แชร์

Bertemu Kembali Denganmu

ผู้เขียน: Caramelly
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-03-26 12:35:18

‘Mungkin ini hanya perasaanku saja.’

“Sebaiknya kamu jangan melamun. Jika CEO killer melihatnya, kamu bisa habis diomelinya.”

“CEO Killer?” tanya  Lizbeth saat ia dan Angela berjalan kembali ke meja resepsionis.

“Kamu tidak tahu CEO kita?”

Lizbeth menggelengkan kepalanya. “Aku tidak tahu apa pun.”

“Ada desas desus kalau bos kita keturunan mafia! Dia sangat kejam, resepsionis  sebelummu, hanya bertahan selama satu minggu!” bisik Angela.

Mendengar cerita Angela, membuat Lizbeth cemas. Dapatkah dia bertahan, bagaimanapun dia membutuhkan uang.

Angela memandang Lizbeth dari atas sampai ujung kakinya. Angela menggelengkan kepala. Memuat Lizbeth mengerutkan keningnya.

“Jujur saja, kamu tidak cantik. Sebagai resepsionis, kita harus tampil menarik. Ada baiknya kamu tak lagi memakai kacamata, pakailah lensa kontak. Dan makeup-mu... duh, lalu gaya rambutmu itu, kuno sekali. Sepertinya kamu tidak akan bertahan lama di sini.”

Lizbeth terkejut. Matanya melotot. “Apa maksudmu?”

Angela tidak lagi menjawab. Ucapan Angela membuat Lizbeth sedikit gelisah. Mereka pun mulai fokus kepada pekerjaan masing-masing.

Setelah beberapa waktu berlalu. Lizbeth menerima kiriman bunga aster untuk seseorang bernama Lucien. Lizbeth ingat, kalau Lucien adalah naman bosnya. Ia mencoba menghubungi sekretaris Lucien, tapi tak diangkat. Karena itu, ia memutuskan mengantar langsung bunga tersebut.

Angela yang baru kembali dari toilet mendapati Lizbeth masuk ke dalam lift dengan membawa bunga itu. Ia panik dan berlari mencoba menghentikannya, tapi pintu lift sudah menutup.

“Gawat!” gumam Angela sambil menekan tombol lift dengan cemas.

Sesampainya di lantai atas, Lizbeth melangkah menuju ruang CEO dan mengetuk pintu. Suara dari dalam mempersilakan masuk.

“Selamat siang, Pak. Ada kiriman bunga untuk—”

Lizbeth masuk ke dalam dengan kepalanya sedikit tertunduk. Lizbeth terdiam saat melihat pria yang duduk di balik meja mewah itu, memandangnya  mata  dingin. Pria itu berdiri perlahan, tatapannya menusuk diam-diam.

Sebelum ia berkata sesuatu, Angela menerobos masuk dengan napas memburu.

“Pak, mohon maaf. Ada kesalahan. Bunga ini bukan milik Anda!” serunya sambil mengambil bunga dari tangan Lizbeth dan membungkuk dalam-dalam.

Lizbeth terpaku, matanya tak lepas dari wajah pria yang kini berdiri tegak. Angela menarik tangannya, hendak membawanya pergi.

Namun, suara Lucien menghentikan langkah kaki mereka. “Berhenti.”

Mereka terdiam, Lizbeth tidak berani menoleh. Bahkan untuk menggerakkan tubuhnya pun membuatnya takut.

“Kau resepsionis baru?” tanya Lucien menatap dalam-dalam.

Angela berbalik badan, dan menjawab gugup. “Benar, Pak.”

“Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya padanya.”

Dengan gugup. Lizbeth memutar tubuhnya menunduk. “Benar, Pak. Saya resepsionis baru.”

Lucien menatapnya dalam-dalam. Angela yang berdiri di samping Lizbeth tampak ketakutan. Tatapan Lucien berpindah ke name tag yang bertuliskan nama Lizbeth. Ekspresinya sedikit berubah, seperti sedang mengingat sesuatu.

Saat itu, Sonia datang membungkuk dan mencoba mencari pengampunan untuk Lizbeth.

“Mohon maaf Pak, dia baru masuk hari ini. Saya janji, ini tidak akan terulang lagi. Angela, bawa Lizbeth kembali ke bawah.”

Angela dan Lizbeth menuruni lift. Lizbeth saat ini masih terkejut, sampai tidak memedulikan Angela yang terus menerus mengomel.

Saat lift terbuka, Lizbeth langsung pergi menuju toilet. Lizbeth tidak pernah menyangka dipertemukan kembali dengan pria yang ditidurinya dengan cara seperti ini. Dia merasa dunia begitu sempit, dari banyaknya orang di dunia ini, kenapa harus Lucien yang menjadi bosnya.

“Kenapa dari sekian banyaknya pria, harus dia?” gumamnya pada bayangan dalam cermin.

Lizbeth berdiri di depan cermin wastafel, dia menghela napas. Jantungnya berdegup kencang, kakinya terasa lemas. Lizbeth teringat malam panas itu, dan kini pria itu Lucien, CEO-nya.

“Apakah dia mengenaliku?” gumamnya, menutup wajahnya dengan telapak tangan.

Sementara itu, di ruangan kerjanya Lucien duduk memandangi profil Lizbeth yang baru saja diserahkan oleh Sonia.

“Saya akan meminta Sonia memecatnya,” ucap Kilian.

Lucien tidak menjawab. Ia hanya menatap foto Lizbeth dan berkas itu, diam namun matanya terlihat emosi. Kilian pergi meninggalkan ruang kerja Lucien. Di waktu yang sama, bayangan malam panas terus berputar kembali di kepalanya.

Setelah kejadian itu, Sonia menegur Lizbeth dengan tegas. Ia melarang Lizbeth menerima atau mengantar apapun yang berhubungan dengan Lucien, terutama bunga. Semua kiriman bunga untuk Lucien kini langsung dibuang ke tong sampah.

***

Dua hari berlalu. Sejak insiden itu, Lucien tidak lagi menyinggung soal bunga. Lizbeth bekerja seperti biasa. Hari itu, ia diminta membantu menyiapkan ruang rapat.

“Dua puluh menit lagi rapat. Pastikan semuanya siap. Jangan sampai ada kesalahan,” perintah Sonia.

“Dua puluh menit lagi meeting, cek kembali semua perlengkapannya. Jangan sampai ada kesalahan,” kata Sonia.

Lizbeth baru saja merapikan barang di depannya. “Semuanya sudah siap,” ujar Lizbeth kepada Sonia dan membungkuk dan keluar bersama rekannya yang lain.

Di luar ruang rapat, Lizbeth berpapasan dengan Lucien. Semua staf membungkuk, termasuk dirinya. Lucien berjalan begitu saja, tak melirik sedikit pun ke arahnya.

Lizbeth menghela napas pelan.

‘Sepertinya dia memang tidak mengingatku.’

Meski belum sepenuhnya lega, ada sedikit kelegaan di hati Lizbeth dan berharap semuanya akan selalu berjalan dengan normal.

Saat memasuki ruangan rapat, para staf terdiam dan membungkuk. Lucien duduk di kursinya dan memulai rapat. Saat dalam ruangan rapat, dia sempat teringat kepada Lizbeth yang baru berpapasan dengannya,  Lucien melirik  sekretarisnya. “Yang kuminta, sudah kau dapatkan?”

“Setelah selesai rapat, saya akan menyerahkannya kepada Anda.”

Lucien menyeringai kecil. Sorot matanya tidak bisa diartikan.

“Gadis lima juta... beraninya kau pura-pura tidak mengingatku.”

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Sebuah Pilihan Sulit

    Rapat itu membahas strategi penjualan properti baru yang akan segera digarap oleh KINGSLEY Properti. Target utama mereka adalah perumahan kelas elit yang ditujukan untuk para konglomerat.“Perbarui izin pembangunan. Untuk desain, kali ini saya ingin mengadakan sayembara. Masalah anggaran, diskusikan dengan sekretaris saya. Rapat selesai.”Lucien berdiri, meninggalkan ruang rapat, diikuti oleh Kilian. Ia langsung kembali ke ruang kerjanya, dan tidak lama kemudian Kilian menyerahkan sebuah dokumen penting yang Lucien minta.Di waktu yang berbeda Lizbeth sedang membuat laporan di depan komputernya, telepon kantor berdering. Ia mengangkatnya, lalu segera pergi menemui manajernya.“Ibu memanggil saya?” tanya Lizbeth yang berdiri di hadapan Sonia.Sonia mengisyaratkan agar Lizbeth duduk. Entah kenapa, firasat Lizbeth merasa tidak enak.“Lizbeth, saya senang sekali kamu bisa bergabung dengan perusahaan ini. Kamu cekatan dalam bekerja. Tapi, maaf … kamu tidak bisa lagi melanjutkan pekerjaan d

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-26
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Takkan Pernah Kulepaskan!

    “Lucien, jangan, uuuh!”Lizbeth merasakan napas Lucien yang mulai memburu. Dia sadar, pria itu tak akan menggubris permohonannya, apalagi melepaskannya.Kemejanya kini terbuka sepenuhnya, memperlihatkan bra dan tanda merah yang belum sepenuhnya pudar dari malam itu. Lizbeth merasa malu setengah mati. Saat Lucien melihatnya.Tanpa diduga, Lucien membuat tanda di tempat yang sama. Lizbeth menggigit bibirnya saat sensasi malam itu kembali menyeruak. Setelah selesai membuat tanda merah di tempat yang sama, Lizbeth melihat ekspresi puas di wajah Lucien.“Aku mohon lepaskan aku!” pinta Lizbeth, matanya mulai berkaca-kaca.Lucien mendekatkan wajah ke telinganya. Lizbeth mengira ia akan membisikkan sesuatu, tapi yang terjadi, Lucien justru mengecup telinganya, lalu kembali melumat bibirnya dengan paksa.Tubuh Lucien sepenuhnya mendominasi, hampir menindih Lizbeth. Dia tak punya ruang untuk melawan. Ciuman Lucien makin liar. Membuat Lizbeth semakin tidak bisa melawan. Tangannya merobek paksa ba

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-26
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Bertahan Hidup

    Malam itu Lizbeth mabuk. Ia menghabiskan waktu di bar, untuk melupakan rasa sakit di hatinya. Lizbeth menari-nari dalam keadaan sempoyongan saat hendak meninggalkan bar. Wajahnya tertunduk, langkahnya tak terarah, hingga tanpa sengaja ia menabrak Lucien dan jatuh ke pelukannya. Peristiwa itu berakhir dengan malam panas yang tak pernah ia duga.Andai saja Lizbeth tahu Lucien akan menjadi atasannya, dia tak akan pernah membiarkan dirinya terlibat sejauh itu. Meniduri pria yang kini menjadi bosnya hanya menambah panjang daftar masalah dalam hidupnya.Meski tak tahu pasti apa yang ada di benak Lucien, setidaknya saat ini dia masih memiliki pekerjaannya. Dengan begitu ia dapat bertahan. Lizbeth berniat untuk menjaga jarak, agar tidak menyinggungnya lagi. Serta berharap pria itu bisa melupakannya.***Pagi itu Angela melongo ketika melihat Lizbeth baru tiba di ruang loker."Gila, kupikir kamu nggak bakal balik lagi," ucapnya heran."Aku harus bertahan hidup," sahut Lizbeth pelan sambil menut

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-27
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Keinginan Lucien

    Lizbeth melotot, merasakan napas hangat Lucien menyapu telinganya. Namun, pria itu tidak melanjutkan ucapannya. Lizbeth pun berdiri tegak dengan rahang mengeras.“Nanti, Kilian akan memberitahumu. Kau… sama sekali tidak boleh menolak.”“Baik Pak,” jawab Lizbeth.Lucien mengangkat tangan, memberi isyarat agar Lizbeth segera keluar dari ruang kerjanya. Tanpa membalas sepatah kata pun, Lizbeth membungkuk lalu berbalik dan pergi.Lizbeth menghela napas seraya menunggu lift terbuka. Dia pun masuk ke dalam lift, dan tidak lama lift kembali terbuka. Beberapa pegawai masuk ke dalam lift.Di dalam lift, beberapa pegawai langsung menatap sinis padanya. Tatapan itu bukan sekadar tidak suka, ada penilaian kejam di dalamnya. Mereka sengaja membisikkan kalimat-kalimat tajam tepat di hadapan Lizbeth.“Kau sudah dengar. Akhir-akhir ini dia sering sekali naik ke lantai tertinggi.”“Aku juga mendengarnya. Dia pasti sedang menggoda CEO kita, wajar saja dia melakukan itu. Aku dengar kekasihnya pergi menik

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-31
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kepahitan Di Hati

    Martha, Mateo, Valeria, dan Elmer masih membeku dalam keterkejutannya. Lizbeth menatap orang-orang yang selama ini menjadi luka terdalam dalam hidupnya. Dingin. Tegas.“Mereka keluarga saya,” jawab Lizbeth dengan sorot tajam menusuk. Pandangannya menghantam Martha, lalu bergeser ke Elmer yang masih terpaku menatapnya.Senyum tipis ... nyaris seperti ejekan, terukir di wajah Lucien. Matanya tak lepas dari ekspresi Lizbeth, mengamati tiap detailnya.“Oh… menarik,” gumam Lucien, yang saat ini sedang mengamati ekspresi Lizbeth dan tidak teduga.Mateo tersenyum kaku. Udara di sekeliling terasa membeku, dan ia mencoba mencairkan suasana yang kian menusuk. Sementara Martha menatap Lizbeth dengan pandangan yang sudah tak lagi menyembunyikan kebencian. Di sisi lain, Valeria merapatkan cengkeramannya pada tangan Elmer, seolah hendak menunjukkan siapa yang sekarang memiliki pria itu.“Emh, Tuan Lucien, bagaimana Anda bisa mengenal putri saya?” tanya Mateo, berusaha tetap tenang, meski matanya ber

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-03
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Jatuh Kepelukanku

    Lizbeth terbelalak. Air matanya menetes, hatinya terasa dicabik, dipenuhi luka dan kecewa yang menyayat.“Urusan keluargamu tidak ada hubungannya denganku. Memecat atau menginjaknya, itu urusanku,” ucap Lucien dingin, suaranya setajam bilah pisau.Ia membalikkan tubuh, melangkah pergi. Suara dinginnya kembali terdengar, menusuk hati Lizbeth. “Sampai kapan kau akan diam saja? Apa kau ingin dipecat?” ejeknya tajam.Lizbeth menatap Mateo dalam kesedihan. Langkah berat oleh rasa kecewa. Tak ada lagi yang bisa dikatakan, sebanyak apa pun ia mencoba menjelaskan. Mateo tetap tidak akan percaya. Baginya, Martha dan Valeria selalu benar. Sementara dirinya, darah daging Mateo, justru tak berarti apa-apa. Dan selalu salah di matanya.Lucien meninggalkan pesta, dan Mateo tidak sanggup menghentikannya. Pria itu masuk ke mobil, disusul oleh Lizbeth. Tak lama, mobil melaju menjauh dari rumah Mateo. Tempat perayaan pernikahan Valeria dan Elmer tengah berlangsung megah. Acara yang juga menjadi ajang se

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-04
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Mengulangi Malam Panas

    Lizbeth yang masih duduk di tempat tidur melotot, lalu berdiri. Namun, langkah kakinya terasa berat untuk melangkah ke arah Lucien.“Saya hanya lelah. Saya ingin istirahat,” jawabnya.Lucien berdiri dan menghampiri Lizbeth, kedua tangannya memegangi gelas yang berisikan wine. Sorot mata dingin Lucien penuh peringatan. Ia menyodorkan gelas yang berisikan wine kepada Lizbeth.Lizbeth akhirnya mengambil gelas wine itu. Lucien tersenyum tipis, sorot matanya sedingin iblis. Lalu, dia dan Lizbeth bersulang. Meneguk minuman masing-masing, Lizbeth meneguknya habis. Sudah lama sekali dia tidak meminum wine seenak ini.Manik mata Lizbeth melirik ke arah wine di atas meja. Domaine de la Romanee-Conti Grand Cru. Wine yang berasal dari Burgundy, Prancis, wine yang diminumnya saat ini memiliki harganya mencapai miliaran. Selera seorang Lucien memang berbeda dari yang lain.Lizbeth melihat Lucien kembali duduk di sofa, dia menepuk sofa. Di sisinya masih kosong, dia ingin Lizbeth duduk di sisinya. L

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-05
  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Aku Bukan Bidakmu

    “Ikatan?”Lucien menatap Lizbeth dengan tatapan tajam. “Ya, ikatan … jadilah teman tidurku, yang menghangatkan ranjangku.”Seketika Lizbeth melotot, usai mendengar keinginan Lucien. Lizbeth mengerutkan keningnya. “Apa di matamu aku begitu hina Lucien? Lebih baik kamu pecat saja aku,” jawab Lizbeth berusaha melepaskan diri dari Lucien. Namun, tangan Lucien semakin kuat mengunci kedua tangannya. Sorot mata Lucien berubah menjadi dingin, wajahnya menggelap.“Kau pikir setelah kau keluar dari KINGSLEY, kamu bisa bebas? Akan kupastikan dunia ini tidak akan menerimamu.”Lizbeth terbelalak mendengar ancaman yang dilontarkan oleh Lucien.“Kau gila! Kenapa orang-orang kaya senang sekali menindas orang lemah.”“Lizbeth Cassiel Llewellyn, di dunia ini kau hanya bisa menggantungkan hidupmu padaku. Aku bisa memberimu kemewahan yang tidak pernah kamu dapatkan dari keluargamu. Di dunia ini hanya aku yang bisa menampungmu.”Lizbeth tidak bisa berkata-kata, dia benar-benar tercengang dengan ucapan L

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-04-06

บทล่าสุด

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Ingin Melindungimu

    Lizbeth mengernyitkan kening, lalu berdiri menatap Lucien yang tampak tenang. Pria itu seolah tak tergoyahkan sedikit pun oleh kekacauan yang sedang menimpa Elmer. Seolah masalah itu tak pernah ada."Kamu melakukan semua ini karena mereka menghinaku?" tanyanya dengan suara datar namun bergetar."Padahal aku sudah bilang, masalah ini tak perlu diperpanjang. Atau—" Lizbeth menatapnya lekat, seolah ingin membaca isi pikiran Lucien, " … kau memang punya maksud lain?" Lucien tak langsung menjawab. Ia hanya diam, matanya menatap Lizbeth dalam-dalam, hingga suara ketukan pintu memecah ketegangan.Lucien bangkit dan membuka pintu. Seorang pelayan hotel mendorong troli berisi makanan. Tidak lama setelah itu, pelayan pergi. Lucien mendorong troli masuk.Lizbeth refleks bergerak, bermaksud membantunya. Namun, tangan Lucien menahan."Biar aku saja," ucapnya singkat.Ia menyusun makanan di meja makan. Sementara Lizbeth berdiri mematung, matanya mengamati setiap gerak Lucien yang tetap tenang. Tak

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Pembalasan Lucien

    Mendengar itu semua membuat matanya berkaca-kaca. Lizbeth tidak bisa menipu hatinya, kalau ucapan Lucien membuat hatinya hangat, membuatnya tersentuh.“Lucien, apa kamu selalu berkata semanis ini kepada semua perempuan?” tanya Lizbeth.Lucien menggeleng pelan. Mata yang semula memandangnya dingin, kini menatap penuh kehangatan. Lizbeth tidak percaya, pria tampan, kaya, bahkan dekat dengan kata sempurna. Mana mungkin tidak memiliki seseorang di hatinya? Kenapa harus dirinya. Apa hanya karena dirinya telah tidur bersama? Bukankah itu hal biasa bagi mereka? Kenapa Lucien seolah tergila-gila kepadanya?Lucien membelai wajah Lizbeth.“Kau hanya perlu tahu, aku milikmu. Dan kau milikku, kamu harus ingat ini.”Bagaimana mungkin Lizbeth melupakannya, semua kalimat yang pernah Lucien katakan padanya, tersimpan rapi di ingatannya. Lizbeth tersenyum, lalu menghela napas seraya mengangkat wajahnya. Kata-kata manis seperti ini memang hanya ia dapatkan dari Lucien.“Aku rasa kamu terlalu terobsesi

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kesepian Lagi

    Lizbeth tercengang mendengar ucapan Lucien. Kelopak matanya bergetar, dan perlahan ia menghela napas."Aku tidak mau kamu menentukan hidupku, Lucien. Hidupku adalah tanggung jawabku sendiri."Lucien meraih dagunya, menatap mata Lizbeth dengan lembut, penuh kehangatan."Aku tahu, kalau aku mengaturmu, kamu pasti akan kabur dariku. Tapi aku tak akan membiarkan itu terjadi. Lakukanlah apa yang kamu sukai."Tangannya kembali membelai rambut Lizbeth, seolah gadis itu adalah putri kecil yang harus selalu dijaga.Setelah hampir enam jam penerbangan, Lizbeth akhirnya mengetahui ke mana tujuan akhir mereka—New York. Kota di mana kisah mereka bermula. Tapi benarkah New York adalah satu-satunya titik awal cerita itu? Hanya Lucien yang tahu jawabannya.Kini Lizbeth telah berganti pakaian kasual, Lizbeth turun bersama Lucien dan Kilian. Ternyata, bukan hanya di LA, di New York pun keluarga Kingsley memiliki landasan udara pribadi. Di seberang sana berdiri hanggar megah, bahkan lebih besar daripad

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Hidupmu Milikku!

    Ya, saat ini ada Lucien yang berada di sisinya,melindunginya, menjaganya. Lucien benar-benar membuktikan bahwa dia adalah milik Lizbeth, dan Lizbeth adalah miliknya. Setiap ucapan Lucien malam ini menggugah hati Lizbeth, membuatnya terharu dalam diam.Tak sedikit mata memandang iri. Perlakuan Lucien terhadap Lizbeth membuat banyak orang tak habis pikir. Pria sesempurna seperti Lucien, bisa begitu setia dan penuh perlindungan. Bahkan membuat Valeria merasa iri, atas sikap Lucien malam ini.Tanpa banyak bicara, Lucien membawa Lizbeth menuju ruangan VIP yang sebelumnya disebutkan oleh Alex. Sementara itu, Alex sendiri mengusir Elmer dan Valeria dengan tidak hormat. Keduanya telah menciptakan kegaduhan dan menyebarkan fitnah yang tak bisa dimaafkan.“Pak Lucien, aku mohon, maafkan aku. Lizbeth, aku mohon, maafkan aku…” Suara Elmer terdengar getir, penuh rasa sesal.Sorot mata mencemooh dari para tamu menghantam Valeria seperti tombak. Wajahnya memucat, tubuhnya kaku. Ia bahkan tak mampu m

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Permohonan Maaf untuk Lizbeth

    Lizbeth dan Lucien menoleh bersamaan. Suasana mendadak terasa kaku, sorot mata orang-orang di sekitar mereka perlahan tertuju pada satu sosok Valeria.Tatapan Lizbeth dan Valeria bertemu. Dada Lizbeth berdegup keras, ada luka lama yang kembali menganga. Luka yang baru saja mulai mengering, kini kembali disayat hanya dengan satu tatapan dari wanita yang pernah merebut segalanya darinya.Lucien menggenggam tangan Lizbeth lebih erat, seolah menyalurkan ketenangan dan perlindungan lewat genggaman itu. Tatapan matanya tajam namun hangat, meyakinkan Lizbeth bahwa dia tidak sendirian.Namun, senyum miring Valeria menyulut bara. Senyum yang mengandung ejekan, seolah ingin menyalakan bara api di tengah pesta acara amal yang dipenuhi orang penting.“Sepertinya rencanamu untuk menggoda Lucien sudah berhasil. Selamat,” ucap Valeria dingin, namun nadanya tajam menampar harga diri Lizbeth.Seisi ruangan perlahan menoleh, bisikan-bisikan kecil terdengar di antara para tamu. Sorot mata mereka mulai b

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Pesta Acara Amal

    Sorot mata Lucien memancarkan kerinduan yang terpendam begitu lama. “Saya mengerti, Tuan,” ucap Kilian, suaranya tenang namun tegas.Sejak malam panas yang tak terlupakan itu, Lizbeth terus menghantui pikiran Lucien. Ia tak bisa melupakannya. Suara lembut Lizbeth, aroma tubuhnya, hingga tanda lahir kecil di telinga kirinya. Semuanya terekam jelas di ingatannya. Lucien memanfaatkan semua koneksi yang ia miliki untuk mencari wanita itu, bahkan memerintahkan Kilian memeriksa rekaman CCTV di seluruh penjuru New York.Kamera demi kamera diperiksa. Setiap gerakan Lizbeth dilacak sejak ia meninggalkan hotel malam itu. Dari sinilah mereka tahu tempat-tempat yang dikunjungi Lizbeth sebelum pertemuan mereka yang kedua di kantor.Lucien tak sekadar yakin, ia sudah tahu. Semua petunjuk mengarah pada satu nama, Lizbeth. Wanita itu menyembunyikan kecantikannya ... tidak hanya dari dunia, tapi juga dari dirinya sendiri. Ketika Lucien tahu kebenarannya, ia tak hanya merasa terkejut... tapi terpukul.

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Nyawaku!

    “Tidak. Terima kasih,” jawab Lizbeth tersenyum lalu pergi.Lucien tersenyum, lalu dia mandi. Lizbeth masuk ke dalam kamarnya yang berseberangan dengan kamar Lucien.Lizbeth mengambil ponsel dalam tasnya. Dia melihat ada beberapa pesan masuk ke dalam ponselnya.[Aku sudah mengatur perjodohanmu. Kamu harus menikahi pria yang kupilih. Tidak ada penolakan. Ini kesempatan terakhirmu. Jika kamu menolak, aku tidak akan memberikan saham perusahaan sepeserpun padamu. Jangan salahkan aku jika aku membongkar makam ibumu.]Lizbeth tercengang dengan isi pesan menohok dari Mateo. Lizbeth mengepal tangannya, dia tidak menyangka Mateo sampai seperti ini menekannya. Lizbeth menghela napas, ia membenamkan wajahnya dan menunduk.“Apa yang harus aku lakukan sekarang. Keluar dari rumah pun, kau masih mengancamku.”Sejujurnya Lizbeth sudah tidak ingin berurusan dengan sang ayah. Bagaimanapun, dia sudah kecewa. Kesabarannya juga ada batasannya. Selama ini dia selalu mengalah dan mengalah, dia sudah mengorba

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kisah Romantis

    ‘Di dunia ini tidak ada yang boleh menghinamu lagi. Kau hanya boleh menangis karenaku.’Lizbeth memegang tangan Lucien yang kini memeluknya. Jika cinta sejati itu memang ada, jika ketulusan itu memang ada. Dapatkan Lizbeth merasakannya, mendapatkan kasih sayang yang sebenarnya. Mendapatkan kebahagiaan yang dia dambakan? Bukan sekadar pelangi, lalu pergi.***Esok harinya Lucien dan Lizbeth meninggalkan villa bersama. Para pelayan yang bekerja di villa membungkuk kepada Lucien. Mereka masuk ke dalam mobil yang dikendarai langsung oleh Lucien.Saat di perjalanan, mobil Lucien dan mobil yang dikendarai Kilian berpapasan. Lucien tersenyum miring, Lizbeth yang menangkap ekspresi di wajah Lucien itu terheran. Kilian yang tiba di villa langsung masuk ke dalam dan mengumpulkan seluruh pelayan di villa yang berjumlah 10 orang.“Saya sudah mentransfer gaji terakhir kalian, beserta bonus. Hari ini juga kosongkan villa ini.”Para pekerja terkejut mendengarnya. Kilian membalikkan badan, para pelay

  • Jatuh ke Pelukan Panas Tuan CEO   Kehilanganmu

    Degup jantung Lizbeth kembali terasa berkobar. Bisa-bisanya Lucien menyentuh hatinya dengan kalimat yang begitu manis.“Lucien, mungkin kau keliru dengan perasaanmu saat ini. Suatu hari nanti kamu akan menyesal, bahkan melupakannya.”Lucien tidak menjawab, dia semakin erat memeluk Lizbeth.‘Aku akan lebih menderita jika kehilanganmu, Lilibeth.’Lizbeth menghela napas, dia hendak melepaskan pelukan itu. Namun, Lucien semakin memeluk erat tubuhnya. Lizbeth juga tidak ingin menanam sebuah harapan pada cinta, jika pada akhirnya dia kembali kehilangan.“Jujur saja aku tidak ingin lagi berharap lagi pada manusia. Tolong jangan memanfaatkanku, aku tahu kamu hanya terobsesi karena pernah tidur denganku.”Lucien memutar tubuh Lizbeth menghadapnya. Lucien menggelengkan kepalanya. “Aku menginginkanmu lebih dari itu Lizbeth.”Lucien mendaratkan bibirnya di kening Lizbeth. Lizbeth memejamkan matanya, air matanya menetes. Perempuan yang haus kasih sayang, mana mungkin tidak luluh jika diperlakukan

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status