Home / Romansa / Menggoda Ibu Tiriku / Ancaman Pria Penggoda

Share

Ancaman Pria Penggoda

Bastian tidak pernah menyukai basa-basi karena memang ia tidak seramah itu. Apalagi harus diperkenalkan sebagai anak dari Jacob Sagala, ayah yang dibencinya.

Karena itu, Bastian hanya asal saja menanggapi sapaan semua orang dengan anggukan singkat, bahkan tersenyum saja tidak.

Rasa malasnya pun bertambah saat tiba-tiba Laura datang dan membuat kehebohan, Bastian pun langsung melangkah mundur dan berniat pergi dari sana.

Namun, mendadak Bastian melihat bagaimana Stephanie mengerjai Sierra dengan menginjak ekor gaun wanita itu dan menabraknya keras hingga Sierra terhuyung ke belakang.

Refleks Bastian pun bergerak menangkap tubuh Sierra dan memeluknya begitu erat, merasakan bagaimana pasnya tubuh langsing ibu tirinya itu melekat di pelukannya.

Sierra sendiri pun refleks memeluk bahu Bastian berpegangan sambil langsung menegakkan tubuhnya.

"Suamimu berada tepat di sampingmu tapi dia tidak melakukan apa pun saat istrinya hampir terjatuh," bisik Bastian di telinga Sierra.

"Jadi sudah jelas bahwa pria muda selalu lebih sigap dibanding pria tua. Suami tuamu itu mungkin bisa memberimu uang, tapi tidak dengan keamanan dan kepuasan," imbuh Bastian lagi sambil tersenyum sinis.

Sierra menelan salivanya dan terus menenangkan napasnya yang masih tersengal karena gerakan mendadak itu.

"Dan suami tuaku itu adalah ayahmu, Bastian. Jadi bersikap sopanlah! Tapi terima kasih sudah menangkapku!" balas Sierra sambil langsung mendorong Bastian menjauh dan merapikan gaunnya sendiri, berusaha tetap bersikap tenang walaupun debaran jantungnya masih tidak karuan.

Bastian pun akhirnya melepaskan Sierra dan pergi begitu saja saat Jacob mendekat.

"Eh, kau tidak apa, Sierra? Apa kau mabuk, hah? Untung saja Bastian menolongmu! Ck, bahkan berdiri saja kau bisa tidak seimbang!" omel Jacob tanpa tahu malu.

Sierra hanya bisa memaksakan senyumnya mendengar suaminya mengomelinya di depan banyak orang.

"Maaf, ini kecelakaan kecil. Ada seseorang yang tidak hati-hati dan menabrakku," sahut Sierra sambil melirik tajam ke arah Stephanie.

Stephanie yang dilirik pun hanya menaikkan alisnya dan diam saja seolah tidak bersalah, sedangkan Sierra hanya bisa menggeram kesal melihatnya.

"Kau tidak apa, Sierra? Aku sedang mengobrol di sana tadi sampai tidak melihatmu yang hampir terjatuh. Untung saja ada Bastian," kata Valdo menyesal.

"Aku tidak apa, Valdo. Ini ulah Stephanie. Dia sengaja melakukannya untuk mempermalukanku." Sierra kembali melirik kesal pada Stephanie.

"Ya ampun, dia sudah keterlaluan, tapi untung saja kau tidak jatuh, Sierra."

"Ya, untung saja! Tapi kurasa aku harus ke toilet dulu untuk merapikan rambutku dulu, tunggu di sini, Valdo!" Sierra pun segera melangkah pergi meninggalkan Valdo.

Sementara itu, Bastian sudah melangkah menjauh bersama Tory dan Tory pun tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.

"Apa kau sengaja menggoda wanita itu, Bos? Aku melihat kau memeluknya tadi!"

"Sial, Tory! Sudah kubilang jangan bicara sembarangan! Lagipula apa kau pikir aku sudah gila? Menggoda ibu tiriku sendiri, hah? Di mana otakmu?"

"Eh, maaf, Bos. Hanya saja, tadi aku melihatmu memeluknya ...."

"Bukan memeluk, hanya menolong. Apa kau tidak melihatnya tadi? Dia hampir jatuh dan kalau aku tidak menolongnya, pasti dia sudah tersungkur di lantai. Huh, Jacob Sagala benar-benar tidak bisa menjaga istri mudanya!" Mendadak Bastian sewot.

Tidak lama kemudian, ponsel Bastian berbunyi dan Bastian pun melangkah menjauh ke tempat yang lebih sepi untuk mengangkat ponselnya.

Di saat yang sama, Sierra yang baru saja keluar dari toilet mendadak kaget saat seorang pria sudah menunggu dan menyapanya.

"Hai, cantik!"

Sontak Sierra menoleh dan langsung memasang wajah garang menatap pria itu, Noah, suami Stephanie, yang memang sudah terkenal sebagai perayu ulung, otak pas-pasan, hobi berfoya-foya, dan selingkuh tiada akhir.

"Apa yang kau lakukan di sini, Noah?"

Noah yang tadinya bersandar di tembok pun melangkah mendekati Sierra dan mencoba menyentuh pipi Sierra. "Menunggumu, Sayang!"

Namun, Sierra segera menampik tangan itu dan memukulnya kasar. "Jangan kurang ajar, Noah!"

"Ouch, kau kasar sekali, Sierra!" seru Noah sambil mengibaskan tangannya dengan gayanya yang lebay.

"Jangan pernah menggangguku atau aku tidak akan segan-segan melaporkan semua yang pernah aku lihat pada Stephanie! Kau selalu menggoda para karyawan di kantor bahkan kau juga menggoda asisten rumah tangga di rumah! Kau begitu menjijikkan, Noah! Stephanie pasti sudah buta saat memilih menikah denganmu!"

"Oh, justru dia yang memohon aku untuk menikahinya karena dia cinta mati padaku, Sierra!"

"Benarkah? Kalau begitu seharusnya kau urus saja istri tercintamu daripada begitu sibuk menggoda wanita lain, Noah!"

Noah yang mendengarnya hanya tertawa pelan dan nampak tidak terpengaruh sama sekali pada ucapan Sierra.

"Ayolah, Cantik! Jangan berpura-pura suci, Sierra! Di sini sedang tidak ada siapa-siapa! Aku sudah memeriksa toilet pria kosong! Ayolah, kita ke toilet, tunjukkan padaku sesuatu yang indah yang kau tutupi di balik gaun seksimu itu, Sierra! Kau tahu, aku selalu menyukai adrenalin yang terpacu saat melakukan affair di tempat umum! Haha, ayolah, Sayang! Sebentar saja ...." Noah terus mendekat dan menyeringai sambil menatap Sierra dengan penuh hasrat.

Sierra yang merasa jijik pada Noah yang terus menggodanya itu pun langsung mendorong keras-keras tubuh Noah.

"Dasar tidak tahu malu! Menjauh dariku, Pria Brengsek!"

Dengan cepat, Sierra pun membalikkan tubuhnya bermaksud meninggalkan Noah, namun mendadak Noah mengatakan sesuatu yang membuat Sierra pun sontak menghentikan langkahnya.

"Apa kau mau aku membocorkan pada semua orang siapa kau sebenarnya, Sierra Nevada?"

**

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status