Bastian tidak pernah menyukai basa-basi karena memang ia tidak seramah itu. Apalagi harus diperkenalkan sebagai anak dari Jacob Sagala, ayah yang dibencinya.
Karena itu, Bastian hanya asal saja menanggapi sapaan semua orang dengan anggukan singkat, bahkan tersenyum saja tidak. Rasa malasnya pun bertambah saat tiba-tiba Laura datang dan membuat kehebohan, Bastian pun langsung melangkah mundur dan berniat pergi dari sana. Namun, mendadak Bastian melihat bagaimana Stephanie mengerjai Sierra dengan menginjak ekor gaun wanita itu dan menabraknya keras hingga Sierra terhuyung ke belakang. Refleks Bastian pun bergerak menangkap tubuh Sierra dan memeluknya begitu erat, merasakan bagaimana pasnya tubuh langsing ibu tirinya itu melekat di pelukannya. Sierra sendiri pun refleks memeluk bahu Bastian berpegangan sambil langsung menegakkan tubuhnya. "Suamimu berada tepat di sampingmu tapi dia tidak melakukan apa pun saat istrinya hampir terjatuh," bisik Bastian di telinga Sierra. "Jadi sudah jelas bahwa pria muda selalu lebih sigap dibanding pria tua. Suami tuamu itu mungkin bisa memberimu uang, tapi tidak dengan keamanan dan kepuasan," imbuh Bastian lagi sambil tersenyum sinis. Sierra menelan salivanya dan terus menenangkan napasnya yang masih tersengal karena gerakan mendadak itu. "Dan suami tuaku itu adalah ayahmu, Bastian. Jadi bersikap sopanlah! Tapi terima kasih sudah menangkapku!" balas Sierra sambil langsung mendorong Bastian menjauh dan merapikan gaunnya sendiri, berusaha tetap bersikap tenang walaupun debaran jantungnya masih tidak karuan. Bastian pun akhirnya melepaskan Sierra dan pergi begitu saja saat Jacob mendekat. "Eh, kau tidak apa, Sierra? Apa kau mabuk, hah? Untung saja Bastian menolongmu! Ck, bahkan berdiri saja kau bisa tidak seimbang!" omel Jacob tanpa tahu malu. Sierra hanya bisa memaksakan senyumnya mendengar suaminya mengomelinya di depan banyak orang. "Maaf, ini kecelakaan kecil. Ada seseorang yang tidak hati-hati dan menabrakku," sahut Sierra sambil melirik tajam ke arah Stephanie. Stephanie yang dilirik pun hanya menaikkan alisnya dan diam saja seolah tidak bersalah, sedangkan Sierra hanya bisa menggeram kesal melihatnya. "Kau tidak apa, Sierra? Aku sedang mengobrol di sana tadi sampai tidak melihatmu yang hampir terjatuh. Untung saja ada Bastian," kata Valdo menyesal. "Aku tidak apa, Valdo. Ini ulah Stephanie. Dia sengaja melakukannya untuk mempermalukanku." Sierra kembali melirik kesal pada Stephanie. "Ya ampun, dia sudah keterlaluan, tapi untung saja kau tidak jatuh, Sierra." "Ya, untung saja! Tapi kurasa aku harus ke toilet dulu untuk merapikan rambutku dulu, tunggu di sini, Valdo!" Sierra pun segera melangkah pergi meninggalkan Valdo. Sementara itu, Bastian sudah melangkah menjauh bersama Tory dan Tory pun tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya. "Apa kau sengaja menggoda wanita itu, Bos? Aku melihat kau memeluknya tadi!" "Sial, Tory! Sudah kubilang jangan bicara sembarangan! Lagipula apa kau pikir aku sudah gila? Menggoda ibu tiriku sendiri, hah? Di mana otakmu?" "Eh, maaf, Bos. Hanya saja, tadi aku melihatmu memeluknya ...." "Bukan memeluk, hanya menolong. Apa kau tidak melihatnya tadi? Dia hampir jatuh dan kalau aku tidak menolongnya, pasti dia sudah tersungkur di lantai. Huh, Jacob Sagala benar-benar tidak bisa menjaga istri mudanya!" Mendadak Bastian sewot. Tidak lama kemudian, ponsel Bastian berbunyi dan Bastian pun melangkah menjauh ke tempat yang lebih sepi untuk mengangkat ponselnya. Di saat yang sama, Sierra yang baru saja keluar dari toilet mendadak kaget saat seorang pria sudah menunggu dan menyapanya. "Hai, cantik!" Sontak Sierra menoleh dan langsung memasang wajah garang menatap pria itu, Noah, suami Stephanie, yang memang sudah terkenal sebagai perayu ulung, otak pas-pasan, hobi berfoya-foya, dan selingkuh tiada akhir. "Apa yang kau lakukan di sini, Noah?" Noah yang tadinya bersandar di tembok pun melangkah mendekati Sierra dan mencoba menyentuh pipi Sierra. "Menunggumu, Sayang!" Namun, Sierra segera menampik tangan itu dan memukulnya kasar. "Jangan kurang ajar, Noah!" "Ouch, kau kasar sekali, Sierra!" seru Noah sambil mengibaskan tangannya dengan gayanya yang lebay. "Jangan pernah menggangguku atau aku tidak akan segan-segan melaporkan semua yang pernah aku lihat pada Stephanie! Kau selalu menggoda para karyawan di kantor bahkan kau juga menggoda asisten rumah tangga di rumah! Kau begitu menjijikkan, Noah! Stephanie pasti sudah buta saat memilih menikah denganmu!" "Oh, justru dia yang memohon aku untuk menikahinya karena dia cinta mati padaku, Sierra!" "Benarkah? Kalau begitu seharusnya kau urus saja istri tercintamu daripada begitu sibuk menggoda wanita lain, Noah!" Noah yang mendengarnya hanya tertawa pelan dan nampak tidak terpengaruh sama sekali pada ucapan Sierra. "Ayolah, Cantik! Jangan berpura-pura suci, Sierra! Di sini sedang tidak ada siapa-siapa! Aku sudah memeriksa toilet pria kosong! Ayolah, kita ke toilet, tunjukkan padaku sesuatu yang indah yang kau tutupi di balik gaun seksimu itu, Sierra! Kau tahu, aku selalu menyukai adrenalin yang terpacu saat melakukan affair di tempat umum! Haha, ayolah, Sayang! Sebentar saja ...." Noah terus mendekat dan menyeringai sambil menatap Sierra dengan penuh hasrat. Sierra yang merasa jijik pada Noah yang terus menggodanya itu pun langsung mendorong keras-keras tubuh Noah. "Dasar tidak tahu malu! Menjauh dariku, Pria Brengsek!" Dengan cepat, Sierra pun membalikkan tubuhnya bermaksud meninggalkan Noah, namun mendadak Noah mengatakan sesuatu yang membuat Sierra pun sontak menghentikan langkahnya. "Apa kau mau aku membocorkan pada semua orang siapa kau sebenarnya, Sierra Nevada?" **Suara lantang Noah sontak membuat Sierra menghentikan langkahnya. Sierra pun sempat terdiam sejenak, sebelum ia kembali membalikkan tubuhnya dan berdiri berhadapan dengan Noah."Membocorkan pada semua orang siapa aku sebenarnya? Memangnya siapa aku, hah?" tantang Sierra tanpa takut sedikit pun. Noah pun kembali menyeringai dan mendekati Sierra lagi. "Oh, kau pintar sekali berpura-pura ya! Kau itu hanya seorang wanita murahan, Sierra! Katakan padaku apa dulu kau punya banyak pelanggan, hah? Pantas saja sejak awal kau masuk sebagai perawat, aku sudah merasa familiar denganmu, aku baru menyadarinya akhir-akhir ini kalau aku memang pernah bertemu denganmu di suatu tempat yang jauh dari sini ...."Noah sengaja menggantung kata-katanya dan terlihat seolah menyimpan sebuah rahasia.Namun, Sierra yang mendengarnya pun hanya bisa tertawa sinis dan menanggapi semuanya dengan tetap tenang. "Apa kau mabuk, Noah? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau bicarakan! Lagipula aku juga tidak mer
Sierra masih begitu tegang saat merasa ada sesuatu yang berjalan di punggungnya.Awalnya rasanya seperti belaian ringan. Sierra sudah berpikir ada semut yang naik ke punggungnya. Namun, belaian itu merambat naik hingga menjadi sebuah pijatan lembut dengan jari dan Sierra mulai menyadari bahwa yang merambat di punggungnya bukanlah semut biasa. Sierra pun langsung menoleh ke arah Bastian yang sekarang sedang tersenyum tipis. Setengah mati Sierra menahan diri untuk tidak mengomel dan ia pun akhirnya menggeser posisi berdirinya agar ia bisa lepas dari Bastian. Namun, sialnya Bastian menahan punggungnya dan manager itu juga mengajak Sierra bicara sehingga Sierra terpaksa kembali tersenyum. "Sepertinya hubungan kalian begitu baik, Bu Sierra. Dan ini juga pertama kalinya aku bertemu dengan anak Pak Jacob," kata manager itu dengan ramah. Sierra tetap tersenyum tanpa menanggapi apa pun, sedangkan Bastian malah menyahutinya dengan begitu santai. "Tentu saja hubungan kami sangat baik, Pak.
"Mmpphh, Bastian ... jangan lakukan itu ... aku takut nanti ibu tirimu akan memergoki kita dan mengusirku lagi seperti waktu itu di rumahmu ...," rajuk seorang wanita yang sudah duduk di pangkuan Bastian dengan manja. Bastian sengaja membawa wanitanya ke ruang kerjanya dan membuat ulah agar Sierra tidak tahan padanya dan tidak mau bekerja bersamanya. "Tidak akan, Sayang. Aku sudah meminta Tory berjaga di depan pintu, lagipula ini tidak akan lama! Aku sedang penat siang ini," ucap Bastian sambil mulai menyusupkan tangannya ke balik rok wanita itu. Wanita itu pun hanya terkekeh geli dan langsung membenamkan wajahnya ke ceruk leher Bastian. Sementara di luar ruang kerja Bastian, Sierra baru saja datang membawa berkas untuk ia pelajari bersama Bastian. Sierra pun berniat masuk ke ruang kerja Bastian, tapi Tory yang sudah berjaga di sana langsung menghalanginya. "Eh, maaf, kau tidak bisa masuk sekarang, Bu Sierra!" kata Tory sambil merentangkan kedua tangannya di depan pintu. S
Bastian dan Sierra masih terdiam dalam posisi yang begitu dekat. Bukan hanya Bastian yang mendadak terhipnotis pada kecantikan Sierra, karena Sierra juga merasakan yang sama. Bahkan debar jantung Sierra pun memacu begitu kencang karena kedekatan ini. Sierra tahu Bastian tampan, bahkan ketampanan pria itu di atas rata-rata. Dan pria itu juga sangat menarik sampai bisa membuat orang berhenti melangkah hanya untuk mengaguminya. Tapi bukan berarti Sierra lantas tertarik pada Bastian. Awal perkenalan yang sama sekali tidak ramah ditambah dengan sikap brengsek dan menyebalkan yang pria itu tunjukkan membuat Sierra membenci pria itu. Namun, entah mengapa saat ini, mendadak Sierra melupakan semuanya saat hembusan napas Bastian bisa ia rasakan di wajahnya. Untungnya, Sierra segera menyadari kalau posisi mereka terlalu dekat. Sierra pun langsung meletakkan tangannya di dada Bastian dan mendorongnya pelan. "Astaga, Bastian, maaf ...," ucap Sierra pelan karena ia begitu sadar bahwa ia
"Kau mau yang ini juga?" tanya Sierra kepada Jacob saat melayani pria itu sarapan keesokan harinya. Semua orang sudah berkumpul di meja makan dan seperti biasa, tidak ada yang menyapa Sierra pagi itu. Laura dan Stephanie menatap Sierra dengan malas, sedangkan Noah malah menatap Sierra dengan tatapan lapar yang menjijikkan."Letakkan di sini makananku, Sierra! Dan pergilah mencari Bastian ke kamarnya! Bawa dia kemari untuk sarapan bersama!" perintah Jacob pada Sierra. Sierra pun hanya memutar bola matanya, sebelum melayangkan protes. "Bastian itu sudah besar, biarkan saja dia memutuskan sendiri kapan dia mau sarapan!"Jacob mengernyit mendengarnya. "Sekalipun dia sudah besar, dia tetap butuh makan, sudah tugasmu untuk merawatnya juga kan?""Tapi tidak harus aku juga yang memanggilnya kan? Pelayan bisa memanggilnya." "Aku mau kau, Sierra! Kau ibunya! Cepat panggil Bastian di kamarnya!" titah Jacob lagi yang tidak mau dibantah. Sambil menahan rasa kesalnya, Sierra pun akhirnya menu
"Tory, aku tidak ikut makan siang, tapi belikan aku makan siang di cafe biasanya! Aku harus mempelajari berkas sialan ini agar aku tidak terlihat bodoh di depan Pak Jose! Pak Jose adalah klien penting dan ini proyek pertamaku! Aku harus lebih menonjol daripada wanita itu!" seru Bastian siang itu. "Ah, baik, Bos! Tapi bolehkah aku makan siang dulu sebelum membawakan makan siangmu ke sini?" Tory menunjukkan deretan gigi putihnya dan tertawa nyengir. "Bawa kemari dulu baru kau boleh pergi makan!" geram Bastian. "Eh, tapi kalau aku bolak-balik, jam makan siangku akan habis di jalan, Bos!""Ck, sekali lagi kau begitu berisik, aku akan memotong gajimu, Tory! Sana pergi, aku lapar!" geram Bastian lagi. Tory yang mendengar nada ketus Bastian pun hanya bisa pasrah keluar dari ruangan itu sambil memanyunkan bibirnya. Dengan cepat, Tory pun tiba di cafe langganan Bastian. Beruntung cafenya tidak terlalu ramai siang itu jadi pesanan Tory bisa langsung dilayani. "Silahkan duduk dulu, Pak! Na
Bastian masih berkutat dengan pekerjaannya sore itu saat tiba-tiba cerita Tory mendadak memenuhi otaknya. Dengan geram, Bastian pun membanting bolpen yang dipegangnya ke atas meja. "Sial, mengapa aku harus memikirkan wanita itu? Apa yang akan terjadi padanya sama sekali bukan urusanku!""Tapi Noah memang brengsek! Apa dia begitu tidak laku sampai harus memakai cara seperti ini hanya untuk mendapatkan wanita? Sial! Stephanie benar-benar sudah gila saat memilih Noah menjadi suaminya!"Untuk sesaat, Bastian nampak mengeraskan rahangnya dan berpikir keras, sebelum akhirnya ia menelepon panggilan interkom ke ruangan sekretaris Sierra. "Apa Sierra ada di ruangannya?""Bu Sierra sedang ada janji dengan klien, Pak. Mungkin dia tidak akan kembali ke kantor hari ini.""Ck, baiklah!" Bastian pun menutup teleponnya sambil menghela napas kasar. "Yang penting aku sudah mencobanya, jadi jangan salahkan aku yang tidak memberitahumu," seru Bastian, sebelum akhirnya ia benar-benar tenggelam dalam p
Sierra bangkit dari kursinya dengan kepala yang berdenyut hebat.Bukan sakit kepala biasa karena rasanya lebih mirip seperti pusing karena sesuatu yang tidak berhasil dilampiaskan dan rasanya berputar di kepala Sierra. Tubuhnya pun makin memanas dan sensitif. Apalagi saat Vinn mulai mendekatinya dan mendadak memeluk pinggangnya dengan kurang ajar. "Apa ini? Maaf, Pak Vinn, singkirkan tanganmu!" seru Sierra yang masih mencoba mempertahankan dirinya. "Oh, maaf!" Vinn pun mengangkat kedua tangannya menjauhi Sierra, namun ia tersenyum simpul menantikan saat Sierra sendiri yang memohon untuk disentuh. Jantung Sierra pun masih memacu begitu cepat apalagi merasakan desiran rasa puas saat tangan besar Vinn memeluk pinggangnya tadi. Sial! Pasti ada yang salah denganku! Tapi apa itu? Mengapa mendadak rasanya seperti ini?Sierra masih terus berpikir keras saat akhirnya Vinn mengajaknya keluar dari restoran. Mereka naik ke lift dan Vinn sama sekali tidak menyentuh Sierra melainkan hanya men