Jatuh Cinta Pada Adik Musuh

Jatuh Cinta Pada Adik Musuh

last updateLast Updated : 2024-12-31
By:  FlutterbyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
177Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Berawal dari Seorang Sekar yang masuk ke sekolah musuh abangnya. Setiap hari dia harus selalu waspada sampai akhirnya musuh mengetahui keberadaannya. Keadaan semakin pelik karena musuh abangnya sudah terlanjur mencintainya. Shaka maju selangkah dan mencondongkan tubuhnya kemudian berbisik di telinga Sekar. "Kasih gue satu alasan logis kenapa lo selalu menghindari gue." "Gue gak butuh alasan kalau mau jauhin seseorang." Sekar menolehkan wajahnya. Matanya terpejam. Shaka menaikkan sudut bibirnya. "Dan gue gak punya alasan untuk berhenti mengejar seseorang." Sekar melototkan matanya. Gadis itu berdecak. "Kenapa sih lo selalu ganggu gue!" "Gue gak ganggu. Gue lagi usaha jadi pacar lo." Shaka tersenyum manis. Tangannya menepuk-nepuk puncak kepala gadis itu.

View More

Latest chapter

Free Preview

01. Si Kumis Tipis

"Argghhh... Tolooong...." "Tolooong... Siapa pun tolong." Di suatu pagi yang cerah terdengar jeritan seorang perempuan muda dari sebuah bangunan berlantai dua. Tubuh perempuan muda itu sedang digotong oleh gerombolan pemuda menuruni tangga dari lantai atas. Masing-masing memegangi tangan dan kaki perempuan itu. Dua orang lainnya berjalan paling belakang dengan tangan terlipat di dada. Perempuan itu menatap nanar enam pemuda itu. Air matanya menggenang. Dia melihat orang-orang di sekitarnya yang hanya melihat dari samping tanpa berniat menolongnya. Mata perempuan itu bertemu dengan salah satu dari mereka. Laki-laki itu segera menunduk. Perempuan itu mengepalkan tangannya. Dia menggigit bagian dalam bibirnya. "Lepasin Sekar~" Sekar, gadis itu memohon. Suaranya serak karena terlalu banyak berteriak. Matanya menatap orang-orang yang tengah menggotongnya. "Diam!" Pemuda yang memegangi tangan kanan Sekar melototinya. Sekar mengalihkan pandangannya sambil meringis. "Tangan Sekar sakit."...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
177 Chapters
01. Si Kumis Tipis
"Argghhh... Tolooong...." "Tolooong... Siapa pun tolong." Di suatu pagi yang cerah terdengar jeritan seorang perempuan muda dari sebuah bangunan berlantai dua. Tubuh perempuan muda itu sedang digotong oleh gerombolan pemuda menuruni tangga dari lantai atas. Masing-masing memegangi tangan dan kaki perempuan itu. Dua orang lainnya berjalan paling belakang dengan tangan terlipat di dada. Perempuan itu menatap nanar enam pemuda itu. Air matanya menggenang. Dia melihat orang-orang di sekitarnya yang hanya melihat dari samping tanpa berniat menolongnya. Mata perempuan itu bertemu dengan salah satu dari mereka. Laki-laki itu segera menunduk. Perempuan itu mengepalkan tangannya. Dia menggigit bagian dalam bibirnya. "Lepasin Sekar~" Sekar, gadis itu memohon. Suaranya serak karena terlalu banyak berteriak. Matanya menatap orang-orang yang tengah menggotongnya. "Diam!" Pemuda yang memegangi tangan kanan Sekar melototinya. Sekar mengalihkan pandangannya sambil meringis. "Tangan Sekar sakit."
last updateLast Updated : 2024-02-07
Read more
02. Calon Propesor
"Sekar gak mau! Kalian semua penculik!" Sekar merengek saat mereka mulai menggotongnya lagi. Bibirnya cemberut. Wajahnya sudah semasam air cuka. "Nanti Sekar laporin ke pamannya Sekar!" Sekar menggeliat. Menarik-narik tangan dan kakinya agar terlepas dari cengkeraman mereka. "Diem aja sih, Kar!" John mendelik. Sekar membuang muka. "Ini penindasan terhadap anak kecil! Nanti Sekar gak mau sini lagi." Rombongan itu terkekeh saja. Satu pemuda lagi yang tidak kebagian tugas dengan inisiatif sendiri meraih kunci motor scoopy biru muda Sekar di atas meja dan berjalan setengah berlari mendahului mereka menuju parkiran rumah itu. Dia memanaskan motor itu di depan gerbang. Komplotan itu mendudukkan Sekar di atas motornya. Kayden menepuk-nepuk kepala Sekar. Dia menjawil ujung bibir gadis itu yang masih saja cemberut. "Senyum dong~" "Huh!" Sekar membuang wajah ke samping dan melipat tangan di dada. Kayden menepuk lagi kepala gadis itu kemudian menyampirkan ransel bunga-bunga ke bahu Seka
last updateLast Updated : 2024-02-08
Read more
03. Abang Es
"Pas lagi di perpus-" Ucapan Devan terpotong karena Ricko sudah berdiri dan memeriksa dahi Shaka. "Gak demam. Apa jangan-jangan lo kerasukan arwah kakek gue makanya lo bisa nyasar ke sarangnya orang pinter?" Shaka berdecak dan menjauhkan tangan Ricko. "Kakek lo masih sehat dua-duanya. Lo gue aduin kakek Ali biar disuruh cari duapuluh jangkrik!" Ricko terkekeh dan menggeplak kepala Shaka. "Masih inget aja lo hukuman jaman kita bocah! Kakek yang gue maksud tuh opah Albert Einstein. Kagak tau aja lu gue cucunya. Makanya kepinteran belio nurun ke gue." Ricko mengangkat kerah seragamnya sambil menolehkan kepala bangga. Bara menggeplak kepala Ricko dengan emosi. Padahal dia sudah menyimak dengan serius tadi. "Malu lo sama calon propesor Devan. Orang pinter mah diem-diem, ya, Van?" "Orang pinter mah minum t*lak angin." Devan terkekeh. Bara, Shaka, Ricko dan Vernon sontak menggeleng. Detik berikutnya tawa mereka menggema. "Coba lagi. Anda belum beruntung." Shaka menepuk bahu Devan pr
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more
04. Cara Meminta Maaf yang Baik dan Benar
"Ngagetin aja abang nih!" Sekar memukul bahu John yang sudah berdiri di depannya. Wajah gadis itu masih tegang. "Lagian lu pada ngapain bisik-bisik? Lo mau ngerahasiain apa dari Kayden? Lo kalo ketahuan pasti digelitikin pake kemoceng sampe nangis." John mengacungkan telunjuknya. Matanya melotot-lotot. Sekar mengerucutkan bibirnya. "Sekar mau rahasiain kalo kemaren bang Jono pecahin cangkir kesayangan bang Kay diem-diem." John melototkan matanya. Ucapannya tergagap. "Eh k-kapan? J-jangan nuduh sembarangan kalo gak ada bukti." Sekar menyipitkan matanya. Perkataannya sengaja diperlambat. "Tengah malam kemaren, jam 02:45 abang ngapain ngendap-ngendap bawa kresek hitam lewat pintu belakang?" Mata John melotot. "Sekar sudah amanin barang buktinya." Sekar berbisik pelan. "Tadinya mau Sekar rahasiain sama Sean, tapi yaudah kalo bang Jono mau semuanya dibongkar. Huh~" Sekar mengibaskan rambutnya sebelum menggandeng Sean masuk. "Beneran pecah cangkirnya?" Sean menoleh ke samping. Sekar m
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more
05. Setahun Lalu
Arabella tersenyum puas melihat reaksi Sekar. Dia bersorak riang dan menjentikkan jarinya. "Tuh kan, bener tebakan gue! Gak sia-sia dua minggu ini gue merhatiin lo!" Sekar melongo. Bella terkekeh kemudian menggeser duduknya lebih dekat. Gadis itu merendahkan suaranya. "Awalnya gue heran aja di saat semua murid baru pada sibuk nyari temen dan bentuk circle masing-masing, lo malah narik diri. Padahal, ya, lo itu cantik banget, blasteran lagi. Lo tuh gampang banget kalau mau jadi famous meskipun baru kelas sepuluh." 'Bahkan ada foto lo di ponsel kakak gue.' Arabella menambahi dalam hati. "Lo jangan aneh-aneh deh. Gue gak kenal siapa itu kak Evelyn yang lo maksud." Sekar menggelengkan kepalanya kemudian bangkit berdiri. Arabella menahan lengan Sekar. Matanya bertatapan dengan Sekar. "Lo gak perlu bohong. Gue liat sendiri pas Kak Evelyn narik lo ke gudang belakang kemarin. Meskipun gue gak tau apa yang dia lakuin di sana, tapi gue yakin itu pasti bukan sesuatu yang baik, kan?" Sekar m
last updateLast Updated : 2024-02-10
Read more
06. Telur Gulung
Langit sudah hampir gelap saat Sekar kembali ke apartemennya yang sepi. Di sebelah tangannya dia menenteng paperbag dengan logo restoran terkenal. Sekar memasuki apartemennya dengan helaan nafas yang besar dan berat. Tapi dia kemudian tersenyum saat melihat sepasang sepatu laki-laki tersimpan di bagian paling atas rak sepatunya. Apalagi saat melihat seseorang yang sedang duduk di sofa membelakanginya. Cowok itu sedang fokus dengan layar televisi di depannya yang sedang menyayangkan siaran tinju. Sekar buru-buru melepas sepatunya dan menyimpannya di sebelah sepatu cowok itu. Sekar kemudian berlari dengan kaki telanjangnya dan langsung memeluk cowok itu dari belakang. Cowok itu mengecup lengan yang melingkari pundaknya kemudian menatap Sekar dari samping. "Gimana sekolah hari ini? Kok sore banget pulangnya?" "Aaa kangeeen... Bang Kay kenapa gak bilang dulu sih kalau mau ke sini?" Sekar melepas tas di punggungnya juga paperbag nya dan meletakkannya ke atas meja. Dia kemudian bergabun
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more
07. Makan Kuda Pakai Benteng
Sementara itu di tempat yang berbeda, Shaka sedang cengar-cengir menatap deretan angka di layar ponselnya. Dia menyentuh dada kirinya yang berdegup kencang. Shaka berdeham sebentar sebelum menyentuh logo telepon berwarna hijau di layar. Pemuda itu menggigit bibirnya. Tangannya naik merapikan rambutnya. Shaka tersenyum melihat panggilnya diangkat. Dia buru-buru menempelkan ponselnya ke telinga. "Hai." Shaka menyapa dengan suaranya yang paling lembut. "..." Wajah Shaka mengeras. Dia kemudian memutuskan panggilan secara sepihak. Nafasnya memburu. Kata-kata dari orang di balik telepon tadi masih terngiang-ngiang di telinganya. "Arghhh... Gue harap lo cuma becanda, Kar." Shaka melempar ponselnya ke tengah ranjang Vernon. Vernon, Bara, Ricko dan Devan yang sedang duduk di balkon kamar Vernon melongokkan kepala dari luar. "Arghhh Sekaar." Shaka menjatuhkan bobot tubuhnya ke sofa dengan kasar. Dia menyugar rambutnya ke belakang kemudian memejamkan mata berusaha meredam emosi. Empat sah
last updateLast Updated : 2024-02-12
Read more
08. Keluar Belang Asli
"Gak. Soalnya kemaren pak Jarwo udah cerita." Jawab Sekar. Dia terkekeh melihat wajah kesal Sadi. "Eh, itu pesenan Sekar deh kayaknya." Sekar mendekati gerbang saat melihat mamang gopud. Dia berdecak puas saat sudah menerima dua plastik besar pesanannya. Sekar kembali ke pos satpam dan mengeluarkan tiga bungkus bakso ke atas meja. "Buat bapak-bapak." "Aduh neng, jadi ngerepotin." Sadi tersenyum sungkan. "Padahal baru kemarin neng beliin kita rokok mahal, sekarang dikasih makanan gratis pula." "Gak papa. Lagian bukan duit Sekar juga." Sekar terkekeh. "Kalo gitu sampein makasih kita buat pacarnya neng, ya." Ucap Jarwo. "Iya." Sekar terkekeh saja. Dia membayangkan pasti Kayden akan mengamuk kalau Sekar mengaku-ngaku pacarnya. Sekar kemudian pamit pada bapak-bapak itu. °°°°° "Lo ternyata ada di sini? Gue udah keliling-keliling nyari lo tau." Bella mendumel saat melihat Sekar saat dia baru saja tiba di taman. Gadis itu langsung duduk di samping Sekar. Wajahnya cemberut. "Aa
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more
09. Alasan Klasik
Sekar membasuh wajahnya berkali-kali untuk meredamkan amarahnya. Kata Kayden, jika sedang marah Sekar harus pergi membasuh muka untuk menenangkan amarahnya. "Dia gatau apa-apa. Dia bego. Shaka bego. Shaka bajingan. Bodoh. Gak punya otak, gak punya akhlak." Sekar terus menepuk-nepuk air ke wajahnya. Air matanya sesekali masih merembes. Sekar menggigit bagian dalam bibirnya agar tangisnya tidak pecah. "Ibu orang baik." Bibir Sekar bergetar. Bayangan ibunya yang tengah senyum dari tengah laut terlintas di benaknya. Hati Sekar langsung tenggelam hingga ke dasar. "Ibu~" Ceklek. Seseorang membuka pintu toilet dari luar. Sekar melihat orang yang masuk dari kaca di depannya. Sekar menatap datar pantulan orang itu dan melihat gadis itu mendekatinya. "Gimana rasanya dihina sama cowok paling ganteng di Garuda?" Evelyn berdesis. Gadis itu juga menatap Sekar dari pantulan kaca di depan mereka. Sekar meraih tisu lalu mengusapkannya ke wajah. Gadis itu kemudian menyunggingkan senyumnya. "Segit
last updateLast Updated : 2024-02-29
Read more
10. Rejeki Mana Boleh Ditolak
"Arghhh..." Shaka berteriak dan menghantamkan kepalan tangannya ke tembok di depannya. Sepatunya menginjak pecahan beling yang berserakan di lantai. "Bang-sat. Be-go. Be-go." Shaka kembali menghantamkan tinjunya sekuat tenaga. Kulit tangannya robek dan darah merembes keluar sebagian sudah mulai mengering. "Sejak kapan lo brengsek gini, ha! Bajing-an. Bang-sat. Punya mulut dijaga, anj-ing!" Shaka terus meninju ke depan. Semakin dia ingin melupakan kejadian tadi, semakin kata-kata jahatnya berputar seperti kaset rusak di kepalanya. Apalagi teringat wajah Sekar yang menangis karena kata-kata kasarnya. Shaka merasa dia begitu brengsek. Dia memang sedikit tersinggung dengan yang dikatakan Sekar, tapi tentu itu bukan salah Sekar. Perempuan mana pun pasti akan merasa risih jika terus didekati apalagi dengan paksaan seperti yang dilakukan Shaka beberapa hari ini. Tidak seharusnya Shaka marah pada gadis itu. "Gue harus apa, nyet!" Shaka menyugar rambutnya frustrasi. Tubuhnya meluruh ke l
last updateLast Updated : 2024-03-03
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status