Hukuman untuk Sang Dewi Tercantik

Hukuman untuk Sang Dewi Tercantik

last updateLast Updated : 2025-01-29
By:  FransiscaroomCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating. 1 review
25Chapters
952views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Aphrodite, dewi cinta dan kecantikan, kerap membuat masalah, khususnya ketika sang dewi turun ke bumi dan menjalin kasih dengan manusia. Hal tersebut membuat pusing para Sang Dewa Tertinggi, Zeus. Hingga, ia pun dikurung di dalam istana khusus. Akan tetapi, di suatu kesempatan, sang dewi cinta berkesempatan untuk lolos dan kembali beraksi di bumi. Dari sana lah, dirinya dihukum untuk merasakan penderitaan cinta sebagai manusia biasa. Jikalau ia ingin kembali, satu-satunya jalan, adalah dirinya bisa kembali ke Gunung Olympus adalah menyatukan banyak pasangan yang bermasalah dalam hal rumah tangga. Dapatkah sang dewi cinta melaksanakan tugas dan kembali ke Gunung Olympus? Temukan jawabannya di cerita ini!

View More

Chapter 1

Bab 1

Di suatu pagi, tepatnya di istana megah yang berlokasi di Gunung Olympus, seorang pria dengan rambut dan kumis putih sedang memeriksa catatan dari para dewa-dewi yang dipimpinnya. Pada wajah yang tak lagi muda itu juga tersemat kerutan-kerutan wajah, menandakan jika dirinya selalu memiliki sesuatu yang wajib diprioritaskan, termasuk istri sahnya, Dewi Hera.

"Siapa lagi yang membuat masalah?!" Pria tua tua dengan tubuh tegap dan lengan kekar itu mengomel seraya memeriksa deretan surat-surat peringatan di atas meja panjang miliknya.

Dalam sekejap, ekspresi datar yang terlukis pada wajah tersebut berubah menjadi kesal saat mendapati nama 'Dyonisus' tertera pada secarik kertas.

"Hah! Dyonisus menyusul Ares dan Poseidon dalam daftar masalah alam." Pria tua itu menggelengkan kepalanya pelan, tak habis pikir jika sang dewa pesta bisa turut terlibat dalam perkara pengerusakan alam di bumi.

Kemudian, ia meletakkan surat teguran untuk Dyonisus tersebut pada tumpukkan surat peringatan yang lain. Tanpa berpikir panjang, kedua tangan besarnya kembali meraih satu surat peringatan dan membaca isinya secara detail.

Dalam beberapa saat, mimik wajah sang pria terlihat tegang. Sekian kerutan pada kening lebarnya terukir jelas bersama dengan dua alis putihnya yang menyatu.

"Aphrodite?!!" Pria tua tersebut meremas secarik kertas dengan kedua mata membulat sempurna.

Dengan sorot matanya yang memancarkan keraguan dan ketidakpercayaan, pria itu juga mengeraskan rahangnya. Dewi yang terkenal memiliki paras cantik serta berpengaruh terhadap urusan cinta dan seksualitas di muka bumi itu ternyata juga tergolong dalam daftar dewa-dewi pembuat masalah.

"Apa aku tidak salah lihat? Aphrodite yang terlihat tenang dan bersahaja itu juga ikut dalam masalah??" Sang pria tua menekan nada bicara sembari bertanya-tanya, seolah benda di sekelilingnya tahu akan jawaban dari pertanyaan yang terlontar.

Kemudian, ia kembali membaca detail informasi dan penyebab Aphrodite mendapat surat peringatan dari Mahkamah Agung Olympus. Sekali lagi, informasi yang dicernanya itu membuat pria tua mengomel kesal.

"Sudah ku duga. Dia akan berurusan dengan hati dan para pria muda dan tampan." Pria yang menjabat sebagai raja dari segala Dewa-Dewi di Gunung Olympus itu tersenyum mengejek.

Ia sangat mengenal Dewi Aphrodite yang gemar menebar cinta dan pesona di kalangan para Dewa dan juga manusia. Bahkan, ia sendiri pernah tergoda oleh kecantikan sang dewi cinta.

Setelahnya, pria yang kerap dikenal dengan nama Zeus itu kembali menelusuri beberapa lembar surat teguran lain. Awalnya, ia berpikir jika surat-surat itu ditujukan untuk Ares atau Dewa-Dewi lainnya. Akan tetapi, dugaannya itu meleset total.

"Kok Aphrodite mendadak jadi banyak surat teguran begini?? Ada angin apa dia?!" Zeus melempar beberapa surat teguran dengan nama Aphrodite tertera dan menggenggam tangan kanannya gemas. Ia merasa bahwa sang dewi cinta mulai tidak bisa dikendalikan jika terus mendapat teguran dikarenakan menjalin hubungan dengan kaum manusia dan terus melakukan hal serupa.

"Ini sudah tidak bisa didiamkan lagi!" Zeus mengeraskan rahangnya sembari menahan emosi yang sudah beradi di ubun-ubun. "CLETUSSS!!" Zeus berseru dengan lantang, memanggil tangan kanannya.

Dalam hitungan menit, laki-laki dengan tinggi badan sedang dan proporsi tubuh yang tidak terlalu berisi muncul. Sembari membersihkan sedikit debu yang menempel pada chlamis kuning miliknya, Cletus menghadap Sang Dewa.

"Ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia?" tanya Cletus sembari memberi hormat pada rajanya.

"Aku mau Aphrodite menghadap padaku sekarang!" Raja dari segala Dewa-Dewi Olympus itu memerintahkan dengan tegas.

"Baik, Yang Mulia." Cletus menanggapi dan segera berlalu untuk mencari keberadaan sang dewi cinta.

-**-

Sementara itu, di sebuah rumah yang berlokasi di Kota Athena, Yunani, seorang wanita dengan rambut panjang coklat bergelombang tengah bermesraan di dalam kamar dengan seorang pria tampan. Keduanya berada di balik selimut, tanpa sehelai benang menutupi tubuh masing-masing. Sorot mata keduanya beradu dengan gairah dan cinta yang membara sembari bertukar kata.

"Apa benar cuman aku satu-satunya wanita di hatimu, Bastian?" Wanita dengan iris mata berwarna hijau emerald itu bertanya seraya mengusap wajah pria yang berbaring di sampingnya.

Pria dengan mata biru dan garis rahang yang tegas itu menjawab seraya menggenggam lembut tangan wanita yang menatapnya, "Aku bersungguh-sungguh, Margaret. Hanya kamu lah yang ada di hatiku."

"Kalau teman wanitamu yang tadi menggoda, apa di hatimu, masih ada aku?" Wanita dengan rambut coklat tebal yang tergerai itu kembali melayangkan pertanyaan. Kali ini jemari lentik dari tangannya yang ramping menelusuri wajah tampan kekasihnya dengan tatapan sensual.

Memahami perasaan wanita yang sedang dikencaninya, pria dengan gaya rambut undercut itu menggeleng pelan, mengulas senyum lembut, dan meyakinkan, "Masih. Aku engga akan berpaling dari kamu, Margaret."

Mendengar suara barriton dan kata-kata tersebut, wanita yang memiliki tubuh sintal itu tersenyum dengan penuh kemenangan. Ia pun melayangkan pelukan hangat pada tubuh kekar kekasihnya. Dalam hatinya, gairah dan cinta yang sejak lama tak dirasakan terus hidup. Ia juga berharap jika saat-saat seperti ini tak akan berakhir begitu saja.

Namun, apa yang diharapkan oleh sang wanita tak sesuai dengan kenyataan. Kemesraannya dengan sang kekasih terganggu dengan bunyi bel pintu yang terdengar berulang kali.

"TING..TONG..TING..TONG.." Bunyi bel pintu membuyarkan kehangatan dari sepasang ke kasih di atas kasur. Ekspresi wajah kesal dari wanita berparas menawan itu sangat terlihat.

"Siapa itu? Dasar menyebalkan!" rutuknya seraya mengurai pelukan.

"Sebentar, aku lihat dulu." Bastian bangkit dari kasur dan segera mengenakan kaos putih beserta celana jeans biru denimnya yang memiliki potongan slimfit.

Seiring dengan melangkahnya kedua kaki jenjang Bastian, ia tiba di depan pintu, membuka perlahan, dan mendapati Chloe, teman dari kekasihnya. "Bastian, Margaret masih di dalam 'kan?" tanya wanita dengan rambut blonde dan mengenakan hoodie berwarna merah dan celana jeans bergaya ripped yang terlihat trendy.

"Ada. Aku panggilkan dulu, Chloe." Bastian memberikan isyarat agar teman dari kekasihnya itu masuk ke dalam rumah yang berukuran tidak terlalu besar namun memiliki dua lantai dan cukup untuk didiami oleh dua orang.

Chloe pun menurut dan duduk di sofa sambil menunggu sahabatnya turun. Mimik wajah dari wanita berambut blonde itu terlihat panik dan gusar. "Duh, sudah ku duga hal ini akan menimpa Margaret. Ditambah lagi, dia cukup susah untuk ku peringatkan," keluhnya dalam hati.

Beberapa menit kemudian, Margaret turun dengan mengenakan dress selutut berwarna putih dengan crop top pada bagian bahunya. Ekspresi wajahnya yang masam dilengkapi dengan dua tangan yang bersilang di depan dada menyiratkan jika wanita itu tak senang dengan kehadiran Chloe.

"Kenapa lagi, Chloe?" tanya Margaret to-the-point.

"Kita bicara di luar," tandas Chloe sembari meraih satu tangan Margaret dan berusaha membawanya keluar dari rumah Bastian.

Margaret masih tetap berdiri di tempatnya. Ia enggan beranjak dan masih mengunci pandang pada Bastian yang sibuk membuat coklat hangat di dapur. "Kenapa engga ngobrol di sini aja?" Ia bertanya balik.

"Kamu mau identitas aslimu ketahuan??" Chloe berujar dengan nada lirih.

Pertanyaan yang menekan itu membuat tatapan Margaret pada Bastian teralih, dan kedua mata indah itu membulat sempurna. "Apa ini ada hubungannya dengan si tua bangka pembuat masalah itu?" tanya Margaret dengan berbisik.

Chloe menganggukkan kepala pelan. Ia wajib memberitahukan berita penting yang berkaitan dengan sahabatnya itu. Lalu, tanpa membantah dan melanjutkan negosiasi, Margaret bersedia keluar dan mengobrol dengan Chloe. Dua wanita berparas elok itu bertukar pandang dan kata singkat.

"Kamu dipanggil sama Yang Mulia Dewa Zeus," ucap Chloe gamblang.

"What?! Dipanggil??" Margaret terkejut dan menatap tak percaya.

"Mendingan kamu pamit sama Bastian deh sekarang," tutur Chloe, menyarankan.

"Engga bisa dipending memang?" Margaret kembali menawar.

Chloe mengalihkan tatapan ke arah lain dan berkata, "Yang jelas, kamu diminta menghadap sekarang. Sebelum Yang Mulia marah besar, lebih baik kamu cepat datang."

Margaret menghela napas kasar dan menyunggar rambut bergelombangnya ke belakang. Ia tak memiliki pilihan lain. Jika dirinya tak segera kembali, mungkin saja terjadi keributan-keributan merisaukan di Gunung Olympus.

Ia pun memasuki rumah dan menghampiri Bastian yang baru saja selesai memasak makan malam. "Honey," sapanya dengan senyum manis.

Bastian turut mengulas senyum dan meraih kedua tangan Margaret sembari berkata, "Gimana? Udah selesai ngobrol sama Chloe?"

"Udah. Aku dapat berita kalau Clayton kecelakaan, jadi aku harus balik sekarang." Margaret memasang mimik wajah sedih, seolah dirinya benar-benar sedang diterpa kabar kurang mengenakan.

"Tapi kamu bakalan balik 'kan?" Bastian bertanya sembari mengecup punggung tangan milik wanita yang disayanginya itu.

Margaret yang tak bisa memastikan kapan dirinya akan kembali memilih untuk mengulum senyum dan mengangguk pelan. Kemudian, usai meminta ijin pada pria yang dicintainya itu, ia melangkah keluar dan berlalu bersama dengan Chloe.

Ketika dua wanita tersebut telah melangkah cukup jauh dari kompleks perumahan, mereka berubah ke wujud asli masing-masing. Margaret yang mengenakan dress berbahan linen putih lengkap dengan perhiasan yang bertahta pada riasan kepala dan juga gelangnya terlihat sangat memukau. Sedangkan, Chloe yang mengenakan dress sabrina berbahan dasar linen biru juga tak kalah cantik.

Saat mereka telah tiba di tangga yang dijaga oleh Cletus, mereka mulai menjejak dan menaiki tangga satu per satu. Sembari menaiki tangga, Margaret alias Dewi Aphrodite menggerutu dalam hati, "Pasti si tua bangka itu mau mengomel dan berceramah lagi tentang peranku sebagai Dewi Yunani."

TO BE CONTINUED..

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Denistya Hanif
openingnya aja udah keren. ditunggu up nya thor
2023-10-26 11:34:38
1
25 Chapters
Bab 1
Di suatu pagi, tepatnya di istana megah yang berlokasi di Gunung Olympus, seorang pria dengan rambut dan kumis putih sedang memeriksa catatan dari para dewa-dewi yang dipimpinnya. Pada wajah yang tak lagi muda itu juga tersemat kerutan-kerutan wajah, menandakan jika dirinya selalu memiliki sesuatu yang wajib diprioritaskan, termasuk istri sahnya, Dewi Hera."Siapa lagi yang membuat masalah?!" Pria tua tua dengan tubuh tegap dan lengan kekar itu mengomel seraya memeriksa deretan surat-surat peringatan di atas meja panjang miliknya.Dalam sekejap, ekspresi datar yang terlukis pada wajah tersebut berubah menjadi kesal saat mendapati nama 'Dyonisus' tertera pada secarik kertas."Hah! Dyonisus menyusul Ares dan Poseidon dalam daftar masalah alam." Pria tua itu menggelengkan kepalanya pelan, tak habis pikir jika sang dewa pesta bisa turut terlibat dalam perkara pengerusakan alam di bumi.Kemudian, ia meletakkan surat teguran untuk Dyonisus tersebut pada tumpukkan surat peringatan yang lain.
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more
Bab 2
Saat dua dewi tersebut baru saja tiba di sudut lain dari Gunung Olympus, tangan kanan lain dari Dewa Zeus yang bernama Gregory menyambut, "Yang Mulia Dewa sudah menanti di istana."Athena dan Aphrodite hanya mengangguk pelan, menandakan jika mereka segera menghadap Dewa Zeus. Mereka pun melangkah lurus, melewati jalan yang di sisi kiri dan kanannya tertutup awan petang. Di saat yang sama, mereka juga berpapasan dengan dewa-dewi yang lain, termasuk, Artemis yang sedang siap-siap bertugas.Setibanya di istana, Athena dan Aphrodite memberi salam hormat pada Zeus yang duduk di singgasana dengan tatapan tajam. Rupanya, Raja dari segala dewa-dewi itu sedang menahan amarah yang meletup-letup dalam dada."Sebelumnya, ada perihal apa yang membuat Yang Mulia memanggil saya untuk menghadap?" Aphrodite memberanikan diri untuk bertanya usai memberikan salam hormat.Zeus menatap lurus pada sang dewi dan menanggapi, "Aku memanggilmu karena masalah yang sudah terjadi. Surat peringatan atas namamu sud
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more
Bab 3
Sementara itu, Aphrodite yang dikawal paksa oleh dua orang pengawal telah tiba di Kastil Hestia. "Lepaskan aku!" bentak Aphrodite sembari meloloskan pegangan dari dua pengawal di sampingnya.Namun, bentakan tersebut tak membuat dua pengawal Zeus luluh. Kedua pria bertubuh kekar dan tinggi itu masih menggiring sang dewi cinta masuk ke dalam kastil yang megah dengan interior mewah.Di saat yang hampir bersamaan, sang pemilik kastil turun dan menyambut kedatangan Aphrodite dengan senyum simpul. "Rupanya dewi cinta dan kecantikan yang dimaksud oleh dewa tertinggi," ujar Hestia dengan tatapan tenangnya."Lepaskan!" Aphrodite pun merasa malu dan berusaha melepaskan kedua tangannya saat mendengar suara dan kemunculan Hestia di depan matanya. Ia cukup segan dengan dewi yang bertanggung jawab atas perapian dan keluarga tersebut.Dua pengawal yang menjaga dirinya itu langsung melepaskan pegangan tangan daripada Aphrodite. Kini, salah satunya meminta persetujuan pada Hestia, "Dewi Hestia, boleh
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more
Bab 4
Di beberapa hari berikutnya, terdengar lah perdebatan yang cukup sengit di ruang rapat para dewa-dewi. Perdebatan tersebut dilakukan oleh Zeus dan Hestia yang memiliki pendapat tak sejalan tentang perilaku Aphrodite selama menjalani masa hukuman."Kita semua sudah tahu jelas watak dari Aphrodite yang suka berganti pasangan itu. Tidak di sini atau di alam manusia, kelakuannya selalu seperti itu." Zeus menegaskan keputusannya untuk tidak memberi ijin terkait Aphrodite yang diminta untuk menemani Persephone bertugas di Bumi.Hestia yang mendengar fakta itu justru membelokkan dengan perihal perilaku dari Aphrodite yang sedikit demi sedikit berubah belakangan ini. "Maaf sebelumnya, Yang Mulia Dewa. Menurut observasi yang saya lakukan, Aphrodite sudah menunjukkan sedikit perubahan, terutama dalam hal bersikap," ucapnya sehalus mungkin.Zeus yang tak sejalan mengeram tangan kirimnya dan terdiam sejenak. Ia tak habis pikir jika Hestia dapat menyimpulkan kemajuan yang dimiliki dari seorang Aph
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more
Bab 5
"Maksudnya?" Aphrodite yang mendengar respon dari Persephone menaikan sebelah alis, berusaha mencerna perkataan dari lawan bicaranya namun gagal.Persephone pun mengulurkan tangannya ke kanan dan muncul lah cermin berukuran besar dalam sekejap mata. Melalui cermin itu, Aphrodite dapat melihat jelas tampilan dirinya yang elegan dan manis layaknya seorang wanita yang fashionable."Engga, Perssie. Ini baju yang pantas 'kan, sesuai dengan tempat kita mendarat," ujar Aphrodite dengan penuh percaya diri sembari bergaya layaknya model professional."Aku tahu itu, Aphrie, tapi aku akan bertugas di area pedesaan." Persephone menjabarkan detail tugasnya yang berkaitan dengan kesuburan lahan dan hal-hal yang berkaitan dengan dunia kematian.Aphrodite yang mendengar hal itu terlihat tenang dan biasa saja. Ia masih fokus memandangi kecantikan dirinya yang terpantul pada cermin seraya tersenyum, bagai disanjung oleh sejumlah lelaki berparas tampan dan gagah.Akan tetapi, hal itu tak menyurutkan Per
last updateLast Updated : 2023-04-21
Read more
Bab 6
Keesokan paginya, sesuai dengan apa yang sudah ditentukan oleh Dimitri, Persephone dan Aphrodite bangun lebih awal, sekitar pukul 03.30. Hal tersebut membuat salah satu dari mereka berlaku cukup kontras.Persephone yang terbiasa bangun di waktu dini hari langsung bergegas membersihkan diri dan berganti pakaian sederhana sehingga dirinya tidak begitu tampak seperti seorang dewi. Sementara, Aphrodite melakukan kegiatan membersihkan diri dengan malas sembari menggerutu dalam hati. "Hmm, kayanya aku salah strategi deh, udah bilang setuju buat nemenin Persephone untuk bertugas kaya gini," ujarnya dalam hati sembari menggosok giginya dan menatap pantulan dirinya di cermin dengan mimik wajah masam seperti jeruk lemon. Setelah selesai berganti pakaian dan merapikan rambut coklatnya, Aphrodite melangkah keluar kamar dan menatap sosok Persephone yang sedang menikmati kentang rebus sebagai menu sarapan pagi. "Engga ada olahan daging ya?" Kedua manik mata cantik Aphrodite menelisik pemandangan
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more
Bab 7
Jika Aphrodite sedang merasa senang setelah kabur, lain halnya dengan yang dirasakan oleh Persephone, selaku teman dekatnya. Dewi kesuburan yang menjadi incaran Dewa Hades itu kini sedang panik dan khawatir akan hilangnya Aphrodite. "Bagaimana ini, Pak? Aphrie itu cuman menemaniku bertugas. Dia malah hilang seperti ini," ucap Persephone sembari menyisir pandang ke segala arah, berharap jika temannya itu masih berada di sekitar pedesaan atau di area sawah tempat dirinya mengadakan ritual. Dimitri pun berusaha menenangkan Persephone, "Tenang dulu, Persephone. Aku yakin Aphrodite masih ada di sekitar sini.""Tapi kalau misalnya dia sudah jauh, bagaimana, Pak?" Persephone semakin tak yakin jika Aphrodite masih berada di area pedesaan. Kedua kakinya terus melangkah, menelusuri rumah-rumah warga dengan kedua pandangan mata yang menyisir ke segala sudut, mencari keberadaan Aphrodite yang memang sudah jauh dari Desa Woodstock. "Mau tidak mau, kita susul dia di Kota Woodstock." Dimitri meny
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more
Bab 8
"Semua totalnya tiga ratus lima puluh dollar, Tuan." Petugas kasir wanita dengan rambut bergelombang berwarna coklat muda berujar sembari menyerahkan dua kantung kertas berisi pakaian yang telah dipilih oleh Aphrodite. Lalu, pria yang berprofesi sebagai manajer keuangan itu mengeluarkan kartu kredit berwarna hitam dan menyerahkan pada petugas kasir. Dengan segera, petugas kasir mulai menggesekkan kartu kredit pada mesin dan menyerahkannya pada pria itu untuk menekan pin yang diminta. "TIITT..CESHHH.." Bunyi mesin kredit beserta keluarnya kertas struk bukti pembayaran terdengar. Sang kasir pun segera menarik kertas itu dan mengembalikan kartu kredit pada pemiliknya dan tersenyum ramah. "Terima kasih sudah berbelanja di butik kami," ujarnya hangat dan dibalas oleh sang pria dengan senyum tipis sembari menerima struk bukti pembayaran dan kartu kredit hitam mengkilap yang kerap digunakannya sebagai media pembayaran saat berbelanja kebutuhan sehari-hari atau pun buku-buku tebal yang d
last updateLast Updated : 2023-05-05
Read more
Bab 9
Aphrodite PovAkhirnya, apa yang ku harapkan tercapai. Meski hanya singgah di rumah kontrakan kecil, setidaknya, aku masih bisa beristirahat dan memiliki tempat pulang setelah bekerja. Kemudian, setelahnya, aku akan kembali bersenang-senang dengan kaum adam yang ku inginkan, seperti biasa, saat diriku masih bebas untuk menetap di bumi. Ya, aku tahu bahwa apa yang ku lakukan sekarang sudah tergolong melanggar untuk kesekian kalinya. Akan tetapi, hal itu tak jadi soal, dan aku tidak terlalu memikirkan resikonya. Toh, jika memang aku melakukan kesalahan seperti ini, aku akan dihukum seperti sebelumnya dan tak boleh bertandang lagi di bumi manusia. Kini, aku melangkah dan menghampiri dua pria asing yang kini menatap lekat pada diriku dengan binar kekaguman dari sorot mata masing-masing. Rasanya sungguh menyenangkan jika mendapati kaum adam terkagum-kagum pada paras diriku yang terbilang menawan dan berkharisma. "Dia.." Ku dengar jelas suara bass dari pria berambut coklat yang diikat ke
last updateLast Updated : 2023-05-10
Read more
Bab 10
Di lain situasi, Zeus yang baru selesai memantau kegiatan Aphrodite memijat pelipis pelan. Dewa tertinggi di Gunung Olympus itu sedang memikirkan waktu terbaik untuk menyatakan bahwa Aphrodite sudah tak dapat kembali sebelum benar-benar berubah dan menuaikan tugasnya sebagai dewi cinta di muka Bumi. Di saat sang dewa sedang duduk di ruang kerja, Dewi Hera datang menghampiri dengan secangkir teh hangat dan memecah keheningan, "Yang Mulia Dewa sedang memikirkan sesuatu? Apa ini berkaitan dengan Aphrodite lagi?""Begitulah. Dia sungguh keras kepala. Padahal, aku sudah menghukum dan mengancamnya. Namun, semua itu bagai angin lalu untuknya. Maka dari itu, aku berencana untuk membuatnya tidak dapat kembali ke Olympus." Zeus menjabarkan isi kepalanya secara detail. Hera yang mendengar usulan suaminya itu mengulas senyum lembut. Ia merasa bahwa apa yang diucapkan oleh suaminya kali ini cukup bijaksana. Pasalnya, ia jarang melihat sisi lain dari Zeus yang terkenal mata keranjang dan suka men
last updateLast Updated : 2023-05-10
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status