When I'm With You

When I'm With You

last updateLast Updated : 2022-06-24
By:  WinCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
48Chapters
4.0Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

"Segalanya dimulai dari pandangan pertama, ketika kau tahu kalau dia akan menjadi milikmu." Rosalind Prada telah memenangkan kompetisi untuk membuat sebuah lukisan besar di tengah-tengah lobi sebuah gedung baru milik Adelio Carlos. Di sebuah pesta untuk memberi penghormatan pada dirinya, Rosalind pertama kali bertemu Adelio, dan langsung tertarik padanya. Ini juga membingungkannya, Rosalind biasanya tidak tertarik terhadap orang asing. Pria yang misterius, intens, berkuasa. Adelio benar-benar membuatnya bingung. Tapi Rosalind menyukainya. Sedangkan untuk Adelio, Rosalind adalah jenis wanita yang tidak bisa dia tolak, seseorang yang jarang dia temui. Kemudian dengan satu cara, Adelio akhirnya berhasil membuat Rosalind menyetujui perjanjian hubungan di antara mereka. Yaitu tidak ada komitmen apa pun. Rosalind adalah gadis usia dua puluhan yang berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya dan berjuang untuk hidup. Wanita yang ceria, sederhana, berkemauan keras. Berjiwa seni tinggi dan sedikit lugu, dan tidak pernah menyadari kalau dirinya adalah wanita yang sangat cantik dan menarik. Adelio adalah pria kaya raya yang berwibawa di usia tiga puluhan yang sangat menyukai dan menikmati seni dengan kekayaan miliknya. Pria yang egois tapi berhati lembut dan pria dominan. Pria yang tidak pernah bisa berkomitmen karena pengalaman masa lalunya.

View More

Chapter 1

Bab 1

Rosalind memandang sekilas ketika Adelio Carlos memasuki ruangan. Karena terlalu banyak orang di ruangan yang mewah itu melakukan hal yang sama. Di tengah keramaian dia melihat seorang pria yang berpakaian rapi yang begitu tinggi dan tubuh yang kekar. Dia langsung mengenalinya sebagai seorang Adelio Carlos. Pandangannya langsung menuju ke arah setelan hitam elegan yang menutupi tubuhnya. 

Dia terlihat begitu luar biasa dalam setelan itu, menurut artikel dia mempunyai reputasi sebagai bujangan yang paling di inginkan. Kekayaan Adelio Carlos yang penuh teka teki tidak berencana untuk melakukan apa pun selain hadir sebentar di pesta sebagai tamu kehormatan. 

"Ada Adelio Carlos di sini sekarang. Dia akan senang bertemu denganmu. Dia suka hasil karyamu. " Kata Alin Anjani. Rosalind mendengar nada bangga dari suara wanita ini, seolah Adelio Carlos adalah pacarnya dan bukan bosnya. 

"Dia punya banyak hal yang jauh lebih penting dari pada bertemu denganku." kata Rosalind sambil tersenyum. Dia menyesap sodanya dan melihat Adelio Carlos yang sedang berbicara dengan dua orang pria yang berdiri di depannya. Tapi entah bagaimana energi di ruangan itu menjadi naik sejak kedatangannya. Seolah semua yang dia sentuh berubah menjadi emas, karena dia adalah Adelio Carlos. Dia akan melakukan segala hal yang dia sukai. Mulut Rosalind melengkung tersenyum pada pikiran konyolnya. Bagaimana pun juga semua itu membuatnya berpikir kalau dia itu angkuh dan tidak di suki. Tentu saja. Adelio adalah penolongnya, tapi sama seperti Seniman dalam sejarah, Rosalind memiliki batasan yang tidak bisa dia lakukan untuk mengeluarkan uang. Menyedihkan. 

"Aku akan pergi dan mengatakan padanya kau ada di sini. Seperti yang aku katakan, dia sungguh tertarik pada lukisan mu, itulah kenapa dia memilihmu." kata Alin, dan menunjuk pada lukisan Rosalind. Rosalind memiliki kesempatan untuk membuat lukisannya di pamerkan di tengah-tengah ruang masuk gedung utama milik Adelio Carlos, di mana mereka berada sekarang. Pesta untuk Rosalind di gelar di sebuah gedung bertingkat milik Adelio. Hal terpenting bagi Rosalind, dia akan mendapatkan puluhan juta rupiah, uang yang sangat di butuhkan untuk menyelesaikan kuliah di bidan seni dan arsiteknya. 

Alin secara ajaib berubah menjadi wanita berkulit coklat tan yang bernama Bela Abimala untuk bicara dengan Rosalind. 

"Senang akhirnya bisa bertemu denganmu." kata Bela, dengan senyum ramah sambil tangan Rosalind. "Selamat atas pamerannya. Aku tidak menyangka akan melihat lukisan mu setiap kali aku berjalan menuju ruangan ku bekerja."

Penderitaan Rosalind terus meningkat dengan rasa sakit yang tiba-tiba datang dan sudah akrab dengannya tentang ketidaknyamanannya dengan perbedaan busana antara dia dan Bela. 

Alin, Bela dan setiap orang yang hadir pada acara ini memakai pakaian yang begitu menarik dan indah. 

Dia tahu kalau Bela adalah asisten manajer salah satu bagian untuk perusahaan ini, di sebuah departemen. Rosalind mengangguk dengan bingung dan sopan. 

Mulut Adelio tersenyum sedikit ketika Alin datang padanya dan berbicara. Beberapa detik kemudian, dia mengeluarkan ekspresi bosan dari wajahnya. Dia menggelengkan kepalanya dan memandang sekilas. Adelio tentu saja tidak mau melakukan ritual untuk bertemu pemilik lukisan di banding Rosalind. 

Rosalind kembali pada Bela dan tersenyum dengan lebar, memutuskan untuk menikmati pesta ini sekarang dari pada gelisah tentang pertemuannya dengan Adelio. 

"Jadi bagaimana pembicaraanmu dengan Adelio Carlos?" Bela mulai bertanya dan memandang sekilas dengan depan di mana Adelio berada. 

"Dia baik." Rosalind memaksa sebuah senyuman. 

Bela tertawa dan Rosalind juga ikut tertawa. Pada saat ini mereka hanya dua orang wanita yang tertawa pada pria paling tampan di pesta itu. Yang mana itu adalah Adelio Carlos. Rosalind mengakuinya. Lupakan pesta lnya. Dia adalah pria yang paling menawan yang pernah dia lihat dalam hidupnya. 

Tawanya terhenti ketika dia melihat ekspresi Bela. Adelio memandang langsung padanya. Dia tidak punya waktu untuk bernapas ketika Adelio melintasi ruangan itu ke arahnya, meninggalkan ekspresi terkejut Alin. 

Pemikiran Rosalind mendorongnya untuk lari. 

"Oh. Dia menuju ke sini. Alin sudah mengatakan padanya siapa kau." kata Bela, bagaimana pun juga itu terdengan nada kebingungan dan seolah menjaga perasaan Rosalind. Saat Adelio sampai di tempat mereka, semua bekas candaan dari para gadis itu menghilang dan berganti menjadi tempat di mana para wanita cantik itu berdiri. 

"Selamat malam Pak Adelio."

"Bela, kan?"

Bela tidak bisa menyembunyikan kekagumannya pada sebuah fakta bahwa Adelio tahu namanya. "Iya benar. Bisakah saya memperkenalkan Rosalind Prada, seniman yang anda pilih untuk lukisannya di pamerkan."

Dia menjabat tangan Rosalind. "Senang bisa bertemu denganmu."

Rosalind hanya mengangguk. Dia tidak bisa bicara. Sementara pikirannya di penuhi oleh gambaran tentang laki-laki itu. Rasa hangat dari jabatan tangannya, suaranya yang begitu merdu, kulitnya yang agak gelap, potongan rambut yang rapi pendek, malaikat kegelapan. Kata itu mengalir begitu saja di dalam pikirannya. 

"Aku tidak bisa mengatakan kalau aku sangat terkesan dengan hasil karyamu." kata Adelio, tidak ada senyuman. Tidak ada kelembutan dari nada bicaranta, hanya ada tatapan tajam dari matanya. 

Rosalind menjawab dengan susah payah. "Terima kasih." 

Adelio melepaskan tangannya perlahan, menyebabkan sedikit gesekan pada kulitnya. 

"Saya senang bisa mendapatkan kesempatan untuk berterima kasih pada orang yang memilih saya. Ini semua lebih berarti dari yang bisa saya sampikan." kata Rosalind. 

Adelio mengangkat bahu dan melambaikan tangannya sembarangan. "Kau berhak mendapatkannya." Adelio menatap ke arahnya. 

Rosalind merasakan jantungnya akan melompat keluar melalui tenggorokannya. "Tentu saja. Tapi anda yang memberi saya kesempatan. Karena itu saya mencoba untuk menunjukkan rasa terima kasih saya." 

"Nenekku sering berkata kalau wajahku terlihat kurang menghargai. Kau bisa mengutuk atau memakiku." kata Adelio, dia mengangguk dan memberi isyarat. "Bela, maukah kau memberi tahu Alin untukku? Aku telah memutuskan untuk membatalkan makan malamku dengan Alexander. Tolong minta dia untuk menjadwal ulang." 

"Tentu." kata Bela sebelum pergi. 

"Kau mau duduk?" tanya Adelio, lalu mengangguk ke arah sofa kulit bundar di pojok. 

"Tentu."

Adelio berjalan sementara Rosalind mengikutinya dari belakang. Rosalind berharap itu bukan dia. Dia merasa aneh dan canggung. Setelah dia duduk, Adelio duduk di sampingnya. 

Pada awal bulan November, malam menjadi lebih dingin dari yang dia harapkan untuk menghadiri sebuah pesta. 

Dia bingung dengan dirinya sendiri, dan dengan pandangan Adelio padanya. Mata mereka bertemu dan senyum kecil muncul di bibirnya. 

"Kenapa kau memilih untuk belajar seni?" tanya Adelio. 

"Aku belajar arsitektur dan seni. Arsitektur untuk orang tuaku dan seni untukku." jawab Rosalind, terkejut dengan jawaban jujurnya. Rosalind selalu terlihat tidak peduli ketika ada orang yang bertanya hal yang sama. Kenapa dia harus memilih salah satu bakatnya? "Kedua orang tuaku adalah arsitek, dan dalam hidup mereka berharap aku juga akan menjadi arsitek."

"Jadi kau mengakui kalau ini adalah harapan mereka. Kau bisa menjadi seorang arsitek tapi tidak berencana menjadikannya sebagai pekerjaan."

"Aku akan selalu jadi arsitek."

"Aku ikut senang." kata Adelio. Ketika seorang pria yang tampan dengan tatapan yang terkunci dan mata coklat pucat dengan kulit gelap mendekati kami. Adelio mengulurkan tangannya. 

"Evan, bagaimana bisnismu?"

"Meledak." jawab pria itu, pandangannya pindah ke arah Rosalind dengan penuh minat. 

"Rosalind, ini Evan. Dia adalah cheff terbaik dari restoran terbaik di Thailand."

"Senang bisa bertemu denganmu." kata Evan dengan lembut. Tidak ada aksen Thailand. 

Dari mana pria asing ini berasal? 

"Senang bertemu denganmu juga." kata Rosalind. 

"Apa itu?" tanya Evan menunjuk ke arah gelas yang setengah kosong yang dari tadi di pegang Rosalind. 

"Hanya minuman biasa. Air soda." 

"Kau seharusnya lebih bersenang-senang Rosalind." kata Adelio. 

Mengapa ketika Adelio menekankan namanya membuat telinganya dan lehernya tegang? 

Dia sadar, ada beberapa hal untuk tentang itu. 

"Bawakan kami sebotol champagne." kata Adelio pada Evan yang tersenyum dan berjalan pergi. 

Adelio terlihat bingung. Mengapa dia repot-reoot menghabiskan waktunya untuk minum bersama gadis itu? Tentu saja dia tidak minum champagne dengan semua orang. 

"Seperti yang aku katakan sebelum kedatangan Evan, aku senang dengan latar belakang arsitekturmu. Bakatmu dan pengetahuanmu di lapangan tidak di ragukan lagi untuk menjadikan hasil karyamu penuh dengan ketelitian. Lukisanmu begitu luar biasa. Kamu bisa memberikan semangat baru di lobiku."

"Aku senang kalau anda menyukainya." kata Rosalind berharap terdengar biasa saja. 

Sebuah senyuman muncul di bibir Adelio. "Ada sesuatu di balik ucapanmu. Apa kau senang menyenangkanku?"

Mulut Rosalind terbuka. Kata-kata yang akan keluar tertahan di tenggorokannya. 'Aku mengerjakan karya seni untuk diriku sendiri bukan untuk orang lain.'

Rosalind menghentikan dirinya sendiri sekarang. Ada apa dengannya? 

Pria ini punya sesuatu yang akan mengubah hidupnya. 

"Sebelumnya sudah aku katakan, aku tersentuh karena anda memilihku."

"Oh." bisikknya ketika Evan kembali dengan champagne. Adelio tidak memandang ke arah Evan yang sedang sibuk membuka botol. Tapi mengamati gadis itu seolah dia adalah proyek sains yang paling penting. "Tapi bukankah ini sama saja dengan rasa bahagia atas pameranmu yang dengan cara kau menyenangkanku."

"Bukan seperti itu maksudku." Rosalind tergagap, sambil melihat ke arah Evan yang sedang membuka champagne dengan suara letusan yang teredam. 

Pandangan matanya kembali pada Adelio dengan kebingungan, tapi wajahnya terlihat tenang. Apa yang akan dia katakan? Lagipula, dia tidak memberi jawaban atas pertanyaannya. Mengapa perkataannya begitu membuatnya frustasi? 

"Aku gembira kalau anda menyukai lukisanku. Aku sangat gembira."

Adelio tidak menjawab. Hanya melihat Evan yang menuangkan minuman ke dalam gelas. Dia mengangguk dan mengatakan terima kasih sebelum Evan pergi. Rosalind mengambil gelasnya ketika dia bersulang untuknya. Rosalind tersenyum ketika gelas mereka bersentuhan. Rosalind tidak pernah merasakan hal ini. 

"Aku rasa karena anda adalah orang penting di pesta ini, para pelayanan biasa segan melayani anda."

"Apa maksudmu?"

"Oh, maksudku..." Rosalind mengutuk pelan dirinya sendiri. "Aku dulu adalah seorang pelayanan. Aku melakukan pekerjaan itu ketika masih memiliki banyak  tagihan untuk di bayar." tambahnya, panik dan sedikit terintimidasi. Adelio terlihat tertarik. Rosalind mengangkat gelasnya dan meminumnya sekali teguk. Tunggu sampai dia bilang ini pada Devi kalau dia sudah merusak malam ini. Teman baiknya itu akan jengkel padanya. Walaupun temannya yang lain akan menertawakannya pada kejadian tentang perbandingan kelas sosial. Jika saja Adelio Carlos tidak terlalu tampan. Hal itu juga sangat mengganggu. 

"Aku minta maaf." kata Rosalind. "Aku tidak bermaksud mengatakan itu. Ini hanya..."

"Lalu kau berpikir aku akan memandang rendah pada seorang gadis yang pernah menjadi pelayanan, begitu?" tanya Adelio. Tidak ada kelembutan yang terlihat dari wajahnya. Rosalind menarik napas dan berusaha untuk santai sejenak. Dia tidak tahu kalau itu akan menyakiti perasaan Adelio. 

"Aku menghabiskan waktu sekolahki lebih banyak di asrama." kata Adelio. "Aku memutuskan untuk berada di sana. Aku bisa meyakinkanmu, alasan satu-satunya mengapa Evan datang untuk melayani kita adalah karena dia sendiri yang ingin melakukannya. Kami adalah rekan bisnis dan sebagai informasi tambahan, kami bersahabat."

Pipi Rosalind seolah terbakar. Kapan dia akan belajar untuk menjaga mulut besarnya? 

"Maukah kau berjalan-jalan denganku? Ada hal penting yang ingin kutunjukkan padamu." kata Adelio. 

Apa yang terjadi di sini? 

"Ini berhubungan dengan pekerjaan." kata Adelio. "Aku ingin menunjukkan pemandangan tentang apa yang ingin kau lukis untukku." 

"Jadi aku di suruh untuk melukis apa yang kau inginkan?"

"Ya." jawab Adelio tegas. 

Rosalind meletakkan gelas di meja. 

"Aku sarankan agar kau lihat sendiri pemandangan itu, sebelum kau mengatakan sesuatu yang tidak pantas." tanpa bicara lagi Adelio bangun dan berjalan ke arah pintu keluar. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
48 Chapters
Bab 1
Rosalind memandang sekilas ketika Adelio Carlos memasuki ruangan. Karena terlalu banyak orang di ruangan yang mewah itu melakukan hal yang sama. Di tengah keramaian dia melihat seorang pria yang berpakaian rapi yang begitu tinggi dan tubuh yang kekar. Dia langsung mengenalinya sebagai seorang Adelio Carlos. Pandangannya langsung menuju ke arah setelan hitam elegan yang menutupi tubuhnya. Dia terlihat begitu luar biasa dalam setelan itu, menurut artikel dia mempunyai reputasi sebagai bujangan yang paling di inginkan. Kekayaan Adelio Carlos yang penuh teka teki tidak berencana untuk melakukan apa pun selain hadir sebentar di pesta sebagai tamu kehormatan. "Ada Adelio Carlos di sini sekarang. Dia akan senang bertemu denganmu. Dia suka hasil karyamu. " Kata Alin Anjani. Rosalind mendengar nada bangga dari suara wanita ini, seolah Adelio Carlos adalah pacarnya dan bukan bosnya. "Dia punya banyak hal yang jauh lebih penting dari pada bertemu denganku
last updateLast Updated : 2021-12-13
Read more
Bab 2
Mereka tidak banyak bicara ketika mereka meninggalkan tempat pesta. Adelio mengarahkannya pada trotoar di sepanjang jalan."Kemana kita akan pergi?" Tanya Rosalind, memecah keheningan setelah satu atau dua menit."Ke tempatku."Sepatu hak tinggi milik Rosalind tersandung dengan sembrono di tepi jalan kemudian dia berhenti. "Kita pergi ke rumahmu?"Adelio berhenti dan melihat ke belakang, jas hitamnya berkibar di sepanjang tubuhnya, pahanya terlihat lebih kuat dari pagar besi di sekitaran mereka. "Ya, kita akan pergi ke rumahku." Kata Adelio dengan lembut namun dengan nada yang mengancam.Rosalind mengerutkan dahinya. Adelio jelas-jelas sedang menertawakannya. 'Aku sangat senang bila aku dapat menghiburmu.' Bisiknya dalam hati.Adelio menarik nafas dan memandang ke arah sebuah danau kecil di dekat kami yang hanya terhalang oleh sebuah dinding pembatas yang sengaja di bangun tidak terlalu tinggi agar orang-orang bisa menikmati pem
last updateLast Updated : 2022-01-25
Read more
Bab 3
Adelio mengatur pikirannya agar Rosalind keluar dari otaknya selama beberapa hari penuh. Adelio pergi keluar kota dan menyelesaikan proyek aplikasi game. Setiap pekerjaan dan pertemuan-pertemuan menahannya di kantor hingga lewat tengah malam. Dan ketika dia sampai di tempat tinggalnya, suasananya menjadi suram dan sepi. Sulit untuk berbohong kalau Rosalind Prada tidak memenuhi pikirannya. Adelio dengan kejam mengaku pada dirinya sendiri ketika dia naik lift menuju tempat tinggalnya pada selasa malam. Dia tahu kalau Rosalind akan datang ke dunianya dengan cepat, seperti kilatan cahaya. Bahkan pengurus rumah tangga tanpa dosa memberinya kabar tentang pertemanannya dengan Rosalind. Adelio senang mengetahui kalau wanita tua itu bisa berteman dengan Rosalind, dia juga sesekali mengundang Rosalind ke dapur untuk minum teh bersama. Adelio juga senang mendengar kalau Rosalind merasa nyaman di rumahnya.Dia bertanya pada dirinya sendiri, apa urusannya dengan semua ini. Lu
last updateLast Updated : 2022-01-25
Read more
Bab 4
Rosalind menyesal melihat Evan memberinya lambaian yang ramah saat berjalan keluar ruangan ketika dia hendak akan masuk. Suasana bertambah berat ketika pintu tertutup di belakangnya dan tinggal dia sendiri bersama Adelio. Rosalind berhenti di tepi meja. "Mendekatlah. Tidak apa-apa." Kata Adelio.Rosalind mendekatinya dengan hati-hati. Hal ini membuatnya merasa tidak nyaman untuk melihat ke arah Adelio. Wajah tampannya tenang, seperti biasa. Dia terlihat terganggu dengan memakai sepasang celana pendek dan kaus putih sederhana. Bajunya semakin ketat karena keringat di tubuhnya membuat tubuh kekarnya yang berotot semakin terlihat.Prioritasnya adalah bekerja untuk Adelio. Tapi, tubuhnya sangat indah. Rosalind mencoba mengabaikan bau harum yang keluar dari tubuh bersih, sabun rempah bercampur dengan keringat. "Bagaimana  kabarmu?" Tanya Adelio dengan sopan, suaranya yang tenang cocok dengan sinar matanya. Adelio selalu membuatnya bingung. Sep
last updateLast Updated : 2022-01-25
Read more
Bab 5
Insting Rosalind mengatakan kalau bergaul dengan orang seperti Adelio Carlos bukanlah ide yang bagus. Dia tahu dia sudah keluar jalur setiap kali Adelio menatapnya dengan sinar yang misterius dari matanya. Bukankah Adelio pernah memperingatkannya dengan cara halus kalau dia berbahaya?Sekarang semuanya terbukti ketika Adelio menekannya ke dinding seolah ingin menyantapnya seperti Rosalind adalah makanan terakhirnya."Oh, kalian berdua ada di sana. Maafkan aku." Kata seseorang.Adelio mengangkat kepalanya menghentikan ciuman liarnya dan tatapan Rosalind terkunci dengan tatapannya. Adelio menggeser tubuhnya membuat Rosalind terhalang dari siapa pun yang datang."Ada apa?" Tanya Adelio tajam. Rosalind memandang sekeliling, bingung dengan apa yang sedang terjadi dan bagaimana bisa dia berakhir di ujung dinding dan berciuman dengan ganas bersama seorang Adelio Carlos.Sebuah langkah kaki berhenti. "maafkan aku. Ponselmu berdering tanpa henti di ruang ga
last updateLast Updated : 2022-01-26
Read more
Bab 6
Rosalind duduk di meja dapur dengan murung memandang Billi sedang memanggang roti."Apa yang membuat suasana hatimu buruk? Bukankah suasana hatimu bersinar sejak kemarin? Apa kau masih bisa menyelesaikannya?" Tanya Billi, menunjuk pada kenyataan bahwa dia langsung pulang setelah kuliahnya kemarin dari pada pergi ke rumah Adelio untuk melukis."Tidak, aku baik-baik saja." Jawab Rosalind dengan senyum meyakinkan.Awalnya, Rosalind merasa putus asa dan marah atas apa yang Adelio katakan dan lakukan, di tempat latihan dua hari yang lalu, tapi setelah itu dia bertambah cemas. Bukankah yang terjadi sudah mempertaruhkan harga dirinya? Bukankah perkataannya menunjukkan kalau dia tidak berharga bagi Adelio dan membuangnya? Bagaimana kalau Adelio mengakhiri perjanjian mereka dan Rosalind tidak bisa membayar uang kuliahnya? Rosalind bukan karyawannya, tidak lagi setelah semua yang terjadi. Dia tidak punya kontrak. Bukankah reputasi Adelio terkenal karena kekejamannya?
last updateLast Updated : 2022-01-26
Read more
Bab 7
Sayang sekali, Adelio tidak ada ketika Rosalind datang ke apartemennya di sore hari. Bukan berarti dia mengharapkan sesuatu dari Adelio. Dia biasanya tidak begitu. Ragu-ragu tentang apa yang harus dia lakukan mengenai ciuman itu, pekerjaannya, belum lagi tentang masa depannya, dia masuk ke ruangan yang dia gunakan sebagai studio.lebih dari lima menit, dia melukis dengan gugup. Adelio Carlos tidak nyata untuknya. Meskipun dia juga tidak nyata untuk Adelio Carlos. Tapi lukisan itu nyata. Hal itu masuk ke dalam otaknya dan mengalir ke dalam darahnya. Dia harus menyelesaikannya sekarang.Dia tenggelam dalam pekerjaannya selama berjam-jam, akhirnya kreativitasnya mengalir tanpa sadar sampai matahari tenggelam di balik gedung-gedung bertingkat.Pengurus rumah mengaduk sesuatu di mangkuk ketika Rosalind masuk ke dapur untuk mengambil air. Dapur Adelio mengingatkannya pada salah satu ruangan milik bangsawan inggris yang besar, dengan peralatan memasak yang mungkin pern
last updateLast Updated : 2022-01-27
Read more
Bab 8
Billi mengemudikan mobil Oki dengan pelan pada sabtu malam di lalu lintas yang sangat sibuk. Oki agak sedikit mabuk setelah mendengarkan Band bermain selama dua jam. Meskipun begitu mereka menjadi gila."Ayolah Ros." Rafa mendorong dari kursi belakang. "Kita semua akan mendapatkan satu.""Kau juga Billi?" Tanya Rosalind dari tempat duduk di kursi penumpang.Billi mengangkat bahu. "Aku selalu ingin punya tato di lengan kananku dengan model kuno, seperti jangkar atau yang lainnya." Katanya, berkedip dan tersenyum pada Rosalind ."Dia mempertimbangkan untuk menjadi bajak laut." Canda Oki."baiklah aku tidak akan ikut membuatnya sampai aku punya waktu untuk menggambar designnya sendiri." Kata Rosalind dengan tegas."Kau adalah perusak kesenangan." Kata Oki dengan keras. "Dimana letak kesenangannya kalau tato di rencanakan terlebih dahulu? Kau harusnya bangun dengan kaget keesokan harinya karena kau tidak ingat kapan kau membuat tato.""Ap
last updateLast Updated : 2022-01-28
Read more
Bab 9
Pintu lift tertutup dengan pelan, dan Rosalind mengikuti Adelio masuk ke dalam apartemennya, perasaan yang sama, sebagian adalah rasa takut yang bercampur dengan ragu dan kegembiraan."Ikut aku ke kamarku." Kata Adelio.Kamarku. Kata itu menggema di kepala Rosalind. Dia mengikuti Adelio di belakangnya, merasa seperti anak sekolah yang tertangkap basah. Antisipasi yang tidak bisa di sangkal, dia merasakan sesuatu yang tidak bisa dia mengerti. Bagaimana pun juga, dia tahu jika dia menyeberangi pintu menuju kamar Adelio, hidupnya akan berubah selamanya. Seolah Adelio mengerti hal ini, dia berhenti di depan pintu kayu."Kau belum melakukan ini sebelumnya kan?" Tanya Adelio."Tidak." Rosalind mengakui. "Apakah itu tidak masalah bagimu?""Ini bukan yang pertama. Aku sangat menginginkanmu, tapi aku juga sadar tentang kepolosanmu." Katanya dan menatap Rosalind. "Apa kau yakin ingin melakukannya Rosalind?""Katakan padaku tentang satu hal.""A
last updateLast Updated : 2022-01-29
Read more
Bab 10
Adelio menatap Rosalind. Lubang hidungnya mengembang dan wajahnya kaku sebelum dia tiba-tiba berdiri. "Kita mulai sekarang. Membungkuk ke depan dan letakkan tanganmu di lutut." Perintah Adelio."Ya Tuhan, kau sangat cantik. Membuatku frustasi karena kau tidak menyadari semua itu, Rosalind."Rosalind menutup matanya ketika Adelio membelai punggungnya. Dia tidak membuka matanya ampai Adelio berhenti membelainya. Kemudian sebuah pukulan mendarat di pantatnya. Matanya melebar dan dia berteriak. Sengatan rasa sakit itu memudar dengan cepat."Kau baik-baik saja?" Tanya Adelio"Ya." Jawab Rosalind jujur. Rosalind bernafas keras ketika pukulan lain menderanya lagi. Adelio mengangkat tangannya dan menampar pantat kanan kemudian sebelah kiri, berganti lagi ke kanan dalam irama yang cepat. Rosalind mengigit bibirnya untuk tidak berteriak. Adelio sangat berpengalaman dalam hal ini, pukulannya tepat, tegas, cepat tapi tidak terges-gesa. Adeli
last updateLast Updated : 2022-01-30
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status