Kiss me out of the bearded barley
Nightly, beside the green, green grass
Swing, swing, swing the spinning step
You'll wear those shoes and I will wear that dress
Oh, kiss me beneath the milky twilight
Lead me out on the moonlit floor
Lift your open hand
Strike up the band, and make the fireflies dance
Silvermoon's sparkling
So kiss me
Kiss me down by the broken tree house
Swing me, upon its hanging tire
Bring, bring, bring your flowered hat
We'll take the trail marked on your father's map
Oh, kiss me beneath the milky twilight
Lead me out on the moonlit floor
Lift your open hand
Strike up the band, and make the fireflies dance
Silvermoon's sparkling
So kiss me
Kiss me beneath the milky twilight
Lead me out on the moonlit floor
Lift your open hand
Strike up the band, and
"kau takkan pernah tahu takdir , bahkan kau takkan menyangka bahwa Kematianmu adalah setelah kau mencicipi secuil kebahagiaan,"Selamat membaca ._______________________________________AUTHOR POVManhattan, New YorkTerdengar begitu keras suara alunan musik rock menggema di ruang tamu, terlihat sesosok gadis yang terbaring di sofa dengan tatapan yang begitu jenuh.Gadis itu menutup telinganya sendiri "astagaa Mario.. kuharap telingamu itu tidak pecah dengan volume sebesar ini," teriak Grace ditunjukkan pada Mario yang terlihat menikmati.Rasanya musik rock sudah menjadi sarapan setiap hari bagi Mario, "hai baby nikmatilah, Musik ini sungguh enak," Mario adalah kekasih Grace, ia sudah menjalin hubungan hampir 2 tahun namun ia sempat menjalin hubungan jarak jauh karena urusan keluarga dan Mario yang harus berpindah.Meli
•Ketika rasa amarah itu sudah tumbuh, jangankan benci , bahkan meskipun kau benar kau akan tetap bersalah di matanya•_______________________________________Sesosok gadis yang berada di dalam mobil tertegun cukup lama melihat apa yang baru saja ia lakukan, saat ini ia berharap bahwa semua ini hanyalah mimpi."Tidak," ucap Grace tersadar bahwa ia telah menabrak seseorang. Ia turun dari mobilnya melihat seorang gadis tergeletak di aspal dengan darah yang begitu banyak di kepala, "haaaa...astaga tolong bantu aku," dengan wajah panik Grace segera menghampiri gadis tersebut."Tolong, tolong aku," teriak Grace meminta bantuan dan meletakkan kepala Jesseli di atas paha.Datanglah seorang pria yang baru saja keluar dari pintu bar, sepertinya ia juga habis mabuk, "hai kau menabrak teman ku," ternyata pria itu adalah Pete, Ken menyuruh Pete untuk menjemput Jesseli k
•Entah Itu pria baik atau buruk , percayalah , seorang pria memiliki cara sendiri untuk memikat hati wanita •_______________________________________Mereka bertatapan mata cukup lama, Grace yang mencoba mencerna arti ucapan pria yang tak ia kenali itu, sedangkan Ken menatap Grace penuh kebencian di matanya."Maaf nona, adik anda diharuskan melakukan kemoterapi secepatnya jika ingin segera sembuh, " suara salah satu perawat yang mampu membuat Ken melepas tubuh Grace dan perawat itu pergi meninggalkan mereka berdua."Kemoterapi? Pasti itu mahal," Grace mengucapkan itu secara tak sadar jika di depannya ada sosok Ken yang masih bisa mendengar itu walau pelan, "lupakan soal membayar Jesseli tunanganku, kau membayar biaya adikmu saja tidak bisa," ejek Ken malah menghina dengan pedas di depan Grace."Kau dengar ya, aku mempunyai kekasih bernama Mario dan aku yakin
•Entah Itu pria baik atau buruk , percayalah , seorang pria memiliki cara sendiri untuk memikat hati wanita • _______________________________________ Mereka bertatapan mata cukup lama, Grace yang mencoba mencerna arti ucapan pria yang tak ia kenali itu, sedangkan Ken menatap Grace penuh kebencian di matanya. "Maaf nona, adik anda diharuskan melakukan kemoterapi secepatnya jika ingin segera sembuh, " suara salah satu perawat yang mampu membuat Ken melepas tubuh Grace dan perawat itu pergi meninggalkan mereka berdua. "Kemoterapi? Pasti itu mahal," Grace mengucapkan itu secara tak sadar jika di depannya ada sosok Ken yang masih bisa mendengar itu walau pelan, "lupakan soal membayar Jesseli tunanganku, kau membayar biaya adikmu saja tidak bisa," ejek Ken malah menghina dengan pedas di depan Grace. "Kau dengar ya, aku mempunyai kekasih bernama Mario dan aku yakin
merasa tak ada jawaban dari bibir grace, ken mengeluarkan selembar kartu nama di saku nya, "pikirkan ulang... jika kau setuju hubungi aku," ken menatap sebentar mata gadis itu lalu berbalik badan dan pergi meninggalkan grace. saat pria itu sudah benar-benar menghilang dari pintu grace membaca kartu nama itu, "kenzo jordanio, unik sekali namanya, astaga jadi dia ini orang kaya," ucap grace pelan setelah membaca kartu namanya dan melihat sosok pria itu adalah pemilik dari salah satu televisi swasta tersirat sebuah pemikiran di benak grace untuk menerima permintaan ken, namun bukan didasari dengan cinta melainkan materi, "tak apa aku menikah dengannya, mario tak perlu tahu itu lagipula kita tidak seranjang. dan aku akan mengambil seluruh uang pria itu dan setelah itu aku akan menikah dengan mario," grace mengambil lembaran uang dan atm, segera ia membayar seluruh biaya pengobatan chri ____***__
Sebenarnya persiapan pernikahan telah di mulai jauh-jauh hari sebelumnya, hanya saja yang membedakan adalah pengantin wanita saja.Ken bersama kedua temannya dan Grace menuju sebuah boutique gaun wanita, Ken mengambil kursi dan duduk dengan memandangi seluruh gaun-gaun putih itu, "baiklah kau bisa memilih Grace, terserah kau pilih yang mana," Ucap Ken.Yah anggap saja perlakuan itu itu adalah permulaan perkenalan bagi dia dan Grace, tentu saja selanjutnya Ken akan memperlakukan Grace seperti apa yang sudah ia rencanakan."Kelihatannya ini bagus Ken," Grace Menunjuk gaun putih tanpa lengan yang memiliki ekor di bagian belakang.Ken mulai mengangkat satu tanganya memanggil salah satu karyawan boutique menyuruh untuk membungkus dengan rapi gaun tersebut, Ken mulai berjalan di kasir membayar nya dengan sebuah ATM miliknya.Sesudah itu mereka kembali masuk ke dalam mobil, Ken yang men
Ken keluar dari kamar Grace membanting keras pintu itu dan berjalan menuju kamarnya, setiba ia di kamar terlihat laptop yang sudah berada di atas kasur , ia duduk di atas kasur dan membuka laptopnya"dasar jalang , paras mu memang cantik Grace justru itu aku takkan menyia-nyiakan kecantikan mu "Drt .. drt ..Dering ponsel Ken bergetar , ia melihat di depan layar tertulis nama ibunya ia pun mengangkat telepon itu "ada apa ibu ""Ken aku melihat Grace bukanlah wanita yang buruk ""Ibu kuharap jangan ikut campur , kumohon""Baiklah Ken terserah padamu tapi jangan pernah menyesal di kemudian hari, ibu takkan mengurusi hidupmu tapi ibu hanya mengingatkan""Baik ibu terimakasih"Ken mematikan pembicaraan singkat itu, membuang kasar ponsel itu di kasur " jalang sialan , bagaimana ibu bisa menyukai gadis
Kedua pria itu bersulang kecil dengan segelas minuman yang sudah terisi dengan cairan keemasan "aku pulang Roger " menepuk pundak Roger seperti biasa "jangan pulang dulu Ken , bukankah kau ingin membuat dia menangis " menahan pundak Ken sebentar.Pete yang hampir kewalahan menahan tubuh Grace yang selalu merontah kembali berjalan mendekatkan gadis itu pada Ken "Ken mau kau apakan istrimu ini , aku sudah tidak sanggup menahan nya lagi " Pete melepaskan tubuh Grace berganti Ken yang mengunci tangannya "kau lelaki brengsek Ken , kau mesum , kau menjijikan , lepaskan aku " teriak Grace masih dalam dekapan Ken."Kita lihat siapa yang lebih menjijikan nantinya" Ken mendorong tubuh Grace tepat di arah Roger "oohh rileks lah sejenak gadisku " sahut Roger yang menangkap tubuh nya dan mencolek dagu Grace "jangan pernah sentuh aku dengan tangan kotor mu itu bodoh " dengan berani gadis itu meludahi wajah Roger .Hal itu membuat emos
Kiss me out of the bearded barleyNightly, beside the green, green grassSwing, swing, swing the spinning stepYou'll wear those shoes and I will wear that dressOh, kiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and make the fireflies danceSilvermoon's sparklingSo kiss meKiss me down by the broken tree houseSwing me, upon its hanging tireBring, bring, bring your flowered hatWe'll take the trail marked on your father's mapOh, kiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and make the fireflies danceSilvermoon's sparklingSo kiss meKiss me beneath the milky twilightLead me out on the moonlit floorLift your open handStrike up the band, and
Grace bisa mendengar dengan jelas, bahkan Grace tidak tuli jika suara itu sangat mirip seperti suara Ken. "Kita?" Batin Grace.Grace menoleh kebelakang, ia melihat pria dengan seutas senyum di wajahnya ketika Grace menatap pria tersebut, Grace tak percaya ini. "Ini tidak mungkin," ucap Grace menggelengkan kepalanya pelan."KEEENNN?" Ucap Grace terlihat kebingungan bercampur rasa takut, tentu saja Grace takut jika itu arwah gentayangan Ken."Mengapa kau takut melihatku Grace, lupakah kau jika aku ini suamimu," ucap Ken berjalan pelan menghampiri seorang wanita yang sedang duduk di kursi roda dengan raut wajah tak percaya."Hentikan langkah kakimu atau aku akan teriak!" perintah Grace mulai memundurkan kursi rodanya.Ken menghentikan kursi roda Grace, pria itu sedikit membungkukkan badan menatap mata Grace. "Aku Ken Grace, aku adalah KEN. Apa kau ingat nama itu? Kenzo Jordanio, pri
Di sisi lainEvelyn, Pete dan Grace sedang berkumpul di ruang keluarga, raut wajah mereka terlihat sangat cemas. "Pete kau harus menelpon Ken dan Roger!" perintah Grace, Pete pun mengambil ponselnya di dalam saku untuk menelpon Roger."Roger, apa terjadi sesuatu dengan kalian berdua?" tanya Pete."Semuanya baik-baik saja Pete, tenanglah," balas Roger dari telpon."Apa disana ada Ken?""Dia sedang menyetir Pete, ada apa?"Pete melirik Grace dan menjauhkan ponselnya dari telinganya. "Grace aku akan memberitahu Ken tentang dirimu," ucap Pete, Grace tersenyum mengangguk kecil."Roger tolong katakan pada Ken jika dia akan menjadi seorang ayah," ujar Pete mendekatkan kembali ponsel pada telinganya."Apaaaaaaaa?" Teriak Roger tak percaya di telpon.TetPonsel Roger mati begitu saja. "Shit,"
Grace tak mampu mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya mengatupkan bibirnya. "Ken," panggil Roger yang tiba-tiba memasuki toko.Membuat Grace dan Ken menoleh ke arah Roger. "Ada apa Roger?" tanya Ken melihat Roger begitu terburu-buru."Ken aku melihat Mario di depan toko bunga," ujar Roger serius menatap bergantian Ken dan Grace.Tanpa menunggu lama Ken menarik tangan Grace, Ken membayar harga music box yang ia pegang terlebih dahulu di kasir.Ken segera pergi dari sana, Ken menghampiri Pete dan ibunya yang berada di dalam mobil. "Pete kumohon lindungi Grace untukku! aku hanya pergi sebentar," ucap Ken ditujukkan pada Mario, "tenanglah Ken, Grace akan aman bersamaku," balas Pete mengangguk pelan.Ken segera memasukkan paksa tubuh Grace di dalam mobil. "Grace tenanglah, aku akan membalas semua perlakuan Mario terhadapmu," ucap Ken mencium pucuk rambut Grace sekilas sebelum Ken men
Grace bernafas lega, wanita itu sempat berpikir bahwa Ken akan menjambak rambutnya atau menampar pipi di wajahnya.Ken memungut selimut dan bantal di bawah lantai, lalu ia duduk di sofa dengan terus memandang Grace yang sudah tertidur lebih dulu. "Grace apa kau sudah tidur?" Tanya Ken.Grace tidak tertidur, wanita itu hanya berpura-pura menutup matanya. "Grace aku mencintaimu, selamat tidur Grace." Ucap Ken lalu memakaikan selimut di tubuhnya, ia tak perduli tidur nyenyak nya terganggu akan kehadiran Grace malam ini, ia hanya bahagia bisa melihat Grace tidur bersamanya walau tak bisa memeluk Grace.Keesokan harinya...Grace terbangun dari tidurnya, ia melirik jam dinding menunjukkan pukul delapan pagi, Grace ingin sekali melanjutkan tidurnya, namun ia teringat kehadiran Evelyn di rumah ini, Grace tak ingin mengecewakan Evelyn dengan melihat menantunya bangun teramat siang.Wanita
Saat ini Ken sudah sampai di kediaman Pete, pria itu terus mencoba membujuk Grace kembali meski jawaban Grace selalu tidak dan tidak."Pete dimana kau? Ada hal penting yang ingin aku katakan," teriak Ken memasuki ruang tengah."Ken," balas Pete berjalan mendekati Ken dari arah dapur."Pete kumohon bantu aku! Aku tidak mempunyai cara lain untuk membujuk Grace, sedangkan ibuku mendesakku ingin bertemu dengan Grace," Ken memijat pelipis matanya, "kumohon Pete, hanya kau yang bisa membantuku untuk masalah ini," ucap Ken memohon agar Pete ingin membantunya."Aku takkan bisa membantu mu lebih Ken, tapi aku akan mengantar mu ke kamar Grace, kau bisa berbicara sendiri dengannya," tutur Pete lalu ia melangkah menuju pintu kamar Grace, "semoga kau berhasil Ken," ucap Pete dibalas anggukan kecil oleh Ken.Ken menarik napas dalam-dalam, pria itu memegang gagang pintu dan membukanya perlahan,
"Hentikan Mario! Kau hanya belum mengerti bagaimana rasanya berjalan dalam situasi yang begitu sulit." Teriak Grace mencoba melepas cengkeraman tangan Mario."Aku memberi semua yang kumiliki Grace, tapi kau meninggalkanku hanya demi uang," kini tangan Mario beralih pada Leher Grace."Aku memang meninggalkan mu demi uang uang Mario, tapi aku melakukan semua itu untuk-" ucap Grace terhenti merasa lehernya tak bisa bernafas.Plak!Mario menampar pipi Grace hingga terjatuh di aspal. "Dasar jalang," teriak Mario."Hentikan Mario! Akan ku patahkan tangan itu yang sudah berani menampar pipi istriku," teriak Ken berlari cepat penuh emosi.Mario menoleh ke arah sumber suara ia melihat dua pria yang sedang berlari semakin mendekatinya. "Justin aku memintamu dan keenam temanmu untuk mengurus mereka, aku masih ingin bermain dengan wanita ini," ujar Pete, Justin menganggu
Ken pergi tak mendengar ocehan Roger. Saat Ken berjalan melewati ruang tamu ia mendengar suara bel berbunyi, tanpa menunggu lama Ken membukakan pintu. "Pete." Ucap Ken melihat kedatangan Pete.Pete menarik baju Ken hingga kusut, mencengkeram begitu kuat. "Dimana Grace? Katakan dimana Grace?" Emosi Pete kian terlihat dari sorot matanya."Tenanglah Pete aku tidak menyakiti Grace," balas Ken menenangkan."Peteeeeeee," teriak Grace dari belakang menghampiri Pete.Pete melirik ke arah sumber suara dan melihat Grace disana, Pete melepas cengkraman tangannya di tubuh Ken. "Grace, apa kau baik-baik saja?" Tanya Pete. "Pete aku baik-baik saja." Jawab Grace lalu ia menghampiri Pete.Sedangkan Ken hanya diam saja melihat kedekatan mereka berdua, cemburu itu pasti dirasakan oleh Ken. Tapi Ken memilih diam agar Grace tak semakin membencinya."Pete ayo kita pergi dari sini
Pukul 22:00 PMMalam ini suasana rumah Ken begitu indah dipenuhi foto-foto pernikahannya dengan Grace, ia masih duduk di sofa menunggu kehadiran Roger membawa Grace. Ken sangat berharap Grace benar-benar datang malam ini.Mata Ken begitu lelah, otaknya sudah terkuras habis memikirkan bagaimana caranya mendapatkan Grace kembali. "Mengapa Roger tak kunjung datang." Ken melihat jam dinding sudah larut malam.Tiba-tiba pintu terbuka. Terlihat Roger datang mengandeng tangan Grace yang matanya tertutup oleh sebuah kain. Ken berfikir sejenak, mengapa Grace menutup matanya, namun itu tidak terlalu penting karena yang terpenting adalah Roger mampu membawa Grace entah bagaimana caranya meski harus tertutup matanya.Rasa bahagia kini menyelimuti Ken, pria itu mampu tersenyum kembali hanya melihat Grace berdiri di depan matanya. "Pete... dimana kau?" Panggil Grace begitu bahagia.Perlahan se