Jatuh Cinta Pada Adik Musuh

Jatuh Cinta Pada Adik Musuh

last updateLast Updated : 2024-07-29
By:  Flutterby  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
146Chapters
1.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Berawal dari Sekar yang masuk ke sekolah musuh abangnya. Setiap hari dia harus selalu waspada sampai akhirnya musuh mengetahui keberadaannya. Keadaan semakin pelik karena mereka sudah saling jatuh cinta. "Kasih gue satu alasan logis kenapa lo selalu menghindari gue." "Gue gak butuh alasan kalau mau jauhin seseorang." "Dan gue gak punya alasan untuk berhenti mengejar seseorang." "Kenapa sih lo selalu ganggu gue!" "Gue gak ganggu. Gue lagi usaha jadi pacar lo."

View More

Latest chapter

Free Preview

01. Si Kumis Tipis

"Aarghhh... Tolooong....""Tolooong... Siapa pun tolong."Di suatu pagi yang cerah terdengar jeritan seorang perempuan muda. Dari dalam rumah berlantai dua itu tampak gerombolan pria menggotong gadis itu menuruni tangga. Empat orang masing-masing memegangi kaki dan tangan gadis itu sedangkan dua orang lagi berada di belakang mereka dengan tangan terlipat di dada.Beberapa orang hanya berani melihat mereka dari samping dan memberikan jalan. Tidak ada yang berani menolong gadis itu."Tolooong!" Gadis itu berteriak lagi dengan suaranya yang hampir habis. Air matanya menggenang. "Diam." Pemuda yang memegangi tangan sang gadis melototinya. Sekar, gadis itu, merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia meringis kala pemuda itu mencengkeram tangannya lebih erat. "Tangan Sekar sakit." Sekar mencicit. Air matanya tak sengaja menetes. "Jangan sampe luka. Dia berharga." Salah satu dari dua lelaki yang berjalan di belakang mereka mengingatkan. Pemuda yang memegangi tangan kiri Sekar mendelik tap

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
146 Chapters

01. Si Kumis Tipis

"Aarghhh... Tolooong....""Tolooong... Siapa pun tolong."Di suatu pagi yang cerah terdengar jeritan seorang perempuan muda. Dari dalam rumah berlantai dua itu tampak gerombolan pria menggotong gadis itu menuruni tangga. Empat orang masing-masing memegangi kaki dan tangan gadis itu sedangkan dua orang lagi berada di belakang mereka dengan tangan terlipat di dada.Beberapa orang hanya berani melihat mereka dari samping dan memberikan jalan. Tidak ada yang berani menolong gadis itu."Tolooong!" Gadis itu berteriak lagi dengan suaranya yang hampir habis. Air matanya menggenang. "Diam." Pemuda yang memegangi tangan sang gadis melototinya. Sekar, gadis itu, merasakan jantungnya berdegup kencang. Dia meringis kala pemuda itu mencengkeram tangannya lebih erat. "Tangan Sekar sakit." Sekar mencicit. Air matanya tak sengaja menetes. "Jangan sampe luka. Dia berharga." Salah satu dari dua lelaki yang berjalan di belakang mereka mengingatkan. Pemuda yang memegangi tangan kiri Sekar mendelik tap
Read more

02. Calon Propesor

"Sekar gak mau! Kalian semua penculik!" Sekar merengek saat mereka mulai menggotongnya. Bibirnya cemberut. Wajahnya sudah semasam air cuka. "Nanti Sekar laporin ke pamannya Sekar!" Sekar menggeliat. Menarik-narik tangan dan kakinya agar terlepas dari cengkeraman mereka. "Diem aja sih, Kar!" John mendelik. "Ini penindasan terhadap anak kecil!" Rengek Sekar.Satu pemuda lagi yang tidak kebagian tugas dengan inisiatif sendiri meraih kunci motor scoopy Sekar di atas meja dan berjalan setengah berlari mendahului mereka menuju parkiran rumah itu. Dengan semangat dia membawa motor Sekar ke depan gerbang dan memanaskan motor gadis itu. Komplotan itu mendudukkan Sekar di atas motornya. Kayden menepuk-nepuk kepala Sekar. Dia menjawil bibir gadis itu yang masih saja cemberut. "Senyum dong~""Huh!" Sekar membuang wajah ke samping dan melipat tangan di dada.Kayden menepuk lagi kepala gadis itu kemudian menyampirkan ransel bunga-bunga ke bahu Sekar. "Ingat jangan nakal di sekolah. Jangan godain
Read more

03. Abang Es

"Pas lagi di perpus-" Ucapan Devan terpotong karena Ricko sudah berdiri dan memeriksa dahi Shaka. "Gak demam. Apa jangan-jangan lo kerasukan arwah kakek gue makanya lo bisa nyasar ke sarangnya orang pinter?" Shaka berdecak dan menjauhkan tangan Ricko. "Kakek lo masih sehat dua-duanya. Lo gue aduin kakek Ali biar disuruh cari duapuluh jangkrik!" Ricko terkekeh dan menggeplak kepala Shaka. "Masih inget aja lo hukuman jaman kita bocah! Kakek yang gue maksud tuh opah Albert Einstein. Kagak tau aja lu gue cucunya. Makanya kepinteran belio nurun ke gue." Ricko mengangkat kerah seragamnya sambil menolehkan kepala bangga. Bara menggeplak kepala Ricko dengan emosi. Padahal dia sudah menyimak dengan serius tadi. "Malu lo sama calon propesor Devan. Orang pinter mah diem-diem, ya Van?" "Orang pinter mah minum to-lak angin." Devan terkekeh. Bara, Shaka, Ricko dan Vernon sontak menggeleng. Detik berikutnya tawa mereka menggema. "Coba lagi. Anda belum beruntung." Shaka menepuk bahu Devan prihati
Read more

04. Gadis Bule

"Ngagetin aja abang nih!" Sekar memukul bahu John. Jantungnya hampir copot tadi."Lo mau ngerahasiain apa dari Kayden? Lo kalo ketahuan pasti dikelitikin sampe nangis." John mengacungkan telunjuknya. Matanya melotot menakuti."Sekar mau rahasiain kalo kemaren bang Jono pecahin cangkir kesayangan bang Kay diem-diem.""Eh k-kapan? Jangan nuduh sembarangan kalo gak ada bukti.""Tengah malam kemaren, jam 02:45 abang ngapain ngendap-ngendap bawa kresek hitam lewat pintu belakang?"Mata John melotot."Sekar sudah amanin barang buktinya." Sekar berbisik pelan. "Tadinya mau Sekar rahasiain sama Sean, tapi yaudah kalo bang Jono mau semuanya dibongkar. Huh~" Sekar mengibaskan rambutnya sebelum menggandeng Sean masuk."Beneran pecah cangkirnya?" Sean menoleh ke samping. Sekar mengangguk dan melirik Jhon di belakang mereka. "Padahal itu kan cangkir yang bang Kay bawa dari rumahnya. Peninggalan bunda."John mengejar langkah Sekar dan Sean."Adek abang yang paling cantik, tetap kita rahasiain aja ya
Read more

05. Donor Mata

Arabella tersenyum puas melihat reaksi Sekar. Dia bersorak riang. "Tuh kan, bener tebakan gue! Gak sia-sia dua minggu ini gue merhatiin lo!" Sekar melongo. Bella terkekeh dan menggeser duduknya lebih dekat. "Awalnya gue heran aja di saat semua murid baru sibuk nyari temen dan bentuk circle masing-masing lo malah narik diri. Padahal ya, lo itu cantik banget, blasteran lagi. Lo tuh gampang banget kalau mau jadi famous meskipun baru kelas sepuluh."'Bahkan ada foto lo di ponsel kakak gue.' bathin Arabella. "Lo jangan aneh-aneh deh. Gue gak kenal siapa itu kak Evelyn yang lo maksud." Sekar menggeleng kemudian bangkit. Arabella langsung menahan lengan Sekar. "Lo gak perlu bohong. Gue liat pas Kak Evelyn narik lo ke gudang belakang kemarin. Meskipun gue gak tau apa yang dia lakuin di sana, tapi itu pasti bukan sesuatu yang baik." Arabella menahan Sekar dan mengajaknya duduk kembali.Sekar menghela nafasnya. Dia kembali duduk di samping Arabella. "Kalaupun itu benar, gue tetep gak bisa tem
Read more

06. Telur Gulung

Langit sudah hampir gelap saat Sekar kembali ke apartemennya yang sepi. Di sebelah tangannya dia menenteng paperbag dengan logo restoran terkenal. Sekar memasuki apartemennya dengan helaan nafas yang besar dan berat. Tapi dia kemudian tersenyum saat melihat sepatu laki-laki tersimpan di rak sepatunya. Apalagi saat melihat seseorang yang sedang duduk di sofa membelakanginya. Cowok itu sedang fokus dengan layar televisi di depannya yang sedang menyayangkan siaran tinju. Sekar buru-buru melepas sepatunya dan menyimpannya di sebelah sepatu cowok itu. Sekar kemudian berlari dengan kaki telanjangnya dan langsung memeluk cowok itu dari belakang. Cowok itu mengecup lengan yang melingkari pundaknya kemudian menatap Sekar dari samping. "Gimana sekolah hari ini? Kok sore banget pulangnya?""Aaa kangeeen... Bang Kay kenapa gak bilang dulu sih kalau mau ke sini?" Sekar melepas tas di punggungnya juga paperbag nya dan meletakkan ke atas meja. Dia kemudian bergabung menonton tv di sampingnya. Kayd
Read more

07. Makan Kuda Pakai Benteng

Sementara itu di tempat yang berbeda, Shaka sedang cengar-cengir menatap deretan angka di layar ponselnya.Dia berdeham sebentar sebelum menyentuh logo telepon berwarna hijau di layar.Shaka tersenyum melihat panggilnya diangkat. Dia buru-buru menempelkan ponselnya ke telinga."Hai." Shaka menyapa dengan suaranya yang paling merdu."..."Wajah Shaka mengeras kemudian segera memutuskan panggilan secara sepihak."Arghhh... Gue harap lo cuma becanda, Kar." Shaka melempar ponselnya ke tengah ranjang Vernon.Vernon, Bara, Ricko dan Devan yang sedang duduk di balkon kamar Vernon melongokkan kepala dari luar."Arghhh Sekaar." Shaka frustrasi. Dia menyugar rambutnya ke belakang kemudian memejamkan mata. Empat sahabat Shaka saling berinteraksi lewat mata. "Pak bos gak abis kesambet setan kamar mandi rumah lo pan?" Bara menundukkan kepala untuk berbisik-bisik di antara mereka. Vernon menggeleng polos."Tumben-tumbenan dia nyebut nama cewek sefrustrasi itu." Celetuk Bara ikut-ikutan. "Biasa dia
Read more

08. Keluar Belang Asli

"Gak. Soalnya kemaren pak Jarwo udah cerita." Jawab Sekar. Dia terkekeh melihat wajah kesal Sadi. "Eh, itu pesenan Sekar deh kayaknya." Sekar mendekati gerbang saat melihat mamang gopud. Dia berdecak puas saat sudah menerima dua plastik besar pesanannya. Sekar kembali ke pos satpam dan mengeluarkan tiga bungkus bakso ke atas meja. "Buat bapak-bapak." "Aduh neng, jadi ngerepotin." Sadi tersenyum sungkan. "Padahal baru kemarin neng beliin kita rokok mahal, sekarang dikasih makanan gratis pula." "Gak papa. Lagian bukan duit Sekar juga." Sekar terkekeh. "Kalo gitu sampein makasih kita buat pacarnya neng, ya." Ucap Jarwo. "Iya." Sekar terkekeh saja. Dia membayangkan pasti Kayden akan mengamuk kalau Sekar mengaku-ngaku pacarnya. Sekar kemudian pamit pada bapak-bapak itu. °°°°° "Lo dari mana aja? Gue udah keliling-keliling nyari lo tau." Bella mendumel saat melihat Sekar baru saja tiba di taman. Bella sudah lama menunggunya. "Aak!" Sekar bersendawa. Dia mengesampingkan bungkus bening
Read more

09. Alasan Klasik

Sekar membasuh wajahnya berkali-kali untuk meredamkan amarahnya. Kata Kayden, jika sedang marah Sekar harus pergi membasuh muka untuk menenangkan perasaannya."Dia gatau apa-apa. Dia bego. Shaka bego. Shaka ba-jingan." Sekar terus menepuk-nepuk air ke wajahnya. Air matanya sesekali masih merembes. Sekar menggigit bagian dalam bibirnya agar tangisnya tidak pecah."Ibu orang baik." Bibir Sekar bergetar. Bayangan ibunya yang tengah senyum dari tengah laut terlintar di benaknya. Hati Sekar langsung tenggelam hingga ke dasar.Ceklek.Seseorang membuka pintu toilet dari luar. Sekar melihat orang yang masuk dari kaca di depannya. Sekar menatap datar pantulan orang itu dan melihat gadis itu mendekatinya."Gimana rasanya dihina sama cowok paling ganteng di Garuda?" Evelyn berdesis. Gadis itu juga menatap Sekar dari pantulan kaca di depan mereka.Sekar menyunggingkan senyumnya. "Segitunya lo pengen ngejek gue sampai rela buntutin ke toilet." Evelyn berdecak. "Gak usah alihin pembicaraan." Seka
Read more

10. Rejeki Mana Boleh Ditolak

"Arghhh..." Shaka berteriak sambil kembali menghantamkan kepalan tangannya ke samsak tinju. Kakinya sesekali terinjak pecahan beling menimbulkan bunyi keras di ruangan sunyi itu."Bang-sat. Be-go. Be-go." Shaka kembali menghantamkan tinjunya. Kulit tangannya sudah robek dan darah merembes yang sebagian sudah mulai mengering. "Sejak kapan lo berubah brengsek gini, ha! Bajing-an. Bang-sat. Punya mulut dijaga, anj-ing!"Shaka terus meninju ke depan. Semakin dia ingin melupakan kejadian tadi, semakin kata-kata jahatnya berputar seperti kaset rusak di kepalanya. Apalagi teringat wajah Sekar yang menangis karena kata-kata kasarnya. Shaka merasa begitu brengsek.Dia memang sedikit tersinggung dengan yang dikatakan Sekar, tapi tentu itu bukan salah Sekar. Perempuan mana pun pasti akan merasa risih jika terus didekati apalagi dengan paksaan seperti yang dilakukan Shaka beberapa hari ini. Tidak seharusnya Shaka marah pada gadis itu. "Gue harus apa, nyet!" Shaka menyugar rambutnya frustrasi. Tu
Read more
DMCA.com Protection Status