Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia

Suami yang Kukira Miskin Ternyata Pewaris Rahasia

last updateHuling Na-update : 2025-05-01
By:  Els ArrowIn-update ngayon lang
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Hindi Sapat ang Ratings
8Mga Kabanata
13views
Basahin
Idagdag sa library

Share:  

Iulat
Buod
katalogo
I-scan ang code para mabasa sa App

Rania memutuskan selingkuh dan menceraikan suaminya karena hanya dijatah lima puluh ribu setiap hari, profesi pria itu hanya ojek online yang dinilai Rania tak bisa memberi kehidupan layak. Namun, beberapa hari kemudian Rania terkejut mendapati mantan suaminya turun dari mobil sport dengan memakai setelan formal. Bukankah pria itu hanya ojek online? Kenapa sekarang penampilannya bak orang kaya? Apa ada yang pria itu sembunyikan selama pernikahan mereka?

view more

Kabanata 1

Bab 1. Firasat Buruk

Seorang wanita cantik dalam balutan dress bunga-bunga selutut, kulitnya putih bersih dan rambut legamnya menjuntai panjang menyentuh pinggang, duduk di ruang tamu, sambil memandang selembar uang lima puluh ribu yang baru saja diberikan Dion, suaminya, sebelum ia berangkat kerja.

Wajahnya tampak kesal, bibirnya mengerucut.

"Mas, setiap hari cuma ngasih segini. Cuma cukup buat makan doang. Gimana aku mau arisan kayak ibu-ibu yang lain? Mereka bisa beli tas baru, bedak mahal, sedangkan aku? Lihat, tuh, di kamar! Bedakku aja udah hampir habis!" keluhnya dengan nada yang meninggi.

Dion yang sedang mengikat tali sepatu, hanya tersenyum kecil, lalu bangkit berdiri. "Ran, kita, kan udah janji dari awal, aku cuma bisa kasih segitu setiap hari. Yang penting kebutuhan kita terpenuhi, kan?"

Pria berkulit sawo matang itu mengulas senyum hangat, berharap istrinya bisa paham. Ekonomi sedang sulit, mencari pekerjaan susah, sementara harga kebutuhan semakin melambung.

Dion tahu itu, ia berharap wanita yang sudah dinikahinya selama dua tahun itu bisa lebih bersabar lagi.

Rania memutar bola matanya, seakan tak percaya dengan jawaban suaminya. "Kebutuhan dapur itu beda lagi, Mas! Aku juga butuh tampil cantik. Aku juga pengen barang bagus, kayak ibu-ibu yang lain. Gimana caranya kalau uangnya cuma segini terus? Cari kerjaan lain, dong, kayak suami orang-orang gitu. Nggak tanggung jawab banget kamu jadi suami!"

Dion menghela napas panjang, lalu menghampiri istrinya. "Aku ngerti, Ran. Tapi, sementara ini, yang penting kita bisa makan dulu. Nanti kalau ada rejeki lebih, aku pasti usahain buat kamu."

Rania mendengus. "Selalu aja begitu jawabannya, nanti ... nanti ... tapi kapan?! Aku capek miskin terus, Mas. Aku juga pengen hidup enak."

Dion menatap Rania, ada rasa bersalah yang tertahan menyadari belum bisa memberikan kehidupan yang layak.

"Aku akan berusaha lebih keras, Ran. Tapi sabar dulu, ya? Aku juga nggak mau kita kekurangan, tapi untuk sekarang ... ini yang bisa aku lakuin."

Rania tak menjawab. Hanya diam, tangannya memainkan selembar uang itu, sementara pikirannya melayang, membayangkan kehidupan yang lebih mewah seperti yang selalu ia impikan.

Dion menunduk, dia sangat ingin memberikan lebih. Namun, sebagai ojek online, penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan dasar. Tanpa banyak kata, Dion bangkit dari kursi dan melangkah ke dapur.

Dia meraih botol air kosong dari rak, mengisinya dengan air keran. "Setidaknya, hemat satu pengeluaran lagi hari ini," pikirnya sambil menatap botol tersebut.

Lantas mengambil nasi yang tersisa di panci, menjejalkannya ke dalam kotak bekal kecil. Tak ada lauk. Hanya sedikit garam yang dia taburkan di atas nasi putih itu.

Sambil menghela napas panjang, Dion menutup kotak bekal dan bersiap pamitan dengan Rania. Namun, saat dia kembali ke ruang tamu, Rania hanya duduk di sofa dengan wajah yang tertekuk, memalingkan muka seolah enggan melihatnya.

“Ran, aku berangkat dulu, ya,” kata Dion pelan, berharap setidaknya mendapatkan senyum sebagai penyemangat.

Namun, Rania tetap diam, pandangannya tetap teralih ke arah lain. Dion menunggu beberapa detik, berharap Rania akan berubah pikiran dan menoleh. Namun, Rania tak bergeming.

Dengan hati yang sedikit berat, Dion melangkah keluar rumah, menutup pintu dengan pelan. Meninggalkan Rania yang masih diselimuti kekecewaan atas nafkah yang dinilai tak seberapa itu.

Dion menyalakan motor tuanya dan melaju di bawah panas terik matahari. Keringat mulai membasahi punggungnya, tapi itu tak menghalangi semangatnya untuk bekerja.

"Hari ini harus lebih baik, kasihan istriku," batinnya, mencoba menguatkan hati meski tak ada jaminan.

Sepanjang hari, ia mengitari jalanan, menunggu orderan masuk. Sesekali ponselnya berbunyi, tapi bukan notifikasi yang diharapkan, melainkan pesan promosi atau pemberitahuan aplikasi. Dion menghela napas panjang, tapi dia tetap optimis.

Saat jam makan siang tiba, Dion memarkir motornya di bawah pohon rindang, sedikit menjauh dari teman-teman sesama ojek yang sedang bercanda di warung pinggir jalan.

Ia menatap kotak bekalnya, lalu membukanya perlahan. Nasi putih dengan garam. Tidak ada yang istimewa, hanya sekadar mengganjal perut.

Namun, rasa malu menghantuinya. Ia memilih duduk sendiri, tak ingin teman-temannya tahu apa yang dia bawa.

"Biar bagaimanapun, aku nggak mau dikasihani. Teman-teman pasti iba, aku nggak mau sampai menyusahkan mereka," batinnya.

Sambil menyuapkan nasi ke mulut, matanya terus melirik ponsel yang tergeletak di sampingnya.

“Ayo, dong, ada orderan,” gumamnya dengan harap-harap cemas.

Namun, layar ponselnya tetap sunyi. Tidak ada suara notifikasi. Sejak pagi, aplikasi ojek online itu belum juga memberikan satu pun panggilan.

Dion menatap kotak bekalnya dengan senyum lelah. "Jangan sampai sepi, Ya Allah ... aku hanya ingin membahagiakan istriku. Setidaknya, dua atau tiga pelanggan agar aku punya uang untuk dibawa pulang."

Setelah beberapa jam menunggu, akhirnya ponsel Dion bergetar, kali ini menandakan satu hal yang ia tunggu-tunggu, yaitu sebuah orderan masuk.

"Alhamdulillah," ucapnya dalam hati, penuh syukur.

Tanpa pikir panjang, ia segera menerima pesanan makanan itu, meski tahu jaraknya cukup jauh dan cuaca makin panas.

Dion melaju menuju restoran yang tertera di aplikasi. Saat tiba di depan restoran yang cukup mewah itu, ia merasa sedikit canggung.

Restoran itu biasanya jadi tempat makan kalangan menengah ke atas, bukan tempat yang sering ia kunjungi, apalagi dengan keadaannya sekarang.

"Kok nggak ada ojol lain, ya? Biasanya banyak barengan ojol, ini nggak ada. Duh ... mana baru pertama kali dapet restoran mewah kayak gini. Bismillah saja, lah," gumamnya, menguatkan diri.

Dion masuk ke dalam, menuju kasir dan menjelaskan orderannya. Lantas, membawa langkah menuju kursi tunggu, menunggu pesanan makanan disiapkan.

Saat itulah, di sudut ruangan, matanya tak sengaja menangkap sosok yang sangat familiar. Matanya memicing, memperhatikan sosok wanita yang tak asing di matanya.

"Itu bukannya Rania?"

Wanita itu duduk di sebuah meja, tersenyum, tampak bahagia, tetapi bukan itu yang membuat Dion terkejut. Di depannya, duduk seorang pria berpakaian rapi, dengan setelan jas formal. Pria itu tampak berbicara sambil tertawa ringan, kemudian, tanpa ragu, pria itu memegang tangan Rania.

Dion tersentak. Pandangannya terpaku pada pemandangan itu, hatinya berdegup kencang.

“Siapa pria itu?” batinnya.

Napasnya tiba-tiba terasa sesak, dan berbagai pikiran buruk mulai muncul di benaknya.

Rania terlihat berbeda. Senyumnya lebih cerah, jauh dari wajah masam yang biasa ia tunjukkan di rumah.

Dion masih terpaku, tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria itu jelas bukan kerabat atau teman lama yang ia kenal. Namun, kenapa pria itu memegang tangan istrinya dengan begitu akrab?

Dion mencoba menenangkan diri, meski sulit. Dia tidak bisa mendekat atau membuat keributan di sini, mengingat ada orderan pelanggan yang harus ia prioritaskan.

Tangannya meraih ponsel dan membuka aplikasi kamera, dengan cepat mengambil potret istrinya dengan seorang pria misterius tersebut.

"Rasanya ... tidak mungkin kalau Rania mengkhianatiku," batinnya, ragu.

Palawakin
Susunod na Kabanata
I-download

Pinakabagong kabanata

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Mga Comments

Walang Komento
8 Kabanata
Bab 1. Firasat Buruk
Seorang wanita cantik dalam balutan dress bunga-bunga selutut, kulitnya putih bersih dan rambut legamnya menjuntai panjang menyentuh pinggang, duduk di ruang tamu, sambil memandang selembar uang lima puluh ribu yang baru saja diberikan Dion, suaminya, sebelum ia berangkat kerja. Wajahnya tampak kesal, bibirnya mengerucut. "Mas, setiap hari cuma ngasih segini. Cuma cukup buat makan doang. Gimana aku mau arisan kayak ibu-ibu yang lain? Mereka bisa beli tas baru, bedak mahal, sedangkan aku? Lihat, tuh, di kamar! Bedakku aja udah hampir habis!" keluhnya dengan nada yang meninggi.Dion yang sedang mengikat tali sepatu, hanya tersenyum kecil, lalu bangkit berdiri. "Ran, kita, kan udah janji dari awal, aku cuma bisa kasih segitu setiap hari. Yang penting kebutuhan kita terpenuhi, kan?"Pria berkulit sawo matang itu mengulas senyum hangat, berharap istrinya bisa paham. Ekonomi sedang sulit, mencari pekerjaan susah, sementara harga kebutuhan semakin melambung.Dion tahu itu, ia berharap wani
last updateHuling Na-update : 2025-04-19
Magbasa pa
Bab 2. Ketahuan Selingkuh
Dion duduk di teras rumah dengan tatapan kosong, menunggu Rania pulang. Tak lama, sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan rumah sederhana mereka. Dahinya mengerut. Dari mobil itu, turun seorang pria yang sama seperti yang dilihatnya di restoran. Pria itu mengenakan setelan jas rapi, langkahnya penuh percaya diri. Dia memutari mobil, lalu membukakan pintu dan Rania keluar dari sana.Dion menatap pria itu berjalan menuju bagasi, mengeluarkan beberapa kantong belanjaan yang tampak mewah. Rania menyadari Dion yang sudah berdiri di sana. Bukannya terkejut atau merasa bersalah, dia malah menyunggingkan seringai di bibirnya."Kok udah di rumah, Mas? Pasti pulang cepet karena nggak banyak orderan, ya?" tanyanya, seolah menghina Dion yang hanya seorang ojek online.Dion tak menjawab, hanya menatap kosong ke arah istri serta pria asing itu. Pria di samping Rania juga menatap Dion dengan tatapan merendahkan. Pria itu tertawa kecil, memperlihatkan senyum dingin yang membuat suasana semakin
last updateHuling Na-update : 2025-04-19
Magbasa pa
Bab 3. Pergi
"Mas, kamu lebih baik pergi dari sini. Aku sudah memutuskan, aku akan mengurus surat cerai," ucapnya dengan nada tegas, seolah keputusan itu sudah bulat dan tak bisa diganggu gugat.Dion merasa seolah-olah dunia di sekelilingnya runtuh. "Ran, jangan begini. Kita masih bisa membicarakannya—""Membicarakan apa? Semua sudah jelas! Kamu tidak bisa memberiku apa-apa, Mas! Aku sudah muak hidup begini!" Rania memotong dengan nada semakin tinggi, matanya menantang.Yoga, yang berdiri di samping Rania, mendengus. "Dion, pergi sebelum aku membuatmu lebih menderita. Rania pantas mendapatkan yang lebih baik daripada kehidupan pas-pasan ini," ujarnya sambil melangkah maju.Dion menatap Rania dengan pandangan nanar, hatinya bergetar melihat istrinya memilih berdiri di sisi pria lain."Jadi, ini keputusanmu? Baiklah, aku pergi," katanya dengan suara pelan, meski hatinya terasa hancur.Namun, sebelum dia sempat melangkah pergi, Yoga melayangkan pukulan ke arah Dion, yang segera ditangkisnya."Kamu ti
last updateHuling Na-update : 2025-04-19
Magbasa pa
Bab 4. Bangkit
“Kamu harus lupakan semua itu, Dion. Tidak ada gunanya terus-menerus memikirkan pengkhianatan Rania dan selingkuhannya. Mereka sudah tidak ada dalam hidupmu,” kata Elmer dengan nada tegas. "Ini saatnya kamu fokus pada dirimu sendiri."Dion hanya mengangguk pelan. “Aku tidak tahu, Pa. Rasanya sulit. Semua ini terlalu cepat, terlalu berat untuk diterima."Elmer menatapnya dalam, lalu memanggil pelayan yang berdiri di dekat pintu. "Tolong bersihkan luka-luka di wajah Dion, dan bantu dia mandi serta berganti pakaian."Pelayan itu mengangguk dan mendekati Dion dengan tenang. "Tuan Dion, silakan ikut kami. Kita akan membersihkan luka-luka Anda."Dion berdiri perlahan, merasa langkahnya berat, tetapi tahu dia tidak punya pilihan lain. Saat dia berjalan menuju kamar mandi, Elmer memperhatikan dengan tatapan penuh harap, berharap putranya bisa segera bangkit dari semua ini.Di kamar mandi, pelayan membersihkan luka-luka di wajah Dion dengan hati-hati. Saat air menyentuh kulitnya, Dion merasaka
last updateHuling Na-update : 2025-04-19
Magbasa pa
Bab 5. Kepergok
Keesokan paginya, Dion bangun dengan kepala yang sedikit pusing lantaran memikirkan tanggung jawab baru yang diemban. Setelah merapikan diri dan mengenakan jas yang baru semalam dibelikan papanya, dia menatap cermin. "Ini adalah awal baru," bisiknya sebelum berangkat ke kantor.Setibanya di gedung perusahaan, suasana terasa berbeda. Ketegangan dan harapan menyelimuti setiap sudut. Dion memasuki ruang rapat, di mana Elmer sudah menunggu bersama para investor dan kolega perusahaan. Suasana hening sejenak saat kakinya melangkah masuk."Selamat datang kembali, Pak Dion!" seru salah satu kolega, memberikan senyuman hangat. "Kami semua sudah menunggu kehadiranmu.""Terima kasih. Senang bisa kembali di sini," ucapnya sembari mengulas senyum tipis.Elmer berdiri di depan meja, menarik perhatian semua orang. "Terima kasih sudah hadir di sini pagi ini. Saya ingin mengumumkan sesuatu yang sangat penting," katanya, suaranya tegas dan penuh wibawa.Sementara itu, Dion melihat ke arah wajah-wajah
last updateHuling Na-update : 2025-04-19
Magbasa pa
Bab 6
Rania semakin terpojok oleh situasi yang kian memanas, pertanyaan Pak RT membuatnya kalut. Dengan napas yang berat, dia akhirnya memutuskan untuk jujur. "Baiklah, saya akan bilang yang sebenarnya. Mas Dion dan saya sudah berencana untuk bercerai," ucapnya, suaranya bergetar penuh penyesalan. Kata-kata itu seolah melemparkan bom di tengah kerumunan. Suasana semakin memanas, dan warga mulai melontarkan olokan. "Tak tahu diri! Wanita seperti ini layak ditinggalkan suaminya!" seorang pria berteriak dengan nada mengejek. "Memang pantas Dion pergi dari wanita tukang selingkuh seperti kamu!" tambah seorang wanita tua, wajahnya penuh kemarahan. Rania merasakan wajahnya memerah, tertegun dengan semua hinaan itu. "Saya sudah mengakui kesalahan saya! Tolong, jangan membuat semuanya semakin buruk," pinta Rania, tetapi suaranya terbenam oleh desakan emosi warga yang tidak bisa dibendung. Mendengar pengakuan Rania, beberapa warga mulai bergerak mendekatinya. "Kita tidak bisa membia
last updateHuling Na-update : 2025-04-30
Magbasa pa
Bab 7
Pagi ini, Dion mengenakan setelan jas mewah yang dipadukan dengan sepatu kulit mengkilap dan jam tangan mahal yang terlihat menawan. Ia duduk di belakang kemudi mobil dengan penuh percaya diri, sambil meminta sopirnya untuk melajukan mobil menuju kantor cabang perusahaan tempat Yoga menjabat sebagai manajer.Kedatangannya kemarin gagal karena papanya meminta untuk pulang cepat, investor dari luar negeri datang ke mansion dan kehadiran Dion diperlukan detik itu juga."Ke kantor cabang, Pak," ucap Dion dengan nada tegas. Sopir mengangguk dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang, sementara Dion memeriksa tampilan dirinya di layar ponsel, merasa puas dengan penampilannya.Sesampainya di kantor cabang, beberapa staf yang berada di depan kantor terkejut melihat sosok Dion yang tampak begitu berbeda. "Pak Dion? Itu dia, kan?" bisik salah satu staf sambil menunjuk ke arah Dion.Dion melangkah keluar dari mobil, mengatur jasnya dengan percaya diri dan melangkah memasuki lobi. Senyumnya y
last updateHuling Na-update : 2025-05-01
Magbasa pa
Bab 8
Pak Juan menatap Yoga dengan tatapan tajam, ekspresinya menunjukkan kekecewaan yang mendalam. “Yoga, saya tidak menyangka kamu akan bersikap seperti itu di hadapan Pak CEO,” katanya dengan suara bergetar, penuh amarah.Yoga tersentak, berusaha mencari-cari pembelaan. “Tapi, Pak Juan, dia tidak mungkin—”“Dia adalah putra tunggal dari Tuan Elmer!” potong Pak Juan, suaranya semakin meninggi. “Kamu seharusnya tahu, kami semua telah berjanji untuk menjaga rahasia ini sampai dia siap untuk kembali. Sekarang, Pak Dion sudah di sini dan memegang kendali perusahaan!”Yoga masih terdiam, tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya. “Itu tidak mungkin. Dia hanyalah mantan ojek online yang tidak ada artinya. Bagaimana dia bisa menjadi CEO?” suaranya penuh penolakan, seolah-olah dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri.Dion berdiri di samping Juan, menyaksikan pertikaian itu dengan senyuman puas. Tanpa harus menjelaskan lebih lanjut, semua
last updateHuling Na-update : 2025-05-01
Magbasa pa
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status