"Dasar kurang ajar! Berani sekali kau memintaku menggantikan wanitamu! Lepaskan aku, Brengsek!" geram Sierra penuh amarah.
Namun, alih-alih melepaskan, Bastian malah menyatukan kedua tangan Sierra di atas kepala wanita itu dan menahannya. "Berhenti bersikap seperti wanita terhormat, Sierra! Bukankah kau sudah biasa melakukannya? Lagipula aku jauh lebih perkasa dibanding ayahku dan kau pasti lebih puas bersamaku!" "Kau sangat tidak sopan, Bastian! Lepaskan aku atau aku akan berteriak agar semua orang tahu kalau kau sedang berusaha melecehkan ibu tirimu sendiri!" "Oh, aku takut sekali mendengarnya, Sierra!" Bastian menyeringai mencemooh di depan wajah Sierra. Tepat pada saat itu, pintu kamar mendadak dibuka dengan kasar. Brak! "Kudengar kalian ribut lagi, hah? Dan apa yang sedang kalian coba lakukan?" pekik seorang pria tua yang nampak membelalak kaget. Seketika Sierra terdiam menatap Jacob, sedangkan Bastian langsung tertawa sinis melihat ayahnya itu. "Oh, ini dia sang pembela sudah datang, Suami Tercintamu!" Bastian melirik sinis pada Sierra sambil bangkit berdiri. "Istri mudamu menggodaku!" lapor Bastian dengan santainya. "Aku tidak melakukannya!" Sierra membela dirinya sambil bangkit berdiri dari ranjang dan merapikan dirinya. "Jangan bicara sembarangan, Bastian!" tegur Jacob tegas. "Aku tidak bicara sembarangan! Itu kenyataannya! Istrimu murahan dan kau ... tidak lebih baik!" seloroh Bastian mencemooh. Jacob pun tidak dapat mengendalikan emosinya dan melotot tajam. "Jaga bicaramu pada ayahmu, Bastian!" "Ayah? Bagiku kau sudah berhenti menjadi ayahku sejak kau berselingkuh! Kau membiarkan selingkuhanmu tinggal di rumah ini dan membuat ibuku menderita sampai meninggal dalam kesedihan!" seru Bastian dengan nada yang penuh dendam. "Aku membencimu, Jacob Sagala! Karena itulah, aku tidak sudi menginjakkan kakiku kembali ke rumah ini, tapi ... sebuah berita yang menggelikan membuatku sangat penasaran ...." Masih dengan gayanya yang sinis dan nyolot, Bastian pun mengalihkan tatapannya pada Sierra lalu menelusuri tubuh Sierra dengan tatapannya sampai Sierra pun menegang. "Jacob Sagala menikahi perawatnya sendiri. Seorang wanita muda yang sangat cantik, tapi siapa yang tahu ada rencana busuk apa di otaknya." Sierra hanya bisa menahan napas mendengarnya, namun ia memilih untuk tidak menanggapinya. Melihat Sierra yang tetap diam, Bastian pun menatap wanita itu lekat-lekat. Bastian sangat membenci Sierra, dan Bastian juga tidak akan pernah rela kalau harta yang seharusnya menjadi hak ibunya malah dikuras habis oleh wanita itu. Itulah alasan utama mengapa Bastian kembali. Jacob mengancam Bastian tidak akan mendapat hak sepeser pun atas warisannya kalau tidak kembali. Tentu saja Bastian tidak sungguh-sungguh menginginkan harta. Ia sendiri termasuk pengusaha yang sukses mengembangkan bisnisnya sendiri di Malaysia, tempat ia tinggal selama ini. Tapi sumpah demi apa pun, Bastian akan melindungi hak ibunya. "Kau tahu, Sierra. Aku benci wanita yang sok suci sepertimu! Kau!" Bastian menunjuk tepat ke dada Sierra, sebelum ia menoleh dan menunjuk ke arah Jacob. "Dan juga kau! Aku membenci kalian berdua!" tutup Bastian, sebelum ia menyambar kemejanya sendiri, memakainya, dan melangkah keluar dari kamarnya sendiri. Cukup lama Sierra hanya menatap pintu yang tertutup itu, sebelum ia pun bersuara. "Puas kau, Pak Tua? Puas kau menyiksaku seperti ini?" geram Sierra kesal. "Menyiksa? Aku tidak pernah menyiksamu, Sierra! Aku memberi penawaran dan kau menerimanya. Jadi lakukan saja tugasmu dengan baik atau aku akan langsung menghentikan pengobatan Ibumu!" ancam Jacob tanpa belas kasihan. "Selain itu, jangan pernah lupa kalau aku membayarmu bukan untuk menggoda Bastian, Sierra!" "Sudah kubilang aku tidak melakukannya! Bastian membawaku ke ranjangnya hanya untuk menakutiku dan menghinaku! Seharusnya kau tahu itu semua karena siapa!" Jacob menaikkan alisnya. "Benarkah begitu? Apa pun alasannya tapi aku tidak mau melihat hal seperti itu terulang lagi! Ingat itu! Dan satu lagi, Sierra! Aku tidak suka sikapmu yang sekarang! Satu tahun menjadi perawatku kau begitu patuh, tapi tiga bulan menjadi istriku, kau menjadi liar dan pembangkang! Kembalikan Sierra yang dulu! Dulu kau lebih mudah diatur!" "Tidak akan pernah, Pak Tua!" sembur Sierra penuh emosi tersirat. "Dengan semua yang sudah terjadi selama tiga bulan menyandang status istri, jangan harap aku akan kembali patuh seperti dulu lagi! Aku hanya akan melakukan semuanya dengan caraku sendiri dan setelah semua ini berakhir, aku bersumpah tidak akan mau melihatmu lagi atau pun seluruh keluargamu, Jacob Sagala!" * "Apa ayahku tidak ikut sarapan pagi ini? Biasanya dia yang paling pertama duduk di sini," tanya seorang wanita muda bernama Stephanie yang duduk sendirian di ruang makan pagi itu. "Pak Jacob meminta sarapannya dibawa ke kamar pagi ini," jawab seorang pelayan. "Oh, baiklah," sahut Stephanie singkat sambil menyambar sendoknya. Namun, belum sempat Stephanie memulai sarapannya, Sierra sudah menghampirinya dan mengagetkannya. "Katakan untuk apa kau menarik uang sebanyak ini, Stephanie?" seru Sierra sambil membanting dokumen bukti penarikan uang perusahaan tepat di hadapan Stephanie. Stephanie adalah wanita muda yang seumuran dengan Sierra, anak hasil selingkuhan Jacob dengan mantan sekretarisnya yang bernama Laura. Walaupun Jacob akhirnya yakin bahwa Stephanie bukan anak kandungnya, namun Jacob sudah terlanjur tidak bisa mengusirnya karena Laura yang licik seolah mempunyai banyak cara untuk menjatuhkan Jacob dan merebut harta Jacob. Karena itulah, Jacob selalu berhati-hati pada wanita ular itu dan meminta Sierra untuk menyingkirkannya secara perlahan. "Apa kau tidak bisa sopan padaku, Sierra?" seru Stephanie sambil bangkit berdiri berhadapan dengan Sierra. "Memangnya kenapa kalau aku mengambil uang perusahaan? Aku ini juga anak Jacob Sagala! Aku juga punya hak atas uang ayahku!" Stephanie secara terang-terangan melawan Sierra. "Ini bukan masalah hak, Stephanie! Tapi menarik uang perusahaan itu ada aturannya! Bahkan sebagai direksi pun kau tidak boleh asal menarik uang untuk kepentingan pribadimu! Kau kan sudah mendapat gaji sendiri setiap bulannya sebagai upahmu bekerja di sana!" "Brengsek kau, Sierra! Kau memotong gaji direksi termasuk gajiku dan ibuku! Kau membuat banyak aturan baru seolah kau yang paling berkuasa saat ini hanya karena ayahku menikahimu! Apa kau pikir kami sanggup hidup dengan uang sedikit seperti itu, hah?" "Semua yang kulakukan adalah demi perusahaan, Stephanie! Sudah dua kali kau melakukan penarikan besar seperti ini dalam tiga bulan terakhir dan kalau aku membiarkannya terus lama-lama kau bisa membuat perusahaan bangkrut!" Stephanie yang sudah emosi pun mengacungkan jarinya bersiap memaki Sierra, namun suara seorang pria sudah lebih dulu terdengar. "Kalau Stephanie tidak boleh memakai uang perusahaan lalu siapa yang boleh memakainya, hah? Kau? Kau memotong gaji direksi agar kau bisa mengambilnya untuk kepentinganmu sendiri, aku benar kan, Sierra?" Sierra pun menoleh kaget melihat Bastian yang mendadak muncul dan menatapnya dengan garang. Bastian pun melangkah mendekati Sierra dan langsung mencengkeram lengan Sierra dengan kasar. "Kau tahu aku sudah muak mendengar keributan yang kau buat setiap pagi, Sierra! Kau sadar kan kalau bukan hanya kau yang tinggal di rumah ini, hah? Kau benar-benar harus diberi pelajaran agar kau berpikir ribuan kali sebelum membuat keributan seperti ini lagi!" Tanpa mempedulikan semua orang, Bastian langsung menarik kasar Sierra sampai ke kolam renang yang berada di belakang rumah dan Stephanie pun sontak mengikutinya dengan penasaran. "Lepaskan aku, Bastian! Kau mau apa?" Sierra terus meronta, tapi kakinya terpaksa mengikuti langkah Bastian sampai ke kolam renang. "Bukankah sudah kubilang aku akan memberimu pelajaran, Sierra! Ini adalah hukuman dari sikap sokmu itu!" **Byur! Suara air kolam renang terpecah saat Bastian mendorong Sierra hingga tercebur ke sana. "Arrgghh!" Sierra yang tidak siap benar-benar tidak sempat mengatur napasnya sampai ia bergerak panik bahkan menelan air cukup banyak. "Uhuk ... uhuk ...." Sierra terus terbatuk saat akhirnya ia berhasil mengeluarkan kepalanya dari dalam air dan ia pun langsung menyeka wajahnya. "Bastian! Beraninya kau melakukan ini padaku?" pekik Sierra begitu kesal. Namun, Bastian hanya menyeringai sambil tetap berdiri di posisinya. "Ini baru permulaan, Sierra! Kalau kau membuat keributan lagi, aku bisa bertindak lebih jauh daripada ini!" ancam Bastian sambil menatap Sierra berapi-api. Sierra sendiri pun menatap Bastian dengan tatapan penuh amarah, sementara Stephanie tersenyum penuh kemenangan melihatnya. Dengan penuh percaya diri, Stephanie mendekati Bastian dan langsung memeluk lengan pria itu. "Terima kasih sudah membelaku, Bastian!" Bastian yang mendengarnya pun langsung melirik Stephanie
Bastian melangkah dengan kesal ke ruang kerja Sierra siang itu. Sudah lama ia tinggal di Malaysia sejak ibunya meninggal dan sejak itu ia memang tidak pernah menginjakkan kaki ke perusahaan ini. Tidak heran kalau tidak ada yang mengenalnya, namun rasanya tetap menyebalkan saat para karyawan itu lebih mengenal Sierra daripada dirinya yang merupakan anak kandung dari Jacob Sagala. "Ini ruang kerjanya, silakan, Pak! Maafkan aku sekali lagi yang tidak mengenali Anda," kata seorang karyawan yang mengantar Bastian sampai ke ruang kerja Sierra. Bastian tidak menanggapinya dan langsung saja masuk bersama asistennya ke ruang kerja Sierra tanpa mengetuk pintunya. "Jadi apa ini ruang kerjaku nanti?" seru Bastian begitu ia masuk ke sana. Sontak Sierra dan Valdo yang masih duduk di tempatnya langsung menoleh kaget menatap Bastian di sana. "B-Bastian?" pekik Sierra sambil refleks bangkit berdiri dari kursinya. Begitu juga dengan Valdo yang langsung ikut berdiri. "Mengapa ekspresi kalian
"Berikan aku waktu untuk tetap di sini sampai aku menyelesaikan tugasku, Bastian," pinta Sierra yang masih berusaha membuat kesepakatan dengan Bastian. "Dan apa untungnya bagiku?" "Tentu saja aku bisa membantumu di perusahaan ini. Aku butuh waktu ...." "Aku bukan temanmu, Sierra!" sela Bastian sebelum Sierra sempat menyelesaikan ucapannya. "Hubungan kita juga sama sekali tidak baik sampai kita bisa mencapai kata sepakat. Jadi, jangan bermimpi membuat kesepakatan apa pun denganku!" Jawaban Bastian pun membuat Sierra mendadak terdiam dan menganga. "Kalau tidak ada yang perlu kita bicarakan lagi, silakan kemasi barangmu dan keluar dari ruang kerjaku!" kata Bastian lagi dengan tegas. Dan Sierra pun terus uring-uringan setelah ia keluar dari sana. "Ini benar-benar membuatku gila, Valdo! Dia sama sekali tidak bisa diajak bicara baik-baik, Valdo!" "Bastian memang bukan orang yang ramah, Sierra." "Ya, ya, seharusnya aku tahu itu! Dia pria yang brengsek! Tapi aku tidak peduli, Vald
Sierra terus menahan napasnya sambil merapikan gaunnya saat ia melangkahkan kakinya masuk ke ruang pesta. Sungguh, gaun panjangnya terlalu seksi dan ketat. Sierra hanya berharap agar tidak ada orang yang menganggapnya murahan dengan penampilannya yang sekarang, terutama anak tirinya yang brengsek dan menyebalkan itu.Sierra pun terus mengembangkan senyumnya menyapa semua orang sampai tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan seorang pria nan jauh di sana.Seketika senyuman Sierra pun langsung memudar. Jarak mereka saat ini memang cukup jauh, namun pesona pria itu sama sekali tidak bisa terbantahkan. Memakai setelan jas formalnya, pria itu nampak begitu gagah dan mencolok di antara ratusan orang yang ada di dalam gedung ini. Dan pria itu adalah Bastian, anak tirinya! Ya, pria gagah itu adalah anak tirinya! Oh, ini gila! Memikirkan hal itu saja membuat Sierra terus menghela napas kesal. Sierra yang tidak nyaman pun langsung memutus kontak mata mereka dan memalingkan wajahnya.
Bastian tidak pernah menyukai basa-basi karena memang ia tidak seramah itu. Apalagi harus diperkenalkan sebagai anak dari Jacob Sagala, ayah yang dibencinya. Karena itu, Bastian hanya asal saja menanggapi sapaan semua orang dengan anggukan singkat, bahkan tersenyum saja tidak. Rasa malasnya pun bertambah saat tiba-tiba Laura datang dan membuat kehebohan, Bastian pun langsung melangkah mundur dan berniat pergi dari sana. Namun, mendadak Bastian melihat bagaimana Stephanie mengerjai Sierra dengan menginjak ekor gaun wanita itu dan menabraknya keras hingga Sierra terhuyung ke belakang. Refleks Bastian pun bergerak menangkap tubuh Sierra dan memeluknya begitu erat, merasakan bagaimana pasnya tubuh langsing ibu tirinya itu melekat di pelukannya. Sierra sendiri pun refleks memeluk bahu Bastian berpegangan sambil langsung menegakkan tubuhnya. "Suamimu berada tepat di sampingmu tapi dia tidak melakukan apa pun saat istrinya hampir terjatuh," bisik Bastian di telinga Sierra. "Jadi sud
Suara lantang Noah sontak membuat Sierra menghentikan langkahnya. Sierra pun sempat terdiam sejenak, sebelum ia kembali membalikkan tubuhnya dan berdiri berhadapan dengan Noah."Membocorkan pada semua orang siapa aku sebenarnya? Memangnya siapa aku, hah?" tantang Sierra tanpa takut sedikit pun. Noah pun kembali menyeringai dan mendekati Sierra lagi. "Oh, kau pintar sekali berpura-pura ya! Kau itu hanya seorang wanita murahan, Sierra! Katakan padaku apa dulu kau punya banyak pelanggan, hah? Pantas saja sejak awal kau masuk sebagai perawat, aku sudah merasa familiar denganmu, aku baru menyadarinya akhir-akhir ini kalau aku memang pernah bertemu denganmu di suatu tempat yang jauh dari sini ...."Noah sengaja menggantung kata-katanya dan terlihat seolah menyimpan sebuah rahasia.Namun, Sierra yang mendengarnya pun hanya bisa tertawa sinis dan menanggapi semuanya dengan tetap tenang. "Apa kau mabuk, Noah? Aku sama sekali tidak mengerti apa yang kau bicarakan! Lagipula aku juga tidak mer
Sierra masih begitu tegang saat merasa ada sesuatu yang berjalan di punggungnya.Awalnya rasanya seperti belaian ringan. Sierra sudah berpikir ada semut yang naik ke punggungnya. Namun, belaian itu merambat naik hingga menjadi sebuah pijatan lembut dengan jari dan Sierra mulai menyadari bahwa yang merambat di punggungnya bukanlah semut biasa. Sierra pun langsung menoleh ke arah Bastian yang sekarang sedang tersenyum tipis. Setengah mati Sierra menahan diri untuk tidak mengomel dan ia pun akhirnya menggeser posisi berdirinya agar ia bisa lepas dari Bastian. Namun, sialnya Bastian menahan punggungnya dan manager itu juga mengajak Sierra bicara sehingga Sierra terpaksa kembali tersenyum. "Sepertinya hubungan kalian begitu baik, Bu Sierra. Dan ini juga pertama kalinya aku bertemu dengan anak Pak Jacob," kata manager itu dengan ramah. Sierra tetap tersenyum tanpa menanggapi apa pun, sedangkan Bastian malah menyahutinya dengan begitu santai. "Tentu saja hubungan kami sangat baik, Pak.
"Mmpphh, Bastian ... jangan lakukan itu ... aku takut nanti ibu tirimu akan memergoki kita dan mengusirku lagi seperti waktu itu di rumahmu ...," rajuk seorang wanita yang sudah duduk di pangkuan Bastian dengan manja. Bastian sengaja membawa wanitanya ke ruang kerjanya dan membuat ulah agar Sierra tidak tahan padanya dan tidak mau bekerja bersamanya. "Tidak akan, Sayang. Aku sudah meminta Tory berjaga di depan pintu, lagipula ini tidak akan lama! Aku sedang penat siang ini," ucap Bastian sambil mulai menyusupkan tangannya ke balik rok wanita itu. Wanita itu pun hanya terkekeh geli dan langsung membenamkan wajahnya ke ceruk leher Bastian. Sementara di luar ruang kerja Bastian, Sierra baru saja datang membawa berkas untuk ia pelajari bersama Bastian. Sierra pun berniat masuk ke ruang kerja Bastian, tapi Tory yang sudah berjaga di sana langsung menghalanginya. "Eh, maaf, kau tidak bisa masuk sekarang, Bu Sierra!" kata Tory sambil merentangkan kedua tangannya di depan pintu. S