"Kau tidak bisa mengelak lagi. Menikah denganku atau mati!" Felix Salvatore bertekad membuat Veronica Reager, wanita yang telah membuat Ibunya terbunuh, menderita dengan menjadikannya istri. Hanya saja, apakah Felix benar-benar membalas dendam atau justru akan jatuh cinta pada anak musuh keluarganya itu seiring waktu berjalan? Terlebih, jika dia tahu bahwa sebenarnya ada kesalahpahaman di sana!
View MoreSudah sepuluh hari berlalu sejak kematian Jonathan, kediaman Salvatore akhirnya mulai kembali ceria, meski tetap ada yang rasanya berubah, tak seperti dahulu saat Jonathan masih hidup. Ibrahim dan Mohammad, serta Mike, Mawar beserta kedua anak mereka juga Fajri sekeluarga memutuskan esok akan kembali ke Dubai. Sementara Lucy beserta anak-anak mereka yang lain tetap tinggal di Palermo karena kuatir bayi Lula akan lelah dalam perjalanan.Lagi pula, pernikahan Zeze dengan Pierre, dua bulan lagi masih belum berubah dari rencana. Tentu saja, Lucy tak ingin melewatkan pesta pernikahan keponakannya tersebut. "Sudah sepuluh hari, apakah dia akan baik-baik aja?" tanya Zetha pelan pada Dimitri, setelah ia memeriksa bekas operasi pada tubuh putrinya sudah mengering sempurna. Anne dan Marcio sudah kembali ke Murcia untuk membuat ramuan racun yang baru guna kesembuhan Zeze. "Tadi pagi Daddy sudah coba merangsang kesadarannya, Pierre juga ada di sini mengajaknya mengobrol ...tapi belum ada reak
Luca menyerahkan posisi kemudi pada Effren yang memang bisa melajukan mobil menggila di jalanan, setelah mereka pulang dari rumah keluarga istrinya Alfonso yang kini telah rata dengan tanah dan api masih belum padam membakar puing-puingnya."Kita kembali ke hotel, ada yang perlu ku kerjakan." ucap Luca tanpa mengalihkan tatapannya dari monitor ponsel seakan ia sedang bermain game. "Siapa kau, beraninya memerintahku!" dengkus Effren menyahuti karena dianggap seperti 'sopir' oleh Luca. Luca menoleh sejenak melirik Effren, "Aku siapa? Bukankah aku putra bungsu Michael dengan Cella dan kau putra tertuanya Michael Salvatore. Apa aku salah?" tanyanya balik terdengar sangat polos. " ...atau apakah kau putra Ellio? Lalu kau tertukar dengan Sky?" Luca kini memiringkan posisi duduknya, mengamati Effren dari samping. Hatinya tergelitik ingin menggoda saudara tertuanya tersebut. "Kau tak ingin kembali ke hotel ...apakah kau benar-benar ingin mencari lubang sensasi kenyal?" Ciiiittttt ...! M
Istrinya Alfonso tercenung sejenak, berdiri mematung melihat adik perempuan dan seluruh anggota keluarganya tewas di depan mata, melalui tampilan layar proyeksi. Kini, tengkuk wanita tua tersebut di cekal kuat oleh Effren, belakang lututnya di tendang hingga tubuh besarnya terjatuh ke lantai dengan sangat keras. Vas bunga yang masih dipegang istrinya Alfonzo, tanpa sengaja terlempar ke arah samping kepala Sonny.Effren terkekeh rendah sangat geli melihat darah mengucur dari pelipis Sonny yang menggemeretakkan rahangnya mengencang kaku. "Katakan, siapa yang memerintahkan kalian mendatangi keluarga Salvatore?" Luca bertanya memindai Alfonso juga Sonny yang masih belum pulih dari terperanjatnya mendapat lembaran vas bunga serta Cecilia yang memandang Luca bengis. "Tidak mau bicara?" dengkus Luca tertawa lebar, menekan tombol pada ponselnya dan tampilan pada layar proyeksi pun berubah. Kedua bola mata Cecilia semakin membola terbeliak lebar. "Kenapa? Kau sebut aku iblis bukan? Apakah
Mendadak tawa bergema Luca dan Effren berhenti tiba-tiba. Menggunakan sebelah tangannya, Luca menerima ponsel Alfonso dari Effren sebelum saudara tertuanya tersebut berlalu secepat kilat ke bagian dalam rumah. "Kalian mau pergi, lalu untuk siapa makanan di atas meja ini disiapkan?" sapa Effren menghentikan pergerakan Sonny yang menggendong putrinya dan memapah wanita tua bersamanya, hendak keluar dari pintu belakang. Pada tangan sang wanita tua terdapat tas jinjing ukuran besar. "Jalan keluarnya bukan di sebelah sana. Kalian akan lelah berjalan nantinya sebelum mencapai jalan utama." Effren memegang lembut pundak wanita tua yang gemetar, tersenyum tipis namun matanya sangat sinis. Begitu sang wanita yang tak berdaya berbalik mengikuti Effren, suaminya Deristi tersebut langsung menark pistol dari belakang pinggang, lalu menempelkan ujung pistol tersebut ke belakang kepala putrinya Sonny. "Lama tak berjumpa, sungguh tak terduga ternyata kau sudah memiliki putri, Sonny." sapa Eff
"Uhm, mereka dahulunya berlawanan denganku dan James membunuh mereka." Effren berkata sedikit tergagap dipandangi tiga pasang mata saudaranya. "Kalau begitu, hubungi James sekarang juga, bagaimana dua manusia itu bisa ada di sini dan menabrak mobil Zee bersama Papa." cetus Luca dingin namun kali ini Effren mengangguk cepat tanpa adu argumen dengan adik bungsunya tersebut seperti biasanya. Effren gegas menghubung James dan tak menunggu lama, sambungan video pun telah terproyeksikan ke tengah ruangan kerja Gerardo. "Halo, Tutti." James langsung menyapa Gerardo, menganggukkan kepala, lalu melirik Luca, Felix dan Effren yang menatapnya tajam. "A-ada apa Bb ...?" belum sempat perkataan James tuntas, Effren sudah memotongnya cepat, "Kau mengkhianatiku, James?" "Tidak, sungguh! Aku masih sayang nyawaku, mengkhianatimu sama aja dengan mencari mati." James menjawab cepat tanpa ragu atau pun gagap. "Aku tidak mengenal orang yang hendak mencelakai Tutti. Sungguh, Tutti ...percayalah padaku.
Telah dua hari Jonathan pergi ...Semua anggota keluarga Salvatore masih berkumpul di kediaman, termasuk Anne, Marcio beserta pasukan ninja mereka membaur bersama pasukan khusus keluarga Salvatore. Ibrahim juga menyerahkan pekerjaan dan tugas-tugas istana pada Zaid, Salim, Solahuddin serta Babanya yang telah pensiun, kembali aktif menghadiri meeting bersama anggota dewan kerajaan. Ibrahim memilih menemani Lucy juga anak-anaknya yang masih ingin di Palermo. Pun Fajri dan istrinya serta Mike sekeluarga. Luca sedang duduk dalam ruangan kerja dalam kamar tidurnya, ia memutar rekaman dari dasbor mobil sport yang dikemudikan oleh Zeze, berakhir kecelakaan terjun ke jurang. "Kau belum makan siang, aku bawain camilan, cicipi sedikit ya." Michele datang membawa meja beroda terdapat makanan dan berbagai camilan kesukaan Luca ke kamar tidur mereka. Luca mendongakkan wajahnya, tersenyum sangat tipis dan Michele segera memberikan kecupan ke bibir seksi suaminya itu, "Kau harus sehat demi Demon
Mike yang baru tiba, meskipun tahu jika Jonathan telah pergi untuk selamanya, melihat Lucy yang histeris, tak bisa mengendalikan diri untuk ikut menangis pilu berpelukan bersama Mawar.Fernando bangkit menyambut dan memeluk Mike juga Mawar, menangis bersama. Kedua anak Mike dan Mawar juga anak-anak Lucy dan Ibrahim tidak satupun yang bisa menahan diri dari tangisan sedih.Semuanya mencintai dan menyayangi Jonathan yang memang selalu berusaha 'hadir' membersamai semua anak cucu keturunan Salvatore tanpa membedakan satu dengan yang lainnya.Rayya masuk ke pelukan Ibrahim, memberikan kecupan ke kening Jonathan, "Papa, aku janji akan jadi anak baik, tidak marah-marah lagi pada adik-adik. tolong ...adakah keajaiban, please hidup kembali, Papa Jona ..."Ibrahim merengkuh putrinya dan memeluk erat-erat, "Ikhlaskan, Papa pergi, Sayang." bisiknya serak.Ariana muncul di belakang punggung Felix yang masih terisak di sisi Jonatha
Lutut Effren lemas dan jatuh terduduk pada lantai di ujung lorong ke arah ruangan operasi setelah melihat Zetha di pelukan Gerardo, Luca membingkai Freyaa depan dada dan Michele melabuhkan wajah ke pundaknya, Aghna bersandar pada pundak Susie yang kedua orang itu dipeluk oleh Sandi serta Simon berbaring depan dada Luciano, memeluk putranya itu erat-erat.Pintu ruangan operasi di depan mereka masih tertutup rapat dengan lampu menyala merah menandakan operasi masih berlangsung di dalam sana dan sudah dua jam waktu berlalu. "Ayah ..." Massimo dan Megan memapah Effren yang telapak kakinya terasa sangat berat untuk melangkah. Gerardo menoleh pada Dominic yang juga datang bersama Effren, Deristi dan tiga M, "Beritahu Felix, Mike dan Ibrahim. Papa kalian sudah tiada, ditunggu kedatangan mereka secepatnya juga perhatikan keselamatan."Dominic menganggukkan kepala, menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, segera mundur untuk menghubungi Felix dan Mike juga Ibrahim, seraya ia menekan dalam-dalam pe
Luca sudah meluncur turun menggunakan tali bersama pasukan khusus yang datang bersamanya ke bawah jurang. "Hubungi ambulance cepat, turunkan alat bantuan!" titah Luca tegas melalui sambungan radio di telinganya, begitu ia tiba di jurang dan telah menaik paksa pintu mobil yang macet sulit dibuka dari luar. "Papa ...please ...ini tidak lucu, aku tidak suka! Bertahanlah!" jerit Luca tertahan melihat Jonathan yang terjepit dasbor mobil sedang memeluk melindungi kepala Zeze. Samping kepala Jonathan tertusuk pecahan kaca juga lengannya yang melindungi kepala Zeze, pun punggungnya tertancap pecahan kaca tebal sedikit lebih besar, sedangkan dasbor mobil menghimpit hingga melewati lutut Jonathan dan Zeze. Di pelukan Jonathan, keadaan Zeze juga tidak lebih baik, ada batang besi menghunjam sisi samping perutnya sehingga gadis itu kehilangan kesadaran. Darah kental hangat masih merembas keluar dari tubuh Jonathan dan Zeze. "Lu-ca ..." Jonathan yang ternyata masih sadar, berbisik sangat
Felix sedang berdiri tegak menatap pemandangan di luar jendela kaca ruangannya yang menghadap pantai indah kota Cape Town. Cuaca sedang cerah sudah menjelang sore, riak-riak ombak terlihat jelas dari tempat Felix saat ini berdiri memperhatikan. Tok ...tok ...tok!"Masuk!"Felix beranjak dari depan jendela, kembali duduk pada kursi kerja kebesarannya, pura-pura membalikkan berkas di atas meja ketika Hvitserk, asisten sekaligus sahabatnya memasuki ruangan. "Simon sudah mendapatkan lokasi wanita itu, Veronica." Hvitserk berkata sembari meletakkan laporan dari sekretaris perusahaan ke atas meja, membuka kursi untuk dia duduki di depan Felix. "Kenapa Simon tidak menghubungiku?" "Kau sudah memeriksa ponselmu?" Hvitserk justru balik bertanya sinis pada Felix.Hvitserk sudah sangat hapal kebiasan baru Felix yang sering lupa mengisi daya ponselnya. "Ah, dayanya habis." Felix berujar santai setelah memeriksa layar ponselnya yang padam. "Dimana wanita itu?" tanyanya kembali pada topik lapo...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments