Gerhana

Gerhana

By:  Suzy Wiryanty  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
18 ratings
48Chapters
20.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Gerhana Putri Alam, sama sekali tidak menyangka kalau perseteruannya dengan seorang preman sangar, Tangguh Langit Ramadhan, akan berujung dengan saling jatuh cinta. Walaupun Tangguh selalu bersikap dingin dan acuh tak acuh padanya, tapi Gerhana yakin kalau sesungguhnya Tangguh mempunyai rasa yang sama. Hanya saja mungkin Tangguh merasa tidak cukup layak untuk memilikinya. "Saya tidak pernah mencintai kamu, wahai Putri Jendral. Kiamat pasti sudah dekat kalau seorang penjahat bersepakat dengan seorang aparat. Jangan terlalu sering menonton drama, wahai Putri Jendral. Dunia nyata tidak sekebetulan itu." -Tangguh Langit Ramadhan "Nggak cinta ya? Terus ngapain tiap malam Abang mandangin photo saya di ponsel? Karena Abang bilang nggak cinta, berarti Abang mau ngedukunin saya ya?" -Gerhana Putri Alam

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
zahra
karya kakak gk usah diragukan lagi ya,,best pokoknya
2023-05-20 23:37:52
0
user avatar
zahra
baru ini Nemu cerita tentang anak perwira polisi dan anak gembong narkoba yang alurnya gk maksa dan menye2
2023-05-20 23:37:22
0
user avatar
zahra
bagus banget ceritanya,,,jalan cerita yang gk bertele2,, semangat berkarya kak
2023-05-20 11:39:37
0
user avatar
Kimberlin Tan
suka ceritanya
2022-07-21 21:59:55
0
user avatar
yusi wandhini
ga nambah extra part lagi thor , masi pngen liyat moment tangguh gerhana
2022-05-06 13:00:51
0
user avatar
Kimberlin Tan
lucu ceritamya
2022-05-01 12:07:57
0
user avatar
diyah dhee
Cerita ga pernah gagal, selalu bikin candu. Ga trlalu banyak bab, jd ga bertele2. Cuman yg bikin penasaran urutan bacanya dr mana ya? Kadang bingung sama tokoh2nya. Nyambung smua, atau aku yg lemot ............
2022-04-23 12:59:47
0
user avatar
Irawati Sianipar
lagi asik2 baca ternyata bab berikutnya dikunci sayang.
2022-02-25 15:39:23
0
user avatar
Austin
Novel dengan cerita bagus. Author nya Pinter bikin cerita yg menarik Dan bikin baper. Kudos buat mba Suzy
2022-02-10 10:04:48
0
user avatar
malapalas
BACA novel berjudul :FREL. Banyak kejutan di dalamnya. Selain tentang cinta segitiga yang bikin baper, gemes dibumbui humor dan mengharubirukan, kalian akan disuguhi dg persahabatan, keluarga, luka dan rahasia di masa lalu orangtua yang akan membuat cerita lebih seru dan menjungkirbalikkan perasaan.
2022-01-28 22:19:44
0
user avatar
Aho Lim
Cinta terhalang kasta.
2022-01-08 00:28:12
0
user avatar
Yanti Aching
cerita nya menarik
2021-11-20 22:10:14
0
user avatar
Aho Lim
Alur yang tidak terduga. Keren ...
2021-11-14 17:58:26
0
user avatar
LalaKim🌺
barda graciella ... gue pengen baca kisah mereka .... bikinin ya author sayang ......... ya ya ya yaaaaaa .....................
2021-11-13 15:56:53
0
user avatar
ar Kim
mbaknya emang best ..... dah ..... suka sama karya2 nya . cepet nulisnya . .. gak sabar buat baca ... semangat 45 ..
2021-11-12 23:40:07
3
  • 1
  • 2
48 Chapters

Chapter 1

Gerhana memacu kencang mobilnya melebihi batas rata-rata kecepatan. Pukul tujuh lewat tiga puluh menit. Dan ia masih berada di jalan Thamrin. Sementara meetingnya dengan para investor proyek dan petinggi perusahaan akan dimulai tepat pada pukul delapan pagi. Kalau ia sampai terlambat, alamat dicor bersama dengan tiang pancanglah ia oleh Abizar. Sifat Abizar itu kan sebelas dua belas dengan Om Heru. Disiplin adalah nama tengah mereka. Apalagi ia belum genap sebulan bekerja di PT. Bina Graha Persada ini. Ia memang baru saja menamatkan kuliahnya dan menyandang gelar S.Ars alias sarjana arsirektur. Ia menjabat sebagai architect engineering di perusahaan ini.  Baru saja memikirkan konsekuensi dari keterlambatannya, ponselnya bergetar. Nah kan! Pasti itu Abizar yang memang hobby sekali merazia anak buahnya setiap pagi. Khususnya hari ini, di mana para petinggi proyek turun gunung semua. Perusahaan memenangkan tender proyek raksana dan teamnya yang akan mengekseku
Read more

Chapter 2

"Eh ada Mbak Rani. Nggak ada apa-apa kok, Mbak. Kepala saya cuma benjut dikit doang. Soalnya tadi pagi mobil saya nyium kios martabak, dan Bang eh Pak Izar bermaksud untuk memeriksa luka saya." Gerhana buru-buru menjauhkan kepalanya sehingga tangan Abizar hanya menyentuh udara. Ia segera berdiri dan menjelaskan kejadian yang sebenarnya pada Mbak Rani. Ia tidak ingin menciptakan kesalahpahaman di antara dua orang kekasih.  "Eh kamu kok berdiri, Dek? Duduk aja lagi. Kening kamu memar itu kayaknya," kata Mbak Rani spontan. Gerhana menghela napas lega. Syukurlah. Setidaknya adegan ala-ala sinetron tidak terjadi. Mbak Rani memang dewasa lahir batin. Buktinya si mbak sekarang malah ikut memperhatikan keningnya. Aman lah dunia. "Sebaiknya kamu ke rumah sakit deh, Dek. Lihat, keningmu sampai benjol begitu. Atau kamu mau Mbak panggilin si Dika? Si Dika pasti pasti lebih kompeten mengobati luka kamu dari pada dokter abal-abal ini. Kalau Dika itu
Read more

Chapter 3

Suasana arena pertarungan liar masih terasa panas. Masing-masing kubu meneriakan yel-yel penyemangat bagi petarung jagoan mereka. Bagaimana tidak, mereka telah mempertaruhkan banyak uang demi mendapatkan pundi-pundi rupiah yang berkali-kali lipat dari yang mereka pasang. Kalau jagoan mereka sampai kalah, hilang jugalah semua uang-uang mereka. Bagi mereka tugas petarung yang mereka jagokan adalah baku hantam habis-habisan bagaikan dua ekor banteng aduan. Kalau tidak hidup ya mati. Hidup dan mati bagi petarung-petarung bayaran seperti mereka ini memang sedekat nadi bukan? Mereka jahat? Tidak juga. Toh kehidupan seperti ini merekalah yang memilih. Tidak ada paksaan. Lo menang, gue bayar. Lo mati, gue kubur. Hidup ini keras, kawan. Tangguh melompat dengan satu kaki dan mengarahkan dengkulnya ke dada lawan. Ketika lawannya terjatuh, ia menggerakkan siku kanan secara horizontal, memotong pelipis lawan. Darah seketika mengucur deras. Saat melihat lawannya kesulitan ber
Read more

Chapter 4

Gerhana mengikat satu rambut panjangnya menjadi kuncir kuda. Tidak lupa ia memberi tambahan pita rambut merah muda yang imut abis. Untuk wajah ia hanya memakai sedikit pelembab, bedak tabur, eyeliner dan seulas lip gloss berwarna orange. Ia memandang bayangannya sendiri di kaca meja rias. Hasilnya cukup lumayan. Sebentar lagi ia akan ke Astronomix. Untuk itu ia harus berdandan yang cantik namun tetap natural. Saat ini ia mengenakan kaus putih polos dipadu dengan overall berbahan jeans. Pakaian yang keren namun tetap rapi dan aman. Teman-temannya bahkan Mbak Nuri kerap menertawai cara berpakaiannya. Mereka menyebut style-nya terlalu childish. Tidak sesuai umur. Mungkin ini akibat dari pengaruh ibunya yang suka mendandaninya dengan gaya kanak-kanak yang imut sedari kecil. Gemesin kalau menurut istilah ibunya. Maklum saja ibunya dulu adalah seorang guru TK. Hanya saja gaya childish-nya itu terbawa sampai sekarang. Ia masih suka berdandan ala anak-anak begini. Simple dan praktis. Ia tid
Read more

Chapter 5

"Tapi--tapi---" Gerhana tergagap.  "Tidak ada kata tetapi. Bukannya tadi kamu bilang kalau kamu itu selalu dididik menjadi orang yang bertanggung jawab? Ini adalah saat yang paling tepat untuk membuktikan semua omonganmu." Tangguh berjalan cepat melewati rombongan muda-mudi yang baru saja masuk. Malam minggu seperti ini club memang sedang ramai-ramainya. Pekerjaannya pasti menumpuk malam ini. Kalau sudah mabuk biasanya mereka ini cenderung suka membuat keributan. Dimulai dari saling pandang dan tidak sengaja tersenggol, bisa menjadi pemicu perkelahian. Dan tugasnyalah meredam semua kemungkinan-kemungkinan buruk itu. Sebaiknya ia mengurus bocah ini secepatnya dan segera kembali ke sini. Saat melewati beberapa laki-laki yang sedang hang over, ia menepis tangan-tangan jahil yang berniat untuk menyentuh Gerhana. Mata-mata penuh nafsu juga memandangi bocah ini dengan penuh minat. Walaupun memakai overall jeans, tapi kaus
Read more

Chapter 6

Tangguh memeriksa penampilannya sekali lagi. Sebisa mungkin menutupi luka-luka di tubuhnya dengan jaket. Kedua sikunya yang beset karena tergesek aspal, telah ia obati seadanya. Hanya saja luka di keningnya tidak bisa ia tutupi. Ia sudah mencoba mengakalinya dengan menempelkan tiga buah hansaplast sekaligus. Overall, lumayanlah. Setidaknya luka-lukanya sudah tidak terlalu kentara. Bukan apa-apa. Ia hanya tidak suka membuat ibunya khawatir. Setelah merasa penampilannya cukup baik, barulah ia mengetuk pintu. "Astaga, kamu kenapa, Guh? Kok keningmu bisa terluka?" Belum sempat menjawab pertanyaan ibunya, aksi ibunya telah membungkam apapun alasannya. Ibunya membuka jaketnya begitu saja. Luka-luka di kedua sikunya yang tergesek aspal terlihat juga oleh ibunya. Ibunya ini memang sudah sangat hapal dengan segala tindak tanduknya. Ia tidak pernah mempercayai begitu saja ucapannya tanpa membuktikannya secara langsung. "Jangan bilang kalau kamu habis
Read more

Chapter 7

Waktu telah menunjukkan pukul dua belas siang, tapi Gerhana dan Bagas masih berkutat dengan desain dan hitungan-hitungan perencanaan struktur bangunan. Kertas-kertas gambar bertebaran. Penuh coretan sebagai tanda akan adanya revisi besar-besaran. Divisinya memang memang merevisi habis-habisan desain gambar akibat kontruksi yang rubuh kemarin. Masalah tanah yang lembek, debit air, proteksi lereng, ia perhitungkan dengan matang sesuai dengan permintaan Pak Antonio kemarin. Seharusnya proyek apartemen ini dipegang oleh anak-anak divisi II di bawah kepemimpinan Ramzi. Namun karena Ramzi telah dipecat secara tidak hormat oleh Abizar, team divisi II pun bubar jalan. Alhasil team divisi I lah yang maju, di bawah kepemimpinan Abizar langsung sebagai kepala proyek. Makanya sekarang divisinya sibuk bukan kepalang. Bayangkan saja, teamnya memegang dua proyek besar secara bersamaan.  "Lo besok beneran mau ikut ke proyek, Na?" Bagas membuka pembicaraan disela-sela kesib
Read more

Chapter 8

Gerhana memeriksa sekali lagi penampilannya. Sebentar lagi ia akan ikut meninjau proyek di lapangan. Hari ini ia mengenakan baju safari dan celana berpipa lurus khas para pekerja kontruksi proyek. Untuk pertama kalinya ia bergaya macho setelah biasanya ia selalu tampil ala-ala abege yang girly. Lihatlah baju safari berwarna coklat muda list hitam ini nyaris menenggelamkan tubuhnya. Gerhana sampai harus melipat lengan bajunya berkali-kali baru tangannya bisa terlihat. Belum lagi celana panjangnya yang kerap melorot dan nyaris jatuh apabila ia tidak mengikatnya kencang dengan ikat pinggang. Tapi jatuh-jatuhnya jadi terlihat jelek. Bagian pinggang celananya mengkerut seperti berkaret karena kebesaran. Ditambah dengan sepatu proyek steel toe boots yang berfungsi untuk melindungi jari-jari kakinya dari kejatuhan bahan-bahan bangunan di lapangan, satu kata yang bisa ia simpulkan. Penampilannya aneh! Oh ya, belum lagi helm proyek berwarna putih yang ia kenakan di atas buntut kudanya. Penam
Read more

Chapter 9

Gerhana menatap nanar taksi online yang meninggalkannya sendirian. Ia sadar keberadaannya sendirian di tempat ini sangat beresiko. Sedikit saja ia salah bersikap, fatal lah akibatnya. Oleh karena itu, walaupun sesungguhnya ia sangat ketakutan, tetapi ia tetap berusaha bersikap tenang. Keselamatannya tergantung pada pengendalian dirinya sendiri. Dengan catatan, kalau ia beruntung.  Puluhan orang langsung mengepungnya saat melihatnya turun dati mobil. Mengelilinginya diiringi dengan bentakan dan makian tentang ketidak adilan masalah ganti rugi lahan. Semakin lama semakin banyak orang yang merubunginya, Gerhana semakin gugup. Ia benar-benar dikepung dari segala arah saat ini. Ia tidak punya ruang untuk bergerak.  "Mengapa tanah saya tidak diberi uang ganti rugi padahal saya sudah puluhan tahun tinggal di sini?" Beberapa laki-laki yang ada di depannya langsung mencecarnya. Massa yang lainnya mengamini sambil meneriakkan kata tidak adil
Read more

Chapter 10

Jaka mondar-mandir di area parkir cafe. Sebentar-sebentar ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Si dilema belum bisa keluar-keluar dari kepalanya. Ia takut kalau Tangguh sampai celaka. Belum lagi kehadiran Badra yang terus saja memaki-makinya karena membuat Tangguh terlibat dalam masalah. Kepalanya sampai mau pecah dipaksa berpikir ke sana ke mari menebak-nebak hal yang belum pasti. Sebenarnya ia juga tidak berniat membuat posisi Tangguh dalam bahaya. Hanya saja kalau Gerhana sampai kenapa-napa, kan kasihan Tangguhnya juga. Ia tahu jalau Tangguh itu diam-diam suka memandangi photo Gerhana di ponselnya. Ada berbagai pose Gerhana yang disimpan rapi Tangguh di sana. Ada pose Gerhana yang sedang tertawa, cemberut sampai mangap karena menguap ada di galerinya. Di photo-photo itu pakaian Gerhana selalu berbeda-beda. Itu artinya Tangguh sering membayangi Gerhana dan memotretnya secara diam-diam bukan?Nah, coba kalau
Read more
DMCA.com Protection Status