Jodoh Titipan Mendiang Suamiku

Jodoh Titipan Mendiang Suamiku

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-01-12
Oleh:  Haniocta_  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
20 Peringkat. 20 Ulasan-ulasan
133Bab
5.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Ayo kita menikah," ucap seorang lelaki berparas tampan dengan suara yang sangat lantang di sebuah area pemakaman yang sepi. "APA?!" teriak seorang wanita yang sedang terduduk di samping batu nisan, wanita itu terkejut akan suara yang berasal dari arah sampingnya. "Ayo kita menikah, Khania!" lelaki itu mengulang kembali perkataannya kepada wanita itu. "Anda jangan bercanda ya! Suami saya baru saja meninggal, kuburannya saja masih basah dan belum kering! Anda meminta saya untuk menikah?! Anda sudah gila!" sahut wanita yang dipanggil Khania itu. Dia masih setia duduk di samping makam suaminya. "Saya tidak bercanda Khania! Karena itu adalah permintaan terakhir dari suamimu sebelum dia meninggal. Dia telah berpesan kepada saya untuk menjagamu dan juga melindungimu dengan cara menikahimu!" jawab lelaki itu yang sukses membuat Khania syok dan terkejut. Akankah Khania menerima lamaran lelaki itu? Dan apakah Khania bersedia memenuhi permintaan terakhir dari suaminya, seandainya yang dibicarakan lelaki itu benar adanya! Atau Khania akan menolaknya? Penasaran? Kuy ikuti kelanjutan ceritanya di *Jodoh Titipan Mendiang suamiku* °Happy reading semua°

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

BAB 1 - KEMALANGAN DI HARI BAHAGIA

"Saya terima nikah dan kawinnya, Khania Dwi Elviana binti Rustandi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" ucap Albi dengan lantang."Bagaimana, para saksi? Sah?" tanya penghulu."SAH!!" ucap semua orang yang menyaksikan pernikahan mereka."Alhamdulillah hirobbil 'alamin." Semua orang mengucapkan syukur atas kelancaran pernikahan sepasang sejoli yang saling mencintai itu.Selepas acara Ijab kabul, kedua mempelai dipersilakan untuk duduk di kursi pelaminan. Namun, baru saja Khania dan Albi mendaratkan bokongnya di kursi, mereka sudah dikejutkan dengan keributan di luar. "MAMI!" teriak Albi ketika melihat sang ibu sedang mengobrak-abrik dekorasi depan."Akhirnya kamu muncul juga, dasar anak durhaka! Siapa yang mengijinkan kalian menikah, HAH?! Mami tidak sudi kamu menikah dengan wanita miskin itu!" tunjuk Ibu Astika kepada Khania. Memang benar, pernikahan mereka dilaksanakan tanpa restu dari orang tua Albi, terutama Ibunya Albi. Ia sangat tidak setuju dengan hubungan mereka hanya kar

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Ulyana
Seru nih keknya, masukin pustaka dulu. Ntar malam marathonin
2024-10-26 15:31:56
0
user avatar
Zaid Zaza
KEREN BANGET! Rugi kalau nggak baca novel di bawa ini! Hehe, izin promo ya Thor! Mampir yuu, di novel, "ROH KAISAR LEGENDARIS"
2024-02-10 14:14:52
0
user avatar
Ririichan13
udah terima aja Kania ... Siapa tau kamu bahagia sama diaa
2024-01-31 14:07:39
1
user avatar
AliceLin
khania semangat. otor jg semangat ya ♡♡♡
2024-01-14 17:57:44
1
user avatar
De Lilah
Huwaa.. khania.. smg km bahagia ya terlepas dengan siapapun jodohmu
2024-01-13 22:34:51
1
default avatar
Fifi Rindu Fifi
mau nggak mau kudu Nerima. sebenernya kasihan sama khania. semoga mendapatkan kebahagiaan
2023-09-15 23:35:20
1
user avatar
Rindu_Mentari
malang nian nasibmu khania. Maminya Albi jahat banget masa gara2 khania miskin dia nolak khania.
2023-09-14 20:38:23
1
user avatar
Henny Djayadi
cerita yang unik dan nagih. Cinta dan jodoh bisa bertemu di mana saja, bahkan di kuburan. setelah kemalangan yang menimpa semoga Kania menemukan bahagia
2023-09-14 18:41:54
1
user avatar
Rifatul Mahmuda
malang nian nasibmu Khania. semoga saja setelah ini Khania bisa berbahagia dengan pasangan barunya
2023-09-14 14:06:27
1
user avatar
Anna Sahara
ibu astika ini pembuat onar. kurang kerjaan jadi mertua
2023-09-14 13:13:50
1
user avatar
Viala La
Ya ampun sedih Bnget Kania.. harus kehilangan suaminya, bikin Kania bahagia dengan suami barunya nnti y Thor...
2023-09-14 10:45:31
1
user avatar
Na_Vya
Huuuaaaa.... yang sabar Khania. Kamu pasti bisa melewatinya dan dapat pengganti suamimu. Luv-luv.
2023-09-14 08:44:31
1
default avatar
Evano Hariono
rekomendasi salah satu novel drama rumah tangga yang di kemas dengan alur dan cerita menarik nihhh... meski nyesek d awal
2023-09-14 08:36:42
1
user avatar
Pejuang Online
Sedihnya. Baru juga hitungan jam abis nikah. Khania, kuat ya. Merinding bacanya.
2023-09-14 08:33:16
1
user avatar
Kokoro No Tomo
sedihnya jadi Khania, baru juga nikah suaminya dah meninggal
2023-09-14 07:52:46
1
  • 1
  • 2
133 Bab

BAB 1 - KEMALANGAN DI HARI BAHAGIA

"Saya terima nikah dan kawinnya, Khania Dwi Elviana binti Rustandi dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" ucap Albi dengan lantang."Bagaimana, para saksi? Sah?" tanya penghulu."SAH!!" ucap semua orang yang menyaksikan pernikahan mereka."Alhamdulillah hirobbil 'alamin." Semua orang mengucapkan syukur atas kelancaran pernikahan sepasang sejoli yang saling mencintai itu.Selepas acara Ijab kabul, kedua mempelai dipersilakan untuk duduk di kursi pelaminan. Namun, baru saja Khania dan Albi mendaratkan bokongnya di kursi, mereka sudah dikejutkan dengan keributan di luar. "MAMI!" teriak Albi ketika melihat sang ibu sedang mengobrak-abrik dekorasi depan."Akhirnya kamu muncul juga, dasar anak durhaka! Siapa yang mengijinkan kalian menikah, HAH?! Mami tidak sudi kamu menikah dengan wanita miskin itu!" tunjuk Ibu Astika kepada Khania. Memang benar, pernikahan mereka dilaksanakan tanpa restu dari orang tua Albi, terutama Ibunya Albi. Ia sangat tidak setuju dengan hubungan mereka hanya kar
Baca selengkapnya

BAB 2 - KEPERGIAN ...

Khania berlari menyusuri lorong rumah sakit. Ia begitu terburu-buru dan hatinya sangat tidak tenang. Beberapa kali ia bertabrakan dengan orang-orang yang sedang berlalu lalang di lorong itu, tapi ia sama sekali tidak peduli.Di ujung lorong, Khania melihat ibu Astika yang sedang menangis histeris. Menyadari kedatangan Khania, matanya langsung mengeluarkan tatapan membunuh.Khania tertegun saat melihat orang yang selama ini sangat membencinya menatap dia dengan tatapan itu. Namun, Khania berusaha untuk berani. Tanpa menghiraukan tatapan itu, Khania berjalan menghampiri orangtua Albi. Namun ...PLAKKKKK!!Ibunya Albi menampar keras pipi Khania, sampai menyebabkan Khania terhuyung dan nyaris jatuh."Dasar wanita sialan! Ini semua gara-gara kamu! Gara-gara kamu, anak saya jadi meninggal! Kembalikan anak saya! Kembalikan dia!!" teriaknya lalu menarik Khania dan memukul-mukul tubuh Khania dengan brutal.Pak Erwin, ayah dari Albi yang melihat Khania kesakitan mencoba menahan istrinya agar dia
Baca selengkapnya

BAB 3 - MALAM YANG MENYAKITKAN

Tiba di kediaman orang tua Albi, Khania bergegas masuk. Saat tiba di dalam rumah itu, orang-orang memandang Khania dengan tatapan yang berbeda-beda.Ibu Astika yang melihat Khania segera bergegas menghampiri Khania dan melayangkan tamparan bertubi-tubi pada Khania. Khania yang mendapatkan serangan dan hinaan dari mertuanya itu hanya diam tanpa perlawanan. Dia sudah bertekad akan tetap berada di sana apa pun yang terjadi."Pergi kamu dari sini! Dasar wanita sialan!" teriak ibu Astika sambil terus memukul Khania dan menyeret Khania keluar dari rumahnya. Namun, Khania dengan sekuat tenaga mempertahankan posisinya agar ibu Astika tidak bisa menyeretnya keluar. Dia mencoba bertahan walaupun harus kesakitan.Semua orang yang menyaksikan perkelahian ibu Astika dan Khania mencoba melerai mereka dan meminta kepada ibu Astika agar Khania diizinkan untuk tetap di sana, karena bagaimanapun Khania itu istri Albi.Khania yang mendapatkan izin dari ayah mertuanya segera duduk di samping jenazah Albi
Baca selengkapnya

BAB 4 - LAMARAN DI LUAR NALAR

Pagi harinya Khania yang tidak bisa tidur semalaman pun memutuskan untuk pergi ke pamakaman, tempat di mana semalam sang suami dimakamkan. Dia ingin menumpahkan rasa rindunya kepada sang suami lewat ziarah dan do'a.Tiba di sebuah pemakaman Khania langsung saja keluar dari taxi setelah taxi itu berhenti. Dia berjalan menuju ke arah di mana makam suaminya berada. Tiba di depan makam Khania lalu duduk berjongkok di sebelah makam itu dan menangis, dia menumpahkan semua rasa yang ada di hatinya dengan menangis.Namun saat Khania akan berdo'a. Khania terkejut kala ia mendengar suara seseorang dengan lantang di sebelahnya."Ayo kita menikah," ucap seseorang itu tepat di sebelah Khania, Khania yang terkejut mendongakan kepalanya untuk melihat siapa yang sedang berbicara padanya."APA?!" teriak Khania pada lelaki yang menurut Khania tidak asing itu, dia seperti pernah melihat orang itu, tapi di mana? Khania lupa."Ayo kita menikah, Khania!" Lelaki itu mengulang kembali perkataannya kepada Kha
Baca selengkapnya

BAB 5 - DIA LAGI ...

"Kyaaa! Kenapa anda menarik saya dan cium-cium bibir saya?!" Khania berteriak kepada Efgan ketika dia sudah bangkit dari atas tubuh Efgan. Khania yang terkejut memukul-mukul tubuh Efgan yang sudah berdiri. BUKK ... BUKK!! "Aww! Sakit Khania!!" Efgan meringis kesakitan karena pukulan Khania cukup keras juga pada tubuhnya, Efgan menahan tangan Khania yang akan memukulnya lagi dan menggenggamnya dengan erat. "Saya tidak mencium kamu dengan sengaja, tadi itu saya nolongin kamu yang hampir tertabrak motor.""Alaah Alasan! Bilang aja mau cari kesempatan dalam kesempitan. Iya kan?!" tuding Khania pada Efgan. Khania kesal dan tidak terima Efgan sudah menciumnya walaupun tidak disengaja."Kamu itu ya, bukannya terima kasih kerana udah ditolongin. Malah nuduh saya yang enggak-nggak," balas Efgan yang tak habis pikir dengan Khania yang seolah menuduhnya mencium bibir Khania duluan."Lah, saya gak nuduh tuh, Emang kenyataannya! Awas ya, saya akan laporin anda karena tadi itu termasuk peleceh
Baca selengkapnya

BAB 6 - BUKAN PENGGANGGU

Khania yang sudah lemas dan tidak sanggup untuk bertahan lagi samar-samar melihat seseorang menghampirinya, seseorang itu menggenggam dan membawa tubuh Khania, setelahnya Khania kehilangan kesadarannya.**Efgan yang melihat Khania menabrak pembatas jembatan dan terjatuh ke sungai segera keluar dari dalam mobilnya dan pergi berlari ke pinggir sungai, sampai di pinggir sungai, Efgan segera berenang untuk menolongnya. Setelah beberapa saat Efgan berenang menyusuri sungai, akhirnya Efgan menemukan Khania yang tidak jauh dari dirinya. Efgan yang melihat Khania sudah lemas dan tak berdaya segera berenang menghampiri Khania dan membawanya ke atas permukaan.Efgan segera membawa tubuh Khania ke daratan, lalu dia mengecek nadinya. Dengan segera Efgan melakukan pertolongan pertama dengan melakukan CPR dan juga memberikan bantuan napas untuk Khania. "Khania saya mohon sadarlah."Efgan masih terus berusaha menyadarkan Khania. "Khania tolong sadarlah. Jangan sampai saya merasakan penyesalan lagi,
Baca selengkapnya

BAB 7 - BENARKAH ...

"Khania tunggu! Sebenarnya ... ada yang ingin mencelakai kamu, dan menginginkan nyawa kamu," ucap Efgan setelah dia berpikir keras, alasan apa yang bisa membuat Khania mempercayainya tanpa harus membencinya."Maksud anda apa?" tanya Khania dengan mengernyitkan alisnya, dia tidak paham dengan apa yang lelaki di hadapannya ini bicarakan."Ada yang mengincar nyawa kamu Khania, dia ingin menghabisi kamu! Coba kamu ingat-ingat berapa kali kamu hampir celaka dan untungnya saya ada di waktu yang tepat," balas Efgan.Dia menatap manik mata Khania dengan tatapan penuh harap, ya dia berharap Khania akan percaya padanya dan meminta perlindungannya."Apa ini bukan akal-akalan anda saja, biar saya menerima anda?! Bisa saja kan anda sengaja mencelakai saya, dan berpura-pura menolong saya agar saya membalas budi kepada anda?!"Pertanyaan dari Khania membuat Efgan bingung harus menjelaskan dengan bagaimana lagi agar Khania bisa percaya kepadanya."Khania saya tidak setega dan seberani itu untuk mencel
Baca selengkapnya

BAB 8 - MALAM MENCEKAM

Keesokan harinya.Khania yang baru saja selesai bekerja dan keluar dari restoran celingukan ke kanan dan ke kiri, dia seperti sedang mencari seseorang."Kamu cari siapa Khania?" tanya salah satu teman Khania yang kebetulan satu sif dengannya dan akan pulang."Aah! Enggak, aku lagi cari ojek," elak Khania yang sebenarnya dia sedang mencari mobil Efgan yang biasanya selalu ada terparkir di depan restoran. "Hmm ... Eh iya, tumben cowok ganteng yang biasa suka nangkring mobilnya di parkiran kok gak ada ya?!" tanya teman Khania yang membuat Khania terkejut sekaligus heran."Yang mana?" tanya Khania, ia sengaja bertanya karena takut salah kalau yang sedang dibicarakan oleh temannya itu Efgan lelaki yang selama ini sering mengganggu dan menguntitnya atau bukan."Itu lho! Yang sering banget gangguin kamu," sahut teman Khania lagi yang sontak membuat Khania membulatkan matanya."Kamu tau dia sering ganggu aku?" tanya Khania yang terkejut."Ya tau lah! Bahkan ya, anak-anak yang lain bilangnya d
Baca selengkapnya

BAB 9 - PENOLONG BUKAN PENGUNTIT

Khania terkejut dan membelalakan matanya, saat ia melihat pisau yang tadi mengarah kepadanya tertancap di tanah, tepat di bawah kakinya. Khania lalu melihat orang yang tadi memegang pisau itu sudah terkapar tak berdaya di tanah."Khania ayo, buruan naik!" ujar Iren di atas motornya setelah ia menabrakkan motor itu pada lelaki yang tadi hampir menusuk Khania.Khania yang masih terkejut hanya diam saja, sampai tepukan di bahunya menyadarkan ia dari rasa terkejutnya. Khania melihat ke arah Iren dan menoleh ke arah samping. Seketika ia terkejut saat melihat Efgan, lelaki yang selama ini mengganggunya tengah bertarung melawan orang-orang yang tadi sudah menghadangnya."Tapi ... itu." Khania menunjuk ke arah Efgan yang tengah berkelahi dengan orang-orang yang tadi menghadang Khania."Ayo buruan sebelum dia bangun." Iren menujuk ke arah pria yang tadi menyerang Khania dengan pisau.Iren yang tidak ingin membuang waktu dengan cepat menarik tangan Khania agar Khania segera naik ke atas motor
Baca selengkapnya

BAB 10 - MENJAGANYA

Efgan mengerjapkan matanya dan terkejut saat dia melihat Khania yang tertidur dengan posisi terduduk dan kepala manelungkup di pinggir kasur.Efgan tersenyum kecil saat dia melihat tangannya digenggam oleh Khania. "Eugh!!" Khania yang merasakan pergerakan dari atas kasur terbangun dan terkejut saat melihat Efgan yang kini sedang menatapnya. "Anda sudah bangun Pak?! Saya akan panggilkan Dokter!" Khania yang akan melangkah di tahan tangannya oleh Efgan."Tidak usah! Saya baik-baik saja." Efgan lalu melihat jam di dinding. "Kamu lanjutin aja tidurnya, ini masih jam dua pagi." Khania lalu melihat jam di dinding, dan benar ini masih jam dua pagi. Khania lalu beralih menatap Efgan dan mendekatinya."Bapak butuh sesuatu?" tanya Khania dengan lembut."Iya!" jawab Efgan dengan tersenyum jahil pada Khania."Anda jangan macam-macam ya?!" ucap Khania saat dia melihat senyuman yang mencurigakan terulas di bibir Efgan.Khania memundurkan langkahnya. Dia sedikit curiga saat melihat senyuman Efgan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status