(21+) "aku menyuruhmu memperkosanya, akan ku bayar berapa pun yang kau mau. bagaimana? apakah kau tertarik ?" Kenzo Jordanio Kebencian yang membara di dalam hati seorang Kenzo tak dapat ia bendung ketika mendapat kabar bahwa tunangan yang ia cintai telah meninggal dunia yang tak lain adalah Jesseli. Parahnya yang menabrak tunangan nya hingga tewas adalah seorang gadis yang sombong dan angkuh . Kenzo berjanji akan membalas semua dendam kematian Jesseli dengan cara apapun , bahkan jika harus berpura-pura menikahi Grace. Namun seorang Grace Ailinsey bukanlah wanita bodoh yang rela menyerahkan kehormatannya untuk orang asing semacam Ken, Grace mengerti bahwa Kenzo telah membuat rencana menghancurkan hidupnya. Tapi Grace takkan tinggal diam dengan itu semua karena semakin ia menangis hasrat kepuasan lelaki brengsek itu akan tercetak indah di bibirnya. "aku akan membuat air matamu mengering Grace , akan ku buat kau menumpahkan sejuta air mata yang akan tertetes dari mata indahmu " ~KENZO JORDANIO~ "Kau pria arogan Ken , kau kejam dan tak berperasaan " ~GRACE AILINSEY~ Takkan pernah cukup untuk mengutarakan balas dendam , hingga air mata , cinta , keegoisan , balas dendam dan amarah kian menjadi satu berkelamut di antara keduanya. Part di PRIVAT ACAK UNTUK ADEGAN DEWASA NYA .. jadi follow saya terlebih dahulu .. makasih .. ?
Lihat lebih banyak"kau takkan pernah tahu takdir , bahkan kau takkan menyangka bahwa Kematianmu adalah setelah kau mencicipi secuil kebahagiaan,"
Selamat membaca .
_______________________________________
AUTHOR POV
Manhattan, New York
Terdengar begitu keras suara alunan musik rock menggema di ruang tamu, terlihat sesosok gadis yang terbaring di sofa dengan tatapan yang begitu jenuh.
Gadis itu menutup telinganya sendiri "astagaa Mario.. kuharap telingamu itu tidak pecah dengan volume sebesar ini," teriak Grace ditunjukkan pada Mario yang terlihat menikmati.
Rasanya musik rock sudah menjadi sarapan setiap hari bagi Mario, "hai baby nikmatilah, Musik ini sungguh enak," Mario adalah kekasih Grace, ia sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun namun ia sempat menjalin hubungan jarak jauh karena urusan keluarga dan Mario yang harus berpindah.
Melihat Mario kekasih tercinta nya lebih memilih musik rock dibanding dirinya yang di biarkan, gadis itu berdiri dari sofa, " aku pulang saja, menikah saja dengan musik jangan dengan ku," ucap Grace.
Mario memeluk Grace dari belakang menahan tubuh Grace, "baiklah aku matikan," ucap Mario mengambil remot lalu menekan tombol off.
Terluas senyum kecil di bibir Grace, "I love you Mario," Grace sungguh mencintai Mario dan ia sudah menetapkan hatinya hanya untuk Mario.
Begitupun sebaliknya, Mario sangat mencintai Grace, "I love you too Grace," ia membalas dengan mencium rambut Grace.
"Grace kau takkan meninggalkan aku kan?" Tanya Mario menarik tubuh Grace jatuh atas sofa yang baru saja ia duduki.
Grace menggelengkan kepala berulang kali, "tidak, bagaimana aku bisa jatuh cinta dengan pria lain jika namamu sudah tertanam indah di jantungku Mario?"
"Grace tunggulah aku kaya, aku akan membuat pernikahan kita indah bagai dongeng Grace," seru Mario meyakinkan Grace.
Sebenarnya Grace tak begitu masalah dengan status Mario saat ini yang bisa dibilang jauh dari kata kaya raya, namun Grace menyetujui saja ucapan Mario karena itu juga baik untuk masa depannya.
"Aku selalu menunggumu Mario," Grace sudah bertekad akan menikah dengan Mario, bahkan ia menjaga kesuciannya demi Mario yang nanti akan menjadi suaminya.
Mereka berdua begitu saling setia, bahkan saling terbuka dengan semua hal, bukankah itu pasangan yang sangat sulit di dapatkan?
_____***____
Berbanding balik dengan pasangan Kenzo dan Jesseli, mereka lebih suka dengan sesuatu yang berhubungan dengan Sex, baginya itu adalah hal paling yang menyenangkan.
Setelah cukup lama mereka saling bercumbu di dalam kamar Kenzo memakai kembali jas nya dengan rapi "terimakasih waktumu baby, aku mencintaimu,"
Jesseli tersenyum kepada tunangan tercintanya, "aku juga mencintaimu Ken, kau takkan pernah berpaling dariku kan Ken?" Jesseli telah menyerahkan sepenuh hidupnya pada Kenzo, bahkan satu-satunya mahkota yang ia punya telah ia berikan kepada Kenzo.
Namun semua itu tak merubah pandangan Kenzo bahwa jesseli adalah wanita murahan, tidak... tentu tidak sama sekali, justru itulah yang membuat Kenzo jatuh cinta dengan keberanian nya. Dan hari pernikahan mereka akan dilaksanakan dalam waktu empat hari lagi .
"Bergantilah baju, kita akan ke club seperti biasanya," perintah Kenzo dengan mengelus lembut pucuk kepala Jesseli.
Mereka sudah sampai ditempat club, wanita-wanita dengan balutan gaun seksi tentu sudah tak asing, lampu yang penuh warna selalu mengisi seluruh ruangan, ditambah dengan musik yang selalu membuat tubuh merasa tak ingin berhenti untuk bergerak.
Disana sudah ada Roger dan Pete yang menunggu mereka untuk bergabung bersama, "Hai Ken," Roger menyapa dengan bersalaman ciri khas mereka, "Hai Roger," Ken tersenyum pada Roger, disamping Roger terlihat Pete yang juga senang menyambut kedatangan mereka.
"Kau tahu, kita harus bermain judi malam ini," Roger berbicara kepada Ken yang tentu tak perlu di tanyakan tentang kehebatan seorang Kenzo jika bermain Judi .
"Oh ya? Apakah ada lawan?" ucap Kenzo meremehkan.
Roger menarik tangan Kenzo diikuti Pete yang menarik tangan Jesseli, ia mengajak Ken ke tempat dimana disana terdapat sebuah meja dan kartu sebagai permainannya. Sudah ada beberapa orang yang menyerah karena uang mereka telah habis, dan masih ada sebagian yang bertahan dengan uang yang dimiliki.
Mata Ken tertuju pada seorang pria bersama dengan satu wanita cantik dengan tumpukan uang di depan, itu artinya bahwa pria itu adalah pemain yang memenangkan beberapa kali, sepertinya Ken tertarik sekarang.
"Aku pertaruhkan tunanganku Jesseli, tapi aku ingin kau pertaruhkan seluruh uang mu yang ada di depan meja," tiba-tiba saja Ken berbicara seperti itu, tentu Jesseli syok dengan Ken yang bermaksud ingin mempertaruhkan dirinya.
Sedangkan Roger dan Pete malah tersenyum melihat sosok Ken, "ini lah yang aku tunggu," ucap Roger.
Ken duduk di hadapan pria yang ia sendiri pun tak kenal, ia menarik lengan Jesseli dan memangku nya di atas paha kiri, "bagaimana apakah kau tertarik, aku mempertaruhkan tunangan ku," mata Jesseli sudah memandang Ken dengan tatapan tak suka, namun Ken hanya mengedipkan sebelah mata yang berarti semua akan baik-baik saja.
"Baiklah," balas pria itu dengan menatap Jesseli penuh nafsu karena kecantikannya.
Dengan persetujuan masing-masing mulailah satu orang pria mengocok kartu di tangannya tanpa memihak antara satu dan lainya. Ken mengambil beberapa lembar kartu yang sudah dibagi untuknya, begitupun dengan pria yang di depan Ken.
Terlihat keduanya begitu serius dalam bermain hingga beberapa menit Ken tersenyum jahat dan menunjukan seluruh kartu yang ia punya, "i'm the winner," ucap Ken dengan senyuman jahat.
Wajah Jesseli begitu lega mendengar kata itu, sungguh ia tak bisa membayangkan jika Ken akan kalah dalam permainan ini.
Pria itu terlihat syok dengan kehebatan Ken dalam bermain, dengan paksa pria itu menyerahkan uang yang dari tadi ia kumpulkan dengan susah payah namun hilang sekejap bahkan dalam hitungan menit, "aku salut dengan cara bermain mu, siapa namamu," tanya pria itu penasaran.
"Kenzo Jordanio, tapi kau bisa memanggilku ku hanya dengan 3 huruf saja yaitu KEN," ucap Ken, mengulurkan tangan sebagai tanda perkenalan.
"Aku Nicholas, senang bertemu denganmu Ken," ia membalas uluran tangan Ken.
Ken berdiri meninggalkan Nicholas, tentu Ken sudah menyuruh Roger dan Pete merampas uang nya dan mereka kembali duduk di tempat semula yaitu di depan bartender.
"Tak ada yang bisa mengalahkan ku, kau lihat? Oh ya pesanlah minuman yang kau mau dan bayarkan saja uang itu," ucap Ken meneguk cairan keemasannya.
Jesseli sang tunangan pun ikut merayakan kemenangan kecil itu, ia bahkan meminum 4 gelas bir yang cukup membuatnya pusing .
"Ken dimana kunci mobilmu, aku ingin mengambil ponselku," ucap Jesseli lupa bahwa ia harus menghubungi teman untuk mengajaknya bergabung, namun kesalahannya adalah mengapa disaat ia mabuk?
Ken memberikan kunci mobil itu kepada Jesseli, dan Jesseli pun berjalan sedikit berat menuju mobil. Sesampai di luar pintu Jesseli melihat bahwa mobil Ken berada sedikit jauh dan harus menyeberang, ia melangkah tak memperhatikan kanan dan kiri. Ia masih saja terus berjalan beranggapan tak ada kendaraan yang akan lewat.
Bruuuugggg.....
Sebuah mobil telah menabrak tubuh Jesseli dengan keras, akibat benturan itu kepala Jesseli terhantam oleh aspal dan mengeluarkan banyak darah yang mengalir di kepalanya.
____________________________
Haiiii.... Follow i* aku yaa.. i* : Hes_Ree
Kiss me out of the bearded barleyNightly, beside the green, green grassSwing, swing, swing the spinning stepYou'll wear those shoes and I will wear that dressOh, kiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and make the fireflies danceSilvermoon's sparklingSo kiss meKiss me down by the broken tree houseSwing me, upon its hanging tireBring, bring, bring your flowered hatWe'll take the trail marked on your father's mapOh, kiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and make the fireflies danceSilvermoon's sparklingSo kiss meKiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and
Grace bisa mendengar dengan jelas, bahkan Grace tidak tuli jika suara itu sangat mirip seperti suara Ken. "Kita?" Batin Grace.Grace menoleh kebelakang, ia melihat pria dengan seutas senyum di wajahnya ketika Grace menatap pria tersebut, Grace tak percaya ini. "Ini tidak mungkin," ucap Grace menggelengkan kepalanya pelan."KEEENNN?" Ucap Grace terlihat kebingungan bercampur rasa takut, tentu saja Grace takut jika itu arwah gentayangan Ken."Mengapa kau takut melihatku Grace, lupakah kau jika aku ini suamimu," ucap Ken berjalan pelan menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di kursi roda dengan raut wajah tak percaya."Hentikan langkah kakimu atau aku akan teriak!" perintah Grace mulai memundurkan kursi rodanya.Ken menghentikan kursi roda Grace, pria itu sedikit membungkukkan badan menatap mata Grace. "Aku Ken Grace, aku adalah KEN. Apa kau ingat nama itu? Kenzo Jordanio, pri
Di sisi lainEvelyn, Pete dan Grace sedang berkumpul di ruang keluarga, raut wajah mereka terlihat sangat cemas. "Pete kau harus menelpon Ken dan Roger!" perintah Grace, Pete pun mengambil ponselnya di dalam saku untuk menelpon Roger."Roger, apa terjadi sesuatu dengan kalian berdua?" tanya Pete."Semuanya baik-baik saja Pete, tenanglah," balas Roger dari telpon."Apa disana ada Ken?""Dia sedang menyetir Pete, ada apa?"Pete melirik Grace dan menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Grace aku akan memberitahu Ken tentang dirimu," ucap Pete, Grace tersenyum mengangguk kecil."Roger tolong katakan pada Ken jika dia akan menjadi seorang ayah," ujar Pete mendekatkan kembali ponsel pada telinganya."Apaaaaaaaa?" Teriak Roger tak percaya di telpon.TetPonsel Roger mati begitu saja. "Shit,"
Grace tak mampu mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya mengatupkan bibirnya. "Ken," panggil Roger yang tiba-tiba memasuki toko.Membuat Grace dan Ken menoleh ke arah Roger. "Ada apa Roger?" tanya Ken melihat Roger begitu terburu-buru."Ken aku melihat Mario di depan toko bunga," ujar Roger serius menatap bergantian Ken dan Grace.Tanpa menunggu lama Ken menarik tangan Grace, Ken membayar harga music box yang ia pegang terlebih dahulu di kasir.Ken segera pergi dari sana, Ken menghampiri Pete dan ibunya yang berada di dalam mobil. "Pete kumohon lindungi Grace untukku! aku hanya pergi sebentar," ucap Ken ditujukkan pada Mario, "tenanglah Ken, Grace akan aman bersamaku," balas Pete mengangguk pelan.Ken segera memasukkan paksa tubuh Grace di dalam mobil. "Grace tenanglah, aku akan membalas semua perlakuan Mario terhadapmu," ucap Ken mencium pucuk rambut Grace sekilas sebelum Ken men
Grace bernafas lega, wanita itu sempat berpikir bahwa Ken akan menjambak rambutnya atau menampar pipi di wajahnya.Ken memungut selimut dan bantal di bawah lantai, lalu ia duduk di sofa dengan terus memandang Grace yang sudah tertidur lebih dulu. "Grace apa kau sudah tidur?" Tanya Ken.Grace tidak tertidur, wanita itu hanya berpura-pura menutup matanya. "Grace aku mencintaimu, selamat tidur Grace." Ucap Ken lalu memakaikan selimut di tubuhnya, ia tak perduli tidur nyenyak nya terganggu akan kehadiran Grace malam ini, ia hanya bahagia bisa melihat Grace tidur bersamanya walau tak bisa memeluk Grace.Keesokan harinya...Grace terbangun dari tidurnya, ia melirik jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi, Grace ingin sekali melanjutkan tidurnya, namun ia teringat kehadiran Evelyn di rumah ini, Grace tak ingin mengecewakan Evelyn dengan melihat menantunya bangun teramat siang.Wanita
Saat ini Ken sudah sampai di kediaman Pete, pria itu terus mencoba membujuk Grace kembali meski jawaban Grace selalu tidak dan tidak."Pete dimana kau? Ada hal penting yang ingin aku katakan," teriak Ken memasuki ruang tengah."Ken," balas Pete berjalan mendekati Ken dari arah dapur."Pete kumohon bantu aku! Aku tidak mempunyai cara lain untuk membujuk Grace, sedangkan ibuku mendesakku ingin bertemu dengan Grace," Ken memijat pelipis matanya, "kumohon Pete, hanya kau yang bisa membantuku untuk masalah ini," ucap Ken memohon agar Pete ingin membantunya."Aku takkan bisa membantu mu lebih Ken, tapi aku akan mengantar mu ke kamar Grace, kau bisa berbicara sendiri dengannya," tutur Pete lalu ia melangkah menuju pintu kamar Grace, "semoga kau berhasil Ken," ucap Pete dibalas anggukan kecil oleh Ken.Ken menarik napas dalam-dalam, pria itu memegang gagang pintu dan membukanya perlahan,
"Hentikan Mario! Kau hanya belum mengerti bagaimana rasanya berjalan dalam situasi yang begitu sulit." Teriak Grace mencoba melepas cengkeraman tangan Mario."Aku memberi semua yang kumiliki Grace, tapi kau meninggalkanku hanya demi uang," kini tangan Mario beralih pada Leher Grace."Aku memang meninggalkan mu demi uang uang Mario, tapi aku melakukan semua itu untuk-" ucap Grace terhenti merasa lehernya tak bisa bernafas.Plak!Mario menampar pipi Grace hingga terjatuh di aspal. "Dasar jalang," teriak Mario."Hentikan Mario! Akan ku patahkan tangan itu yang sudah berani menampar pipi istriku," teriak Ken berlari cepat penuh emosi.Mario menoleh ke arah sumber suara ia melihat dua pria yang sedang berlari semakin mendekatinya. "Justin aku memintamu dan keenam temanmu untuk mengurus mereka, aku masih ingin bermain dengan wanita ini," ujar Pete, Justin menganggu
Ken pergi tak mendengar ocehan Roger. Saat Ken berjalan melewati ruang tamu ia mendengar suara bel berbunyi, tanpa menunggu lama Ken membukakan pintu. "Pete." Ucap Ken melihat kedatangan Pete.Pete menarik baju Ken hingga kusut, mencengkeram begitu kuat. "Dimana Grace? Katakan dimana Grace?" Emosi Pete kian terlihat dari sorot matanya."Tenanglah Pete aku tidak menyakiti Grace," balas Ken menenangkan."Peteeeeeee," teriak Grace dari belakang menghampiri Pete.Pete melirik ke arah sumber suara dan melihat Grace disana, Pete melepas cengkraman tangannya di tubuh Ken. "Grace, apa kau baik-baik saja?" Tanya Pete. "Pete aku baik-baik saja." Jawab Grace lalu ia menghampiri Pete.Sedangkan Ken hanya diam saja melihat kedekatan mereka berdua, cemburu itu pasti dirasakan oleh Ken. Tapi Ken memilih diam agar Grace tak semakin membencinya."Pete ayo kita pergi dari sini
Pukul 22:00 PMMalam ini suasana rumah Ken begitu indah dipenuhi foto-foto pernikahannya dengan Grace, ia masih duduk di sofa menunggu kehadiran Roger membawa Grace. Ken sangat berharap Grace benar-benar datang malam ini.Mata Ken begitu lelah, otaknya sudah terkuras habis memikirkan bagaimana caranya mendapatkan Grace kembali. "Mengapa Roger tak kunjung datang." Ken melihat jam dinding sudah larut malam.Tiba-tiba pintu terbuka. Terlihat Roger datang mengandeng tangan Grace yang matanya tertutup oleh sebuah kain. Ken berfikir sejenak, mengapa Grace menutup matanya, namun itu tidak terlalu penting karena yang terpenting adalah Roger mampu membawa Grace entah bagaimana caranya meski harus tertutup matanya.Rasa bahagia kini menyelimuti Ken, pria itu mampu tersenyum kembali hanya melihat Grace berdiri di depan matanya. "Pete... dimana kau?" Panggil Grace begitu bahagia.Perlahan se
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen