Share

4. Terluka

Author: Lucy
last update Last Updated: 2024-07-07 22:58:47

"Kau terluka!"

Veronica berseru begitu Felix melepaskan pelukan lengan pada pinggangnya, lalu mencabut picau cukur yang menempel pada perut bagian kanannya. 

"Minggir!" Felix mengibaskan tangan agar Veronica tidak mendekatinya seraya menggulung tali di tangannya semakin memendek. 

Felix membantu mendirikan motor sport Veronica yang jatuh ke atas jalanan. Entah apa yang dilakukan oleh pria itu, nyatanya kini motor Veronica sudah berbunyi bergaung dengan suara nyaring di suasana yang hampir tengah malam tersebut. 

Veronica datang mendekat, ia ingat pemuda tampan berpenampilan culun yang membantunya ini tadi  berbincang dengan Selena di depan meja bartender restorannya. 

"Kemari, pegangi motormu!" Felix memanggil dengan suara baritonnya yang terdengar serak serta sangat seksi di telinga Veronica. 

"Terima ka--" 

"Lain kali jangan membuat masalah jika kau tak bisa menghadapinya seorang diri!" tegur Felix dingin seraya pergi berlalu setelah Veronica memegangi motor sportnya. 

Veronica mengerjapkan kelopak matanya berkali-kali. Kenapa pria itu menegurnya seolah dirinya lah yang bersalah mencari masalah? 

Bukankah, tadi ...ah! 

Veronica membuka genggaman telapak tangannya yang refleks terkepal sejak tadi. Ada gelang tali berwarna salem di dalam genggamannya.  

Veronica berniat mengembalikan pada pemuda tampan yang membantunya, karena yakin itu adalah miliknya ketika mereka saling berpelukan, tapi pria itu telah melajukan mobilnya pergi meninggalkan lokasi. 

Veronica memperhatikan sekelilingnya yang semakin diterangi cahaya rembulan purnama. Para pemuda mabuk masih jatuh bergelimpangan di atas jalanan, sepertinya mereka pingsan terkena sabetan tali panjang yang memiliki lebar sekitar 5cm oleh si pemuda tampan. 

--

Susie merasa sangat tidak tenang setelah ia tahu, Felix pergi seorang diri tanpa Hvitserk dan para pengawal menemaninya. Meskipun sudah pemuda tua, Susie masih tetap mengkuatirkan Felix layaknya anak lelaki remaja yang pendiam namun tiba-tiba membuat ulah.

Baru saja Susie memerintahkan Hvitserk dan para pengawal pergi berlalu dari hadapannya untuk mencari Felix, tak lama kemudian putra tampannya itu telah membuka pintu. 

"Felix!" Susie berhambur menghampiri dan menahan lengan Felix begitu ia melihat tangan putranya tersebut memegangi perut sebelah kanannya. 

"Kau berdarah!" seru Susie dibalas ringisan manja Felix membuka mulut untuk menampakkan barisan gigi rapinya pada Susie. 

"Tidak lucu dan jangan tertawa!" bentak Susie telah membawa Felix duduk pada salah satu kursi di depan meja makan. 

Susie bergegas memanggil Hvitserk kembali dan memintanya membelikan perban serta obat luka di klinik untuk dibawa pulang secepatnya. Di dalam ruangan hotel mereka tidak terdapat kotak obat darurat. 

"Kau pergi kemana? Berkelahi dengan siapa? Lalu ada apa dengan dandananmu ini, seperti orang culun sangat udik begini, hah?" Susie baru memperhatikan rambut Felix yang tertata rapi sangat licin dengan belah tengah serta memakai kemeja putih murahan. 

"Ambu sangat cantik!" goda Felix iseng memajukan wajah untuk memberikan kecupan ke pipi Susie. 

Susie mendengkuskan tawa campur kesal, membuka kemeja Felix dengan telaten untuk melihat serta membersihkan luka pada perut putranya itu. 

"Aw, pelan-pelan, Ambu ...sakit!" Felix sengaja mengaduh manja

Sangat bertolak belakang dengan wajah jahilnya tertawa menyandarkan kepala pada sandaran kursi, pasrah menerima perawatan Susie yang mengelap cidera pada perutnya. 

"Katakan, siapa yang melukaimu?" Susie berusaha membuat Felix agar terbuka padanya. 

"Aku latihan dan tertusuk sendiri ..." 

"Akan ku beritahu Zetha!" 

"Sekelompok pemuda mabuk berkelahi dan salah satu dari mereka menusukkan pisau salah sasaran padaku. Jangan mengadu pada Zetha, oke?" Felix langsung menjawab cepat perkataan ancaman Susie namun tetap tidak mengatakan kebenarannya. 

Felix tidak ingin menyusahkan atau merepotkan Zetha atau anggota keluarganya yang lain. Meskipun sebenarnya semua anggota keluarga Salvatore diam-diam selalu menguatirkan Felix yang sudah lebih dari cukup usia untuk menikah, tetapi terlihat selalu menghindari lawan jenis selain keluarganya. 

Effren Salvatore, saudara tertua Felix pernah bertanya, "Apakah kau ingin menikahi Susie?" 

Susie yang ditinggal suaminya tewas bersama Mommy mereka, masih terlihat sangat muda, tubuh dan wajahnya terawat.

Susie juga sah untuk Felix nikahi jika pemuda itu menginginkannya, mereka semua anggota keluarga Salvatore akan merestui tanpa memandang usia Susie dua kali lipat di atas Felix. 

"Konyol!" Felix menyahut saudara tertuanya. 

Susie juga mendelik kejam melirik Effren, "Mana ada Ibu yang waras menikahi putranya sendiri! Kau tak punya otak bertanya seperti itu pada adikmu, Effren!" 

Meskipun begitu, Felix tetap membawa Susie untuk tinggal bersamanya di manapun. Felix juga akan meluangkan waktunya di akhir pekan untuk mengajak Susie pergi liburan singkat atau hanya sekedar berjalan-jalan di tepi pantai Cape Town, menikmati cerahnya matahari, makan di restoran terbaik, layaknya anak lelaki menyenangkan hati Ibunya, meski orang yang tidak mengetahui hubungan mereka akan memandang Felix dan Susie seperti pasangan.  

Hvitserk dan para pengawal tiba di hotel ruangan president suite tempat Susie bersama Felix. 

"Lain kali, jangan biarkan ia pergi sendiri! Ini memang hanya luka pisau yang tak terlalu dalam. Tapi bagaimana jika itu adalah peluru yang bersarang di perutnya? Kalian bertanggungjawab atas nyawanya, mengerti?" Susie berkata tegas menoleh pada Hvitserk dan para pengawal yang ia pandangi satu persatu. 

"Ya, Ambu. Maafkan kami." Hvitserk menjawab sekaligus mewakili rekan-rekannya yang menganggukkan kepala patuh atas perkataan Susie. 

"Sudahlah, jangan marah-marah terus. Ambu sudah seperti Mommy kalau emosi seperti itu." Felix meraih telapak tangan Susie yang baru saja selesai membebat perutnya dengan perban setelah membubuhi obat anti peradangan pada permukaan luka di perutnya. 

"Hvits, bantu aku ke kamar." Felix menoleh pada Hvitserk, lalu mencium punggung tangan Susie, "Ambu juga istirahatlah. Jangan emosi lagi atau nanti akan ku carikan suami untuk Ambu."

Felix terkekeh rendah melihat kedua bola mata Susie yang melotot tajam menanggapi perkataannya. 

"Aku benar-benar akan meminta Zetha terbang kemari jika sampai luka pada perutmu itu terbuka semakin parah karena kekehanmu!"

Setelah berada di dalam kamarnya,"Kirim orang untuk bekerja di restoran The Grill agar bisa memberikan perlindungan pada Veronica diam-diam." titah Felix berbisik tegas pada Hvitserk yang alisnya sedikit bertaut. 

"Aku tidak menyukai apalagi mencintainya! Aku hanya tidak ingin ada orang lain menyakiti, menyiksa atau membunuhnya. Karena hanya aku yang boleh melakukan itu pada orang yang telah membuatku juga Susie kehilangan Mommy dan Joko!" 

"Baik, aku mengerti." Hvitserk tahu sedalam apa dendam dan kebencian yang dipendam oleh Felix pada Veronica. 

Wajah serta netra kecoklatan emas Felix bahkan terlihat menggelap ketika ia menyebut nama Veronica. 

"Lalu siapa yang melukai perutmu dengan pisau?" Hvitserk bertanya yang tentu saja dia akan disalahkan oleh keluarga besar Salvatore karena dianggap lalai melindungi putra tertua Marcella dan Michael tersebut, jika mereka semua mengetahuinya. 

Meskipun ketika Felix pergi, Hvitserk beserta para pengawal sedang diberikan tugas mencari rumah tinggal di sekitar Amalfi Coast. 

"Periksa kamera mobilku dan cari tau tentang pemilik mobil ARCXX!"

--

Veronica berjalan masuk ke dalam bilik mandi, masih sambil menggenggam gelang tali di telapak tangannya. 

"Apakah ini jimat? Siapa dia?" Veronica bergumam pelan, mengguncang kepalanya sendiri karena berpikir terlalu jauh. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ulyana
ish ish ish cenayang nih, kok ketebak sih? hahaha
goodnovel comment avatar
senja_awan
effrennnn mulutmu yaaaaa..masak iya susie nikah ma Felix............klo gini ceritanya,aku yakin duluan Vero yg cinta ma Felix......
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   5. Diculik

    "Kakak ..." Selena mengerutkan kening saat melihat Veronica berjalan ke pantry dalam rumah tinggal mereka bersama. "Wajah kakak pucat, kakak baik-baik aja?" Selena menempelkan punggung tangan ke kening, pipi dan leher Veronica. "Tadi malam kakak pulang jam berapa? Aku tidak mendengar kakak pulang ..." "Motormu lecet, apakah kau jatuh semalam, Veronica?" Keanu masuk dari pintu depan, langsung bertanya yang menghentikan pertanyaan Selena semakin meneliti penampilan saudari perempuan di depannya. "Aku tidak apa-apa. Motorku memang jatuh, tapi aku tidak terluka." Veronica menjawab sambil menjawil ujung hidung Selena yang mulutnya masih terbuka memandanginya. "Sungguh, Selena ...aku tidak apa-apa!" Veronica terkekeh rendah karena Selena memutar tubuhnya dan memindai dari atas sampai ke kaki yang membuat Keanu, suami adik perempuannya itu turut memperhatikannya. "Gelang tali apa ini? Kakak pergi kemana sebenarnya semalam?" Selena melihat ada gelang tali terpasang pada pergelangan tanga

    Last Updated : 2024-07-08
  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   6. Wanita Tangguh

    Felix baru selesai mandi dan melilitkan perban ke perutnya sendiri tanpa meminta bantuan Susie atau Hvitserk. Sejak sore, Felix sibuk memeriksa pekerjaan yang dikirimkan oleh Billy ke surelnya. "Namanya Edward Suter, dia ingin bertemu dengan Anda, Mister." terngiang dalam kepala Felix akan perkataan Billy, penanggung jawab perusahaannya di Cape Town dan Somalia, yang menyampaikan melalui sambungan videocall jika ada seseorang ingin mengajukan kerjasama untuk project pertambangan di Somalia dengan Felix. Baru saja Felix hendak menyalakan laptopnya untuk mencari tahu tentang Edward Suter, ponselnya sudah berdering panggilan telpon dari Hvitserk. "Veronica di culik. Orang kita tidak bisa bertindak di sini ..." "Tawarkan uang besar untuk para berandal jalanan!" potong Felix cepat dengan nada sangat dingin memberikan perintah. "Jika sampai Veronica terluka karena keengganan mereka bertindak, maka esok aku sendiri yang akan menghabisi mereka semuanya!" tambah Felix sambil memakai pakaia

    Last Updated : 2024-07-24
  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   7. Diselamatkan

    John Dantes, anak buah Hvitserk asal Rusia memandang Arkada dengan seringai kejam, meraih pistol pada balik pinggangnya yang langsung ia arahkan ke kaki serta paha anak buah Arkada di lantai. Dor ...dor ...dorrr!! "Aow!!" Anak buah Arkada terkejut langsung menjerit mengaduh pilu. "Lepaskan wanita itu, dia milik kami!" tegas John memberikan perintah seraya menggerakkan dagunya pada Arkada yang melotot murka. Melihat Arkada bergeming menurutinya, John kembali mengangkat lengan untuk membidik pria itu dengan moncong pistolnya. "Kami tidak suka bernegosiasi dengan bocah labil Mussolini! Kau lepaskan wanita itu sekarang atau bapak tercintamu akan menemukan mayatmu di depan pintu rumahnya esok pagi!" "Dia milikku!" tegas Arkada sambil menarik pistol yang juga tersampir di sisi pinggangnya, memberikan tembakan yang berhasil dielakkan oleh John. Veronica berusaha menggoyangkan bangku ia duduki untuk menghindari dua orang pria yang kini saling balas menembak dalam ruangan, seakan tidak

    Last Updated : 2024-07-24
  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   8. Sama-sama Terluka

    Sekejam dan semanipulatif apapun Felix di luar rumah, ia akan selalu lembut juga terlihat sangat patuh jika berhadapan dengan Susie. "Ambu belum tidur?" Felix berbalik menghampiri Susie yang menatap lurus ke luka pada perutnya. "Lukamu berdarah lagi. Atau apakah adakah luka baru?" Susie menarik pelan pundak Felix untuk ia bawa duduk pada salah satu kursi. "Bisnis apa yang sebenarnya kau lakukan di sini, sampai kau tidak mempedulikan cidera tubuhmu sendiri?" Susie bertanya sambil mengambil kotak obat dari dalam ruangan kamar tidur Felix. "Apa kau ingin aku memanggil Zetha kemari untuk menasehatimu?" tanya Susie sambil menatap lekat ke dalam netra Felix yang membalasnya dengan senyuman lembut. "Aku tidak apa-apa, Ambu. Hanya luka kecil, tidak membahayakan nyawa ..." "Ku dengar dari Hvitserk, kau mengincar bisnis restoran di sini. Restoran apa?" Susie memotong perkataan Felix untuk bertanya to the point ke putranya itu yang pastinya tidak ingin memberitahunya. Felix menarik napas

    Last Updated : 2024-07-26
  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   9. Rencana Felix

    Felix kembali sibuk dengan pekerjaannya, duduk di balkon hotel tempat ia dan Susie menginap. Hvitserk sudah berhasil berbicara langsung dengan pimilik rumah mewah pada tepi pantai Amalfi dan tentu saja tidak ada orang yang berani menolak uang besar dari keluarga Salvatore. Sebagai Ibu, dimana Susie akan selalu memilih perabotan, gorden serta seprai juga tetek bengek lainnya, sudah sangat antusias akan pergi bersama John beserta anak buah Hvitserk untuk berbelanja keperluan rumah baru yang telah menjadi milik Felix tersebut. Felix pun terlihat tersenyum cerah melihat antusias Susie yang sudah heboh bersiap-siap inigin pergi berbelanja sejak pagi.Sebenarnya mudah bagi Felix untuk meminta orang mendatangkan perabotan serta hal lainnya ke rumah baru mereka. Tapi ia tak akan melihat wajah antusias Susie yang bisa membuatnya geleng-geleng kepala tersenyum. "Ingat, jangan keluyuran kemana-mana! Perutmu bisa benar-benar infeksi jika kau banyak bergerak ..." Susie menyeduh sendiri kopi hita

    Last Updated : 2024-07-28
  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   10. Tawaran Kerjasama

    Felix menyadari jika 'cakar' Mussolini cukup tajam mencengkeram di Amalfi. Keluarga Mussolini bahkan lebih dihormati dari pemimpin Amalfi yang sebenarnya, dimana Mussolini hanyalah seorang wakil pemimpin. Keluarga Mussolini sudah dianggap kaya raya sejak turun temurun, memiliki bisnis infotainment dan surat kabar terbesar yang bisa mengendalikan pemberitaan di Amalfi juga daerah sekitarnya. Tidak ada yang menduga jika Mussolini melakukan cara licik untuk memeras perusahaan-perusahaan kecil yang memiliki progres bagus agar ia dan keluarganya tetap menjadi manusia terkaya di Amalfi Coast. Karena itu pula, nama Mussolini hanya ada sebagai penanggung jawab di belakang layar untuk berbagai jenis serta sektor perusahaan-perusahaan yang tentu saja ia meraup keuntungan besar dari tindakannya tersebut. "Bagaimana dengan restoran The Grill?" Felix mendapatkan laporan dari anak buahnya jika restoran milik Veronica sedang kewalahan mencocokkan harga jual untuk semua menu karena bahan baku ma

    Last Updated : 2024-07-29
  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   11. Pria Berkuasa

    Alfred Mussolini menatap penuh harap pada Felix yang menyunggingkan senyuman tipis di wajah tampannya, tetapi tatapan mata pria Salvatore itu terlihat sangat dingin. "Bagaimana, Mister Salvatore?" tanya Alfred cukup berani dengan tawaran kerjasama bagi hasil 50:50 dengan Felix. Bisa bekerjasama dengan keluarga Salvatore adalah impian Alfred juga banyak pengusaha di dunia. Karena memang tidak sembarang orang bisa berhubungan langsung apalagi bekerjasama dalam bisnis dengan keluarga mafia Salvatore yang selain terkenal kaya raya juga bisnis mereka sangat solid berkembang terus. Felix menaikkan satu tungkai menumpuk pahanya yang lain, menyandarkan punggung santai ke sandaran sofa, seolah ruangan kerja tersebut adalah miliknya pribadi. "Tujuan saya datang kemari bukan berniat ingin melakukan kerjasama." Felix menjawab datar pertanyaan Alfred, sembari memandang lurus ke netra pria tua di depannya itu. "Saya sudah menyelidiki jika ada nama Alfred Mussolini di belakang semua bisnis-bisni

    Last Updated : 2024-07-30
  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   12. Pria Misterius

    "Dasar Jalang! Kenapa kau begitu lemah, huh?!" Arkada memaki wanita yang baru saja ia masuki, tetapi sudah berdenyut mencapai pelepasannya. "M-maafkan saya, Tuan Muda. Milik Anda terlalu besar dan nikmat ...saya, tidak kuat ...ahh!" sang wanita memberikan alasan dengan wajah bersemu merah, namun sedetik kemudian tubuhnya disentak kasar oleh Arkada. "Hoh, baiklah kalau begitu! Aku akan menyiksamu dan jangan coba-coba menyerah sebelum aku puas!" Arkada menghentak mengeluar-masukkan batang jantannya dengan sangat kasar ke tubuh wanita yang menjerit pilu antara perih dan nikmat di bawah tubuhnya. "Ah ...ah ...ah ...Tuan Muda!" sang wanita kembali hendak mencapai pelepasan. Arkada buru-buru mencabut organ jantannya, berpindah ke mulut atas sang wanita yang dia sodok geram tanpa peduli jika sang wanita sangat kewalahan karena tersedak. Tok ...tok ...tok!!Terdengar suara ketukan pada pintu hotel tempat Arkada sedang memuaskan hasrat primitifnya. Berkali-kali suara ketukan pada daun pi

    Last Updated : 2024-07-31

Latest chapter

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   32. Menumpas Kaki-kaki

    Istrinya Alfonso tercenung sejenak, berdiri mematung melihat adik perempuan dan seluruh anggota keluarganya tewas di depan mata, melalui tampilan layar proyeksi. Kini, tengkuk wanita tua tersebut di cekal kuat oleh Effren, belakang lututnya di tendang hingga tubuh besarnya terjatuh ke lantai dengan sangat keras. Vas bunga yang masih dipegang istrinya Alfonzo, tanpa sengaja terlempar ke arah samping kepala Sonny.Effren terkekeh rendah sangat geli melihat darah mengucur dari pelipis Sonny yang menggemeretakkan rahangnya mengencang kaku. "Katakan, siapa yang memerintahkan kalian mendatangi keluarga Salvatore?" Luca bertanya memindai Alfonso juga Sonny yang masih belum pulih dari terperanjatnya mendapat lembaran vas bunga serta Cecilia yang memandang Luca bengis. "Tidak mau bicara?" dengkus Luca tertawa lebar, menekan tombol pada ponselnya dan tampilan pada layar proyeksi pun berubah. Kedua bola mata Cecilia semakin membola terbeliak lebar. "Kenapa? Kau sebut aku iblis bukan? Apakah

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   31. Effren & Luca beraksi

    Mendadak tawa bergema Luca dan Effren berhenti tiba-tiba. Menggunakan sebelah tangannya, Luca menerima ponsel Alfonso dari Effren sebelum saudara tertuanya tersebut berlalu secepat kilat ke bagian dalam rumah. "Kalian mau pergi, lalu untuk siapa makanan di atas meja ini disiapkan?" sapa Effren menghentikan pergerakan Sonny yang menggendong putrinya dan memapah wanita tua bersamanya, hendak keluar dari pintu belakang. Pada tangan sang wanita tua terdapat tas jinjing ukuran besar. "Jalan keluarnya bukan di sebelah sana. Kalian akan lelah berjalan nantinya sebelum mencapai jalan utama." Effren memegang lembut pundak wanita tua yang gemetar, tersenyum tipis namun matanya sangat sinis. Begitu sang wanita yang tak berdaya berbalik mengikuti Effren, suaminya Deristi tersebut langsung menark pistol dari belakang pinggang, lalu menempelkan ujung pistol tersebut ke belakang kepala putrinya Sonny. "Lama tak berjumpa, sungguh tak terduga ternyata kau sudah memiliki putri, Sonny." sapa Eff

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   30.

    "Uhm, mereka dahulunya berlawanan denganku dan James membunuh mereka." Effren berkata sedikit tergagap dipandangi tiga pasang mata saudaranya. "Kalau begitu, hubungi James sekarang juga, bagaimana dua manusia itu bisa ada di sini dan menabrak mobil Zee bersama Papa." cetus Luca dingin namun kali ini Effren mengangguk cepat tanpa adu argumen dengan adik bungsunya tersebut seperti biasanya. Effren gegas menghubung James dan tak menunggu lama, sambungan video pun telah terproyeksikan ke tengah ruangan kerja Gerardo. "Halo, Tutti." James langsung menyapa Gerardo, menganggukkan kepala, lalu melirik Luca, Felix dan Effren yang menatapnya tajam. "A-ada apa Bb ...?" belum sempat perkataan James tuntas, Effren sudah memotongnya cepat, "Kau mengkhianatiku, James?" "Tidak, sungguh! Aku masih sayang nyawaku, mengkhianatimu sama aja dengan mencari mati." James menjawab cepat tanpa ragu atau pun gagap. "Aku tidak mengenal orang yang hendak mencelakai Tutti. Sungguh, Tutti ...percayalah padaku.

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   29. Identitas

    Telah dua hari Jonathan pergi ...Semua anggota keluarga Salvatore masih berkumpul di kediaman, termasuk Anne, Marcio beserta pasukan ninja mereka membaur bersama pasukan khusus keluarga Salvatore. Ibrahim juga menyerahkan pekerjaan dan tugas-tugas istana pada Zaid, Salim, Solahuddin serta Babanya yang telah pensiun, kembali aktif menghadiri meeting bersama anggota dewan kerajaan. Ibrahim memilih menemani Lucy juga anak-anaknya yang masih ingin di Palermo. Pun Fajri dan istrinya serta Mike sekeluarga. Luca sedang duduk dalam ruangan kerja dalam kamar tidurnya, ia memutar rekaman dari dasbor mobil sport yang dikemudikan oleh Zeze, berakhir kecelakaan terjun ke jurang. "Kau belum makan siang, aku bawain camilan, cicipi sedikit ya." Michele datang membawa meja beroda terdapat makanan dan berbagai camilan kesukaan Luca ke kamar tidur mereka. Luca mendongakkan wajahnya, tersenyum sangat tipis dan Michele segera memberikan kecupan ke bibir seksi suaminya itu, "Kau harus sehat demi Demon

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   28. Titipan Jonathan

    Mike yang baru tiba, meskipun tahu jika Jonathan telah pergi untuk selamanya, melihat Lucy yang histeris, tak bisa mengendalikan diri untuk ikut menangis pilu berpelukan bersama Mawar.Fernando bangkit menyambut dan memeluk Mike juga Mawar, menangis bersama. Kedua anak Mike dan Mawar juga anak-anak Lucy dan Ibrahim tidak satupun yang bisa menahan diri dari tangisan sedih.Semuanya mencintai dan menyayangi Jonathan yang memang selalu berusaha 'hadir' membersamai semua anak cucu keturunan Salvatore tanpa membedakan satu dengan yang lainnya.Rayya masuk ke pelukan Ibrahim, memberikan kecupan ke kening Jonathan, "Papa, aku janji akan jadi anak baik, tidak marah-marah lagi pada adik-adik. tolong ...adakah keajaiban, please hidup kembali, Papa Jona ..."Ibrahim merengkuh putrinya dan memeluk erat-erat, "Ikhlaskan, Papa pergi, Sayang." bisiknya serak.Ariana muncul di belakang punggung Felix yang masih terisak di sisi Jonatha

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   27. Kedatangan Lucy

    Lutut Effren lemas dan jatuh terduduk pada lantai di ujung lorong ke arah ruangan operasi setelah melihat Zetha di pelukan Gerardo, Luca membingkai Freyaa depan dada dan Michele melabuhkan wajah ke pundaknya, Aghna bersandar pada pundak Susie yang kedua orang itu dipeluk oleh Sandi serta Simon berbaring depan dada Luciano, memeluk putranya itu erat-erat.Pintu ruangan operasi di depan mereka masih tertutup rapat dengan lampu menyala merah menandakan operasi masih berlangsung di dalam sana dan sudah dua jam waktu berlalu. "Ayah ..." Massimo dan Megan memapah Effren yang telapak kakinya terasa sangat berat untuk melangkah. Gerardo menoleh pada Dominic yang juga datang bersama Effren, Deristi dan tiga M, "Beritahu Felix, Mike dan Ibrahim. Papa kalian sudah tiada, ditunggu kedatangan mereka secepatnya juga perhatikan keselamatan."Dominic menganggukkan kepala, menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, segera mundur untuk menghubungi Felix dan Mike juga Ibrahim, seraya ia menekan dalam-dalam pe

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   26. Bukan Pilihan Tapi Wasiat Terakhir

    Luca sudah meluncur turun menggunakan tali bersama pasukan khusus yang datang bersamanya ke bawah jurang. "Hubungi ambulance cepat, turunkan alat bantuan!" titah Luca tegas melalui sambungan radio di telinganya, begitu ia tiba di jurang dan telah menaik paksa pintu mobil yang macet sulit dibuka dari luar. "Papa ...please ...ini tidak lucu, aku tidak suka! Bertahanlah!" jerit Luca tertahan melihat Jonathan yang terjepit dasbor mobil sedang memeluk melindungi kepala Zeze. Samping kepala Jonathan tertusuk pecahan kaca juga lengannya yang melindungi kepala Zeze, pun punggungnya tertancap pecahan kaca tebal sedikit lebih besar, sedangkan dasbor mobil menghimpit hingga melewati lutut Jonathan dan Zeze. Di pelukan Jonathan, keadaan Zeze juga tidak lebih baik, ada batang besi menghunjam sisi samping perutnya sehingga gadis itu kehilangan kesadaran. Darah kental hangat masih merembas keluar dari tubuh Jonathan dan Zeze. "Lu-ca ..." Jonathan yang ternyata masih sadar, berbisik sangat

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   25. Kegelisahan Lucy

    Ibrahim mengundang Felix dan Veronica datang ke istana karena Lucy terlihat sedikit uring-uringan setelah melakukan panggilan video dengan Jonathan yang jika menurut Rayya mereka berbincang hangat. "Ada apa? Apakah perasaanmu terganggu oleh gosip lagi? Singkirkan ponselmu, tak perlu melihat berita apapun di luar, Ibrahim sudah bersumpah padaku jika ia tak akan pernah menikah ataupun menyentuh wanita lain selain dirimu." Felix duduk di sandaran tangan tempat Lucy sedang menyusui Lula. Lucy memang menyusui sendiri semua bayinya, menolak menggunakan ibu susu. Ibrahim juga rela berjaga di tengah malam, bergantian mengurus bayi ketika Lucy terlelap kelelahan menyusui anaknya. Lula sudah melepaskan hisapannya pada puncak buah dada Lucy, sehingga istrinya Ibrahim tersebut memberikan bayinya ke tangan Veronica yang menerima dengan tatapan mata berbinar. "Perasaanku tak tenang. Bagaimana sebenarnya keadaan Zee? Aku juga kuatir serta rindu dengan Papa." Lucy berkata sambl menatap lekat wajah

  • Jerat Cinta Tuan Mafia Salvatore   24. Perasaan Lucy

    Sudah dua hari keluarga Salvatore tiba di kediaman Palermo. Kesibukan pekerjaan kembali menyapa kehidupan masing-masing, namun mereka akan bertemu berkumpul bersama pada saat makan malam. Massimo tidak bisa libur dalam waktu dekat tetapi berjanji sebelum pertengahan tahun akan mengajak Megan pergi berbulan madu. Sementara Megan tetap mendampingi Michele yang kehamilannya semakin besar, merawat tanaman beracun juga herbal di samping kediaman serta membuat sampel-sampel racikan racun bersama Bonnie dan Zetha untuk dikonsumsi Zeze. Racun untuk mengobati racun.Jonathan sedang membuat penganan di pantry ketika ponselnya tiba-tiba berdering, panggilan video dari Lucy. "Hai, Young Lady. Bagaimana keadaanmu? Apakah Lula menyusu dengan baik? ASI-mu lancar?" sapa Jonathan sembari menyusun roti yang baru ia keluarkan dari oven dan menghiasinya dengan selai buah segar, juga buatannya. "Aku rindu papa." Lucy hanya menjawab pendek menyuarakan perasaan terdalamnya yang akhir-akhir ini sedikit ti

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status