Share

03. Abang Es

Author: Flutterby
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Pas lagi di perpus-" Ucapan Devan terpotong karena Ricko sudah berdiri dan memeriksa dahi Shaka. "Gak demam. Apa jangan-jangan lo kerasukan arwah kakek gue makanya lo bisa nyasar ke sarangnya orang pinter?"

Shaka berdecak dan menjauhkan tangan Ricko. "Kakek lo masih sehat dua-duanya. Lo gue aduin kakek Ali biar disuruh cari duapuluh jangkrik!"

Ricko terkekeh dan menggeplak kepala Shaka. "Masih inget aja lo hukuman jaman kita bocah! Kakek yang gue maksud tuh opah Albert Einstein. Kagak tau aja lu gue cucunya. Makanya kepinteran belio nurun ke gue." Ricko mengangkat kerah seragamnya sambil menolehkan kepala bangga.

Bara menggeplak kepala Ricko dengan emosi. Padahal dia sudah menyimak dengan serius tadi. "Malu lo sama calon propesor Devan. Orang pinter mah diem-diem, ya Van?"

"Orang pinter mah minum to-lak angin." Devan terkekeh. Bara, Shaka, Ricko dan Vernon sontak menggeleng. Detik berikutnya tawa mereka menggema.

"Coba lagi. Anda belum beruntung." Shaka menepuk bahu Devan prihatin.

"Kagak usah dicoba lagi, Van. Kagak bakal beruntung." Vernon yang duduk di sebelah Devan ikut-ikutan menepuk bahunya. Tawanya kembali pecah.

Devan menatap mereka sebal. Dia menyingkirkan tangan Shaka dan Vernon. "Dah lah, emang gak bakat ngelawak gue." Devan menertawakan dirinya sendiri. Vernon menepuk bahunya lagi.

"Terus yang terakhir kapan, Van?" tanyanya.

Mata Shaka berkedut menatap Vernon. "Semangat banget lu pengen tau aib gue." Dia kemudian melototi Devan. "Jangan bagi tau. Kalo kagak bulan depan gue bilang bokap, Bella kagak ikut olimpiade. Kalang kabut lo nyari partner baru dan udah pasti gak akan sepinter Bella."

"Iya gak akan." Devan berdecak malas. Malas sekali jika harus mencari partner baru.

"Siapa sih nama ceweknya? Sekar gak sih?" Bara mengernyitkan alis.

"Sekar Arumdani Kallandra." Shaka cengengesan sambil menyentuh dada kirinya yang berdegup kencang. Rasanya berdebar-debar hanya dengan menyebut namanya.

"Itu mah bisa-bisa lu nambahin nama keluarga lu." Ricko terkekeh.

"Gak ada salahnya nambahin dari awal. Toh juga nanti emang kejadian di masa depan." Mata Shaka menatap ke kejauhan. Dia membayangkan sebuah pigura besar menempel di dinding rumah dengan gambar dia bersama Sekar dan dikelilingi anak-anak mereka. Shaka berdecak puas. Dia tidak sabar untuk membuat anak-anaknya sendiri dengan Sekar.

"Pikirin dulu nih jus mangga lo yang ditolak doi." Bara menggerakkan botol minuman di tangannya yang sudah kosong. Shaka berdecak tidak puas.

Fokus Shaka teralihkan pada ponselnya yang menyala dan menampilkan pesan dari nomor yang sangat dihafalnya.

0822*******7

Sayang aku kangen😘

Shaka meremas ponsel di tangannya.

"Woahh... Kata lu udah mutusin semua cewek lu, itu siapa emot cium-cium?" Ricko melongokkan kepala di sebelah Shaka.

"Mantan." Shaka menyimpan ponselnya ke saku.

***

Shaka tersenyum melihat punggung orang yang sudah sangat dikenalnya di depan sana. Gadis itu berjalan dengan ponsel menempel di telinga. Dia berbelok ke arah taman samping. Shaka tersenyum lebar dan ikut berbelok ke sana. Dia menoleh ke kiri kanan sebelum mengikuti gadis itu.

Shaka semakin dekat dengan gadis itu sehingga dia bisa mendengar obrolan gadis itu dengan orang yang ditelponnya.

"Iya, Sekar bakal pulang telat." Suara merdu Sekar yang lembut mengalun. Sebelah tangannya menyentuh bunga-bunga yang bermekaran di taman itu.

Shaka mengepalkan tangannya mendengar suara gadis itu yang lembut mendayu-dayu.

"Iya, Sean jang-" Sekar melotot karena seseorang tiba-tiba merebut ponsel di tangannya.

Shaka menatap layar ponsel Sekar yang menampilkan kontak Abang Es .

"Sayang, kamu telponan sam-" Shaka merasakan sebuah telapak tangan yang lembut menutupi mulutnya. Shaka menoleh ke samping melihat gadis itu berjinjit-jinjit dengan susah payah di sisinya. Terlihat begitu imut di mata Shaka.

"Jangan ngomong macem-macem lo. Siniin ponsel gu-" Sekar tak mampu melanjutkan ucapannya karena merasakan kecupan basah di telapak tangannya. Dia menatap horror Shaka.

***

Sekar berjalan bolak-balik dan sesekali melihat ke arah pintu. Dia menggigit kuku jarinya sendiri.

"Kayden masih ada urusan katanya. Sini aja main sama abang." John berucap. Dia dan tiga lainnya yang tengah main game di sebelah gadis itu.

"Jangan ajak ngomong Sekar sebelum kumis bang Jono mau dicukur." Sekar menatap sengit John. Detik selanjutnya gadis itu membuang muka dan mengibaskan rambut hitam sepunggungnya.

"Jangan yang kumis dong dek Sekar. Kumis abang Jonomu ini ada tuahnya. Bisa memancing para gadis cantik mengejar-ngejar abang."

"Ya ngejer karena lu hutang kagak dibayar-bayar!" Teman di kiri John mendorong kepala cowok itu.

"Pepet setan. Bongkar aib orang aja lu!" John balas mendorong kepala orang itu.

"Iya bang Petra nih. Astaghfirullahaladzim. Gak boleh membuka aib teman sendiri." Sekar menggeleng-gelengkan kepala. "Btw siapa cewek yang ngutangin bang Jono, bang Jono ngutang berapa?" Sambung gadis itu.

Mata Petra berkedut sebal melihat gadis itu. "Lu juga ngapa ngorek-ngorek aib orang?"

Sekar cengengesan sambil menggaruk pelipisnya. "Ya Sekar kan penasaran."

"Btw lu ngapain dari tadi mondar-mandir depan pintu? Kayden masih ada urusan sama Sean di luar." Petra mengesampingkan ponselnya.

"Sekar mau- Itu bunyi motor Sean! Sean dateng!" Sekar langsung berdiri. Dia melongok ke pintu dan melihat motor Sean baru saja melewati gerbang Rumah Sendiri. Sekar tersenyum lega dan berlari kecil menghampirinya.

"Lah, gue kira tuh bocah nungguin Kayden." Petra menggelengkan kepala.

Sekar menggigit bagian dalam bibirnya dan berjalan menghampiri Sean. "Sean~"  panggilnya.

Sean yang tengah melepaskan helmnya tersenyum. "Katanya bakal pulang telat?" Sean meletakkan helmnya ke atas motor sebelum menggandeng Sekar masuk ke dalam.

Sekar menahan tangan Sean, "Sean gak penasaran sama siapa yang ditelpon tadi?" Tanya Sekar pelan.

"Yang kamu dipanggil sayang?"

Sekar mengangguk.

"Dia pasti cuma isengin kamu. Tapi kamu kok gak bilang-bilang kalo udah punya temen di Garuda?"

Sekar melototkan mata, "Sean kok tau dia cuma iseng?"

Sean mengacak rambut Sekar. "Kamu tiap hari ke sini. Kalo bener punya pacar pasti jalan sama pacarnya."

"Sean emang abang Sekar yang paling pinter. Pasti anaknya menteri pendidikan, kan?" Sekar memiringkan kepalanya menatap takjub Sean.

Sean tersenyum tipis. "Ayo masuk." Cowok itu kembali menggandeng tangan Sekar.

"Sean jangan bilang-bilang bang Kay, ya?"

Sean mengernyitkan dahi, "jadi sekarang mau main rahasia-rahasiaan sama Kayden?"

"Apanya yang rahasia?"

Related chapters

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    04. Gadis Bule

    "Ngagetin aja abang nih!" Sekar memukul bahu John. Jantungnya hampir copot tadi."Lo mau ngerahasiain apa dari Kayden? Lo kalo ketahuan pasti dikelitikin sampe nangis." John mengacungkan telunjuknya. Matanya melotot menakuti."Sekar mau rahasiain kalo kemaren bang Jono pecahin cangkir kesayangan bang Kay diem-diem.""Eh k-kapan? Jangan nuduh sembarangan kalo gak ada bukti.""Tengah malam kemaren, jam 02:45 abang ngapain ngendap-ngendap bawa kresek hitam lewat pintu belakang?"Mata John melotot."Sekar sudah amanin barang buktinya." Sekar berbisik pelan. "Tadinya mau Sekar rahasiain sama Sean, tapi yaudah kalo bang Jono mau semuanya dibongkar. Huh~" Sekar mengibaskan rambutnya sebelum menggandeng Sean masuk."Beneran pecah cangkirnya?" Sean menoleh ke samping. Sekar mengangguk dan melirik Jhon di belakang mereka. "Padahal itu kan cangkir yang bang Kay bawa dari rumahnya. Peninggalan bunda."John mengejar langkah Sekar dan Sean."Adek abang yang paling cantik, tetap kita rahasiain aja ya

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    05. Donor Mata

    Arabella tersenyum puas melihat reaksi Sekar. Dia bersorak riang. "Tuh kan, bener tebakan gue! Gak sia-sia dua minggu ini gue merhatiin lo!" Sekar melongo. Bella terkekeh dan menggeser duduknya lebih dekat. "Awalnya gue heran aja di saat semua murid baru sibuk nyari temen dan bentuk circle masing-masing lo malah narik diri. Padahal ya, lo itu cantik banget, blasteran lagi. Lo tuh gampang banget kalau mau jadi famous meskipun baru kelas sepuluh."'Bahkan ada foto lo di ponsel kakak gue.' bathin Arabella. "Lo jangan aneh-aneh deh. Gue gak kenal siapa itu kak Evelyn yang lo maksud." Sekar menggeleng kemudian bangkit. Arabella langsung menahan lengan Sekar. "Lo gak perlu bohong. Gue liat pas Kak Evelyn narik lo ke gudang belakang kemarin. Meskipun gue gak tau apa yang dia lakuin di sana, tapi itu pasti bukan sesuatu yang baik." Arabella menahan Sekar dan mengajaknya duduk kembali.Sekar menghela nafasnya. Dia kembali duduk di samping Arabella. "Kalaupun itu benar, gue tetep gak bisa tem

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    06. Telur Gulung

    Langit sudah hampir gelap saat Sekar kembali ke apartemennya yang sepi. Di sebelah tangannya dia menenteng paperbag dengan logo restoran terkenal. Sekar memasuki apartemennya dengan helaan nafas yang besar dan berat. Tapi dia kemudian tersenyum saat melihat sepatu laki-laki tersimpan di rak sepatunya. Apalagi saat melihat seseorang yang sedang duduk di sofa membelakanginya. Cowok itu sedang fokus dengan layar televisi di depannya yang sedang menyayangkan siaran tinju. Sekar buru-buru melepas sepatunya dan menyimpannya di sebelah sepatu cowok itu. Sekar kemudian berlari dengan kaki telanjangnya dan langsung memeluk cowok itu dari belakang. Cowok itu mengecup lengan yang melingkari pundaknya kemudian menatap Sekar dari samping. "Gimana sekolah hari ini? Kok sore banget pulangnya?""Aaa kangeeen... Bang Kay kenapa gak bilang dulu sih kalau mau ke sini?" Sekar melepas tas di punggungnya juga paperbag nya dan meletakkan ke atas meja. Dia kemudian bergabung menonton tv di sampingnya. Kayd

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    07. Makan Kuda Pakai Benteng

    Sementara itu di tempat yang berbeda, Shaka sedang cengar-cengir menatap deretan angka di layar ponselnya.Dia berdeham sebentar sebelum menyentuh logo telepon berwarna hijau di layar.Shaka tersenyum melihat panggilnya diangkat. Dia buru-buru menempelkan ponselnya ke telinga."Hai." Shaka menyapa dengan suaranya yang paling merdu."..."Wajah Shaka mengeras kemudian segera memutuskan panggilan secara sepihak."Arghhh... Gue harap lo cuma becanda, Kar." Shaka melempar ponselnya ke tengah ranjang Vernon.Vernon, Bara, Ricko dan Devan yang sedang duduk di balkon kamar Vernon melongokkan kepala dari luar."Arghhh Sekaar." Shaka frustrasi. Dia menyugar rambutnya ke belakang kemudian memejamkan mata. Empat sahabat Shaka saling berinteraksi lewat mata. "Pak bos gak abis kesambet setan kamar mandi rumah lo pan?" Bara menundukkan kepala untuk berbisik-bisik di antara mereka. Vernon menggeleng polos."Tumben-tumbenan dia nyebut nama cewek sefrustrasi itu." Celetuk Bara ikut-ikutan. "Biasa dia

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    08. Keluar Belang Asli

    "Gak. Soalnya kemaren pak Jarwo udah cerita." Jawab Sekar. Dia terkekeh melihat wajah kesal Sadi. "Eh, itu pesenan Sekar deh kayaknya." Sekar mendekati gerbang saat melihat mamang gopud. Dia berdecak puas saat sudah menerima dua plastik besar pesanannya. Sekar kembali ke pos satpam dan mengeluarkan tiga bungkus bakso ke atas meja. "Buat bapak-bapak." "Aduh neng, jadi ngerepotin." Sadi tersenyum sungkan. "Padahal baru kemarin neng beliin kita rokok mahal, sekarang dikasih makanan gratis pula." "Gak papa. Lagian bukan duit Sekar juga." Sekar terkekeh. "Kalo gitu sampein makasih kita buat pacarnya neng, ya." Ucap Jarwo. "Iya." Sekar terkekeh saja. Dia membayangkan pasti Kayden akan mengamuk kalau Sekar mengaku-ngaku pacarnya. Sekar kemudian pamit pada bapak-bapak itu. °°°°° "Lo dari mana aja? Gue udah keliling-keliling nyari lo tau." Bella mendumel saat melihat Sekar baru saja tiba di taman. Bella sudah lama menunggunya. "Aak!" Sekar bersendawa. Dia mengesampingkan bungkus bening

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    09. Alasan Klasik

    Sekar membasuh wajahnya berkali-kali untuk meredamkan amarahnya. Kata Kayden, jika sedang marah Sekar harus pergi membasuh muka untuk menenangkan perasaannya."Dia gatau apa-apa. Dia bego. Shaka bego. Shaka ba-jingan." Sekar terus menepuk-nepuk air ke wajahnya. Air matanya sesekali masih merembes. Sekar menggigit bagian dalam bibirnya agar tangisnya tidak pecah."Ibu orang baik." Bibir Sekar bergetar. Bayangan ibunya yang tengah senyum dari tengah laut terlintar di benaknya. Hati Sekar langsung tenggelam hingga ke dasar.Ceklek.Seseorang membuka pintu toilet dari luar. Sekar melihat orang yang masuk dari kaca di depannya. Sekar menatap datar pantulan orang itu dan melihat gadis itu mendekatinya."Gimana rasanya dihina sama cowok paling ganteng di Garuda?" Evelyn berdesis. Gadis itu juga menatap Sekar dari pantulan kaca di depan mereka.Sekar menyunggingkan senyumnya. "Segitunya lo pengen ngejek gue sampai rela buntutin ke toilet." Evelyn berdecak. "Gak usah alihin pembicaraan." Seka

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    10. Rejeki Mana Boleh Ditolak

    "Arghhh..." Shaka berteriak sambil kembali menghantamkan kepalan tangannya ke samsak tinju. Kakinya sesekali terinjak pecahan beling menimbulkan bunyi keras di ruangan sunyi itu."Bang-sat. Be-go. Be-go." Shaka kembali menghantamkan tinjunya. Kulit tangannya sudah robek dan darah merembes yang sebagian sudah mulai mengering. "Sejak kapan lo berubah brengsek gini, ha! Bajing-an. Bang-sat. Punya mulut dijaga, anj-ing!"Shaka terus meninju ke depan. Semakin dia ingin melupakan kejadian tadi, semakin kata-kata jahatnya berputar seperti kaset rusak di kepalanya. Apalagi teringat wajah Sekar yang menangis karena kata-kata kasarnya. Shaka merasa begitu brengsek.Dia memang sedikit tersinggung dengan yang dikatakan Sekar, tapi tentu itu bukan salah Sekar. Perempuan mana pun pasti akan merasa risih jika terus didekati apalagi dengan paksaan seperti yang dilakukan Shaka beberapa hari ini. Tidak seharusnya Shaka marah pada gadis itu. "Gue harus apa, nyet!" Shaka menyugar rambutnya frustrasi. Tu

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    11. Makam Manda

    Nafas lelaki itu menderu. Telunjuknya menunjuk Kayden tepat di muka. "Yang sopan kamu sama orang tua!""Tua-tua bangsat kayak lo gak perlu pake sopan santun." Kayden berdecak sambil memeriksa jam yang melingkar di pergelangan kirinya."Dasar pemuda gak berakhlak. Dari dulu saya sudah gak suka kamu berteman dengan anak saya. Kamu itu cuma bawa pengaruh buruk untuknya!" Ucap orang itu. Suaranya yang besar membuat beberapa orang memperhatikan mereka. "Malu om, sok-sokan bawa-bawa akhlak, sendirinya jadi penipu." Kayden tersenyum miring. "Jaga mulut kamu, ya!" Telunjuk pria tua itu kembali mengacung. Matanya melotot. Mukanya merah sampai ke telinga. Kayden terkekeh dan melambaikan tangannya. Sebenarnya dia masih ingin meladeni orang tua itu, tapi seseorang berseragam satpam di dekat pintu sana membuat Kayden mengurungkan niatnya."Gelutnya di luar aja ya, mas Kay. Saya titip satu bogem mentah di perut." Ucap satpam itu saat Kayden melewatinya.Kayden meliriknya sebal. "Besok-besok kalo

Latest chapter

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    146. Jalan Berduaan

    "Jadi tujuh tahun lalu, tantenya temennya abang Sekar tiba-tiba bilang sama orang tuanya abang Sekar kalo temennya abang Sekar ini liat abang Sekar sendiri yang dorong adeknya ke tengah jalan raya sampai ketabrak waktu itu. Padahal gak. Ab-" "Maksud lo tante Desi? Jadi dia tiba-tiba pindah ke luar negeri gara-gara itu?" Ricko melototkan matanya. Suaranya tanpa sadar meninggi membuat beberapa orang dari meja lain memperhatikan mereka. "Beneran tante Desi?" Tanya Ricko lagi setelah beberapa saat. Suaranya lemah. Sekar mengangguk. "Gue juga gak nyangka. Selama ini tante Desi selalu baik sama kita." Musthofa mengerutkan dahi, "jadi lo curiga tante Desi ini terlibat? Atau paling gak dia tau pelaku aslinya? Gak mungkin dia tiba-tiba iseng aja bilang begitu, kan?" Sekar mengangguk. "Gio juga bilang dia gak pernah cerita tentang kejadian itu sama tante Desi sama sekali, tapi tante Desi bisa tiba-tiba datengin ayahnya abang Sekar. Pasti ada seseorang yang merintahin dia buat fitnah ab

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    145. Pria Berkacamata

    Kayden segera menutup matanya dengan tangan. "Bang," katanya jengah. Dia menatap sinis Oda setelah Oda menjauhkan kembali laptopnya. "Kayden baru tau abang bisa nyebelin kayak gini." Sungutnya. Oda tersenyum miring. "Kalau sudah tinggal lama memang begitu. Keluar semua sifat bobroknya." Dia lalu meniupkan asap rokoknya ke udara. Kayden cemberut. "Jadi yang cewek yang di video itu siapa?" Oda menghembuskan nafasnya kemudian terkekeh. "Sari. Ibu tirinya Sekar. Dan lawan mainnya adalah selingkuhannya. Bukan Dewo. Dilihat dari cara mereka berinteraksi, kemungkinan mereka sudah berhubungan sejak lama. Anak buahku masih menyelidikinya." Kayden menggelengkan kepalanya sambil bergidik. "Benar-benar keluarga istimewa." "Bayangkan bagaimana jika tua bangka itu tau dia ternyata diselingkuhi selama ini." "Karma." Bisik Kayden pelan. Dia terbayang Sekar yang selama ini terabaikan. Pria itu malah sibuk denga

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    144. Niat Jahat

    Mata Shaka melotot lebar-lebar. "Aku juga baru tau bulan lalu. Tapi aku yakin Ricko gak punya niat jahat. Lagipula sama kayak aku, aku adek Kayden tapi aku sekolah di Garuda gak niat jadi mata-mata. Ricko juga pasti sama." "Ini kenapa jadi kamu kayak lagi belain dia?" Shaka menatap sebal Sekar. Dia mengangkut gadis itu ke pelukannya. "Kamu percaya aku, kan?" Sekar mendongakkan kepalanya menatap Shaka. Shaka menghembuskan nafasnya. "Kayak kamu. Kalau memang kalian niat jadi mata-mata pasti geng Garuda gak damai-damai aja kayak sekarang. Aku cuma kecewa kenapa Ricko gak ngomong jujur aja." Sekar menyipitkan matanya, "kamu ngira ngomong sama kamu itu gampang. Belum dijelasin juga pasti udah dikasih bogem." Shaka terbahak. Dia memegangi sisi kepala Sekar dan mengecupi seluruh permukaan wajah Sekar. "Ini calon suami lagi berusaha buat berubah, sayang. Janji nanti gak emosian lagi." "S

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    143. Adik Sepupu

    Sekar meneguk ludah, "j-jangan." Raut wajah Shaka berubah masam. Dia membuang muka tak ingin Sekar melihatnya. "S-Shaka," panggil Sekar lembut. Hening. Shaka masih tak mau melihat wajahnya. "S-Shak," Sekar meraih tangan Shaka. Dia memberanikan diri menggenggam tangan itu. "Kenapa?" tanya Shaka getir. Matanya masih betah menatap keluar. "Apa kamu lebih suka sama yang lemah lembut kayak Ricko. Yang pikirannya dewasa, gak kekanakan kayak aku. Kamu pasti capek kan hadepin aku. Bentar-bentar emosi. Manja. Tukang modus. Suka maksa." Sekar terdiam. Dia merasa sedih tanpa alasan. "Kalau kamu bener mau kayak gitu, aku janji akan berubah. Tapi gak bisa instan. Aku butuh waktu buat buang semau sifat buruk aku ini. Tapi kamu jangan pergi. Temenin aku." "Shaka," Sekar menggelengkan kepalanya. Matanya berembun. "Gak ada yang perlu

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    142. Belum Usai

    Sekar melotot. Kenapa malah ke situ. "Tapi begitu aku sadar aku langsung dorong dia kok jauh-jauh." Shaka mengangguk-anggukan kepalanya. Bibirnya kerucut. "Aku juga udah mandi kembang tujuh rupa di rumah. Besoknya juga mandi pakai air tanah liat. Tanya aja Bella." Bella mengacungkan jempolnya dari kerumunan paling depan. Mandi dengan tanah adalah idenya. Sekar terkekeh geli mendengarnya. Shaka tersenyum lega melihat tawa Sekar. "Kamu cantik." Sekar langsung berdehem. Bisa-bisanya dia malah membayangkan Shaka mandi tanah liat dengan dada telanjangnya. "Kamu maafin aku, kan? Plis, sayang, dua hari aja hukumnya. Hari ini kita baikan, ya~" Sekar meneguk ludahnya. Kenapa Shaka sangat menggemaskan sekarang. "Maafin. Maafin." Bella mulai bersorak dan diikuti murid-murid lain. Suasana berangsur ramai. Shaka tersenyum dan mengacungkan jempolnya pada Bella

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    141. Perkara Posisi Tangan

    "Maaf ya, aku kemarin aku ngikutin kamu pulang diam-diam. Aku gak punya niat apa-apa. Aku cuma mau mastiin kamu sampai rumah dengan selamat." Bahkan saat Shaka masih salah paham dan tidak tau kebenaran tentang hubungan Kayden dan Sekar, Shaka sering diam-diam mengikuti Sekar pulang ke apartemen lamanya untuk memastikan gadis itu pulang dengan selamat. Shaka bahkan sering mengabaikan Evelyn yang berstatus pacarnya. "Lo gak punya kewajiban untuk itu." Sekar membuang muka. Jantungnya mendadak berdebar luar biasa. Shaka mengintip Sekar lewat spion. "Aku ngelakuin itu karena keinginan hati aku. Aku gak bisa tenang kalo belum mastiin kamu baik-baik aja." Shaka menghentikan motor besarnya di depan lobi gedung apartemen mewah Sekar. Dia mengulurkan tangannya untuk pegangan Sekar. Shaka membantu Sekar melepaskan helmnya. "Besok aku jemput, ya~" Shaka mengusap rambut Sekar sebelum menjalankan motornya. Dia tidak sabar

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    140. Anin dan Musthofa

    Ricko menatapnya sebal. "Gue bakal coba. Tapi gue gak bisa maksa kalo dia gak mau ketemu sama lo." "Bilang aja gue adeknya Andrew." "Yaudah. Buruan kita ketemu Shaka. Makin lama makin marah dia ntar." Ricko berjalan paling duluan. Sekar buru-buru bangkit dan mengejar langkah Ricko. "Ko," panggilnya. "Hm," Ricko meliriknya jengah. "Ternyata seru juga ya temenan sama lo." Ricko berdecih. "Gak. Gak tertarik gue punya temen modelan lu." Ricko mempercepat langkah kakinya. "Heh mulut lu. Gini-gini gue banyak duitnya ya!" Sekar menyingsingkan lengan bajunya dan mengejar langkah Ricko. Ricko terkekeh, "percuma banyak duit tapi doyan gratisan." "Itu namanya tidak menolak rezeki, Iko~" "Eh?" Ricko menghentikan langkahnya. Dia menatap heran Sekar. Sekar menggaruk tengkuknya, "kata Gio itu nama lo jaman bocah." "Ya ta

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    139. Nasi Padang

    Ricko terpaksa menyerahkan ponselnya. Dia berdoa semoga Sekar tidak menyebutkan nama Gio nanti. "Kok lama sih, Ko? Lo ke mana aja?" "..." Raut Shaka sudah sangat masam. Sekar mengabaikan telponnya dari kemarin, tapi malah beramah tamah dengan cowok lain. Apalagi suara Sekar terdengar ramah dan manja. Berbeda sekali jika sedang bersamanya yang selalu ketus. "Nanti pulang gue titip nasi padang ya, yang deket sekolah, pak-" "Kar, lo gak boleh selingkuh sama Ricko." "Anj-" Sekar melototkan matanya. Dia buru-buru memutus panggilannya. Gio terkekeh melihat wajah shock Sekar. "Ngapa lu?" "Shaka yang ngangkat. Untung gue gak ada nyebut nama lo." "Pasti dia lagi cemburu berat. Apalagi lo dari kemaren ngacangin dia." "Gue gak mau berurusan lagi sama mantan!" Sekar mengibaskan rambut dengan songongnya. *** "Kar," "Hmm" Sekar hanya berdehem. Dia masih sibuk mengunyah burger di tangannya. Akhirnya Ricko gagal membelikannya nasi padang. "Shaka minta lo balas chatnya." "Lo

  • Jatuh Cinta Pada Adik Musuh    138. Cacingan

    "Ko," Shaka mengintili Ricko sejak bel istirahat. Bahkan sepanjang jam pelajaran, Shaka menendang kaki kursi Ricko dari belakang tiap tiga menit. Ricko menarik nafas dalam. Ingat Ko, yang di depan lo ini ketua geng Garuda. Lo ngeplak kepalanya, lo bukan anggota geng lagi. Ricko mengingatkan dirinya sendiri. "Kasih tau ngapa, Ko. Atau jangan-jangan lo emang ada niatan lagi mau nikung." Ricko menatap sinis Vernon yang sengaja menyiram bensin ke dalam api. Benar saja. Shaka langsung melototi Ricko. "Tanya Sekarnya langsung deh. Gue gabisa ngomongnya." Ricko tak berdaya. Saat awal Shaka tau Sekar kenal dengan ketua Fonza saja Shaka mengamuk. Apalagi jika ditambah lagi sekarang dengan Gio, leader 4.20. "Gue bisa datengin markas Fonza sekarang juga kalo lo masih diem." Ancam Shaka. Ricko memutar mata. "Kayden gak tau Sekar gak masuk hari ini." Kayden ketemu Gio makin rumit yang ada. Kepala Ricko ingi

DMCA.com Protection Status