menyapa Sierra pagi itu. Laura dan Stephanie menatap Sierra dengan malas, sedangkan Noah malah menatap Sierra dengan tatapan lapar yang menjijikkan."Letakkan di sini makananku, Sierra! Dan pergilah mencari Bastian ke kamarnya! Bawa dia kemari untuk sarapan bersama!" perintah Jacob pada Sierra. Sierra pun hanya memutar bola matanya, sebelum melayangkan protes. "Bastian itu sudah besar, biarkan saja dia memutuskan sendiri kapan dia mau sarapan!"Jacob mengernyit mendengarnya. "Sekalipun dia sudah besar, dia tetap butuh makan, sudah tugasmu untuk merawatnya juga kan?""Tapi tidak harus aku juga yang memanggilnya kan? Pelayan bisa memanggilnya." "Aku mau kau, Sierra! Kau ibunya! Cepat panggil Bastian di kamarnya!" titah Jacob lagi yang tidak mau dibantah. Sambil menahan rasa kesalnya, Sierra pun akhirnya menu
"Tory, aku tidak ikut makan siang, tapi belikan aku makan siang di cafe biasanya! Aku harus mempelajari berkas sialan ini agar aku tidak terlihat bodoh di depan Pak Jose! Pak Jose adalah klien penting dan ini proyek pertamaku! Aku harus lebih menonjol daripada wanita itu!" seru Bastian siang itu. "Ah, baik, Bos! Tapi bolehkah aku makan siang dulu sebelum membawakan makan siangmu ke sini?" Tory menunjukkan deretan gigi putihnya dan tertawa nyengir. "Bawa kemari dulu baru kau boleh pergi makan!" geram Bastian. "Eh, tapi kalau aku bolak-balik, jam makan siangku akan habis di jalan, Bos!""Ck, sekali lagi kau begitu berisik, aku akan memotong gajimu, Tory! Sana pergi, aku lapar!" geram Bastian lagi. Tory yang mendengar nada ketus Bastian pun hanya bisa pasrah keluar dari ruangan itu sambil memanyunkan bibirnya. Dengan cepat, Tory pun tiba di cafe langganan Bastian. Beruntung cafenya tidak terlalu ramai siang itu jadi pesanan Tory bisa langsung dilayani. "Silahkan duduk dulu, Pak! Na
Bastian masih berkutat dengan pekerjaannya sore itu saat tiba-tiba cerita Tory mendadak memenuhi otaknya. Dengan geram, Bastian pun membanting bolpen yang dipegangnya ke atas meja. "Sial, mengapa aku harus memikirkan wanita itu? Apa yang akan terjadi padanya sama sekali bukan urusanku!""Tapi Noah memang brengsek! Apa dia begitu tidak laku sampai harus memakai cara seperti ini hanya untuk mendapatkan wanita? Sial! Stephanie benar-benar sudah gila saat memilih Noah menjadi suaminya!"Untuk sesaat, Bastian nampak mengeraskan rahangnya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia menelepon panggilan interkom ke ruangan sekretaris Sierra. "Apa Sierra ada di ruangannya?""Bu Sierra sedang ada janji dengan klien, Pak. Mungkin dia tidak akan kembali ke kantor hari ini.""Ck, baiklah!" Bastian pun menutup teleponnya sambil menghela napas kasar. "Yang penting aku sudah mencobanya, jadi jangan salahkan aku yang tidak memberitahumu," seru Bastian, sebelum akhirnya ia benar-benar tenggelam dalam p