Satu hari sebelum pernikahan, Lizbeth menemukan calon suaminya berhubungan badan dengan kakaknya sendiri karena Lizbeth tidak menarik dan terkesan cupu, berbeda dengan kakaknya. Malam itu juga, Lizbeth bertekad membuktikan bahwa ucapan itu salah dengan tidur bersama pria asing yang baru saja ditemuinya. Ia tidak tahu bahwa pria tersebut adalah pria paling berkuasa yang tidak akan melepaskannya! Follow IG Otor :Caramelly_lp
View MoreLizbeth tercengang mendengar ucapan Lucien. Kelopak matanya bergetar, dan perlahan ia menghela napas."Aku tidak mau kamu menentukan hidupku, Lucien. Hidupku adalah tanggung jawabku sendiri."Lucien meraih dagunya, menatap mata Lizbeth dengan lembut, penuh kehangatan."Aku tahu, kalau aku mengaturmu, kamu pasti akan kabur dariku. Tapi aku tak akan membiarkan itu terjadi. Lakukanlah apa yang kamu sukai."Tangannya kembali membelai rambut Lizbeth, seolah gadis itu adalah putri kecil yang harus selalu dijaga.Setelah hampir enam jam penerbangan, Lizbeth akhirnya mengetahui ke mana tujuan akhir mereka—New York. Kota di mana kisah mereka bermula. Tapi benarkah New York adalah satu-satunya titik awal cerita itu? Hanya Lucien yang tahu jawabannya.Kini Lizbeth telah berganti pakaian kasual, Lizbeth turun bersama Lucien dan Kilian. Ternyata, bukan hanya di LA, di New York pun keluarga Kingsley memiliki landasan udara pribadi. Di seberang sana berdiri hanggar megah, bahkan lebih besar daripad
Ya, saat ini ada Lucien yang berada di sisinya,melindunginya, menjaganya. Lucien benar-benar membuktikan bahwa dia adalah milik Lizbeth, dan Lizbeth adalah miliknya. Setiap ucapan Lucien malam ini menggugah hati Lizbeth, membuatnya terharu dalam diam.Tak sedikit mata memandang iri. Perlakuan Lucien terhadap Lizbeth membuat banyak orang tak habis pikir. Pria sesempurna seperti Lucien, bisa begitu setia dan penuh perlindungan. Bahkan membuat Valeria merasa iri, atas sikap Lucien malam ini.Tanpa banyak bicara, Lucien membawa Lizbeth menuju ruangan VIP yang sebelumnya disebutkan oleh Alex. Sementara itu, Alex sendiri mengusir Elmer dan Valeria dengan tidak hormat. Keduanya telah menciptakan kegaduhan dan menyebarkan fitnah yang tak bisa dimaafkan.“Pak Lucien, aku mohon, maafkan aku. Lizbeth, aku mohon, maafkan aku…” Suara Elmer terdengar getir, penuh rasa sesal.Sorot mata mencemooh dari para tamu menghantam Valeria seperti tombak. Wajahnya memucat, tubuhnya kaku. Ia bahkan tak mampu m
Lizbeth dan Lucien menoleh bersamaan. Suasana mendadak terasa kaku, sorot mata orang-orang di sekitar mereka perlahan tertuju pada satu sosok Valeria.Tatapan Lizbeth dan Valeria bertemu. Dada Lizbeth berdegup keras, ada luka lama yang kembali menganga. Luka yang baru saja mulai mengering, kini kembali disayat hanya dengan satu tatapan dari wanita yang pernah merebut segalanya darinya.Lucien menggenggam tangan Lizbeth lebih erat, seolah menyalurkan ketenangan dan perlindungan lewat genggaman itu. Tatapan matanya tajam namun hangat, meyakinkan Lizbeth bahwa dia tidak sendirian.Namun, senyum miring Valeria menyulut bara. Senyum yang mengandung ejekan, seolah ingin menyalakan bara api di tengah pesta acara amal yang dipenuhi orang penting.“Sepertinya rencanamu untuk menggoda Lucien sudah berhasil. Selamat,” ucap Valeria dingin, namun nadanya tajam menampar harga diri Lizbeth.Seisi ruangan perlahan menoleh, bisikan-bisikan kecil terdengar di antara para tamu. Sorot mata mereka mulai b
Sorot mata Lucien memancarkan kerinduan yang terpendam begitu lama. “Saya mengerti, Tuan,” ucap Kilian, suaranya tenang namun tegas.Sejak malam panas yang tak terlupakan itu, Lizbeth terus menghantui pikiran Lucien. Ia tak bisa melupakannya. Suara lembut Lizbeth, aroma tubuhnya, hingga tanda lahir kecil di telinga kirinya. Semuanya terekam jelas di ingatannya. Lucien memanfaatkan semua koneksi yang ia miliki untuk mencari wanita itu, bahkan memerintahkan Kilian memeriksa rekaman CCTV di seluruh penjuru New York.Kamera demi kamera diperiksa. Setiap gerakan Lizbeth dilacak sejak ia meninggalkan hotel malam itu. Dari sinilah mereka tahu tempat-tempat yang dikunjungi Lizbeth sebelum pertemuan mereka yang kedua di kantor.Lucien tak sekadar yakin, ia sudah tahu. Semua petunjuk mengarah pada satu nama, Lizbeth. Wanita itu menyembunyikan kecantikannya ... tidak hanya dari dunia, tapi juga dari dirinya sendiri. Ketika Lucien tahu kebenarannya, ia tak hanya merasa terkejut... tapi terpukul.
“Tidak. Terima kasih,” jawab Lizbeth tersenyum lalu pergi.Lucien tersenyum, lalu dia mandi. Lizbeth masuk ke dalam kamarnya yang berseberangan dengan kamar Lucien.Lizbeth mengambil ponsel dalam tasnya. Dia melihat ada beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya.[Aku sudah mengatur perjodohanmu. Kamu harus menikahi pria yang kupilih. Tidak ada penolakan. Ini kesempatan terakhirmu. Jika kamu menolak, aku tidak akan memberikan saham perusahaan sepeserpun padamu. Jangan salahkan aku jika aku membongkar makam ibumu.]Lizbeth tercengang dengan isi pesan menohok dari Mateo. Lizbeth mengepal tangannya, dia tidak menyangka Mateo sampai seperti ini menekannya. Lizbeth menghela napas, ia membenamkan wajahnya dan menunduk.“Apa yang harus aku lakukan sekarang. Keluar dari rumah pun, kau masih mengancamku.”Sejujurnya Lizbeth sudah tidak ingin berurusan dengan sang ayah. Bagaimanapun, dia sudah kecewa. Kesabarannya juga ada batasannya. Selama ini dia selalu mengalah dan mengalah, dia sudah mengorba
‘Di dunia ini tidak ada yang boleh menghinamu lagi. Kau hanya boleh menangis karenaku.’Lizbeth memegang tangan Lucien yang kini memeluknya. Jika cinta sejati itu memang ada, jika ketulusan itu memang ada. Dapatkan Lizbeth merasakannya, mendapatkan kasih sayang yang sebenarnya. Mendapatkan kebahagiaan yang dia dambakan? Bukan sekadar pelangi, lalu pergi.***Esok harinya Lucien dan Lizbeth meninggalkan villa bersama. Para pelayan yang bekerja di villa membungkuk kepada Lucien. Mereka masuk ke dalam mobil yang dikendarai langsung oleh Lucien.Saat di perjalanan, mobil Lucien dan mobil yang dikendarai Kilian berpapasan. Lucien tersenyum miring, Lizbeth yang menangkap ekspresi di wajah Lucien itu terheran. Kilian yang tiba di villa langsung masuk ke dalam dan mengumpulkan seluruh pelayan di villa yang berjumlah 10 orang.“Saya sudah mentransfer gaji terakhir kalian, beserta bonus. Hari ini juga kosongkan villa ini.”Para pekerja terkejut mendengarnya. Kilian membalikkan badan, para pelay
Degup jantung Lizbeth kembali terasa berkobar. Bisa-bisanya Lucien menyentuh hatinya dengan kalimat yang begitu manis.“Lucien, mungkin kau keliru dengan perasaanmu saat ini. Suatu hari nanti kamu akan menyesal, bahkan melupakannya.”Lucien tidak menjawab, dia semakin erat memeluk Lizbeth.‘Aku akan lebih menderita jika kehilanganmu, Lilibeth.’Lizbeth menghela napas, dia hendak melepaskan pelukan itu. Namun, Lucien semakin memeluk erat tubuhnya. Lizbeth juga tidak ingin menanam sebuah harapan pada cinta, jika pada akhirnya dia kembali kehilangan.“Jujur saja aku tidak ingin lagi berharap lagi pada manusia. Tolong jangan memanfaatkanku, aku tahu kamu hanya terobsesi karena pernah tidur denganku.”Lucien memutar tubuh Lizbeth menghadapnya. Lucien menggelengkan kepalanya. “Aku menginginkanmu lebih dari itu Lizbeth.”Lucien mendaratkan bibirnya di kening Lizbeth. Lizbeth memejamkan matanya, air matanya menetes. Perempuan yang haus kasih sayang, mana mungkin tidak luluh jika diperlakukan
Lizbeth yang menatap mata Lucien tersenyum. “Sepertinya Anda salah paham. Aku sama sekali tidak cemburu.”Lizbeth mengambil stroberi dan memakannya. Saat Lizbeth hendak membuka mulutnya, Lucien menahan tangan Lizbeth. Mata mereka saling menatap, pada saat itu Lucien mencium bibir Lizbeth selama beberapa detik. Lucien juga menggigit stroberi milik Lizbeth seraya mengukir senyuman tipis.Lizbeth yang membeku, perlahan merasakan kehangatan di hatinya. Seumur hidupnya, dia tidak pernah diperlakukan semanis itu oleh seorang pria. Lizbeth merasakan dadanya kembali berdebar, dia berusaha mengatur napasnya.“Saya dan dia, tidak memiliki hubungan apapun.”Lizbeth menaikkan pandangannya menatap Lucien dalam keterkejutan dan berkata. “Anda tidak perlu menjelaskannya. Lagi pula saya bu—”“Saya rasa, saya perlu menjelaskannya.”Mendengar itu membuat Lizbeth tidak bisa berkata-kata, selain menatap Lucien. Lucien mengalihkan pandangan matanya, dan menutup laptop di depan Lizbeth.“Tugasmu disini men
“Berhentilah menggodaku, Lucien.”Lizbeth merasa kurang nyaman, saat ini teman-teman Lucien sedang memperhatikan mereka.“Satu jam lagi kita kembali.”“Baik, saya akan menghubungi pihak villa.”Lucien mengangguk pelan, lalu pergi yang diikuti oleh kedua temannya. Kedua temannya tampak penasaran antara Lizbeth dan Lucien.Setelah satu jam telah berlalu, Lizbeth serta Lucien dan teman-temannya telah tiba di villa, mereka diantarkan langsung ke ruang makan.Saat itu Lizbeth membantu beberapa pelayan menyajikan makanan di atas meja. Lucien sedang mengobrol dengan Luhan dan Thomas.“Lizbeth, aku ingin Margaritas,” pinta Gina kekasih Thomas.“Ba—”“Dia bukan pelayan!” potong Lucien membuat teman-temannya terkejut.Gina terkejut. “Dia bilang dia bisa melakukan apapun, karena tugas dia melayani kami sebagai tamu.”Lizbeth menatap Lucien dan Gina, yang kini terlihat tidak nyaman. “Dia menawarimu karena menghormatimu. Bukan berarti kau bisa memintanya sesuka hati, ada pelayan di rumah ini. Dia
“Uuuh —”Sentuhan hangat terasa membakar tubuh Lizbeth, saat bibir pria itu menyentuh tengkuknya. Jemarinya menyusuri bagian dalam gaun merah yang dikenakan Lizbeth. Menyentuh area yang belum pernah disentuh siapa pun sebelumnya.Ketika mata keduanya saling bertemu, pria tampan itu menarik tubuh Lizbeth ke dalam pelukannya, lalu mencium bibirnya dengan kelembutan yang mengejutkan. Ciuman itu menghapus semua keraguan, menggantinya dengan gejolak hasrat yang tak tertahankan.“Mmmppth!”Pakaian mereka satu per satu jatuh ke lantai, meninggalkan tubuh yang saling bersentuhan tanpa jarak. Lizbeth memeluk pria itu erat, membalas setiap sentuhan dan ciuman dengan penuh semangat. Semakin lama, semakin dalam Lizbeth menciumnya, ia merasakan semakin tenggorokannya terasa kering, membuatnya semakin tidak bisa berhenti menciumnya.Napas yang semakin memburu membuat keduanya semakin tidak bisa menahan gejolak di dada. Sentuhan tangannya menyapu punggung halus Lizbeth yang terekspos. “Aku pasti aka...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments